Cari Blog Ini

Senin, 15 Februari 2016

BENARKAH “SURAT TAUBAT” ADALAH PERKARA MUHDATS & BUKAN TERMASUK AJARAN SALAF SEDIKITPUN?

(Asy-Syaikh Muhammad bin Hady al-Madkhaly hafizhahullah)

Pertanyaan Keempat:
Semoga Allah senantiasa melimpahkan kebaikannya kepada Anda, sebagian orang yang berbicara mengkritik tanggapan sebagian Masayikh Salafiyun yang mereka tulis atas sebuah penjelasan yang dikeluarkan oleh salah seorang penuntut ilmu yang padanya dia menjelaskan taubatnya dan rujuknya, dalam tanggapan tersebut para ulama tersebut menjelaskan bahwa dia telah bertindak bagus dan baik taubatnya setelah dahulu mereka mentahdzirnya disebabkan ketergelinciran dan tindakan menyelisihi kebenaran yang dia lakukan.

Diantara yang diucapkan oleh para pengkritik itu adalah cukup baginya dengan bertaubat antara dirinya dengan Rabbnya dan tidak butuh terhadap surat pengampunan.
Yang lain mengatakan bahwa hal seperti ini bukan termasuk ajaran Salaf sedikit pun, bahkan perbuatan mereka itu menyeret kepada kesyirikan terhadap Allah dan sarana yang mengantarkan kepadanya.
Maka apa bimbingan Anda? Semoga Allah senantiasa menjaga Anda.

✔Jawaban:
Mereka itu jahil murakkab (bodoh kwadrat/berlipat = bodoh tapi tidak sadar dan sok pintar -pent), mereka itu tidak tahu, dan mereka tidak tahu bahwa mereka tidak tahu. Kalau tidak demikian, alhamdulillah sikap-sikap Ahlus Sunnah memenuhi kitab-kitab dalam bab ini, dan taubat Ibnu Aqil tidaklah jauh dari kita. Taubat Ibnu Aqil yang dihadiri sekian banyak orang dan mereka saksikan, dan para ulama menyebutkannya dalam kitab-kitab mereka dan pada biografi Ibnu Aqil, dan disebutkan oleh al-Hafizh Ibnu Qudamah, dan fulan serta fulan dari orang-orang yang menghadiri taubatnya ini yang dilakukan di masjid Jami’ al-Manshur. Dan yang terkhusus dari mereka adalah tokoh Hanabilah di zamannya yaitu asy-Syarif Abu Ja’far al-Hasyimy, beliau adalah tokoh Hanabilah di zaman itu. Para ulama memintanya untuk bertaubat dan beliau pun bertaubat dan menulis sebuah kitab yang menegaskan taubatnya. Dan setelah itu para ulama mengatakan, “Telah sah taubatnya.” Subhanallahil azhim, bagaimana mereka lalai atau pura-pura lalai darinya?! Ini merupakan perkara yang telah ma’ruf, diketahui, dan masyhur, serta tertulis dan tercetak dalam berbagai kitab. Tetapi masalahnya:

ﻭَﻣَﻦْ ﻟَﻢْ ﻳَﺠْﻌَﻞِ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻟَﻪُ ﻧُﻮﺭًﺍ ﻓَﻤَﺎ ﻟَﻪُ ﻣِﻦْ ﻧُﻮﺭٍ.

“Barangsiapa yang tidak diberi cahaya oleh Allah maka dia tidak memiliki cahaya.” (QS. An-Nuur: 40)

