Cari Blog Ini

Minggu, 23 November 2014

Tentang URUTAN SHALAT KETIKA MENGQADHA SHALAT FARDHU

Syaikh al-Muhaddits Muqbil bin
Hadi Al-Wadi’i rohimahulloh

Pertanyaan:
ﻫﻞ ﻳﺠﻮﺯ ﺍﻻﻗﺘﺪﺍﺀ ﺑﺎﻹﻣﺎﻡ ﻓﻲ ﺻﻼﺓ ﺍﻟﻌﺼﺮ ﻭﺍﻟﻤﻘﺘﺪﻱ ﻳﺮﻳﺪ ﺍﻟﻈﻬﺮ ﻣﻊ ﺍﻟﺪﻟﻴﻞ؟
Apakah dibolehkan mengikuti imam dalam sholat ashar sedangkan yang mengikuti ingin sholat dhuhur beserta dalil?

Jawaban:
ﻳﺠﻮﺯ؛ ﻷﻥ ﻣﻌﺎﺫﺍً ﻛﺎﻥ ﻳﺼﻠﻲ ﻣﻊ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻟﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺛﻢ ﻳﺮﺟﻊ ﻭﻳﺼﻠﻲ ﺑﻘﻮﻣﻪ ﻓﻬﻮ ﻓﻲ ﻧﺎﻓﻠﺔ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﺍﻟﺜﺎﻧﻴﺔ ﻭﻗﻮﻣﻪ ﻳﺼﻠﻮﻥ ﻓﺮﻳﻀﺔ ﻫﺬﺍ ﺃﻣﺮ. ﻭﺑﻌﺾ ﻛﻴﻔﻴﺎﺕ ﺻﻼﺓ ﺍﻟﺨﻮﻑ ﺃﻳﻀﺎً ﻫﻜﺬﺍ ﺃﻧﻬﻢ ﻛﺎﻧﻮﺍ ﻳﺼﻠﻮﻥ ﻣﻊ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻟﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺭﻛﻌﺘﻴﻦ ﺛﻢ ﻳﺴﻠﻤﻮﻥ، ﻭﻳﺬﻫﺐ ﻭﻳﺼﻠﻲ ﺑﻄﺎﺋﻔﺔ ﺃﺧﺮﻯ ﺭﻛﻌﺘﻴﻦ، ﻓﻲ ﺑﻌﺾ ﺍﻟﻜﻴﻔﻴﺎﺕ. ﻓﻬﺬﺍ ﻳﺠﻮﺯ ﺍﺧﺘﻼﻑ ﺍﻟﻨﻴﺔ ﻳﺼﻠﻲ ﻣﻌﻬﻢ ﻇﻬﺮﺍً ﻭﻫﻢ ﻳﺼﻠﻮﻥ ﻋﺼﺮﺍً ﻻ ﺑﺄﺱ ﺑﺬﻟﻚ ﺇﻥ ﺷﺎﺀ ﺍﻟﻠﻪ
Boleh, karena Mu’adz pernah sholat bersama Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam kemudian pulang dan sholat bersama kaumnya dan beliau dalam sholat sunnah pada sholat kedua sedangkan kaumnya melakukan sholat wajib, ini satu hal.
Dan sebagian tata cara sholat khouf (dalam keadaan perang) juga demikian, bahwa mereka melakukan sholat bersama Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam dua roka’at kemudian mereka salam, dan pergi lalu sholat bersama sekelompok lainnya dua roka’at, pada sebagian tata cara. Maka ini (menunjukkan) bolehnya berbeda niat, sholat bersama mereka dhuhur sedangkan mereka melakukan sholat ashar, tidak mengapa dengan itu insya Alloh.

Penanya:
ﺛﻢ ﻳﺼﻠﻲ ﺑﻌﺪ ﺫﻟﻚ ﺍﻟﻌﺼﺮ ﻣﻨﻔﺮﺩﺍً؟
Kemudian melakukan sholat setelah itu sholat ashar sendirian?

