Cari Blog Ini

Jumat, 29 April 2016

SEBAB MEREKA MENJADI HIZBI

📊🚠📮
•--•--•
🚇SEBAB MEREKA MENJADI HIZBI?

⭐️Berkata Syaikh Robi hafidzohulloh ta'ala:

“SEKARANG, PERHATIKANLAH HIZBIYUN DI NEGERI INI ( Saudi ) mereka pada asalnya adalah salafiyuun di negeri ini. Mereka tersesat disebabkan:

📛MUKHOLATHOH (bercampur antara sunny dengan ahlul bid'ah)
📛MU'ASAYAROH (bergaul)
📛QIRO'AH (membaca buku² ahlulbid'ah)
📛SAMA' (mendengarkan) AHLUL BID'AH

📌Semua orang yang kalian lihat sekarang sehingga mereka disebut “FULAN HIZBY, FULAN HIZBY...”
🔺Hingga tidaklah mereka tersesat kecuali melalui perantara di atas.
🔺Mereka menyangka “aku hanya mengambil yang benar dan akan meninggalkan yang bathil...”

📊📌Akan tetapi ia mengambil yang BATHIL dan meninggalkan AL HAQ sehingga ia pun menjadi musuhnya al haq bahkan memerangi ahlul haq

📚[Al-fatawa, 14/350]

⭐️قال فضيلة العلامة ربيع الـمدخلي حفظه الله تعالى:

الآن من ترون من الحزبيين في هذه البلاد كلهم أصلهم سلفيون في هذه البلاد
كلهم ضاعوا بسبب:

📛المخالطة
📛والمعاشرة
📛والقراءة
📛والسماع لأهل الأهواء

📌كل من ترونه الآن ويقال عنهم: فلان حزبي و فلان حزبي
🔺كلهم ما ضاعوا إلا بهذه الوسيلة
🔺يأخذون بهذه النظرية: (آخذ الحق و أترك الباطل)

📊📌فيأخذ الباطل و يترك الحق ويصبح: عدوا للحق حربا على أهله

📚[الفتاوى، 14/350]

📝Diterjemahkan oleh Ustadz Amr bin Suroif
📮Diambil dari WA Salafy Depok Limo

✏️___📗   📘   📙
Edisi: 📂مجموعة الأخوة  السلفية [-MUS-]
📮Klik "JOIN" http://bit.ly/ukhuwahsalaf

Ⓜ️ #Nasehat #hizbi #menjadi_hizbi

NASEHAT BERHARGA BAGI PARA KARYAWAN

⌚️NASEHAT BERHARGA BAGI PARA KARYAWAN ⌚️

🔹Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Ustaimin rahimahullah menjelaskan:

"و نظرنا لمجتمعنا اليوم لم نجد أحداً يسلم من خصلة يفسق بها، إلا مَنْ شاء الله، فالغِيبة فسق وموجودة بكثرة، والتغيب عن العمل، والإصرار على ذلك، وكونه لا يأتي إلا بعد بداية الدوام بساعة، ويخرج قبيل نهاية الدوام بساعة مثلاً، فالإصرار على ذلك فسق؛ لأنه ضد الأمانة، وخيانةٌ، وأكلٌ للمال بالباطل؛ لأن كل راتب تأخذه في غير عمل، فهو من أكل المال بالباطل"

===============
“Jika kita melihat masyarakat kita sekarang, maka kita akan mendapati tidak ada (sedikit) yang selamat dari sifat kefasiqan kecuali yang Allah kehendaki (selamat dari itu). Misalnya seperti perbuatan ghibah yang termasuk perbuatan fasiq (dan banyak terjadi), bolos kerja yang terus dilakukan, serta perbuatan pegawai yang terlambat masuk kerja (yang telah dimulai satu jam sebelumnya) dan pulang kerja satu jam lebih cepat dari yang seharusnya. Terus menerus melakukan hal itu adalah termasuk kefasiqan karena ini termasuk berkhianat dan tidak sesuai amanah serta memakan harta dengan cara yang batil. Karena setiap gaji yang anda terima tanpa diimbangi dengan pekerjaan maka ini termasuk memakan harta dengan cara yang batil”

📚(Asy-Syarh al-Mumti’ 15/278)

SAHABATKU, JANGAN TERTIPU DENGAN USIA MUDA

🔎⛔SAHABATKU...JANGAN TERTIPU DENGAN USIA MUDA.

📃Nasehat al Imam al Hasan al Basriy rahimahullah:

1. Aku tahu rizqiku tidak akan diambil orang lain, karena itu hatiku selalu tenang.

2. Aku tahu amalku tidak akan dikerjakan orang lain, karena itulah aku sibuk beramal shaleh.

3. Aku tahu الله Ta'ala selalu memerhatikanku, karena itulah aku malu jika الله melihatku sedang dalam maksiat.

4. Dan aku tahu kematian itu sudah menungguku, karena itulah aku selalu menambah bekal untuk hari pertemuanku dengan الله........

              Sahabat2ku...

           Jangan tertipu
        dengan usia MUDA
        karena syarat Mati
         TIDAK harus TUA.

   Jangan terpedaya dengan
        tubuh yang SEHAT
       karena syarat Mati
       TIDAK mesti SAKIT

   Jangan terperdaya dengan
        Harta Kekayaaan
                  sebab
    Si kaya pun tidak pernah
     menyiapkan kain kafan
              buat dirinya
      meski cuma selembar.

      Mari Terus berbuat BAIK,
         berniat untuk BAIK,
     berkata yang BAIK-BAIK,
   Memberi nasihat yang BAIK
Meskipun TIDAK banyak orang
      yang mengenalimu dan
   Tidak suka dgn Nasihatmu

        Cukup lah  اللهِ  yang
     mengenalimu lebih dari
           pada orang lain.

      Jadilah bagai JANTUNG
        yang tidak terlihat,
     tetapi terus berdenyut
     setiap saat hingga kita
terus dapat hidup, berkarya
     dan menebar manfaat
       bagi sekeliling kita
     sampai diberhentikan
              oleh-NYA

🌻🌙🌻🌙🌻🌙🌻🌙🌻

                Sahabat2ku...

"Waktu yang kusesali adalah
         jika pagi hingga
      matahari terbenam,
amalku tidak bertambah
            sedikit pun,
  padahal aku tahu saat ini 
       umurku berkurang"
        (Ibnu Mas'ud .)

📲Postingan Ustadz Amr bin Suroif tangerang
Wa''Minhaj Ahlul Hadits''

■◎■◎■◎■
🔰🌠Forum Salafy Purbalingga

↗JOIN dengan kami di chanel:
http://bit.ly/ForumSalafyPurbalingga

✏Repost
🌙🏡mawaddaholshop

Tentang PEKERJAAN MENJADI SEORANG PEGAWAI PEMERINTAH (PNS)

قال شيخ مقبل رحمه الله:والأسلم للمسلم في هذا الزمان ترك الأعمال الحكمية الهم إلا عملا فيه نفع للإسلام و المسلمين،وليس فيه تأييد لأهل الباطل ولا يؤمر العامل فيه بمعصية ولا يخشى من الفتنة.          

Berkata syeikh Muqbil rahimahullah:

"Dan yang lebih selamat bagi seorang muslim pada zaman ini adalah meninggalkan pekerjaan2 menjadi seorang pegawai pemerintah (PNS) terkecuali padanya terdapat faidah terdap islam dan muslimin dan tidak ada padanya pembelaan terhadap ahlul bathil dan tidak diperintahkan pegawai padanya untuk bermaksiat dan dia tidak takut dari fitnah."

Faidah dars bersama Ustadzuna alfaadhil abu usamah hari kamis 19 romadhon, beliau membacakan kitab syeikh muqbil rahimahullah yg berjudul nasehat bagi penuntut ilmu dan segenap salafiyyin hal. 53.

TANBIHAT PENTING BAGI PARA PENGGUNA HANDPHONE-GADGET (bagian-9)

TANBIHAT PENTING BAGI PARA PENGGUNA HANDPHONE-GADGET (bagian-9)

appsalafy.salafymedia.com/arsip/1765

Generasi kiri, korban era ‘digitalisasi’ yang hidup sesak dengan polusi kabut kemaksiatan lagi mudah terobsesi karena lemahnya ketakwaan dan iman.
Kalau dahulu kita mengenal istilah tontonan khusus untuk kalangan ’17 Tahun ke atas’. Sebuah upaya timpang sebelah dalam melindungi anak-anak remaja dari kerusakan film-film biru, yang nahasnya dilegalkan bagi kaum dewasa.
Dahulu kita pun mengenal istilah LSF (Lembaga Sensor Film). Yang telah berjasa ‘meminimalisir’ suguhan maksiat gambar artis dan selebritis. Meskipun sebenarnya masih terlalu banyak penampakan yang terlewat. Tapi mending, dari sisi sekian pembanding. Sebab, setidaknya LSF telah banyak memangkas adegan-adegan panas di atas ‘amben’.
Sekarang, mayoritas kaum pubertas tidak lagi mengenal dua istilah di atas. Walaupun LSF hingga kini masih beraktivitas, namun kemampuan jelas terbatas dalam menyensor film-film yang tidak pantas.
Iya, Harus bagaimana lagi? Begitu berjubelnya sarana pornografi, bagaikan air bah yang meluap di sana-sini. Melabrak setiap bendungan berlapis beton maupun tanggul berkerangka besi.
Lagi pula itu baru sebatas perfilman (baca: per-film-an). Belum lagi dalam bentuk lain yang beraneka macam. Mulai dari video hasil rekaman kamera intai amatiran, hingga cuplikan-cuplikan ‘hot’ yang diunggah di berbagai situs secara terang-terangan.
Akhirnya semua orang tak terbatas usia, tua ataupun muda, memiliki peluang sebebas-bebasnya untuk mendapatkan tayangan-tayangan haram nan fasidah. Terlebih lagi ketika semua fasilitas itu telah terwakili oleh sebuah gadget yang ada di genggaman kita.
Tentu sudah bisa ditebak. Kerusakan akhlak tidak bisa dielak. kebiadaban moral makin brutal. Kasus-kasus perbuatan seksual tidak bisa ditangkal. Siasat tipu muslihat kian menebal.

ألا وإنَّ فِي الجَسَدِ مُضغَةً : إِذَا صلَحَتْ صلَحَ الجَسَدُ كلُّه، وإِذَا فسَدَتْ فسَدَ الجَسَدُ كلُّه، ألا وَهِي القَلْبُ .

