Cari Blog Ini

Sabtu, 24 Oktober 2015

Tentang VIDEO CALL

Asy-Syaikh Muhammad bin Hady Al-Madkhaly hafizhahullah

PERTANYAAN:
Bagaimana pendapat Anda tentang kamera internet seperti yang ada pada program Skype, yaitu program percakapan yang sudah dikenal tersebut, namun program tersebut tidak menyimpan gambar, mohon penjelasannya?

JAWAB:
“Saya katakan kepadamu wahai anakku: Tidak menyimpan gambar itu menurutmu sendiri kan, tetapi masalahnya program itu sendiri jika ingin menyimpan percakapan ini apakah bisa tersimpan ataukah tidak? Apakah Skype atau Quick atau nama lain, saya tidak mengetahui nama-nama ini yang maasyaAllah setiap hari muncul program baru.
Program ini seandainya saya ingin mengakhiri apakah saya bisa menyimpannya di media penyimpanan?! Bisa disimpan, benar apa tidak?!
Saya ingin menambahkan sedikit, jika dia seperti Blackberry atau Iphone yang ini semua termasuk bencana, juga seperti Galaxy (Samsung –pent) atau yang semisalnya, terlebih lagi yang tadi saya sebutkan lebih dahulu.
Ini semua wahai anak-anakku dan orang-orang yang kucintai, perusahaan-perusahaan induk dari semua ini membukakan bagi setiap orang yang ingin berkomunikasi pada semua filenya yang didukung dengan gambar asli milik perusahaan yang mengeluarkanya (server –pent), tahukan kalian hal itu?
Kalian sekarang sudah tahu, saya sendiri tidak banyak menyibukkan diri dengan hal-hal ini, hanya saja saya banyak membacanya dan membaca detailnya dan saya selalu mendengarkan sebuah acara yang saya semangat mendengarnya, yaitu Email Harian di radio Montecarlo yang banyak menyiarkan berita-berita yang berkaitan dengan komputer dan berita baru. Ini semua dipaparkan secara detail dan professional. Maka saya pun senang setiap hari pada pukul 6.30 pagi mendengar acara Email Harian ini.
Jadi saya mengetahui mana yang bagus, walaupun saya tidak memasukkannya ke sakuku (tidak memilikinya –pent). Hanya saja saya mengetahui perangkat mana yang canggih yang beredar di pasaran berdasarkan pengakuan pihak yang membuat dan yang memproduksinya serta para pakar dan ahli pada bidangnya dan pada pembuatannya.
Maka saya nasehatkan kepada kalian wahai orang-orang yang kucintai, hendaknya kalian tidak membuka pintu ini bagi diri kalian, terlebih lagi jika pembicaraannya berkaitan dengan perkara-perkara yang sifatnya rahasia bagi kalian.
Ketahuilah bahwasanya bahwa semua program ini dibekali dengan file penyimpan data pada perusahaan yang mengeluarkannya (server –pent).”
Suara dan transkrip bisa didownload di:
http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=139813

Diterjemahkan oleh: Abu Almass bin Jaman Al-Ausathy

http://ibnutaimiyah.org/blog/post/2013/10/15/39/hukum-menggunakan-skype

Tentang MAJELIS TAFSIR AL QURAN (MTA)

Pertanyaan:
Bismillah. Apakah majelis tafsir al-Qur’an (MTA) termasuk Ahlus Sunnah wal Jamaah?

Dijawab oleh al-Ustadz Rijal:
MTA bukanlah Ahlus Sunnah wal Jamaah. Ahlussunnah wal jama’ah adalah orang yang mengagungkan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Adapun MTA, betapa banyak pengingkaran mereka terhadap hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Selain itu, MTA banyak menyimpang dalam pokok-pokok keyakinan Ahlus Sunnah wal Jamaah.
Diantara penyimpangan MTA dalam masalah aqidah adalah mengingkari ru’yatullah (melihat Allah diakhirat bagi orang mukminin), padahal hadits-hadits tentang melihat Allah mencapai derajat mutawatir, lebih dari 30 orang shahabat meriwayatkannya. dalam riwayat al-Bukhari dan Muslim, dari Jabir berkata,
كُنَّا جلوسا عِنْدَ رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ نَظَرَ إِلَى الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ فَقَالَ: أَمَا إِنَّكُمْ سَتَرَوْنَ رَبَّكُمْ كَمَا تَرَوْنَ هَذَا القمر لَا تُضَامُّونَ فِي رُؤْيَتِهِ
“Ketika kami sedang bermajelis bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, tiba-tiba beliau memandang bulan purnama, seraya bersabda, “Sesungguhnya kalian akan dapat melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat bulan purnama ini, dan kalian tidak berdesak-desakkan ketika kalian melihat-Nya.”
Seluruh shahabat Nabi, tabi’in, atba’ut tabi’in dan seluruh imam Ahlus Sunnah wal Jamaah, seperti al-Imam Malik, asy-Syafi’i, Ahmad bin Hanbal, al-Bukhari, al-Auza’i, dan ulama Ahlus Sunnah seluruhnya, berada diatas keyakinan ini.
Ketika menafsirkan al-Qur’an, MTA pun tidak menggunakan metode Ahlus Sunnah wal Jamah dalam hal tafsir. Tafsir mereka tidak dibekali ilmu hadits, tidak pula dibekali pemahaman ahlus sunnah dalam hal tafsir. mereka lebih mengedepankan akal.
Mereka juga memiliki bai’at bid’ah, yang diatasnya mereka membangun al-wala’ wal bara’ (loyalitas dan permusuhan).
Walhasil, jalan mereka menyelisihi jalan Ahlus Sunnah wal Jama’ah dan telah menyimpang dari jalan Ahlus Sunnah wal Jamaah. Allahul musta’an.

Sumber: Majalah Qonitah, edisi 08/vol. 01/1434 H-2013

Publikasi:
WA Salafy Solo
www.salafymedia.com
10 Muharram 1437 H | 23 Oktober 2015