Syaikh:
ﻧﻌﻢ، ﻭﻻ ﻳﺠﻮﺯ ﺃﻥ ﻳﺼﻠﻲ ﻣﻌﻬﻢ ﻋﺼﺮﺍً ﺛﻢ ﻳﺼﻠﻲ ﺍﻟﻈﻬﺮ؛ ﻷﻥ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻟﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺭﺗﺐ ﻓﻲ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﺨﻨﺪﻕ ﻗﺎﻝ: ﺷﻐﻠﻮﻧﺎ ﻋﻦ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﺍﻟﻮﺳﻄﻰ ﻣﺎ ﺻﻠﻴﺘﻬﺎ ﺣﺘﻰ ﻏﺮﺑﺖ ﺍﻟﺸﻤﺲ، ﻓﺼﻠﻰ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻟﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺍﻟﻌﺼﺮ، ﺛﻢ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻤﻐﺮﺏ ﺑﻌﺪﻫﺎ
Betul, dan tidak boleh sholat ashar bersama mereka kemudian sholat dhuhur, karena Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam mengurutkannya di hari terjadinya perang Khondak, beliau bersabda:
‏ﺷﻐﻠﻮﻧﺎ ﻋﻦ ﺍﻟﺼﻼﺓِ ﺍﻟﻮﺳﻄﻰ ﻣﺎ ﺻﻠﻴﺘُﻬﺎ ﺣﺘﻰ ﻏﺮﺑﺖ ﺍﻟﺸﻤﺲُ
“Mereka telah membuat kami sibuk dari sholat ashar hingga aku tidak menunaikannya hingga matahari terbenam.”
Maka Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam sholat ashar, kemudian sholat maghrib setelahnya.

Sumber audio: muqbel .net

Alih Bahasa: Muhammad Sholehuddin Abu Abduh

WA Ahlus Sunnah Karawang

###

Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah

Soal no. 208:
شخص دخل المسجد لصلاة العشاء ثم تذكر أنه لم يصل المغرب فماذا يعمل؟
Seseorang masuk masjid untuk sholat isya, kemudian dia teringat ternyata dia belum sholat magrib, apa yang harus dia lakukan?

Jawab:
الجواب: إذا دخلت المسجد وصلاة العشاء مُقامة ثم تذكَّرت أنك لم تصل المغرب فتدخل مع الجماعة بنية صلاة المغرب، وإذا قام الإمام إلى الركعة الرابعة فتجلس أنت في الثالثة، وتنتظر الإمام ثم تسلِّم معه، ولك أن تسلِّم ثم تدخل مع الإمام فيما بقي من صلاة العشاء، ولا يضرُّ اختلاف النية بين الإمام والمأموم على الصحيح من أقوال أهل العلم رحمهم الله ، وإن صليت المغرب وحدك ثم صليت مع الجماعة فيما أدركت من صلاة العشاء فلا بأس
Jika engkau masuk masjid dan sholat isya sedang ditegakkan, kemudian engkau ingat bahwasanya engkau belum sholat magrib, maka engkau masuk/ikut bersama jama'ah dengan niat sholat magrib, dan jika imam bangkit untuk rokaat yang keempat maka engkau duduk pada rakaat yang ketiga dan engkau tunggu imam kemudian ikut salam bersamanya.
Bisa juga engkau salam (pada rokaat ketiga) kemudian engkau masuk/ikut (sholat isya berjamaah) bersama imam dari apa yang tersisa dari sholat isya (kemudian sempurnakan sholat isya tersebut), dan tidak memudhorotkan/tidak mengapa (adanya) perbedaan niat antara imam dan ma'mum menurut pendapat yang shohih dari pendapat-pendapat ahli ilmu rahimahumullah.
Atau bisa juga engkau sholat magrib sendirian kemudian ikut (shalat isya) bersama jama'ah dari apa yang bisa engkau dapati dari sholat isya (tersebut), maka ini tidak mengapa.

Sumber: Fatawa Arkanil Islam Asy-Syaikh Al-Allamah Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah

Alih bahasa: Abdullah Waqii' Al-Jawy

TIS (Thalab Ilmu Syar'i)

###

Asy Syaikh Ubaid bin Abdillah al Jabiry حفظه الله

Pertanyaan:
يسأل سائل فيقول هل يجوز للمأموم الذي يريد أن يصلي صلاة المغرب أن يأتم بالإمام إمام المسجد الذي يصلي صلاة العشاء؟
Apakah boleh bagi seorang makmum yang akan melaksanakan Shalat Maghrib dia bermakmum dengan imam masjid yang sedang Shalat Isya?