“Ketahuilah, bahwa di dalam jiwa itu terdapat segumpal daging. Apabila ia baik maka baik pula seluruh jasadnya. Dan apabila ia buruk maka buruklah seluruh jasadnya. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah jantung hati.”  (HR. Al Bukhori, dari sahabat Nu’man bin Basyir)

Tatapan mata akan menjadi ingatan yang tersimpan di dalam memori kalbu (baca, qalbu- ). Lalu menjadi obsesi dan pikiran jahat yang menggebu-gebu. Lantas, mampukah para pemuda menahan semua godaan nafsu semacam itu??
Yang terjadi adalah pelampiasan berupa dosa dan kemaksiatan. Sungguh telah terbukti kebenaran apa yang telah diterangkan oleh Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam, bahwa hati yang rusak akan berimbas kepada kerusakan seluruh anggota badan.
Budaya malu kian terbenam….. tenggelam, lalu menghilang. Diganti dengan ‘dinasti’ HAM yang mengampanyekan hak asasi dan kebebasan. Berupaya untuk mengubah hukum agama bahkan kemanusiaan. Yang ujung-ujungnya membuat keturunan Adam semakin angkuh dan merasa kebal…..dari aturan Sang Pemilik Yang Maha Jabbar.
Sehingga bagi mereka tiada lagi istilah ‘tabu’…. Tiada pula istilah ‘saru’. Yang tabu semakin tumbuh…. Yang saru semakin seru.

إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا

” Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (Al Isra: 36)

~“MASA MUDA HANYA SEKALI. MARI KITA BERPUAS-PUAS DIRI !!”~
Demikianlah motto yang sudah terpatri di dalam hati sebagian anak-anak usia dini. Prinsip terbalik nan jauh dari fitrah manusiawi. Yang diingkari oleh akal sehat dan naluri yang suci. Andai mereka mau berpikir selintas saja, niscaya isi dada itupun kan sadar bahwa usia muda adalah amanah. Maka harus digunakan sebaik-baiknya….untuk persiapan menuju masa depan…..akhirat yang kekal abadi.
Pemuda yang tumbuh dalam peribadatan kepada Allah adalah salah satu dari tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan pada hari pembalasan. Nabi kita yang mulia telah bersabda:

سبعةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ تعالى في ظِلِّهِ يومَ لا ظِلَّ إلا ظِلُّهُ : إمامٌ عدلٌ ، وشابٌّ نشأَ في عبادةِ اللهِ ، ورجلٌ قلبُهُ مُعَلَّقٌ في المساجدِ ، ورجلانِ تحابَّا في اللهِ ، اجتمعا عليهِ وتفرَّقا عليهِ ، ورجلٌ دعَتْهُ امرأةٌ ذاتُ منصبٍ وجمالٍ ، فقال : إني أخافُ اللهَ ، ورجلٌ تصدَّقَ بصدقةٍ ، فأخفاها حتى لا تعلمَ شمالُهُ ما تُنْفِقْ يمينُهُ ، ورجلٌ ذَكَرَ اللهَ خاليًا ففاضتْ عيناهُ .

“Ada Tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah dengan naungan-Nya pada hari yang tidak ada lagi naungan kecuali naungan dari-Nya: imam yang Adil; pemuda yang tumbuh di dalam peribadatan kepada Allah; Lelaki yang hatinya terikat dengan (kecintaan kepada) masjid; dua orang yang saling mencinta karena Allah, bersatu karena Allah dan berpisah juga karena Allah; seorang lelaki yang diajak (berzina) oleh seorang wanita yang kaya dan kelita, lalu lelaki itu berkata, “Sesungguhnya aku takut kepada Allah”; seorang yang bersedekah dengan sesuatu dan dia pun tidak menampakkannya, hingga tangan kirinya tidak tahu apa yang telah diinfakkan oleh tangan kanannya; dan seorang yang mengingat Allah dalam kesendirian, lalu berlinang air matanya.”

Maka sungguh mulia para pemuda yang menghiasi hari-harinya dengan ibadah.
Tentu yang diinginkan dari uraian di atas agar kita selalu dan senantiasa waspada dari semua sisi negatif kemajuan teknologi di zaman ini.
Ini adalah ‘PR’ bagi kita semua. Untuk selalu dan selalu memberikan bimbingan kepada kaum pemuda terkhusus, dan kepada umat islam secara umum. Bangkit dan singsingkan lengan bajumu….dan berjuanglah sebisamu untuk menjauhkan mereka dari syubhat dan syahwat !!!
Semoga Allah menjauhkan kita semua dari segala sifat yang tercela dan perilaku yang dibenci oleh-Nya. Dan semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi kami sekeluarga, demikian pula bagi seluruh pembaca. Amin.

[1] Obsesi: Pikiran yang selalu menggoda dan sangat sulit dihilangkan.

Rabu, 27 April 2016

HUKUM MENCELA PEMIMPIN/PENGUASA NEGARA LAIN & BANTAHAN TERHADAP ORANG-ORANG DUNGU YANG MEMBOLEHKAN MENCELA PEMIMPIN NEGARA LAIN DENGAN DALIH "BUKAN PEMIMPIN KAMI"

✊💡💥HUKUM MENCELA PEMIMPIN/PENGUASA NEGARA LAIN & BANTAHAN TERHADAP ORANG-ORANG DUNGU YANG MEMBOLEHKAN MENCELA PEMIMPIN NEGARA LAIN DENGAN DALIH "BUKAN PEMIMPIN KAMI"💥

🔊 Oleh: Asy-Syaikh Al 'Allamah Muhammad bin Hadi Al Madkhali حفظه الله

✅Pertanyaan pertama:

Semoga Allah berbuat baik pada Anda, kami memohon kepada Anda arahan nasehat untuk sebagian thalibul ilmi dan pemuda salafi yang sibuk membicarakan kejelekan pemerintah beberapa negara-negara Teluk, dengan dalih bahwa para penguasa tersebut bukanlah pemimpin mereka dan negara tersebut bukan negara mereka, dan telah tersebar manhaj ini -sangat disayangkan sekali- sangat luas di media-media sosial dan lainnya, bersamaan dengan masuknya banyak dari pemuda salafi ke dalam politik praktis dan banyak dari mereka yang sibuk membicarakannya.

👍Jawaban:

الحمد لله رب العالمين، وصلى الله وسلم وبارك على عبده ورسوله نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين.

Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah menjawab pertanyaan ini, sehingga tidak menyisakan ruang ijtihad bagi kita dalam permasalahan ini, seperti dalam hadits yang telah shahih dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan hadits tersebut telah masyhur  bagi banyak penuntut ilmu walillahilhamd, yaitu sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam:

ﻣَﻦْ ﻛَﺎﻧَﺖْ ﻋِﻨْﺪَﻩُ ﻧَﺼِﻴﺤَﺔٌ ﻟِﺬِﻱ ﺳُﻠْﻄَﺎﻥٍ ﻓَﻠَﺎ يُبدِهِ ﻋَﻠَﺎﻧِﻴَﺔً ﻭَﻟْﻴَﺄْﺧُﺬْ ﺑِﻴَﺪِﻩِ ﻓَﻠْﻴَﺨْﻞُ ﺑِﻪِ وَليُحَدِّث فِيمَا بَينَهُ وبَينَهُ، ﻓَﺈِﻥْ ﻗَﺒِﻠَﻬَﺎ فَذَاكَ، ﻭَﺇِﻟَّﺎ ﻛَﺎﻥَ ﻗَﺪْ ﺃَﺩَّﻯ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻋَﻠَﻴْﻪِ.

"Barangsiapa yang dia punya nasehat untuk siapa saja yang memiliki kekuasaan, janganlah menampakkannya secara terang-terangan, peganglah tangannya, menyendirilah dengannya, dan berbicaralah empat mata dengannya, jika ia terima maka itulah yang diharapkan, jika tidak maka dia telah menunaikan kewajibannya."

Dan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam "untuk orang yang memiliki kekuasaan" sifatnya adalah umum. Jadi kata "dzu" yang datang disebutkan dalam hadits ini dalam keadaan majrur yaitu "li dzi sulthan" kata "dzu" di sini bermakna pemilik.

ﻣﻦ ﺫﺍﻙ ﺫﻭ ﺇﻥ ﺻﺤﺒﺔ ﺃﺑﺎﻥ

Demikian dikatakan oleh  Ibnu Malik dalam al-Khulashah bahwa kata "dzu" bermakna pemilik.

Maka maknanya adalah barangsiapa yang punya nasehat untuk siapa saja yang memiliki kekuasaan.

Jadi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak mengkaitkan dengan pemimpinmu sendiri, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam hanyalah mengaitkannya dengan pemimpin mana saja yang akan engkau nasehati, atau yang ingin engkau nasehati, maka janganlah engkau tampakkan secara terang-terangan, dan ini perintah yang jelas dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, sehingga wajib bagi seorang hamba untuk melaksanakannya, dan barangsiapa yang meninggalkannya maka dia adalah pengikut hawa nafsu (ahlul bid'ah).

Dan pemahaman yang tadi kalian sebutkan itu adalah pemahaman yang tidak benar, karena sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang punya nasehat untuk dzu sulthan" yaitu shahibu sulthan (yang memiliki kekuasaan).

Maka pemimpin mana saja dari para pemimpin kaum muslimin, wajib atas setiap muslim jika ingin menasehatinya agar tidak menampakkannya secara terang-terangan, karena padanya terdapat keburukan dan mengandung bahaya, dan karena sesungguhnya tujuan dari nasehat adalah menyampaikan kebaikan untuk orang lain dan memetik dari orang lain dan diberikan kepada yang lain, dalam hal ini yaitu dengan menyampaikan nasehatmu kepada pemerintah dan mengambil kebaikan darinya untuk rakyatnya dan bangsanya, juga untuk kaum muslimin pada umumnya yang berada di bawah kepemimpinannya.

Jadi cara ini (mencela pemerintah negara lain) bertentangan dengan tujuan tersebut, apabila engkau menempuh cara semacam ini, engkau membicarakannya, dan engkau menyebarkannya, maka sesungguhnya si pemimpin tersebut tidak akan menerima nasehatmu, ketika itu engkau menjadi seperti yang dikatakan:

ﺭﺍﻡ ﻧﻔﻌﺎ ﻓﻀﺮّ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﻗﺼﺪ *** ﻭﻣﻦ ﺍﻟﺒﺮ ﻣﺎ ﻳﻜﻮﻥ ﻋﻘﻮﻗﺎً

"Dia bermaksud untuk memberi manfaat, tetapi justru menimpakan mudharat tanpa sengaja.

Dan diantara perbuatan berbakti ada yang terkadang justru berupa kedurhakaan."

Dan saya mengajukan pertanyaan kepada orang yang mengatakan perkataan tersebut, yang mana dia bukan seorang penguasa: Apakah engkau ridha jika engkau ada di Saudi kemudian ada yang mencelamu dari orang yang berada di Kuwait?! Engkau tidak akan ridha, dan jika keadaannya seperti itu padahal engkau bukan seorang pemimpin, maka ambillah pelajaran dengan dirimu sendiri.

Maka dalih yang dia klaim berdasarkan wilayah kekuasaan dan teritorial untuk membenarkan perbuatannya itu tidaklah benar. Jadi hadits-hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak boleh dikhususkan dengan wilayah tertentu, sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak boleh dikhususkan kecuali dengan sabda beliau shallallahu 'alaihi wa sallam juga.

