Cari Blog Ini

Senin, 24 November 2014

Tentang AKHLAK YANG BAIK

Rasulullah bersabda:
“Tidak ada sesuatu yang lebih berat yang diletakkan pada timbangan (pada hari kiamat) daripada akhlak yang baik. Dan sesungguhnya pemilik akhlak yang baik dengan akhlaknya tersebut akan mencapai derajat orang yang rajin berpuasa (sunnah) dan shalat (malam).” (HR. at-Tirmidzi no. 1926, lihat ash-Shahihah no. 876 dan al-‘Irwa no. 941)

Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:
أَكْمَلُ اْلمُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا
“Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaqnya.” (H.R Ahmad, Abu Dawud, AtTirmidzi, al-Hakim dan dishahihkan oleh adz-Dzahaby)

Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:
أَكْثَر مَا يُدْخِلُ اْلجَنَّةَ تَقْوَى اللهِ وَحُسْنُ اْلخُلُقِ
“(Hal) yang paling banyak memasukkan orang ke dalam surga adalah taqwa kepada Allah dan akhlaq yang baik.” (H.R Ahmad, AtTirmidzi, Ibnu Majah, dihasankan oleh Syaikh al-Albany)

Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:
أَنَا زَعِيْمُ بَيْتٍ فِي أَعْلَى اْلجَنَّةِ لِمَنْ حَسُنَ خُلُقُهُ
“Aku menjamin rumah di bagian surga yang tertinggi bagi orang yang baik akhlaqnya.” (H.R Abu Dawud dan AtThobrooni dan dihasankan oleh Syaikh al-Albany)

Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam menyebutkan sabdanya:
ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﺑُﻌِﺜْﺖُ ﻟِﺄُﺗَﻤِّﻢَ ﺻَﺎﻟِﺢَ ﺍﻟْﺄَﺧْﻠَﺎﻕِ
“Sesungguhnya aku diutus (oleh Allah Subhanahu wata’ala) untuk menyempurnakan akhlak yang baik.” (HR. Al-Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad. Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullah menshahihkannya dalam Shahih Al-Adab)

Dari Abu Dzar radhiallahu anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda kepadaku:
اتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
“Bertakwalah kepada Allah di mana pun kamu berada. Ikutilah perbuatan jelek dengan perbuatan baik niscaya kebaikan akan menghapusnya dan pergaulilah manusia dengan budi pekerti yang mulia.” (HR. At-Tirmidzi dalam Sunannya, Kitabul Birri Washshilah, hadits no. 1987. At-Tirmidzi mengatakan: Hadits ini hasan shahih. Asy-Syaikh Al-Albani menghasankan dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi)

Al-Hasan al-Bashri mengatakan: “Akhlaq yang baik adalah dermawan, banyak memberi bantuan, dan bersikap ihtimaal (memaafkan).”

Asy-Sya’bi menjelaskan: “Akhlaq yang baik adalah suka memberi pertolongan dan bermuka manis.”

Ibnul Mubaarok mengatakan: “Akhlaq yang baik adalah bermuka manis, suka memberi bantuan (ma’ruf), dan menahan diri untuk tidak mengganggu/menyakiti orang lain.”
(Jaami’ul ‘Uluum wal Hikaam karya Ibnu Rajab juz 1 hal 454-457)

Berkata Al Imam Ibnul Qoyyim Rahimahullah:
“Akhlak yang baik akan tegak dengan 4 penopang, yang tidak akan terbentuk tonggaknya kecuali ada padanya:
1. kesabaran,
2. iffah (menjaga kehormatan diri),
3. keberanian, dan
4. keadilan.”
(Madarijus Salikin 2/228)

Tentang JUAL BELI BARANG SELUNDUPAN (BARANG BLACK MARKET)

Asy-Syaikh Hani bin Buraik hafizhahullah

Pertanyaan:
ما حكم شراء‎ ‎البضائع المستوردة من خارج البلد التي لا تمر على التفتيش‎ ‎من قبل البلد. وهذا التفتيش يقصد به أخذ الضريبة على تلك البضائع المستوردة‎
Apa hukum membeli barang-barang yang diimpor dari luar negeri yang tidak melalui pemeriksaan negara (barang selundupan). Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengambil cukai (pajak) atas barang-barang yang diimpor tersebut?

Jawaban:
الأنظمة التي تضعها الدولة كانت تجبر عليهاالموطنين إجبارا كأخذ الضرائب‎ ‎على البضائع المستوردة‎ ‎فإن المواطن‎ ‎في هذه الدولة‎ ‎يؤدي هذا الأمر والإثم على من أخذ وأجبر وألزم‎. وهم يتضرعون بضرائب كثيرة لا مجال‎ ‎لذكرها. على ‎كل حال فإن تؤدى لهم والإثم على من أجبر. أما تهريب البضائع‎ ‎مخالفة ولاة الأمورفي ذالك سيجر إلى ما هو أعظم شرا من دفع‎ ‎الضريب وهي تهريب المحرمات تهريب الممنوعات وتشجيع المهربين‎ ‎وهذامن الإفساد. وبالنظر لمفسدة ضرب الضريبة وهي أخف من مفسدة فتح مجال التهريب. انتهى
Peraturan-peraturan yang dibuat oleh negara, negara mengharuskan masyarakat untuk melaksanakannya, seperti mengambil cukai (pajak) terhadap barang-barang yang diimpor dari luar negeri. Maka rakyat di dalam negeri ini tetap (mesti) menunaikan peraturan ini, dan yang menanggung dosanya adalah yang mengambil (cukai), yang memaksanya dan mengharuskannya. Mereka dibebani membayar berbagai pajak yang banyak jenisnya, yang bukan di sini tempat menyebutkannya. Bagaimanapun, maka pajak ini dibayarkan untuk mereka (pemerintah), maka yang menanggung dosa adalah yang memaksanya.
Adapun penyelundupan barang-barang, ini menyelisihi peraturan pemerintah dalam hal ini, hal ini bisa mengantarkan kepada perkara yang lebih besar kejelekannya dari pada kejelekan membayar cukai (pajak), yaitu terjadinya penyelundupan barang-barang haram dan penyelundupan barang-barang terlarang, dan semakin menyemangati para penyelundup, dan ini termasuk kerusakan. Maka dengan melihat kerusakan membayar pajak, maka ini lebih ringan daripada kerusakan membuka pintu-pintu penyelundupan. Selesai.

Ditranskrip dan diterjemahkan oleh: Umar Al-Atsary

Sumber: forumsalafy[dot]net