Jawaban:
هذا قال به طائفةٌ من أهل العلم، وفي ما أحفظ وأعلم أن الشيخ الإمام الأثري سماحة الوالد الشيخ عبد العزيز بن باز رحمه الله يرى هذا؛ ولكن عندي فيهِ نظر، لما فيه من الخلل والتفاوت، فأرى إن أمكنهُ صلاةُ المغرب قبل إقامة صلاة العشاء فعل وهو الواجب عليه، وإلا لم يمكنهُ صلى العشاء، فإذا صلى العشاء مع هذا الإمام فإذا فرغَ من صلاتهِ صلى المغرب
Pendapat ini dipegangi oleh sekelompok ulama. Dan yang aku hafalkan dan ketahui, bahwasanya asy-Syaikh al-Imam al-Atsari Samahatul Walid Abdul Aziz bin Baz rahimahullaah berpendapat demikian. Akan tetapi menurut pendapatku, masalah ini perlu diteliti. Dikarenakan pada pelaksanaannya ada sedikit celah dan ketidak sesuaian. Maka aku berpendapat jika masih memungkinkan bagi dia untuk Shalat Maghrib terlebih dahulu sebelum iqamah ditegakkan, maka dia lakukan dan itu wajib baginya. Dan jika tidak memungkinkan, maka dia Shalat Isya bersama imam, kemudian setelah selesai barulah dia Shalat Maghrib.
وفي هذا الحال يسقطُ عنه الترتيب والأفضل أن يصلي العشاء مع إمامه هذا نافلة فإذا فرغ صلى المغرب ثم العشاء وهذه الأخيرة هي فرضُه
Dalam  keadaan seperti itu telah ditiadakan kewajiban tartib (berurutnya waktu shalat) baginya. Dan yang afdhal dia Shalat Isya bersama imam dengan niat shalat sunnah, setelah selesai barulah dia Shalat Magrib dilanjutkan Shalat Isya (dan yang ini dia niatkan wajib).

Sumber:
ar .alnahj .net/fatwa/106

Alih bahasa: Syabab Forum Salafy

Forum Salafy Indonesia

Tentang BERBEDA NIAT SHALAT ANTARA MAKMUM DENGAN IMAM

Asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baaz rahimahullaah

PERTANYAAN:
Bagaimana pendapat anda tentang orang yang shalat fardhu dengan bermakmum kepada orang yang sedang melaksanakan shalat sunnah?

JAWABAN:
Tidak mengapa orang yang melakukan sholat fardhu (shalat wajib) bermakmum kepada orang yang sedang shalat sunnah.
Hal ini sebagaimana diriwayatkan dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dalam sebagian tatacara shalat khauf; bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam shalat mengimami sekelompok shahabat sebanyak dua roka’at, kemudian beliau salam. Kemudian Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam shalat lagi mengimami sekelompok shahabat yang lainnya sebanyak dua roka’at pula, kemudian Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

KESIMPULAN:
Shalat Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang pertama adalah shalat fardhu, sedangkan shalat beliau yang kedua kalinya adalah shalat sunnah.
Adapun seluruh Shahabat baik kelompok pertama atau yang kedua semuanya melaksanakan shalat fardhu.
Diriwayatkan pula dalam kitab as-shahiihain dari Mu’adz bin Jabal Radhiyallahu ‘Anhu bahwa dia shalat ‘Isya’ bersama Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Kemudian dia pulang dan mengimami kaumnya.
Bagi Mu’adz, shalat yang dia lakukan bersama kaumnya itu adalah sunnah, sedangkan bagi kaumnya adalah shalat fardhu (karena sebelumnya Mu’adz telah menunaikan Shalat fardhu bersama Nabi Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam).

CONTOH:
Seandainya seseorang di bulan ramadhan datang ke masjid sementara jama’ah sedang sholat tarawih; maka apabila dia belum melaksanakan shalat ‘isya’, maka dia boleh melaksanakan shalat ‘isya’ dengan bermakmum kepada imam yang sedang sholat sunnah tarawih.
Hal ini agar dia mendapatkan keutamaan berjama’ah. Apabila Imam salam, maka dia pun berdiri untuk menyempurnakan shalatnya.