Maka pemahaman ini tidaklah benar, bahkan itu adalah pemahaman yang berpenyakit, dan wajib bagi yang telah mendengar kalimat ini untuk memahami firman Allah dan sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dengan cara yang benar.

Dan saya membuatkan sebuah permisalan bagi yang mengucapkan seperti itu, apabila seseorang yang ada di Saudi apakah dia ridha dicela oleh seseorang dari Kuwait dengan dalih karena dia bukan orang Kuwait dan orang yang mencelanya adalah seorang Kuwait?! Ini tidaklah benar, dia tidak akan menerima, tidak mungkin dia memberimu udzur, dia akan membantahmu esok harinya di internet secara langsung, atau membantahmu di koran-koran, atau dia pergi ke negaramu untuk membantahmu dengan mendakwamu, dakwaannya adalah bahwa 'dia telah mencelaku atau merendahkanku', apakah dia akan menerima dalih itu?! Tidak akan menerima!!

Maka wajib bagi seorang hamba untuk berbuat  kepada manusia dengan apa yang dia sukai untuk dirinya sendiri.

Inilah yang saya nasehatkan untuk diri saya dan ikhwah semuanya, adapun perkataan yang engkau sebutkan tadi adalah perkataan yang salah yang menunjukkan akan kejahilan dan ketidakpahaman atau di atas hawa nafsu.

نسأل الله العافية والسلامة.

Dengarkan audio beliau dibawah ⤵ :
📥 http://bit.ly/1WQ9r3d

🔆👣🔆👣🔆👣🔆👣🔆
⚔🛡Anti Terrorist Menyajikan Bukti & Fakta Yang Nyata
📇 Klik ➡JOIN⬅ Channel Telegram: http://bit.ly/tukpencarialhaq
🌎 http://tukpencarialhaq.com || http://tukpencarialhaq.wordpress.com

Pelajaran Shohih Muslim: Kitabul Jannah (Hadits No. 4)

======================
📚 Pelajaran Shohih Muslim
Kitabul-Jannah
-------------------
Bab 2
Pemberian “Ridhwan” (atau: Ridho) kepada Penduduk Jannah, Sehingga Allah Ta’ala tidak akan murka kepada mereka selamanya.
------------------------------------------
 
 🔘Hadits No.4
----------------------------------
 
Dari Abu Sa’id Al-Khudri Rodhiyallahu ‘anhu, beliau mengabarkan bahwa Rasulullah –shollallahu ‘alaihi wasallam- pernah bersabda:
 
🔻"Sungguh Allah 'Azza waJalla akan mengajak bicara penduduk Jannah dengan mengatakan,
 
“Wahai Penduduk Jannah!”
 
Mereka pun menjawab: “Labbaik (Kami sambut panggilan-
Mu) dengan senang hati, wahai Robb kami. Seluruh kebaikan ada di kedua tanganmu.”
 
🔻Allah Azza waJalla pun mengatakan: “Apakah kalian rela?”
 
Mereka pun menjawab: “Kenapa kami tidak rela, Wahai Tuhan kami? Engkau telah memberikan kepada kami sesuatu yang belum pernah Engkau berikan kepada seorang pun dari makhluk-Mu.”
 
🔻Allah ‘Azza waJalla mengatakan: “Maukah Ku berikan kepada kalian sesuatu yang lebih baik dari itu semua.”
 
Mereka menjawab: “Wahai Robb Kami, Sesuatu apakah itu? Yang lebih baik dari (pemberianmu) ini?
 
🔻Allah 'Azza waJalla mengatakan:
 
: أُحِلُّ عَلَيْكُمْ رِضْوَانِي، فَلَا أَسْخَطُ عَلَيْكُمْ بَعْدَهُ أَبَدًا
 
 “Sekarang, Aku halalkan kepada kalian Ke-Ridho-an Ku, Dan Aku tidak akan murka kepada kalian setelah ini, selamanya.”
 
》 (HR. Muslim No.2829)
 
🔘Takhrij Hadits:
-------------------
》Hadits ini diriwayatkan pula oleh:
 
Al-Bukhori (6549), (7518), Muslim (2829), Ahmad (11835), At-Tirmidzi (2555), Al-Hakim di dalam “Al-Mustadrok (8736), Ma’mar bin Rosyid dalam "Jami'-nya" (20857), Ibnul-Mubarok di dalam “Musnadnya” (112), Abu Daud At-Thoyalisi di dalam Musnadnya (2293), dan selain mereka.

🔘Syarah (Penjelasan):
-----------------------------
Di dalam hadits ini Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam mengabarkan kepada kita sebuah sesi hari Akhir berisi percakapan antara Allah ‘Azza wa Jalla dengan satu golongan penduduk Jannah yang disebut dengan “Jahannamiyyun”, (bekas penduduk Jahannam yang dimasukkan ke dalam Jannah). Mereka belum pernah beramal kebaikan sama sekali. Namun dengan rahmat Allah Ta’ala mereka bisa mendapatkan kenikmatan Jannah. Bahkan mendapatkan ke-Ridhoan-Nya. Sehingga selamat dari murka Allah Ta’ala selama-lamanya. (Lihat “Al-Mustadrok” no.8736, Jami' Ma’mar bin Rosyid no.20857, Musnad Abi Dawud At-Thoyalisi No.2293, Lihat pula “Shohih Al-Bukhori” no.7450 dari shahabat Anas bin Malik Rodhiyallahu ‘anhu tentang rahmat Allah Ta’ala kepada mereka).
 
🔘Faedah:
-----------
1⃣ Hadits ini termasuk dalil yang menetapan sifat Kalam untuk Allah Ta’ala sesuai dengan kemuliaan dan keagungan-Nya. Bahwasanya Allah Ta’ala berbicara sekehendak-Nya, kapanpun Dia menginginkannya, dengan suara yang didengar dan dipahami, ucapan yang betul-betul hakiki. (Selengkapnya lihat “Ma’arijul-Qobul” (1/255), karya Asy-Syaikh Hafizh bin Ahmad Al-Hakami Rohimahullah) 
 
Wallahu a’lamu bisshowab

✏(AH)

----------
⏰19 Rajab 1437 (2016-04-27)
🗂#Hadits #Jannah #Ridhwanullah #Ridho Allah
-----------------------

🔰🇮🇩 Salafy Pekalongan
🍃🌼🌼🌼🍃🌼🌼🌼🍃

Sabtu, 23 April 2016

TAHAN AIR MATAMU

✋🏽TAHAN AIR MATAMU (bag.1) 〰〰〰〰💦⛔️

كَفْكَفْ دُمُوعَكَ فَالطَّرِيقُ طَوِيلُ ... لَا تَتْرُكِ الدَّمْعَ الْعَزِيزَ يَسِيلُ
فِي أَوَّلِ الدَّرْبِ الطَّوِيلِ تَحَسَّرٌ ... مَاذَا عَسَاكَ -إِنِ ابْتُلِيتَ- تَقُولُ
يَاأَيُّهَا السُّنِّي لَا تَجْزَعْ إِذَا ... شَحَّ الْوُجُودُ وَهَاجَمَتْكَ فُلُولُ
وَاعْلَمْ بِأَنَّ اللّٰهَ نَاصِرُ عَبْدَهُ ... وَلَهُ مَقَالِيدُ الْأُمُورِ تَؤُولُ

Tahan! Tahan air matamu karena jalan masih panjang...
Jangan kau biarkan air mata mulia mengalir...
Diawal jalan, memang terasa berat. Hatimu bergumam, "apa yang akan terjadi padaku❓"

👋 Wahai Sunni, jangan bimbang apabila...
Sedikit penolong dan ujian 🔄 datang silih berganti.

Ketahuilah, Allah kan senantiasa menolong hamba-Nya... Dan kunci segala urusan kepada-Nya kembali...

________o00o________

🌌Malam yang senyap, tak ada suara kecuali desiran angin meniup debu-debu pasir. Atau, menyiul dari tiupan mulut para 🔰 prajurit yang terlelap.

🕛 Di waktu ini, Ahmad bin Hanbal gelisah. Matanya tak bisa terpejam. Hatinya bergolak hebat. Apa yang harus dia lakukan saat berdiri di hadapan al-Ma'mun nanti.

Dia mendapat kabar 🗞 bahwa al-Ma'mun dengan geram berujar, "Jika nanti aku benar melihatnya, aku cabik-cabik tubuhnya❗️"

Memang al-Ma'mun benar-benar murka 🔥 kepadanya. Dia bergeming dari ajakan al-Ma'mun: 📖 al-Qur'an adalah makhluk.
Dia yakin dengan seyakin-yakinnya bahwa al-Qur'an Kalamullah, bukan makhluk. Segala cara dilakukan al-Ma'mun agar ia mau mengatakan al-Qur'an makhluk.

⛓ Namun Ahmad tetap tak mau. Dan sekarang ini, dia dan kawan seperjuangan satu-satunya, Muhammad bin Nuh, dibelenggu dan dibawa munuju kemarahan al-Ma'mun.

💥Dalam gejolak batinnya malam itu, sempat terbesit untuk menyerah saja menerima ajakan al-Ma'mun. Toh juga terpaksa. Bukankah Allah mengampuni 🌧 orang yang terpaksa berbuat dosa.

👞👟Namun tiba-tiba bayangan hitam samar muncul dari kejauhan. Lama-kelamaan semakin mendekat dan jelas.Ternyata adalah seorang Arab Badui.

"Engkaukah Ahmad bin Hanbal❓" tanyanya.

✅ "Iya," jawab Ahmad

"Bergembiralah dan tetaplah bersabar❗️ Karena itu hanya tebasan yang engkau rasakan di dunia ini. Dan engkau akan masuk surga dari tebasan itu," Badui membesar-besarkan hatinya.

"Cintakah engkau kepada Allah❓" Lanjut Badui.

"Tentu," jawab Ahmad.

"Jika engkau mencintai Allah, tentu engkau ingin segera bertemu dengan-Nya," nasihat Badui sambil berlalu.

👆🏾Demi mendengar nasihat badui tadi, tekad Ahmad menjadi bulat kembali: hanya Jihad fii sabilillah. Tidak ada pilihan kedua❗️

________oo0oo________

Tekad Ahmad semakin kuat karena seseorang bernama Abu Ja'far al-Anbary. Abu Ja'far berkisah:

🚲Saat aku mendengar Ahmad dibawa menghadap al-Ma'mun, aku bergegas 👣mengejar rombongan prajurit yang mengawalnya. Aku berhasil mengejar. Ternyata dia sedang duduk di sebuah 🏕 kemah. Aku hampiri dia.

"Abu Ja'far, berhati-hatilah❗️ Jangan tergesa-gesa!" katanya.

"Untuk yang seperti ini, buat apa berhati-hati," jawabku.

"Ahmad, engkau sekarang adalah panutan✅.  Dan semua orang memandang ke arahmu. Demi Allah, jika engkau menerima ajakannya, pasti banyak kaum muslimin yang juga menerima ajakannya.