Dan saya mengarahkan orang-orang yang sok berilmu itu yang mengucapkan ucapan ini yang menunjukkan kebodohan mereka yang berlipat ganda, hendaknya mereka membaca kembali biografi Abul Wafa’ Ibnu Aqil saja, tidak perlu ke yang lain. Hendaknya mereka membuka kembali biografi Abul Wafa’ Ibnu Aqil rahimahullah Ta’ala di kitab-kitab biografi lalu hendaklah mereka melihat apa isinya. Hendaknya mereka juga membaca kembali risalah al-Imam Ibnu Qudamah Muwaffaquddin Ibnu Qudamah rahimahullah Ta’ala dalam bab ini dan itu masyhur. Di dalamnya beliau rahimahullah menyebutkan taubat Abul Wafa’ Ibnu Aqil dengan sanadnya. Kemudian setelah itu beliau menulis dengan menukil tulisan yang Ibnu Aqil telah bertaubat darinya. Diantara alasan beliau adalah karena khawatir ada yang tertipu dengannya. Maka beliau menulis kitab dan risalah yang bermanfaat yang berjudul “Tahrimun Nazhar fi Kutubil Kalam”. Dan di akhir risalah tersebut beliau menyebutkan para saksi yang disebutkan pada taubat ini dan juga tanda tangan mereka yang menyatakan sahnya taubat Abul Wafa’ Ibnu Aqil. Dan setiap orang yang menulis biografinya menyebutkan bahwa beliau telah bertaubat dan baik taubatnya. Maka apakah semacam ini merupakan surat pengampunan (seperti dalam agama Nasrani -pent)?! Kita berlindung kepada Allah dari kebodohan yang berlipat ganda.

إِذَا كُنْتَ ﻻ تَدْرِيْ فَتِلْكَ مُصِيْبَةٌ … وَإِنْ كُنْت تَدْرِيْ فلمصيبة أَعْظَمُ

Jika engkau tidak tahu maka itu adalah musibah
Namun jika engkau tahu maka musibahnya lebih besar lagi

ﺇﺫﺍ ﻛﻨﺖ ﻻ ﺗﺪﺭﻱ ﻭﻟﺴﺖ ﻛﻤﻦ ﺩﺭﻯ … ﻓﻤﻦ ﻟﻲ ﺑﺄﻥ ﺗﺪﺭﻱ ﺑﺄﻧﻚ ﻻ ﺗﺪﺭﻱ

Jika engkau tidak mengetahui dan engkau tidak seperti orang yang mengetahui
Maka siapa yang menjelaskan kepadaku agar engkau tahu bahwa engkau tidak tahu

ﻭَﺗَﻌَﺮَّ ﻣِﻦْ ﺛَﻮْﺑَﻴْﻦِ ﻣَﻦْ ﻳَﻠْﺒَﺴْﻬُﻤَﺎ *** ﻳَﻠْق ﺍﻟﺼَّﻐَﺎﺭَ ﺑِﺬِﻟَّﺔٍ ﻭَﻫَﻮَﺍﻥٍ
ﺛَﻮْﺏٍ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺠَﻬْﻞِ ﺍﻟْﻤُﺮَﻛَّﺐِ ﻓَﻮْﻗُﻪُ *** ﺛَﻮْﺏُ ﺍﻟﺘَّﻌَﺼُّﺐِ ﺑِﺌْﺴَﺖِ ﺍﻟﺜَّﻮْﺑَﺎﻥ

Maka tanggalkanlah dua jenis pakaian
Yang barangsiapa mengenakannya maka dia akan ditimpa kerendahan dengan celaan dan kehinaan
Yaitu pakaian jahil murakkab (kebodohan yang berlipat)
Yang lebih parah dari keduanya adalah pakaian fanatisme

Mereka itu ya ikhwah, adalah orang-orang yang bodoh berlipat ganda. Kami memohon kepada Allah agar mengokohkan diri kami dan kalian.

Para Salaf rahimahumullah menulis semua itu dan menandatanganinya dan menjadikannya sebagai dalil. Jadi barangsiapa menyelisihi jalan ini dan mengingkarinya, maka dialah orang yang menyelisihi jalan Salaf.

Link audio:
http://goo.gl/iqlKyd

Sumber artikel:
http://www.ajurry.com/vb/showthread.php?t=43908

http://tukpencarialhaq.com/2016/02/14/benarkah-surat-taubat-adalah-perkara-muhdats/