Sumber: Fatawa Muhimmah tata’allaqu bish Shalah, soal no. 41 hlm 48.

Alih Bahasa: Abu Utbah Miqdad hafizhahullaah

WA Forum Berbagi Faidah. Dikutip dari WA Forum Riyadhul Jannah Wonogiri.

###

Soal:
Apabila saya sedang shalat tahiyatul masjid atau shalat sunnah, lalu seseorang masuk dan menyangka saya sedang shalat fardhu lantas langsung bermakmum kepada saya, bagaimana hukumnya? Apa yang harus saya lakukan?

Jawab:
Menurut pendapat yang paling benar di antara dua pendapat ulama, seorang yang shalat fardhu boleh bermakmum kepada orang yang sedang shalat sunnah atau bermakmum kepada orang yang shalat sendirian. Seseorang tidak boleh menolak orang yang hendak bermakmum kepadanya. Telah sahih dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa dia datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam saat beliau sedang shalat malam sendirian, lantas ia berdiri ikut shalat di samping kiri beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam lalu memindahnya ke sebelah kanan beliau dan shalat bersamanya.
Telah sahih pula bahwa dahulu Mu’adz radhiyallahu ‘anhu shalat isya berjamaah bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam kemudian pulang dan mengimami kaumnya shalat isya. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam tidak mengingkarinya. Demikian pula, beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengimami shalat khauf dua rakaat bersama sekelompok sahabat kemudian salam. Setelah itu, beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam shalat dua rakaat mengimami kelompok yang lain kemudian salam. (HR. Abu Dawud)
Pada shalat yang kedua, beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam shalat sunnah.
Wabillahit taufiq washallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa shahbihi wa sallam.
Ketua: Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz; Wakil Ketua: Abdur Razzaq Afifi; Anggota: Abdullah bin Ghudayyan, Abdullah bin Qu’ud. (Fatawa al-Lajnah, 7/405—406)

Sumber: Asy Syariah Edisi 087

###

Syaikh al-Muhaddits Muqbil bin
Hadi Al-Wadi’i rohimahulloh

Pertanyaan:
ﻫﻞ ﻳﺠﻮﺯ ﺍﻻﻗﺘﺪﺍﺀ ﺑﺎﻹﻣﺎﻡ ﻓﻲ ﺻﻼﺓ ﺍﻟﻌﺼﺮ ﻭﺍﻟﻤﻘﺘﺪﻱ ﻳﺮﻳﺪ ﺍﻟﻈﻬﺮ ﻣﻊ ﺍﻟﺪﻟﻴﻞ؟
Apakah dibolehkan mengikuti imam dalam sholat ashar sedangkan yang mengikuti ingin sholat dhuhur beserta dalil?

Jawaban:
ﻳﺠﻮﺯ؛ ﻷﻥ ﻣﻌﺎﺫﺍً ﻛﺎﻥ ﻳﺼﻠﻲ ﻣﻊ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻟﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺛﻢ ﻳﺮﺟﻊ ﻭﻳﺼﻠﻲ ﺑﻘﻮﻣﻪ ﻓﻬﻮ ﻓﻲ ﻧﺎﻓﻠﺔ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﺍﻟﺜﺎﻧﻴﺔ ﻭﻗﻮﻣﻪ ﻳﺼﻠﻮﻥ ﻓﺮﻳﻀﺔ ﻫﺬﺍ ﺃﻣﺮ. ﻭﺑﻌﺾ ﻛﻴﻔﻴﺎﺕ ﺻﻼﺓ ﺍﻟﺨﻮﻑ ﺃﻳﻀﺎً ﻫﻜﺬﺍ ﺃﻧﻬﻢ ﻛﺎﻧﻮﺍ ﻳﺼﻠﻮﻥ ﻣﻊ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻟﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺭﻛﻌﺘﻴﻦ ﺛﻢ ﻳﺴﻠﻤﻮﻥ، ﻭﻳﺬﻫﺐ ﻭﻳﺼﻠﻲ ﺑﻄﺎﺋﻔﺔ ﺃﺧﺮﻯ ﺭﻛﻌﺘﻴﻦ، ﻓﻲ ﺑﻌﺾ ﺍﻟﻜﻴﻔﻴﺎﺕ. ﻓﻬﺬﺍ ﻳﺠﻮﺯ ﺍﺧﺘﻼﻑ ﺍﻟﻨﻴﺔ ﻳﺼﻠﻲ ﻣﻌﻬﻢ ﻇﻬﺮﺍً ﻭﻫﻢ ﻳﺼﻠﻮﻥ ﻋﺼﺮﺍً ﻻ ﺑﺄﺱ ﺑﺬﻟﻚ ﺇﻥ ﺷﺎﺀ ﺍﻟﻠﻪ
Boleh, karena Mu’adz pernah sholat bersama Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam kemudian pulang dan sholat bersama kaumnya dan beliau dalam sholat sunnah pada sholat kedua sedangkan kaumnya melakukan sholat wajib, ini satu hal.
Dan sebagian tata cara sholat khouf (dalam keadaan perang) juga demikian, bahwa mereka melakukan sholat bersama Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam dua roka’at kemudian mereka salam, dan pergi lalu sholat bersama sekelompok lainnya dua roka’at, pada sebagian tata cara. Maka ini (menunjukkan) bolehnya berbeda niat, sholat bersama mereka dhuhur sedangkan mereka melakukan sholat ashar, tidak mengapa dengan itu insya Alloh.

