Sosok makhluk aneh ini kian hari kian tampak.
Semerbak harum menyengat seakan memaksa mata tuk menatap.
Kodrat kejantanan hilang terbalut gerak gemulai mengundang laknat.
Inilah bencong, sosok makhluk halus nan gagah berpostur tegap.
Ikhwati fillah rahimakumullah..
Fenomena bencong akhir-akhir ini cukup membuat resah.
Hampir di sudut-sudut keramaian, sosok bencong telah merambah.
Pro dan kontra akan keberadaannya menjadi bukti akan minimnya masyarakat akan ilmu syariah.
Sebagian orang menilai keberadaan bencong adalah suatu perkara yang lumrah.
Parahnya lagi, bagi sebagian yang mengaku sebagai pemerhati sosial, menganggap keberadaan bencong adalah suatu bentuk hak asasi yang mesti dilindungi.
Allahu musta’an.
Ikhwati fillah rahimakumullah..
Jika kita mau menengok aktifitas dunia intertaiment, akan terlihat bahwa keberadaan bencong seakan telah menjadi peran yang signifikan.
Di dunia hiburan misalnya, eksistensi bencong akan menjadi superstar ketika berlaga di panggung hiburan.
Bencong seakan menjadi peran penting dalam meramaikan suasana.
Seakan tidak ramai jika ada acara tanpa lawakan bencong.
Aksi iklan pun tak ketinggalan, sebagian promotor produk telah menganggap sosok bencong adalah lahan basah untuk digarap.
Ikhwati fillah rahimakumullah..
Bencong dengan berbagai jenis dan kelasnya telah menembus setiap lini aktifitas.
Di samping eksistansinya di dunia kaca, aksi-aksi bencong-bencong kelas akar rumput tidak kalah parahnya.
Mereka sejatinya adalah orang-orang yang tidak beradab.
Ya. Sangat tidak beradab.
Lihatlah aksi pengamen bencong kelas rendahan!
Mereka kerap memamerkan pakaian seronok, tanpa malu-malu menebar show erotis nan menjijikan di depan publik.
Di depan umum mereka bebas mempertontonkan aksi-aksi menjijikkan.
Tak jarang, anak-anak pun mendapat sajian asusila, live on the street!
Berekspresi liar.
Berlindung di bawah naungan HAM dan balutan seni.
Belum lagi jika kita amati ke sisi dalam kehidupan underground mereka.
Aksi bencong lacur yang bertebar menjajakan tubuhnya kepada sesama jenis.
Perilaku homoseks yang dianut para sebagian bencong, kini ramai dikampanyekan oleh klub-klub gay.
“I am a gay.”
Telah menjadi slogan 'keberanian' bagi bencong sejati.
Pemilihan “Miss Bencong” pun tak ketinggalan, tanpa segan dan malu mereka gelar.
Laa haula wa laa quwwata illa billah.
Mereka berani tentu karena tahu bahwa di luar komunitasnya, telah ada para pembela yang mendukung gaya perbencongan nusantara.
Duhai betapa mirisnya kenyataan ini.
Lalu bagaimana Islam memandang hal ini?
Berkata Shahabat yang mulia Abdullah ibnu Abbas radhiallahu ’anhuma yang artinya:"Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang meyerupai laki-laki." (HR. Al-Bukhari no. 5885)
Pehatikan pula kalam dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam yang bersabda (yang artinya): "Allah melaknat orang yang melakukan perbuatan kaum Luth (homo), Allah melaknat orang yang melakukan perbuatan kaum Luth, Allah melaknat orang yang melakukan perbuatan kaum Luth."
(HR Ahmad dan selainnya dari Ibnu Abbas Radhiallahu ‘anhuma, lihat As-Shahihah No. 3462).
Dengan kenyataan yang demikian, sungguh mengherankan jika ada seorang muslim yang menyatakan:
“Biarkan saja, mereka kan juga cari uang, anggap saja itu hiburan!”
“Bencong juga manusia, kenapa sih diusik-usik?”
“Jangan sok suci, siapa tahu bencong lebih baik daripada dirimu..”
“Emang ada apa dengan bencong? Menurutku no problem.”
Allahu akbar!
Betapa jauhnya pernyataan di atas dengan perlakuan Rasulullah terhadap seorang bencong!
Pernah didatangkan kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam "Al-Mukhannats" (waria) yang telah mewarnai tangan dan kakinya dengan hina’ (pewarna alami untuk kuku, rambut atau kulit. Pent).
Maka Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam berkata, “Ada apa dengan orang ini?”
Maka dikatakan pada beliau, "Wahai Rasulullah dia menyerupai wanita."
Maka beliau memerintahkan suatu hukuman agar orang tersebut diasingkan ke daerah "AnNaqie’" (tempat sejauh perjalanan dua malam dari Kota Madinah).
Maka para shahabat berkata: “Wahai Rasulullah, Apakah tidak kita bunuh saja?”
Beliau menjawab, “Sesungguhnya aku dilarang untuk membunuh orang-orang yang shalat.”
(HR. Abu Dawud No. 4928 Dishahihkan oleh Al-Albani Rahimahullah)
Lihatlah, bagaimana Nabi kita Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam memperlakukan seorang yang mewarnai tangan dan kakinya dengan pewarna.
Tentunya ini hal yang tidak lazim bagi lelaki.
Rasulullah akhirnya memerintahkan agar orang tersebut diusir agar jauh dari komunitas muslimin.
Ikhwati fillah,
Lalu bagaimana jika keadaannya di zaman sekarang?
Ketika aksi-aksi nista dipertontonkan dan pamer aurat pun di obral tanpa segan.
Apakah kita diam saja?
Tidak!
Ikhwati fillah,
Mari kita lihat, bagaimana Allah subhanahu wa ta’ala yang Maha Perkasa telah mengazab pelaku homoseks.
Dalam Firman-Nya (yang artinya): “Kami jadikan kaum Luth itu yang berada di atas menjadi di bawah (dibalikkan) dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar secara bertubi-tubi, yang diberi tanda oleh Rabbmu. Dan siksaan itu tidaklah jauh dari orang-orang yang zhalim.” (Al-Hud: 82-83)
Allahu akbar!
Duhai betapa hajatnya kita kepada pertolongan Allah.
Ikhwati fillah rahimakumullah..
Jangan berpangku tangan.
Sayangi kaum muslimin.
Mari kita tebarkan kepada kaum muslimin ilmu, amal dan dakwah yang benar.
Kita berikan pencerahan kepada muslimin dengan menebar pemahaman bagaimana bersikap yang benar terhadap bencong.
Tentu yang selaras dengan Al Qur'an dan As Sunnah dengan pemahaman salafush shalih.
Dan tentunya juga butuh kesabaran dalam menjalaninya.
Wallahu alam.
* Disempurnakan dari artikel "Jangan Jadi Penolong Bencong" di catatankajianku.blogspot.com.
Wa Sedikit Faidah Saja (SFS)
Arsip lama Wa SFS, INdiC dan INONG terkumpul di catatankajianku.blogspot.com