📛 ☝️Namun jika engkau menolak, pasti mereka juga akan menolak.
Apapun itu, apabila al-Ma'mun tidak jadi membunuhmu, engkau tetap akan mati. Dan setiap orang pasti akan mati. Maka bertakwalah kepada Allah dan jangan sekali-kali menjawab ajakannya sepatah kata pun!" lanjutku.

💦Tiba-tiba saja Ahmad menangis tersedu-sedu seraya berkata, "Ma sya Allah❗️Ma sya Allah❗️ Abu Ja'far, tolong ulangi lagi nasihatmu!"

💦Aku pun mengulanginya dan ia semakin terisak-isak.

________oo0oo________

👓Kawan seperjuangan Ahmad dalam perjalanan menuju kemarahan al-Ma'mun, Muhammad bin Nuh juga tak henti-hentinya membangkitkan semangat Ahmad untuk terus tegar membela kebenaran.

🏜 Suatu ketika saat mereka beristirahat dalam perjalanan, Muhammad berkata membangkitkan semangat Ahmad,

"Wahai Abu Abdillah, ingatlah Allah❗️ Ingatlah Allah❗️Sungguh, aku tidak sama sepertimu. Andaikan Allah mengujiku kemudian aku menjawab ajakan orang ❌ brengsek itu, tidak ada y
ang akan mengikutiku. Berbeda denganmu.

Engkau panutan. Semua orang 🔭 memandang ke arahmu menunggu apa yang akan engkau perbuat. Maka bertakwalah kepada Allah dan tetaplah ⛓ tegar."

💦Ahmad berkaca-kaca mendengarnya. Dan bertambah cintalah ia kepada kawannya itu.

🔰Hingga akhirnya sampailah Ahmad bin Hanbal dan Muhammad bin Nuh di depan istana al-Ma'mun. Mereka berdua ditempatkan di sebuah kemah 🏕 terlebih dahulu. Mereka berdua tidak henti-hentinya sholat dan berdoa. Dan salah satu doa yang dipanjatkan Ahmad adalah agar tidak diperlihatkan wajah al-Ma'mun.

👞👟Tiba-tiba seorang pelayan masuk menemui keduanya. Sembari mengusap 💧 air mata yang mengalir di wajahnya, ia berkata kepada Ahmad,

"Sungguh aku tidak 💧 sampai hati, Abu Abdillah. Al-Ma'mun benar-benar telah menghunuskan pedangnya. Dia juga telah mengasah tombaknya. Dia berteriak 📢,

"Tidak akan aku sarungkan 🗡pedangku dari leher Ahmad dan kawannya itu sampai mereka berdua mengatakan 💢al-Qur'an makhluk."

🌱Seketika Ahmad lemas, tak kuasa menahan tubuhnya, dan bersimpuh di atas lututnya. Sambil menghadap ke arah langit, ia berdoa,

"Rabbku, orang ini benar-benar telah lancang dengan kelemahlembutan-Mu. Sampai-sampai dia durhaka kepada para kekasih-Mu. Ya Allah, jikalau benar 📖 al-Qur'an adalah kalam-Mu bukan makhluk, cukupkanlah kami dari fitnahnya."

Maka, belum berlalu sepertiga ⛺️ malam awal, seantero istana dikejutkan dengan teriakan:

📢💦 AMIRUL MUKMININ MENINGGAL DUNIA ‼️

Peristiwa ini terjadi pada tahun 218 H.

🔗Bersambung, in sya Allah!

📚 Sumber Refrensi:
1⃣ Siyar A'laamin Nubala'
2⃣ Al-Bidayah wan Nihayah
3⃣ As-Sunnah lil Khallal

🏠Komplek Ma'had Daarus Salaf Sanggrahan, Grogol, Sukoharjo

✏__Syabab MDS

🌾TAHAN AIR MATAMU 💦
              (bagian 2)

🌴 Hahaha...memang benar apa katamu, kawan. Membaca biografi ulama' membuat kita ingin menertawakan diri sendiri. Yang sebelumnya kita 'sok merasa sudah berbuat banyak untuk Islam ternyata belum seberapa dibandingkan mereka. Yang sebelumnya tanpa sadar 'sok merasa paling berat ujiannya nyatanya hanya bagaikan riyak-riyak kecil di lautan jika dibandingkan mereka. Allahul Musta'an.

♻ Adapun pertanyaanmu, bukankah pusat pemerintahan kaum muslimin di Baghdad dan Imam Ahmad tinggal di Baghdad? Kenapa dibawa keluar Baghdad? Dimana istana al-Ma'mun?

➡ Begini, kawan. Memang pusat pemerintahan kaum muslimin di Baghdad. Hanya saja al-Ma'mun gemar berperang melawan kaum kuffar. Bahkan Allah menganugrahinya kepiawaian dalam tehnik, siasat, orator dan komando peperangan. Lihat saja kesombongannya, "Mu'awiyah bin Abi Sufyan butuh 'Amr bin al-'Ash menjadi panglimanya. 'Abdul Malik bin Marwan butuh Hajjaj bin Yusuf menjadi panglimanya. Sedangkan aku, aku hanya butuh diriku sendiri."

Sehingga dia lebih memilih membangun istana baru di tapal batas daerah kaum muslimin di Tarsus dan menyerahkan kepengurusan di Baghdad kepada Ishaq bin Ibrahim.

Sepeninggal al-Ma'mun, khilafah diserahkan kepada al-Mu'tashim. Namun, sungguh kasihan al-Mu'tashim. Dia mengambil penasihat seorang ahli bid'ah bernama Ibnu Abi Duad. Berapa banyak pemimpin yang binasa saat dia mengambil penasihat dari kalangan ahli bid'ah. Dia merusak agama dan dunianya.

Dengan saran Ibnu Abi Duad, al-Mu'tashim memerintahkan Ahmad dibawa kembali ke Baghdad. Tibalah Ahmad di istana al-Mu'tashim.

Oh iya, kawan! Sebelum itu, dalam perjalanan pulang ke Baghdad, perjuangan Ahmad semakin terjal. Dia harus berjuang sendirian. Kawannya dipanggil Allah tabaraka wa ta'ala berpulang. Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un.
👍🏻 Kabar baiknya tak se-centi-pun Ahmad mundur dari kancah perjuangan. Bahkan Ahmad semakin merasa harus habis-habisan membela agama. Dia ingin menebus jasa kawannya yang senantiasa memberinya spirit istiqamah. Ba'dallah tentunya. Ahmad tidak ingin mengecewakan kawannya. Segera dia usap air mata dari wajahnya, mengkafani, menyolati, dan menguburkannya. Rahimahullahu Muhammad bin Nuh.

Mengenai kawannya ini, Muhammad bin Nuh, Ahmad berkata, "Tidak pernah aku temui orang yang walaupun masih muda belia namun sangat istiqamah dalam agama kecuali Muhammad bin Nuh."

Tibalah Ahmad di istana al-Mu'tashim. Ahmad melihat al-Mu'tashim dikelilingi para penasihatnya. Benar, kawan, semuanya dari kalangan ahli bid'ah.

"Mendekatlah," kata al-Mu'tashim.

"Sebenarnya aku tak ingin mengusikmu andaikan kau bukan tahanan khalifah sebelumku.

Sudahlah, Ahmad. Buat apa kau keras kepala dengan keyakinanmu itu. Mudah saja urusannya. Kau hanya cukup mengucapkan beberapa kalimat yang ku pinta. Selesai. Lalu aku sendiri yang akan melepaskan belenggu darimu. Aku juga akan sering berkunjung ke rumahmu dengan pasukanku, sebagai rasa hormatku padamu," lanjut al-Mu'tashim merayu.

Dengan tenang Ahmad menjawab, "Aku pun hanya minta satu dalil saja, Amirul Mukminin. Terserah dari al-Qur'an atau hadits. Sehingga aku penuh keyakinan mengucapkannya."

"Jawab permintaannya," seru al-Mu'tashim kepada para penasihatnya.

Para ulama' gadungan itu pun memelintir dalil seenaknya, berdusta atas nama al-Qur'an dan Sunah. Karena memang Ahmad ulama' sejati, mudah saja baginya meluruskan semua dalil yang mereka putar-balikkan maknanya. Hingga mereka semua terbungkam, tak berani berdalil lagi.

Tahu teman-temannya terbungkam, Ibnu Abi Duad segera berkata kepada al-Mu'tashim, "Amirul Mukminin, Wallahi dia ini sesat menyesatkan. Jangan sampai kau tertipu. Mereka inilah para penasihatmu yang terbimbing. Soal agama, serahkan kepada mereka."

⚠ Kawan, satu pesanku, hati-hatilah memilih teman❗Karena bisa jadi hati nuranimu baik, namun temanmu menggiringmu terlampau jauh dari kebaikan. Al-Mu'tashim sejatinya menyimpan kekaguman kepada Ahmad. Dalam pertemuan tersebut al-Mu'tashim bergumam tentang Ahmad, "Demi Allah, dia itu Ulama. Demi Allah, dia itu ahli fikih. Aku ingin oran
g sepertinya duduk di sampingku mendebat orang-orang kafir."

Lalu, al-Mu'tashim menoleh kepada Ahmad dan mengulangi rayuannya, "Sudahlah, Ahmad. Buat apa kau keras kepala dengan keyakinanmu itu. Mudah saja urusannya. Kau hanya cukup mengucapkan beberapa kalimat yang ku pinta. Selesai. Lalu aku sendiri yang akan melepaskan belenggu darimu. Aku juga akan sering berkunjung ke rumahmu dengan pasukanku, sebagai rasa hormatku padamu."

Namun kali ini dengan sedikit mengancam, "Tahukah kau Shalih Rasyidi? Dia adalah guruku, pembimbingku. Sayang dia menyelisihiku tentang keyakinan al-Qur'an. Maka aku suruh dia diseret dan dipenggal."

Ahmad pun menjawab dengan jawaban yang sama. Al-Mu'tashim kembali merayu. Namun seolah rayuannya adalah pupuk yang semakin mengokohkan prinsip Ahmad. Semakin dirayu semakin tak bergeming.

Sampai akhirnya al-Mu'tashim geram dan menyuruh algojonya menyeret ke tempat eksekusi.

Saat digiring ke tempat eksekusi, tiba-tiba saja ada yang menarik baju Ahmad.

"Kenal aku?" tanyanya.

"Tidak," jawab Ahmad.

"Aku Abul Haitsam. Pencuri yang bengis. Tertulis di catatan Amirul Mukminin aku dicambuk 18.000 kali cambukan. Tapi aku berusaha menahan pedihnya cambukan. Padahal dalam rangka mencari dunia menaati syaithan. Sedangkan engkau dalam rangka membela agama menaati Allah. Maka sabarlah! Sabarlah."

Karena kejadian itu, sering Ahmad berdoa, "Ya Allah, ampunilah Abul Haitsam."

Sampailah Ahmad di tempat eksekusi. Ternyata al-Mu'tashim ditemani Ibnu Abi Duad telah berada di sana.