Penanya:
ﺛﻢ ﻳﺼﻠﻲ ﺑﻌﺪ ﺫﻟﻚ ﺍﻟﻌﺼﺮ ﻣﻨﻔﺮﺩﺍً؟
Kemudian melakukan sholat setelah itu sholat ashar sendirian?

Syaikh:
ﻧﻌﻢ، ﻭﻻ ﻳﺠﻮﺯ ﺃﻥ ﻳﺼﻠﻲ ﻣﻌﻬﻢ ﻋﺼﺮﺍً ﺛﻢ ﻳﺼﻠﻲ ﺍﻟﻈﻬﺮ؛ ﻷﻥ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻟﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺭﺗﺐ ﻓﻲ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﺨﻨﺪﻕ ﻗﺎﻝ: ﺷﻐﻠﻮﻧﺎ ﻋﻦ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﺍﻟﻮﺳﻄﻰ ﻣﺎ ﺻﻠﻴﺘﻬﺎ ﺣﺘﻰ ﻏﺮﺑﺖ ﺍﻟﺸﻤﺲ، ﻓﺼﻠﻰ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻟﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺍﻟﻌﺼﺮ، ﺛﻢ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻤﻐﺮﺏ ﺑﻌﺪﻫﺎ
Betul, dan tidak boleh sholat ashar bersama mereka kemudian sholat dhuhur, karena Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam mengurutkannya di hari terjadinya perang Khondak, beliau bersabda:
‏ﺷﻐﻠﻮﻧﺎ ﻋﻦ ﺍﻟﺼﻼﺓِ ﺍﻟﻮﺳﻄﻰ ﻣﺎ ﺻﻠﻴﺘُﻬﺎ ﺣﺘﻰ ﻏﺮﺑﺖ ﺍﻟﺸﻤﺲُ
“Mereka telah membuat kami sibuk dari sholat ashar hingga aku tidak menunaikannya hingga matahari terbenam.”
Maka Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam sholat ashar, kemudian sholat maghrib setelahnya.

Sumber audio: muqbel .net

Alih Bahasa: Muhammad Sholehuddin Abu Abduh

WA Ahlus Sunnah Karawang

###

Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah

Soal no. 208:
شخص دخل المسجد لصلاة العشاء ثم تذكر أنه لم يصل المغرب فماذا يعمل؟
Seseorang masuk masjid untuk sholat isya, kemudian dia teringat ternyata dia belum sholat magrib, apa yang harus dia lakukan?

