TANBIHAT PENTING BAGI PARA PENGGUNA HANDPHONE-GADGET (bagian-9)
appsalafy.salafymedia.com/arsip/1765
Generasi kiri, korban era ‘digitalisasi’ yang hidup sesak dengan polusi kabut kemaksiatan lagi mudah terobsesi karena lemahnya ketakwaan dan iman.
Kalau dahulu kita mengenal istilah tontonan khusus untuk kalangan ’17 Tahun ke atas’. Sebuah upaya timpang sebelah dalam melindungi anak-anak remaja dari kerusakan film-film biru, yang nahasnya dilegalkan bagi kaum dewasa.
Dahulu kita pun mengenal istilah LSF (Lembaga Sensor Film). Yang telah berjasa ‘meminimalisir’ suguhan maksiat gambar artis dan selebritis. Meskipun sebenarnya masih terlalu banyak penampakan yang terlewat. Tapi mending, dari sisi sekian pembanding. Sebab, setidaknya LSF telah banyak memangkas adegan-adegan panas di atas ‘amben’.
Sekarang, mayoritas kaum pubertas tidak lagi mengenal dua istilah di atas. Walaupun LSF hingga kini masih beraktivitas, namun kemampuan jelas terbatas dalam menyensor film-film yang tidak pantas.
Iya, Harus bagaimana lagi? Begitu berjubelnya sarana pornografi, bagaikan air bah yang meluap di sana-sini. Melabrak setiap bendungan berlapis beton maupun tanggul berkerangka besi.
Lagi pula itu baru sebatas perfilman (baca: per-film-an). Belum lagi dalam bentuk lain yang beraneka macam. Mulai dari video hasil rekaman kamera intai amatiran, hingga cuplikan-cuplikan ‘hot’ yang diunggah di berbagai situs secara terang-terangan.
Akhirnya semua orang tak terbatas usia, tua ataupun muda, memiliki peluang sebebas-bebasnya untuk mendapatkan tayangan-tayangan haram nan fasidah. Terlebih lagi ketika semua fasilitas itu telah terwakili oleh sebuah gadget yang ada di genggaman kita.
Tentu sudah bisa ditebak. Kerusakan akhlak tidak bisa dielak. kebiadaban moral makin brutal. Kasus-kasus perbuatan seksual tidak bisa ditangkal. Siasat tipu muslihat kian menebal.
ألا وإنَّ فِي الجَسَدِ مُضغَةً : إِذَا صلَحَتْ صلَحَ الجَسَدُ كلُّه، وإِذَا فسَدَتْ فسَدَ الجَسَدُ كلُّه، ألا وَهِي القَلْبُ .
“Ketahuilah, bahwa di dalam jiwa itu terdapat segumpal daging. Apabila ia baik maka baik pula seluruh jasadnya. Dan apabila ia buruk maka buruklah seluruh jasadnya. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah jantung hati.” (HR. Al Bukhori, dari sahabat Nu’man bin Basyir)
Tatapan mata akan menjadi ingatan yang tersimpan di dalam memori kalbu (baca, qalbu- ). Lalu menjadi obsesi dan pikiran jahat yang menggebu-gebu. Lantas, mampukah para pemuda menahan semua godaan nafsu semacam itu??
Yang terjadi adalah pelampiasan berupa dosa dan kemaksiatan. Sungguh telah terbukti kebenaran apa yang telah diterangkan oleh Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam, bahwa hati yang rusak akan berimbas kepada kerusakan seluruh anggota badan.
Budaya malu kian terbenam….. tenggelam, lalu menghilang. Diganti dengan ‘dinasti’ HAM yang mengampanyekan hak asasi dan kebebasan. Berupaya untuk mengubah hukum agama bahkan kemanusiaan. Yang ujung-ujungnya membuat keturunan Adam semakin angkuh dan merasa kebal…..dari aturan Sang Pemilik Yang Maha Jabbar.
Sehingga bagi mereka tiada lagi istilah ‘tabu’…. Tiada pula istilah ‘saru’. Yang tabu semakin tumbuh…. Yang saru semakin seru.
إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
” Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (Al Isra: 36)
~“MASA MUDA HANYA SEKALI. MARI KITA BERPUAS-PUAS DIRI !!”~
Demikianlah motto yang sudah terpatri di dalam hati sebagian anak-anak usia dini. Prinsip terbalik nan jauh dari fitrah manusiawi. Yang diingkari oleh akal sehat dan naluri yang suci. Andai mereka mau berpikir selintas saja, niscaya isi dada itupun kan sadar bahwa usia muda adalah amanah. Maka harus digunakan sebaik-baiknya….untuk persiapan menuju masa depan…..akhirat yang kekal abadi.
Pemuda yang tumbuh dalam peribadatan kepada Allah adalah salah satu dari tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan pada hari pembalasan. Nabi kita yang mulia telah bersabda:
سبعةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ تعالى في ظِلِّهِ يومَ لا ظِلَّ إلا ظِلُّهُ : إمامٌ عدلٌ ، وشابٌّ نشأَ في عبادةِ اللهِ ، ورجلٌ قلبُهُ مُعَلَّقٌ في المساجدِ ، ورجلانِ تحابَّا في اللهِ ، اجتمعا عليهِ وتفرَّقا عليهِ ، ورجلٌ دعَتْهُ امرأةٌ ذاتُ منصبٍ وجمالٍ ، فقال : إني أخافُ اللهَ ، ورجلٌ تصدَّقَ بصدقةٍ ، فأخفاها حتى لا تعلمَ شمالُهُ ما تُنْفِقْ يمينُهُ ، ورجلٌ ذَكَرَ اللهَ خاليًا ففاضتْ عيناهُ .
“Ada Tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah dengan naungan-Nya pada hari yang tidak ada lagi naungan kecuali naungan dari-Nya: imam yang Adil; pemuda yang tumbuh di dalam peribadatan kepada Allah; Lelaki yang hatinya terikat dengan (kecintaan kepada) masjid; dua orang yang saling mencinta karena Allah, bersatu karena Allah dan berpisah juga karena Allah; seorang lelaki yang diajak (berzina) oleh seorang wanita yang kaya dan kelita, lalu lelaki itu berkata, “Sesungguhnya aku takut kepada Allah”; seorang yang bersedekah dengan sesuatu dan dia pun tidak menampakkannya, hingga tangan kirinya tidak tahu apa yang telah diinfakkan oleh tangan kanannya; dan seorang yang mengingat Allah dalam kesendirian, lalu berlinang air matanya.”
Maka sungguh mulia para pemuda yang menghiasi hari-harinya dengan ibadah.
Tentu yang diinginkan dari uraian di atas agar kita selalu dan senantiasa waspada dari semua sisi negatif kemajuan teknologi di zaman ini.
Ini adalah ‘PR’ bagi kita semua. Untuk selalu dan selalu memberikan bimbingan kepada kaum pemuda terkhusus, dan kepada umat islam secara umum. Bangkit dan singsingkan lengan bajumu….dan berjuanglah sebisamu untuk menjauhkan mereka dari syubhat dan syahwat !!!
Semoga Allah menjauhkan kita semua dari segala sifat yang tercela dan perilaku yang dibenci oleh-Nya. Dan semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi kami sekeluarga, demikian pula bagi seluruh pembaca. Amin.
[1] Obsesi: Pikiran yang selalu menggoda dan sangat sulit dihilangkan.