Ctar...!!! Benar-benar gila! Tanpa perasaan!

Ctar...!!! Sakit. Pedih. Namun, Ahmad berusaha mengingat-ingat pesan badui dan kawannya.

Ctar..!!! Tiba-tiba pandangan Ahmad mulai berkunang-kunang samar. Pingsan sesaat, lalu sadar kembali. Benar-benar tak berperasaan.

Ctar..!!! Kawan, andaikan kau di sana, kau tak akan tahan melihat betapa beringasnya algojo mencambuk Ahmad.

Al-Mu'tashim sendiri tak tega. "Sungguh aku telah berbuat dosa kepadanya."

"Tidak, Amirul Mukminin!" tiba-tiba saja Ibnu Abi Duad menyela Amirul Mukminin.

"Kenapa engkau berdosa!? Dia itu kafir. Dia itu musyrik. Pendosa. Kesyirikannya tidak hanya satu." dengan menggebu-gebu Ibnu Abi Duad menyulut amarah al-Mu'tashim.

Benar saja. "Yang keras!!!" teriak al-Mu'tashim kepada algojonya.

Ctar...!!!! Oh...sakit tak tertanggungkan. Sekarang pandangan Ahmad benar-benar hitam. Ahmad baru sadar saat tabib mengambil dagingnya yang mati akibat kejamnya cambukan tadi. Namun karena perihnya terapi sang tabib, Ahmad kembali pingsan.

Di tempat lain, al-Mu'tashim benar-benar menyesali perbuatannya. Biadab. Tak berperi kemanusiaan. Hatinya gundah. Pikirannya kacau. Terlebih saat diberi tahu bahwa Ahmad berkata, "Akan aku tuntut mereka di hadapan Allah tabaraka wa ta'ala." Al-Mu'tashim pucat, takut, dan was-was. Akhirnya dia membebaskan Ahmad.

Dan diriwayatkan bahwa Ahmad berkata, "Aku telah memaafkan semuanya. Kecuali Ibnu Abi Duad dan yang semisal dengannya."

✅ Begitulah, kawan. Semoga sedikit kisah ini bermanfaat bagiku dan bagimu. Keep istiqamah❗
Dan sedikit bocoran: perjuangan Imam Ahmad belum habis.

👉Insya Allah, kita lanjutkan lain waktu.
Atau, engkau yang memberi tahuku kisah selanjutnya.

Baarakallahu fiik.

📚Sumber Refrensi:
- Siyar A'laamin Nubala'
- Al-Bidayah wan Nihayah
- As-Sunnah lil Khallal

🏠Komplek Ma'had Daarus Salaf Sanggrahan, Grogol, Sukoharjo

✏_Syabab MDS
=====*****======
📶 Publikasi:
📖 WA Salafy Solo
📮Channel Salafy Solo
https://bit.ly/salafysolo
www.salafymedia.com
11 Shafar 1437 H | 22 Nopember 2015

🌾TAHAN AIR MATAMU (bag.3/terakhir)

Jazakumullahu khairan atas nasihatmu, kawan. Memang perjuangan mempertahankan keistiqomahan amatlah berat. Dan seperti apa katamu, terkadang kita berusaha menghindar dari penyimpangan A, malah hampir terjatuh dalam penyimpangan B. Berusaha menghindar dari keduanya, hampir terperosok pada penyimpangan C. Belum lagi jiwa yang Ammaratun bis Suu' (memerintahkan kepada kejelekan). Kita sangat butuh akan belas kasih Allah.

Tahun 229 H, khalifah berganti al-Watsiq, walaupun keyakinan resmi negara tidak juga berganti. Bahkan zaman al-Watsiq semakin menjadi-jadi. Dia berani memanggil seluruh kaum muslimin, bertanya satu per satu tentang keyakinan mereka terhadap al-Qur'an. jika menjawab makhluk, dibebaskan. Jika tidak, berbagai bentuk hukuman menanti.

Hanya satu tak dipanggil olehnya. Imam Ahmad bin Hanbal. Al-Watsiq khawatir kesabaran dan keteguhannya mempengaruhi kaum muslimin. Maka Imam Ahmad diasingkan dari satu tempat ke tempat lainnya selama beberapa bulan. Hingga akhirnya beliau ditetapkan sebagai tahanan rumah. Tidak boleh keluar, dan tidak boleh menerima tamu.

Sampai akhirnya, Iblis berusaha menggelincirkan Ahmad dari pintu penyimpangan lain. Jika sebelumnya dari pintu pemahaman Jahmiyah, kali ini dari pemahaman Khawarij. Alkisah, sekelompok ahli fikih Baghdad berusaha menemui Imam Ahmad bin Hanbal. Mereka ingin mengajak Imam Ahmad menggulingkan kekuasaan al-Watsiq. Mereka yakin apabila Imam Ahmad ikut dalam pasukan mereka, pasti banyak massa kaum muslimin yang ikut bergabung.

"Perkaranya sudah kelewat batas, Imam," bujuk mereka.
"Sudah cukup sampai di sini kedzalimannya. Kami tidak ridha dengan kepemimpinannya. Kami tidak ridha dengan pemerintahannya."

Imam Ahmad jeli. Iblis berusaha merusak akidah kaum muslimin dari pintu lainnya. Ini bukan cara mengingkari kemungkaran yang tepat. Ini bentuk penyimpangan lainnya.

"Ingkari perbuatannya dalam kalbu-kalbu kalian. Jangan sekali-kali kalian melawan penguasa. Jangan kalian patahkan tongkat kaum muslimin. Jangan kalian tumpahkan darah kalian dan darah kaum muslimin yang ikut bersama kalian. Pertimbangkan lagi akibatnya. Sabarlah sampai tiba waktunya untuk istirahat, mungkin dengan meninggalnya kalian atau meninggalnya dia terlebih dahulu. Memberontak bukanlah ajaran yang benar. Ini menyelisihi bimbingan Rasul," nasihat Imam Ahmad.

Waktu terus bergulir. Semua cobaan dan fitnah dihadapi Ahmad dengan penuh kesabaran. Hingga pada tahun 232 H, al-Mutawakkil naik menggantikan al-Watsiq. Allah tolong agama-Nya dengan sebab beliau. Allah tegakkan sunah dengan sebab beliau.  Dan Allah tampakkan akidah ahlussunnah dengan sebab al-Mutawakkil setelah sebelumnya ahlussunnah mendapatkan ujian, fitnah, dan cobaan yang sangat dahsyat pada tiga khalifah sebelumnya.

Tercatat pada tahun 234 H, al-Mutawakkil mengumpulkan seluruh alim ulama' untuk membuat tabligh akbar dan dauroh di berbagai tempat dengan tema membantah pemahaman Jahmiyah dan Mu'tazilah, akar pemikiran al-Qur'an adalah makhluk. Juga menanggung biaya kehidupan siapa saja di antara para ulama' yang mau mengadakan muhadharah, kajian, dan tabligh akbar bertemakan tadi.

Suatu ketika ada di antara ahli bid'ah yang ingin memprovokasi al-Mutawakkil. Dia melaporkan bahwa ada pertikaian antara para sahabat dan murid Imam Ahmad dengan sekelompok ahli bid'ah. Maka dengan tegas al-Mutawakkil berkata, "Jangan kalian laporkan lagi perihal Ahmad bin Hanbal dan para sahabatnya. Justru seharusnya kalian membantu mereka. Mereka termasuk pemuka umat Muhammad. Sungguh Allah telah mengetahui bagaimana kejujuran Ahmad saat bersabar dan menerima cobaan. Allah telah angkat ilmunya, sepanjang hayatnya dan setelah matinya. Para sahabatnya mereka itulah sahabat sejati yang seharusnya kalian jadikan teman. Aku berkhusnudhan kepada Allah bahwa Dia telah memakaikan Ahmad pakaian ash-Shiddiqin."

Meskipun al-Mutawakkil berjasa besar dalam menolong agama Allah, namun Imam Ahmad tidak pernah melihatnya dan tidak pernah mau menerima pemberian darinya.
Pernah suatu ketika Imam Ahmad mendapat kiriman uang dari al-Mutawakkil. Syahdan Imam Ahmad menangis dan berkata, "Aku telah selamat dari fitnah mereka. Sampai di akhir hayatku, aku mendapat fitnah yang baru dari mereka."

Imam Ahmad senantiasa berdoa kepada Allah agar tidak dipertemukan dengan al-Mutawakkil. Maka tatkala beliau diberitahu bahwa al-Mutawakkil sangat mencintai dan merindukannya, beliau menganggapnya sebagai fitnah. Beliau berkata, "Aku sangat mengharapkan syahid pada fitnah yang lampau. Dan aku pun berharap mati pada fitnah ini." Kemudian beliau mengepalkan tangannya lantas membukanya seraya berkata, "Duhai kiranya ruh-ku berada dalam genggamanku, pasti akan aku melepaskannya."

Kawan, apabila engkau benar-benar mengaku mengikuti Rasul, cinta kepada Rasul, seharusnya engkau JANGAN PERNAH MELEMAHKAN DAN MENGGEMBOSI SUNNAH DARI DALAM. Terlebih saat sunnah benar-benar membutuhkan pertolongan. Jangan sekali-kali engkau takut ancaman para mubtadi'. Ingatlah sabda Rasulullah, "Jangan sampai rasa takut dan seganmu kepada seseorang menghalangimu untuk menyuarakan kebenaran saat kamu melihatnya dan mengetahuinya, atau saat kamu mendengarnya dan mengetahuinya."

Oleh karenanya, apabila Imam Ahmad teringat para ulama' yang menjawab ajakan al-Ma'mun —walaupun dengan alasan terpaksa— karena takut ancamannya, beliau berkata, "Mereka!!! Andaikan mau bersabar dan benar-benar berjuang untuk Allah, fitnahnya akan cepat berhenti dan tidak akan berlarut-larut. Sayang mereka lemah untuk memperjuangkannya, padahal mereka adalah pemuka kaum muslimin, sehingga al-Ma'mun lancang kepada yang lainnya."

Terkadang Imam Ahmad marah dan dengan nada tinggi beliau berucap sebagai teguran keras kepada para penggembos dakwah, "Mereka itulah orang yang pertama kali membuat fitnah ini. Mereka itulah orang yang paling bertanggung jawab terhadap fitnah ini."

Lihatlah, kawan, al-Ma'mun sangat bersalah. Ibnu Abi Duad pun sangat bertanggung jawab atas fitnah ini. Namun Imam Ahmad mengatakan yang paling bertanggung jawab atas fitnah ini adalah para ulama yang tidak mau membantu sunnah, padahal sunnah sangat butuh pertolongan.

