Cari Blog Ini

Rabu, 12 Oktober 2016

Tentang MENJADIKAN YAHUDI DAN NASHARA SEBAGAI PEMIMPIN

Nukilan:

ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﻟَﺎ ﺗَﺘَّﺨِﺬُﻭﺍ ﺍﻟْﻴَﻬُﻮﺩَ ﻭَﺍﻟﻨَّﺼَﺎﺭَﻯٰ ﺃَﻭْﻟِﻴَﺎﺀَ ۘ ﺑَﻌْﻀُﻬُﻢْ ﺃَﻭْﻟِﻴَﺎﺀُ ﺑَﻌْﺾٍ ۚ ﻭَﻣَﻦ ﻳَﺘَﻮَﻟَّﻬُﻢ ﻣِّﻨﻜُﻢْ ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﻣِﻨْﻬُﻢْ ۗ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻟَﺎ ﻳَﻬْﺪِﻱ ﺍﻟْﻘَﻮْﻡَ ﺍﻟﻈَّﺎﻟِﻤِﻴﻦَ.

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian menjadikan Yahudi dan Nashara sebagai pemimpin, sebagian mereka adalah pemimpin bagi yang lainnya, dan siapa saja diantara kalian yang loyal kepada mereka maka sesungguhnya dia termasuk mereka, sesungguhnya Allah tidak akan memberikan hidayah kepada kaum yang zhalim.” (QS. Al-Maidah: 51)

Allah Ta’ala melarang hamba-hamba-Nya yang beriman dari sikap loyalitas kepada Yahudi dan Nashara yang mana mereka adalah musuh-musuh Islam dan umat Islam, semoga Allah memerangi mereka, kemudian Dia mengabarkan bahwa sebagian mereka merupakan pemimpin bagi sebagian yang lain, kemudian Dia mengancam siapa saja yang melanggar hal itu dengan firmanNya:

ﻭَﻣَﻦ ﻳَﺘَﻮَﻟَّﻬُﻢ ﻣِّﻨﻜُﻢْ ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﻣِﻨْﻬُﻢْ ۗ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻟَﺎ ﻳَﻬْﺪِﻱ ﺍﻟْﻘَﻮْﻡَ ﺍﻟﻈَّﺎﻟِﻤِﻴﻦَ.

“Dan siapa saja diantara kalian yang loyal kepada mereka maka sesungguhnya dia termasuk mereka, sesungguhnya Allah tidak akan memberikan hidayah kepada kaum yang zhalim.” (QS. Al-Maidah: 51)

Ibnu Abi Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Katsir bin Syihab, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Said bin Sabiq, telah menceritakan kepada kami Amr bin Abi Qais, dari Simak bin Harb, dari Iyadh bahwasanya Umar memerintahkan Abu Musa al-Asy’ary agar melaporkan pemasukan dan pengeluaran dalam satu catatan, Abu Musa memiliki sekretaris seorang Nasrani, lalu dia memberikan catatan laporan itu kepada Umar, maka Umar terkagum dan mengatakan, “Orang ini pandai membuat laporan, apakah engkau bisa membacakan kepada kami laporan yang tiba dari Syam di masjid?”

Maka Abu Musa menjawab, “Dia tidak bisa masuk ke masjid.”

Maka Umar bertanya, “Apakah dia junub?”

Abu Musa menjawab, “Tidak, tetapi karena dia seorang Nasrani.”

Maka Umar marah kepada saya dan memukul pahaku kemudian beliau berkata, “Keluarkan dia!” Kemudian beliau membaca:

ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﻟَﺎ ﺗَﺘَّﺨِﺬُﻭﺍ ﺍﻟْﻴَﻬُﻮﺩَ ﻭَﺍﻟﻨَّﺼَﺎﺭَﻯٰ ﺃَﻭْﻟِﻴَﺎﺀَ ۘ ﺑَﻌْﻀُﻬُﻢْ ﺃَﻭْﻟِﻴَﺎﺀُ ﺑَﻌْﺾٍ ۚ ﻭَﻣَﻦ ﻳَﺘَﻮَﻟَّﻬُﻢ ﻣِّﻨﻜُﻢْ ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﻣِﻨْﻬُﻢْ ۗ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻟَﺎ ﻳَﻬْﺪِﻱ ﺍﻟْﻘَﻮْﻡَ ﺍﻟﻈَّﺎﻟِﻤِﻴﻦَ.

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian menjadikan Yahudi dan Nashara sebagai pemimpin, sebagian mereka adalah pemimpin bagi yang lainnya, dan siapa saja diantara kalian yang loyal kepada mereka maka sesungguhnya dia termasuk mereka, sesungguhnya Allah tidak akan memberikan hidayah kepada kaum yang zhalim.” (QS. Al-Maidah: 51)

Kemudian al-Hasan bin Muhammad bin Shabah mengatakan, “Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Umar, telah menceritakan kepada kami Ibnu ‘Aun, dari Muhammad bin Sirin, dia berkata, Abdullah bin Utbah mengatakan, “Hendaklah salah seorang diantara kalian berhati-hati jangan sampai dia menjadi seorang Yahudi atau Nasrani tanpa sadar.”

Ibnu Sirin mengatakan, “Maka kami menyangka bahwa yang dia maksud adalah ayat ini.”

Dan telah menceritakan kepada kami Abu Said al-Asyaj, telah menceritakan kepada kami Ibnu Fudhail, dari Ashim, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas bahwasanya beliau ditanya tentang hukum sembelihan Nashara Arab, maka beliau menjawab, “Makanlah, karena Allah hanya berfirman:

ﻭَﻣَﻦ ﻳَﺘَﻮَﻟَّﻬُﻢ ﻣِّﻨﻜُﻢْ ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﻣِﻨْﻬُﻢْ ۗ

“Dan siapa saja diantara kalian yang loyal kepada mereka maka sesungguhnya dia termasuk mereka.” (QS. Al-Maidah: 51)

Dan diriwayatkan pula dari Abu Zinad yang semisal dengan itu.

Sedangkan firman Allah Ta’ala:

ﻓَﺘَﺮَﻯ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻓِﻲ ﻗُﻠُﻮﺑِﻬِﻢ ﻣَّﺮَﺽٌ.

“Engkau melihat orang-orang yang di hatinya ada penyakit.” (QS. Al-Maidah: 52)

Maksudnya adalah keraguan, kebimbangan, dan kemunafikan.

ﻳُﺴَﺎﺭِﻋُﻮﻥَ ﻓِﻴﻬِﻢْ.

Maksudnya mereka bersegera memberikan loyalitas dan kecintaan mereka secara batin dan lahir.

Tafsir Ibnu Katsir jilid 3, hal. 132.

http://tukpencarialhaq.com/2016/10/11/apakah-engkau-juga-menuduh-shahabat-umar-bin-khaththab-radhiyallahu-anhu-al-imam-ibnu-katsir-rahimahullah-seorang-rasis-pengecut-karena-mendasarkan-pemahamannya-kepada-al-maidah-51/