Jawab:
الجواب: إذا دخلت المسجد وصلاة العشاء مُقامة ثم تذكَّرت أنك لم تصل المغرب فتدخل مع الجماعة بنية صلاة المغرب، وإذا قام الإمام إلى الركعة الرابعة فتجلس أنت في الثالثة، وتنتظر الإمام ثم تسلِّم معه، ولك أن تسلِّم ثم تدخل مع الإمام فيما بقي من صلاة العشاء، ولا يضرُّ اختلاف النية بين الإمام والمأموم على الصحيح من أقوال أهل العلم رحمهم الله، وإن صليت المغرب وحدك ثم صليت مع الجماعة فيما أدركت من صلاة العشاء فلا بأس
Jika engkau masuk masjid dan sholat isya sedang ditegakkan, kemudian engkau ingat bahwasanya engkau belum sholat magrib, maka engkau masuk/ikut bersama jama'ah dengan niat sholat magrib, dan jika imam bangkit untuk rokaat yang keempat maka engkau duduk pada rakaat yang ketiga dan engkau tunggu imam kemudian ikut salam bersamanya.
Bisa juga engkau salam (pada rokaat ketiga) kemudian engkau masuk/ikut (sholat isya berjamaah) bersama imam dari apa yang tersisa dari sholat isya (kemudian sempurnakan sholat isya tersebut), dan tidak memudhorotkan/tidak mengapa (adanya) perbedaan niat antara imam dan ma'mum menurut pendapat yang shohih dari pendapat-pendapat ahli ilmu rahimahumullah.
Atau bisa juga engkau sholat magrib sendirian kemudian ikut (shalat isya) bersama jama'ah dari apa yang bisa engkau dapati dari sholat isya (tersebut), maka ini tidak mengapa.

Sumber: Fatawa Arkanil Islam Asy-Syaikh Al-Allamah Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah

Alih bahasa: Abdullah Waqii' Al-Jawy

TIS (Thalab Ilmu Syar'i)

###

Asy Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin رحمه الله 

Pertanyaan:
دخلنا المسجد ثلاثة فوجدنا الإمام انتهى من صلاة العشاء، فهل الأفضل أن يصلي نحن العشاء جماعة، أو ننتظر التراويح ونصلي خلف الإمام بنية العشاء ثم نتم صلاة العشاء‏؟
Kami bertiga masuk ke masjid dalam keadaan kami mendapati imam sudah selesai dari shalat Isya. Apa yang afdhal bagi kami bertiga untuk shalat Isya secara berjamaah? Ataukah kami menunggu shalat Tarawih dan ikut bergabung dengan imam, tetapi dengan niat shalat Isya kemudian shalat Isya kami sempurnakan?

Jawaban:
الأفضل لمن دخل جماعة والإمام في صلاة التراويح، وهم لم يصلوا العشاء، لكن يكونون في محل بعيد عن التشويش على المصلين، ثم إذا فرغوا من صلاة العشاء دخلوا مع الإمام‏.‏
أما إذا دخل رجل واحد فقط والإمام يصلي التراويح وهذا الرجل لم يصل العشاء فإنه يدخل مع الإمام فيصلي خلفه بنية العشاء‏.‏ فمثلاً إذا كان قد أدرك الإمام في الركعة الأولى من التراويح فإنه إذا سلم الإمام يأتي هذا بركعتين، وإن دخل في الركعة الثانية فإذا سلم الإمام أتى بثلاث ركعات، وقد نص الإمام أحمد رحمه الله على جواز هذه المسألة‏
Yang afdal bagi mereka (bertiga) adalah mereka menunaikan shalat Isya berjamaah terlebih dahulu -jika tempatnya sedikit jauh dan tidak mengganggu jamaah tarawih- baru setelah itu mereka bergabung bersama imam (untuk shalat Tarawih).
Adapun kalau dia hanya sendiri dan imam sudah melaksanakan tarawih dalam keadaan dia belum shalat Isya, maka dia bergabung dengan imam, tetapi dia berniat shalat Isya.
Misalnya dia mendapati imam pada rakaat pertama shalat Tarawih, maka ketika imam telah salam, dia bangkit untuk menyempurnakan dua rakaat lagi (shalat Isya-nya).
Atau kalau dia masuk pada rakaat kedua imam, maka setelah imam salam, dia menyempurnakan tiga rakaat lagi (shalat Isya-nya).
Sungguh Imam Ahmad rahimahullah telah telah menegaskan tentang bolehnya perkara ini.

Sumber:
www .sahab .net/forums/index .php?showtopic=67380

Alih bahasa: Syabab Forum Salafy

Forum Salafy Indonesia