Pernah Imam Yahya bin Ma'in —dan beliau adalah salah seorang ulama' yang terpaksa menjawab ajakan al-Ma'mun— datang menjenguk Imam Ahmad di saat beliau akan meninggal dunia. Imam Yahya memberi salam kepada beliau. Namun beliau tidak mau menjawab salamnya. Diulangi lagi oleh Imam Yahya, namun tetap Imam Ahmad tidak mau menjawab salam beliau. Kawan, tahukah engkau, Imam Ahmad telah bersumpah tidak mau berbicara kepada para ulama' yang menjawab ajakan al-Ma'mun walaupun dengan alasan terpaksa. Sebagai teguran keras kepada mereka dan pembelajaran bagi mereka. Tentu juga untuk kita semua. Imam Yahya berusaha berkali-kali meminta maaf kepada Imam Ahmad. Tetap saja Imam Ahmad tidak mau berbicara kepadanya.

Begitulah, kawan. Pelajaran sangat berharga dari Imam Ahmad yang mengajarkan kepada kita arti pentingnya memperjuangkan sunnah. Jangan pernah sekali-kali kita merasa lemah menolong sunnah karena takut dengan kekuatan musuh. Atau jangan sekali-kali kita mundur menolong sunnah karena bermuka manis di hadapan musuh. Hadapilah. Dan ketahuilah, semakin engkau berusaha memperjuangkan sunnah, cobaan dan ujian juga akan semakin berat. Dan itu sudah ketetapan dari Allah. Itulah jalan menuju ke Jannah. Penuh tantangan dan rintangan. Akan tetapi Allah akan membantu orang-orang yang mau memperjuangkan sunnah. Dan barangsiapa yang Allah telah bersamanya, kepada siapa dia akan takut!?

Tahan! Tahan air matamu karena jalan masih panjang
Jangan kau biarkan air mata mulia mengalir
Diawal jalan, memang terasa berat
Hatimu bergumam, "apa yang akan terjadi padaku?"
Wahai Sunni, jangan bimbang apabila
Sedikit penolong dan ujian datang silih berganti
Ketahuilah, Allah kan senantiasa menolong hamba-Nya
Dan kunci segala urusan kepada-Nya kembali

Ya Allah, ampunilah kami. Rahmatilah kami. Matikanlah kami dan engkau ridha kepada kami. Ya Allah, jauhkanlah kami dari fitnah yang nampak maupun yang tidak nampak.
📚Sumber Refrensi:
- Siyar A'laamin Nubala'
- Al-Bidayah wan Nihayah
- As-Sunnah lil Khallal

🏠Komplek Ma'had Daarus Salaf Sanggrahan, Grogol, Sukoharjo

✏__Syabab MDS
=====*****=====
📶 Publikasi:
📖 WA Salafy Solo
📮 Channel Salafy Solo
Info dan Fawaid
https://bit.ly/salafysolo

#tahan_air_matamu ( bagian 3 )

Kamis, 21 April 2016

Pelajaran Shohih Muslim: Kitabul Jannah (Hadits No. 3)

======================
📕 Pelajaran Shohih Muslim
🌼 Kitabul-Jannah
-------------------
📚 Bab 1
Sebuah Pohon yang Besar di Jannah
------------------------------------------
🔘 Hadits No.3
----------------------------------

📌📜 Dari Abu Huroiroh –rodhiyallahu ‘anhu-, beliau berkata; Rasulullah –shollallahu ‘alaihi wasallam- pernah bersabda:

إِنَّ فِي الْجَنَّةِ لَشَجَرَةً يَسِيرُ الرَّاكِبُ فِي ظِلِّهَا مِائَةَ سَنَةٍ، لاَ يَقْطَعُهَا

“Sungguh, di dalam Jannah ada sebuah pohon yang (jarak) naungannya (ketika) ditempuh selama 100 tahun oleh pengendara kuda, (tetap) tidak bisa melampauinya.”

》(HR. Muslim No.2826)

🔘Takhrij Hadits:
-------------------
Hadits ini diriwayatkan pula oleh:
Al-Bukhori (3252), (4881), Ahmad (7498), (9243), (9832), (9870), (9950), (10065), (10259), At-Tirmidzi (2523), Ibnu Majah (4335), Ma’mar bin Rosyid dalam Jami’-nya (20877), Abu Nu’aim dalam Sifatul-Jannah (403), Ibnul Mubarok dalam Az-Zuhud (1485), Sunan Ad-Darimi (2881) dan selain mereka.

🔘 Syarah (Penjelasan):
-----------------------------
Rasulullah Sholalllahu ‘alaihi wasallam menjelaskan kepada kita bahwa di dalam Jannah terdapat sebuah pohon yang sangat besar.

↔ Jarak antara ujung naungannya begitu jauh. Walaupun seorang pengendara memacu kuda pacuannya untuk berlari kencang selama 100 tahun perjalanan, niscaya tetap tidak bisa melewati ujungnya. Hal ini, sebagaimana disebutkan dalam hadits nomer 2828 dalam Shohih Muslim-

...الرَّاكِبُ الْجَوَادَ الْمُضَمَّرَ السَّرِيعَ

“... Pengendara kuda pacuan yang berlari kencang...”

🔻Dalam Jami’ Ma’mar bin Rosyid –rohimahullah- (no.20877) disebutkan:

لَا يَبْلُغُهَا

“(Pengendara tersebut tetap) Tidak bisa melewatinya.”

🔻Dalam kitab “Az-Zuhud” milik Al-Imam Ibnul Mubarok –rohimahullah- (no. 1485) disebutkan:

مَا يَبْلُغُ طَرَفَهَا

“(Pengendara tersebut) Belum bisa mencapai ujungnya.”

🔻Itulah yang disebut oleh Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam dengan:

وَظِلٍّ مَمْدُودٍ

“Naungan yang terbentang luas.”

🔻Yang disebutkan di dalam surat Al-Waqi’ah ayat 30. (Lihat Shohih Al-Bukhori (3252), (4881) dan juga Musnad Ahmad (10259))

🔻Sampai-sampai, Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam menggambarkan bahwa dedaunannya menutupi Jannah, beliau Shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

وَإِنَّ وَرَقَهَا لَيُخَمِّرُ الْجَنَّةَ

“Dan sungguh! Dedaunannya menutupi Jannah.” (Musnad Ahmad (9243))

🔻Berkata Ka’ab Al-Ahbar (*): “Maha Benar (Allah Ta’ala) yang telah menurunkan Taurat kepada nabi Musa ‘Alaihis salam, dan menurunkan Al-Qur`an kepada Nabi Muhammad Shollallahu ‘alaihi wasallam, Jika seandainya seseorang itu menaiki unta yang berumur 3 tahun atau unta yang berumur 4 sampai 5 tahun untuk mengelilingi batang pohon itu, niscaya dia tidak akan bisa melakukannya, walaupun sampai tua renta (dimakan usia).” (Lihat “Az-Zuhud” (1485) karya Ibnul-Mubarok dan “Sifatul-Jannah” no.42, karya Ibnu Abid-Dunya)

(*) Beliau adalah seorang mukhoddrom (hidup sejaman dengan Nabi Sholllallahu ‘alaihi wasallam namun belum pernah ketemu dengan beliau) (Lihat At-Taqrib no.5648)

🍃Saudaraku,... Tatkala kita yakin akan besarnya pohon ini, Tentu kita juga akan semakin yakin akan kebesaran penciptanya; yang pasti lebih besar lagi.

👍Karena tidak ada yang lebih besar dari Dirinya. Yang Maha Besar, dan Maha Tinggi, Yang Maha Mampu atas segala sesuatu, Pencipta segalanya, Dia-lah Yang seharusnya disembah dan diibadahi, jangan selainnya!
📌Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa ilaaha illallah...!

Wallahu a’lamu bisshowab...

✏ (AH)
_______________________
⏰14 Rojab 1437 (2016-04-22)
------------------------------
🗂#Hadits #Jannah #Nar
---------------------------

🔰🇮🇩 Salafy Pekalongan

Pelajaran Shohih Muslim: Kitabul Jannah (Hadits No. 2)

======================
📕 Pelajaran Shohih Muslim
〰〰〰〰〰〰
🔘 Kitabul-Jannah
-------------------

 📗 Hadits No.2
----------------------------------

📚📌 Dari Abu Huroiroh –rodhiyallahu ‘anhu-, bahwa Rasulullah –shollallahu ‘alaihi wasallam- pernah bersabda:
Allah –subhanahu wata’ala- berfirman:

أَعْدَدْتُ لِعِبَادِيَ الصَّالِحِينَ مَا لَا عَيْنٌ رَأَتْ، وَلَا أُذُنٌ سَمِعَتْ، وَلَا خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ

“Telah ku sediakan untuk hamba-hamba-Ku yang sholih, sesuatu yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga, dan tidak pernah terbayang di dalam hati seorang manusia pun.” 
 
🔻Kemudian Rasulullah –shollallahu ‘alaihi wasallam- mengatakan, “Pembenarnya terdapat di dalam Al-Qur`an:

فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan.” (As-Sajdah:17)
 
》[HR. Muslim No.2824 dalam beberapa lafadz.
🔻 Disebutkan pula pada nomer 2825 hadits yang semakna, dari shahabat Sahl bin Sa’ad As-Sa’idy –rodhiyallahu ‘anhu]
 
🔘Takhrij Hadits:
-------------------
Hadits ini diriwayatkan pula oleh: 
Al-Bukhori (3244), (4779), (4780), (7498), Ahmad (8143), (9649), (10017), (10423), (10577), At-Tirmidzi (3197), (3292), Ibnu Majah (4328), dan selain mereka.

🔘 Syarah (Penjelasan):
----------------------------- 
📕🍃 Di dalam hadits ini dijelaskan, bahwa kenikmatan di dalam Jannah tidak pernah dilihat, didengar, atau dibayangkan oleh seorang pun.
 
🔻Pendalilan ini diperkuat dengan surat As-Sajdah ayat 17 yang dibacakan oleh Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam. Allah Ta’ala berfirman (artinya):
“Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan.” (As-Sajdah:17)
 
🔻Di dalam hadits ini pula disebutkan, bahwa Allah Subhanahu wata’ala telah menyediakan Jannah bagi hamba-hamba-Nya yang sholih, yaitu yang bertakwa.
 
🔻Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur`an, Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

“Dan bersegeralah kalian kepada ampunan dari Tuhan kalian dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang (telah) disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (Al-Imron:133)
 
🔘 Faedah:
----------------------
🌼✏ Ahlus Sunnah wal Jama’ah meyakini bahwa al-Jannah  (surga)) sekarang sudah diciptakan dan sudah ada.
 
✅📜 Inilah keyakinan Ahlus Sunnah wal Jama’ah sebagaimana disebutkan dalam kitab-kitab Aqidah. Di antaranya kitab “Al-Aqidah Ath-Thohawiyyah” karya Imam Ath-Thohawi, kitab “Lum’atul I’tiqod” karya Imam Ibnu Qudamah –rohimahullah, dimana mereka menjelaskan:

الجَنَّةُ وَ النَّارُ مَخْلُوقَتَان ...

“Al-Jannah dan An-Nar (keduanya) sudah diciptakan....”
 
📒 Di antara dalil yang menunjukkan permasalahan itu adalah Surat Ali Imron ayat 133 yang tadi disebutkan di atas.
Kemudian hadits ini.
 
🔻Kemudian sabda Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam (setelah beliau sholat gerhana):

إِنِّي رَأَيْتُ الْجَنَّةَ، فَتَنَاوَلْتُ مِنْهَا عُنْقُودًا، وَلَوْ أَخَذْتُهُ لَأَكَلْتُمْ مِنْهُ مَا بَقِيَتِ الدُّنْيَا...

“Sesungguhnya aku telah melihat Jannah (surga) (ketika dalam sholat gerhana tersebut), Akupun berusaha mengambil setandan (buah-buahan). Andai aku berhasil mengambilnya, niscaya kalian dapat memakannya selama dunia ini masih ada.” 🔻(HR. Al-Bukhori No.1052 dan Muslim No.907 , dari Abdullah bin Abbas Rodhiyallahu ‘anhuma)
 
▶ (Silahkan lihat penjelasan Asy-Syaikh Al-‘Utsaimin –rohimahullah- selengkapnya di kitab “Syarh Lum’atul I’tiqod" karya beliau Hal.131-133)
 
👍 Kita memohon kepada Allah Ta’ala agar diselamatkan dari adzab-Nya yang sangat pedih dan dimasukkan ke dalam Jannah-Nya. Aamiin

Wallahu a’lamu bisshowab...

✏ (AH)
_______________________
⏰ 13 Rojab 1437 (2016-04-21)
------------------------------
🗂 #Hadits #Jannah #Nar
------------------------------

🔰🇮🇩 Salafy Pekalongan

Rabu, 20 April 2016

Mengenal Hadits Dhoif: Doa Ketika Makan

==================
📚 Mengenal Hadits Dhoif
-Doa ketika makan-
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيمَا رَزَقْتَنَا، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، بِسْمِ الله...

Allahumma baarik lanaa fiima rozaqtana waqinaa 'adzabannaar.

"Ya Allah , berkahilah rejeki yang engkau anugerahkan kepada kami, dan jagalah kami dari adzab api neraka, bismillah (dengan menyebut nama Allah),..."

🔘 Takhrij Hadits:
----------------------
🔻Doa ini diriwayatkan oleh Ibnus-Sunny –rohimahullah- dalam kitab “Amalul-Yaum wal-Lailah” (No.457) dengan sanadnya sampai shahabat ‘Abdullah bin ‘Amr –rodhiyallahu ‘anhu-, dari Nabi –shollallahu ‘alaihi wasallam-.

🔻Disebutkan pula oleh An-Nawawi –rohimahullah- dalam kitab “Al-Adzkar” (No.650).

🔘 Sebab Lemahnya Hadits ini:
-------------------------------------
↔ Karena di dalam sanadnya terdapat seorang rowi yang bernama:

Muhammad bin Abi az-Zu’aizi’ah

📝 Keadaan rowi ini:
“Sangat mungkar haditsnya”, sebagaimana dinyatakan oleh Imam Abu Hatim dan Imam Al-Bukhori.
Bahkan Imam Abu Hatim menambahkan dengan ucapannya: “Jangan dipakai haditsnya”. (Lihat “Lisanul-Mizan” No.6785 & Mizan Al-I’tidal No.7532)

📌Kesimpulan:
-------------------
Hadits ini dhoif, sebagaimana dimasukkan oleh Al-Hafizh ibnu Hajar -rohimahullah- ke dalam hadits-hadits munkar yang diriwayatkan melalui Muhammad bin Abi az-Zu’aizi’ah. (Lisanul-Mizan No.6785)

Wallahu a’lamu bisshowaab.

_________________________
⏰ 13 Rojab 1437 (2016-04-21)
------------------------------
🗂 #Hadits Dhoif #Doa #Dzikir
------------------------------
🔰🇮🇩 Salafy Pekalongan
🍃🍃🌼🌼🍃🍃🌼🌼🍃🍃

Sepenggal Kisah Salman Al-Farisi radhiyallahu anhu

================

 🔘Mutiara Salaf
〰〰〰〰〰〰
Sepenggal Kisah Salman Al-Farisi –rodhiyallahu ‘anhu-
 
📚📜 Di kisahkan oleh Abu Nu’aim di dalam kitabnya Hilyatul-Auliya` (Vol.1/hal.203),
-------------------------------
 
📝📌 Tatkala kaum Muslimin mendengar tentang kedatangan Salman al-Farisi –rodhiyallahu ‘anhu- di Masjid Nabawi, merekapun datang dan berkumpul di sekelilingnya. Jumlah mereka sekitar seribu orang.
 
🌼 Dimulai dengan permintaan Salman –rodhiyallahu ‘anhu- agar mereka mau duduk tenang. “Duduklah..., duduklah kalian...” Kata Salman.
 
🍃 Mereka pun akhirnya terduduk tenang.
 
✅ 👍 Setelah itu beliau membuka surat Yusuf dan membacanya,
 
‼Tak disangka, ternyata sebagian besar dari mereka justru bubar dan pergi meninggalkan Salman –rodhiyallahu ‘anhu- bersama dengan ratusan orang sisanya.
 
💥Beliaupun marah. Dan berucap:

«آلزُّخْرُفَ مِنَ الْقَوْلِ أَرَدْتُمْ؟!، ثُمَّ قَرَأْتُ عَلَيْكُمْ كِتَابَ اللهِ فَذَهَبْتُمْ؟!»

“Apakah kata-kata indah penuh hiasan yang kalian inginkan⁉ Aku bacakan kepada kalian Al-Quran, malah kalian pergi (membubarkan diri)⁉"
 
✏ (AH)
_________________________
⏰ 12 Rojab 1437 (2016-04-20)
------------------------------
🗂 #Atsar #Tazkiyatun Nufus #Bahan Renungan
------------------------------
🔰🇮🇩 Salafy Pekalongan
🍃🌼🌼🌼🍃🌼🌼🌼🍃

Pelajaran Shohih Al-Bukhori: Kitabur Riqoq (Hadits No. 1)

======================
✅🔰 Pelajaran Shohih Al-Bukhori 🍃
〰〰〰〰〰〰

🔘 Kitabur-Riqoq
-------------------
(Membahas tentang pelembut hati yang keras)

👍 Mengingatkan kita akan keutamaan negeri Akhirat
dan rendahnya nilai Dunia

🔘Bab ke-1
------------
🌼Tidak Ada Kehidupan yang Haqiqi Kecuali Kehidupan Akhirat

🔘 Hadits No.1
---------------------

🔰📝 Dari Abdullah bin Abbas –rodhiyallahu ‘anhuma-, beliau berkata: Rasulullah –shollallahu ‘alaihi wasallam- pernah bersabda:

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالفَرَاغُ

“Dua kenikmatan yang sering dilalaikan oleh kebanyakan manusia (yaitu): kesehatan dan waktu luang.” 

🔻[HR. Al-Bukhori No.6412]

🔘 Takhrij Hadits –
--------------------
Hadits ini diriwayatkan pula oleh:

Ahmad (2340), (3207, At-Tirmidzi (2304), Ibnu Majah (4170), Al-Hakim dlm “Al-Mustadrok” (7845), dan selain mereka.

🔘 Syarah (Penjelasan) –
------------------------------------
📌Kenikmatan atau Nikmat dalam bahasa Arab juga disebut dengan “Na’iim” , “Nu’ma”, atau “Na’ma”.
Artinya lawan dari kesengsaraan.
➖Bisa berupa kemudahan hidup, ketenangan, ataupun harta. Semua itu termasuk dari kenikmatan.
(Lihat Lisanul-Arob 12/579)

📌Kenikmatan juga bisa diartikan keadaan yang baik atau bagus. (Lihat Fathul Bari 11/230)

📌(Yang sering dilalaikan oleh kebanyakan manusia) artinya sedikit sekali orang yang diberi taufik untuk bisa memanfaatkannya. (Lihat Fathul Bari 11/230)

👌✅ Dua nikmat itu adalah: “Kesehatan dan waktu luang.” Sebagaimana dikabarkan oleh Rasullullah –shollallahu ‘alaihi wasallam- dalam hadits tadi.

📝 Petikan Faedah -
--------------------------
Al-Imam Ibnul Jauzi –rohimahullah- menjelaskan:
🔻“Keadaan seseorang terkadang sehat namun tidak memiliki waktu senggang, dikarenakan kesibukan dirinya mencari penghidupan.

🔻Demikian pula keadaan seseorang terkadang tercukupi kebutuhannya namun dia tidak memiliki kesehatan.

🔻Jika kedua kenikmatan itu berada pada seseorang lantas menjadikan dirinya malas untuk beramal ketaatan, maka inilah orang yang “maghbun” (atau terlalaikan).

🔻 Sebagai penyempurna kekurangan itu (hendaknya dia sadar) bahwa dunia itu adalah ladang Akhirat.
Di dalam Dunia terdapat perdagangan yang keuntungannya akan dia dapatkan di Akhirat.

🔻(Sehingga) Siapa saja yang bisa menggunakan nikmat waktu luang dan kesehatannya dia lah orang yang berbahagia.

🔻Barangsiapa menggunakan kedua kenikmatan itu untuk maksiat kepada Allah , maka dia lah orang yang terlalaikan. (Dinukil oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar dalam “Fathul Bari” 11/230)
--------------------

👍 Semoga Allah –ta’ala- memberikan taufiknya kepada kita untuk bisa memanfaatkan nikmat sehat dan waktu luang sehingga diri kita semakin dekat kepada-Nya.
Aamiin... Yaa Mujiibas-Saailiin

Wallahu a’lamu bisshowab... 

✏ (AH)
_________________________
⏰ 12 Rojab 1437 (2016-04-20)
------------------------------
🗂 #Hadits #Tazkiyatun Nufus
------------------------------

🔰🇮🇩 Salafy Pekalongan
🍃🌼🌼🍃🌼🌼🍃

Selasa, 19 April 2016

Pelajaran Shohih Muslim: Kitabul Jannah (Hadits No. 1)

======================
📕 Pelajaran Shohih Muslim
〰〰〰〰〰〰
🔰 Kitabul-Jannah
-------------------
(Membahas tentang sifat-sifat Jannah, kenikmatan di dalamnya, dan sifat penduduknya)

🔘 Hadits No.1
---------------------
🔰🍃 Dari Anas bin Malik –rodhiyallahu ‘anhu-, beliau berkata: Rasulullah –shollallahu ‘alaihi wasallam- pernah bersabda:

حُفَّتِ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ، وَحُفَّتِ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ

“Al-Jannah dikelilingi oleh perkara-perkara yang tidak disenangi, dan An-Naar dikelilingi oleh syahwat (hawa nafsu).”

🔻[HR. Muslim No.2822]

✅ Takhrij Hadits –
Hadits ini diriwayatkan pula oleh:
Ahmad (12559), (13671), (14030), At-Tirmidzi (2559), Abu Nu’aim dlm “Sifatul-Jannah” (42), dan selain mereka.

📌 Disebutkan pula dalam Shohih Al-Bukhori No. 6487 , dari Abu Huroiroh –rodhiyallahu ‘anhu- dengan lafal :

حُجِبَتِ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ، وَحُجِبَتِ الجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ

“An-Naar ditutupi dengan syahwat (hawa nafsu), dan Al-Jannah ditutupi dengan perkara-perkara yang dibenci.”

✅ Syarah (Penjelasan) –
📝📮 Makna Hadits ini Al-Jannah tidak akan bisa dicapai kecuali dengan melakukan hal-hal yang dibenci hawa nafsu,
🔻Misalnya:
➖ Bersungguh-sungguh dalam ibadah serta menekuninya,
➖ Bersabar dalam menghadapi kesulitan (kesukaran) ketika menjalankan ibadah tersebut,
➖ Menahan amarah,
➖ Memaafkan orang lain,
➖ Bersikap tenang (tidak terburu-buru),
➖ Bershodaqoh,
➖ Berbuat baik kepada orang yang menyakitinya,
➖ Bersabar dalam melawan tuntutan hawa nafsu,
➖ Dan yang semisalnya.

⚠ Adapun An-Naar, dikelilingi oleh Syahwat (hawa nafsu) yang diharamkan,
🔻Misalnya:
➖ Minuman Keras (khomr),
➖ Perzinaan,
➖ Melihat wanita yang bukan mahrom,
➖ Ghibah (membicarakan aib orang lain),
➖ Bermain alat musik,
➖ Dan yang semisalnya.

↔ Adapun Syahwat (hawa nafsu) yang diperbolehkan tidak masuk dalam pembahasan tadi,
🔻Namun makruh (dibenci hukumnya) jika dilakukan secara berlebihan, karena dikhawatirkan akan menyeret pelakunya ke dalam:
➖ Perbuatan haram,
➖ Membuat hatinya keras,
➖ Melalaikan dirinya dari amal ketaatan,
atau justru...
➖ Menjadikan dirinya semakin tamak dalam mendapatkan harta dunia untuk digunakan foya-foya,
➖ Dan yang semisalnya.

🔺[Diringkas dari "Al-Minhaj Syarh Shohih Muslim" (8/165 - 166), karya: An-Nawawi -rohimahullah-]

👍 Semoga Allah –ta’ala- memasukkan kita semua ke dalam al-Jannah dan menjauhkan kita dari Adzab-Nya. Aamiin

✅ Wallahu a’lamu bisshowab...

✏ (AH)
_________________________
12 Rojab 1437 (2016-04-20)
------------------------------
#Hadits #Jannah #Nar
------------------------------

🔰🇮🇩 Salafy Pekalongan
🌼🌼🌼🍃🌼🌼🌼

PENJELASAN KAIDAH “KITA SALING TOLONG-MENOLONG DALAM PERMASALAHAN YANG TELAH KITA SEPAKATI DAN KITA SALING MEMBERI UDZHUR (MAAF) KEPADA SEBAGIAN YANG LAIN PADA APA-APA YANG KITA BERSELISIH DI DALAMNYA”

PENJELASAN KAIDAH “KITA SALING TOLONG-MENOLONG DALAM PERMASALAHAN YANG TELAH KITA SEPAKATI DAN KITA SALING MEMBERI UDZHUR (MAAF) KEPADA SEBAGIAN YANG LAIN PADA APA-APA YANG KITA BERSELISIH DI DALAMNYA”

️Fatawa Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullohu ta'ala

Fadhilatu Asy-Syaikh, dari perkara yang telah diketahui bahwa kelompok syiah dan kelompok murjiah mereka seluruhnya berselisih dengan ahlu sunnah dengan perselisihan yang besar. Dan disana ada kaidah dari sebagian para ulama yang disebut kaidah zahabiyyah (keemasan): "Kita saling tolong-menolong dalam permasalahan yang telah kita sepakati bersama dan kita saling memberi udzhur (maaf) kepada sebagian yang lain pada apa-apa yang kita berselisih didalamnya". Maka bagaimana kami memberikan udzhur (maaf) kepada mereka orang-orang syiah?

Kaidah zahabiyyah (keemasan) ini sejatinya bukanlah kaidah zahabiyyah (keemasan) dan tidak pantas dijadikan sebagai sebuah kaidah bahkan apa-apa yang kita bersepakat padanya maka hal itu merupakan kenikmatan dari Alloh azza wa jalla dan persatuan lebih baik daripada perselisihan.
🔺Dan apa-apa yang kita berselisih pada sebuah permasalahan maka hal tersebut terkadang mendapatkan udzhur (maaf) dan terkadang tidak diberi udzhur (maaf).
🔺Apabila perselisihan tersebut pada perkara yang diperbolehkan oleh agama didalamnya maka hal ini tidak mengapa karena para imam mereka juga berselisih, Imam ahmad, Imam Syafi'i, Imam Malik dan Imam Abu Hanifah, mereka semuanya memiliki perbedaan pendapat dalam sebuah permasalahan.
🔺Dan adapun perselisihan yang tidak diberi udzhur (maaf) seperti perselisihan dalam aqidah maka sebagian kita tidak saling memberi udzhur (maaf) kepada sebagian yang lainnya bahkan wajib untuk kembali kepada Al- Kitab dan As-Sunnah.
🔺Maka wajib atas sekte syiah dan setiap mubtadi' untuk kembali kepada Al-Kitab dan As-Sunnah dan tidak diberi udzhur (maaf).
🔺Maka kaidah ini bukanlah kaidah zahabiyyah (keemasan) dan lebih layak engkau menyebutnya dengan kaidah khosyabiyyah (campuran).
✅Sekarang engkau telah mengetahui perkara yang boleh didalamnya ijtihad, ini tidak mengapa kita memberikan toleransi kepada orang yang menyelisihi
dan perkara yang tidak boleh berijtihad padanya seperti dalam permasalahan aqidah yang mana seorang insan menyelisihi aqidah salaf sehingga tidak mungkin untuk mereka diberi udzhur (maaf).

Sumber: [Silsilatu Liqooaatil Babil Maftuh > Liqool Babil Maftuh: 75]

Penerjemah: Al-Faqir Ilaa Afwi Robbihi, Rohmat di Bombana.

تطبيق فتاوى بن عثيمين رحمه الله - بيان قاعدة (نتعاون فيما اتفقنا عليه ويعذر بعضنا بعضاً فيما اختلفنا فيه)
فضيلة الشيخ، من المعلوم أن الشيعة و المرجئة هؤلاء كلهم يختلفون مع أهل السنة والجماعة اختلافاً عظيماً، وهناك قاعدة عند بعض العلماء يسمونها القاعدة الذهبية: (يعين بعضنا بعضاً فيما اتفقنا ويعذر بعضنا بعضاً فيما اختلفنا) فكيف نعذر هؤلاء الشيعة؟
هذه القاعدة الذهبية ليست قاعدة ذهبية ولا تستحق أن تكون قاعدة، بل ما اتفقنا فيه فهو من نعمة الله -عز وجل- والاتفاق خير من الاختلاف، وما اختلفنا فيه فقد يعذر فيه المخالف وقد لا يعذر، فإذا كان الاختلاف في أمر يسوغ فيه الاختلاف فهذا لا بأس به، ولا زال الأئمة يختلفون، فالإمام أحمد، والشافعي، ومالك، وأبو حنيفة كلهم يختلفون، وأما إذا كان الخلاف لا يعذر فيه؛ كالخلاف في العقائد، فإنه لا يعذر بعضنا بعضاً، بل الواجب الرجوع إلى ما دل عليه الكتاب والسنة، فعلى المرجئة وعلى الشيعة وعلى كل مبتدع أن يرجع إلى الكتاب والسنة ولا يعذر، فهذه القاعدة ليست قاعدة ذهبية، ولعلك تسميها قاعدة خشبية. عرفت الآن الذي يسوغ فيه الاجتهاد، هذا لا بأس أن نسمح للمخالف، والذي لا يسوغ فيه الاجتهاد كمسائل العقائد التي يخالف فيها الإنسان السلف لا يمكن أن يعذروا.
المصدر: سلسلة لقاءات الباب المفتوح > لقاء الباب المفتوح [75]

http://zadgroup.net/bnothemen/upload/ftawamp3/od_075_14.mp3

WA Salafy Kendari

Minggu, 17 April 2016

BISIKAN HAWA NAFSU

April 17, 2016

BISIKAN HAWA NAFSU

Berkata Al-Hasan al-Bashri –rahimahullah:

“Seburuk-buruk penyakit yang menodai hati adalah hawa nafsu” (1)

 

Berkata Atha’ as Salimiy –rahimahullah:

“Telah sampai kabar kepada kami bahwa syahwat dan hawa nafsu akan mengalahkan ilmu, akal, dan juga nasihat.” (2)

 

Berkata Ibrahim bin Dawud al Qashar –rahimahullah:

“ Selemah-lemah makhluk adalah yang tidak sanggup menahan hawa nafsu. Dan sehebat-hebat makhluk adalah yang mampu menahan hawa nafsunya.” (3)

 

Dikatakan kepada Ja’far al Murta’isy: “Sesungguhnya Fulan bisa berjalan di atas air.” Maka beliau pun berkata:

“ Sesungguhnya barangsiapa yang diberikan oleh Allah kemampuan untuk menyelisihi hawa nafsunya maka itu lebih hebat daripada berjalan di atas air.” (4)

—————————————————–

      رقم 1 – الكتاب: الزهد لأبي عبد الله أحمد بن محمد بن حنبل: ص 214

كَانَ الْحَسَنُ يَقُولُ: شَرُّ دَاءٍ خَالَطَ قَلْبًا، يَعْنِي الْهَوَى

 رقم 2 – الكتاب: حلية الأولياء وطبقات الأصفياء لأصبهاني : ص 244

يَقُولُ: بَلَغَنَا أَنَّ الشَّهْوَةَ، وَالْهَوَى يَغْلِبَانِ الْعِلْمَ وَالْعَقْلَ وَالْبَيَانَ

 

 رقم 3 – الكتاب: ذم الهوى لابن الجوزي : ص 30

قَالَ إِبْرَاهِيمُ الْقَصَّارُ أَضْعَفُ الْخَلْقِ مَنْ ضَعُفَ عَنْ رَدِّ شَهْوَتِهِ وَأَقْوَى الْخَلْقِ مَنْ قَوِيَ عَلَى رَدِّهَا

 

 رقم 4 – الكتاب: التبصرة لابن الجوزي : ص 187

وَقِيلَ لِلْمُرْتَعِشِ: إِنَّ فُلانًا يَمْشِي عَلَى الْمَاءِ. فَقَالَ: إِنَّ مَنْ مَكَّنَهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ مُخَالَفَةِ هَوَاهُ أَعْظَمُ مِنَ الْمَشْيِ عَلَى الْمَاءِ!

 

Sumber: http://appsalafy.salafymedia.com