Cari Blog Ini

Kamis, 15 September 2016

JANGAN JADIKAN TOKOH-TOKOH YANG MENYESATKAN SEBAGAI TEMAN DEKAT

••••••••••••••••••••

✋🏼🚫⚠ JANGAN JADIKAN TOKOH-TOKOH YANG MENYESATKAN SEBAGAI TEMAN DEKAT / PENOLONG KITA

Allah ‘Azza Wa Jalla berfirman :

وَمَا كُنْتُ مُتَّخِذَ الْمُضِلِّينَ عَضُدًا

"Dan Aku tidak menjadikan para pihak penyesat sebagai penolong" (Q.S al-Kahfi ayat 51)

💡Syaikh Ibn Utsaimin rahimahullah menyatakan :

وهو إشارة إلى أنه لا ينبغي لك أيها الإنسان أن تتخذ المضلين عضدا تنتصر بهم، لأنهم لن ينفعوك بل سيضرونك، إذاً لا تعتمد على السفهاء ولا تعتمد على أهل الأهواء المنحرفة؛ لأنه لا يمكن أن ينفعوك بل هم يضرونك، فإذا كان الله لم يتخذ المضلين عضدا فنحن كذلك لا يليق بنا أن نتخذ المضلين عضدا؛ لأنهم لا خير فيهم خير، وفي هذا النهي عن بطانة السوء وعن مرافقة أهل السوء، وأن يحذر الإنسان من جلساء السوء.

📜 (Pada ayat ini) terdapat isyarat bahwa tidak boleh bagimu wahai manusia menjadikan orang-orang yang menyesatkan sebagai penolongmu. Karena mereka tidak akan memberikan manfaat kepadamu, justru akan menimbulkan mudharat bagimu. Karena itu, janganlah bersandar kepada orang-orang yang bodoh, jangan pula kepada Ahlul Bid'ah yang menyimpang. Karena mereka tidak mungkin memberikan manfaat kepadamu, bahkan ia akan memudharatkanmu. Jika Allah Azza Wa Jalla tidak menjadikan pihak penyesat sebagai penolong, maka kita juga demikian. Tidak boleh bagi kita menjadikan orang-orang yang menyesatkan sebagai penolong. Karena tidak ada kebaikan pada mereka. Dalam ayat ini juga larangan dari memiliki sahabat dekat yang buruk dan dari berteman dengan orang-orang yang jahat. Hendaknya seseorang menjauh dari teman duduk yang jahat.

📚 Tafsir Surat al-Kahfi libni Utsaimin halaman 94

📝 (Abu Utsman Kharisman) - WA al-I'tishom

•┈┈┈┈••••❁📚❁••••┈┈┈┈•
🎯 Majmu'ah Ashhaabus Sunnah
🚀©hannel telegram: https://tlgrm.me/ashhabussunnah
•┈┈┈┈••••❁✒️❁••••┈┈┈┈•

Wanita Hamil dan Menyusui yang Tidak Berpuasa Ramadhan, Apakah yang Harus Dilakukan: Mengganti atau Membayar Fidyah?

📗 Wanita Hamil dan Menyusui yang Tidak Berpuasa Ramadhan, Apakah yang Harus Dilakukan: Mengganti atau Membayar Fidyah?

Secara asal, jika mampu melaksanakan puasa, ibu hamil atau menyusui tetap berpuasa. Namun, jika tidak mampu karena kondisi fisiknya lemah atau mengkhawatirkan kondisi anak (janin atau yang disusui), ada keringanan bagi mereka untuk tidak berpuasa. Bagaimana jika mereka tidak berpuasa? Apakah mengganti di hari lain atau membayar fidyah?
Permasalahan ini termasuk yang menjadi ranah perbedaan pendapat para Ulama. Hal ini disebabkan tidak adanya dalil yang shahih dan shorih (tegas) dalam alQuran atau hadits sebagai pemutus perkara. Tidak mengherankan jika sulitnya permasalahan ini menyebabkan seseorang bisa berubah pendapat dari satu pendapat ke pendapat lain. 

Ada dalil hadits yang shahih dari Nabi, namun tidak shorih (tegas), yaitu hadits:

إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ وَضَعَ عَنِ الْمُسَافِرِ شَطْرَ الصَّلَاةِ وَعَنِ الْمُسَافِرِ وَالْحَامِلِ وَالْمُرْضِعِ الصَّوْمَ

Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla meletakkan (keringanan) pada musafir (untuk mengerjakan) setengah sholat dan (keringanan) bagi musafir, wanita hamil dan menyusui untuk tidak berpuasa (H.R Abu Dawud, Ibnu Majah dari Abdullah bin Kaab)

Dalam hadits ini Allah menggandengkan penyebutan musafir dengan wanita hamil dan menyusui. Apakah maksud penggandengan ini? Apakah karena sekedar sama-sama boleh tidak berpuasa, atau karena mereka semua dituntut untuk mengganti di hari lain jika tidak berpuasa? Di sini tidak tegas dipastikan.

Syaikh Ibn Utsaimin rahimahullah termasuk yang berdalil dengan hadits itu untuk menunjukkan bahwa seorang wanita yang hamil dan menyusui mengganti puasanya di hari lain (sebagaimana musafir juga mengganti di hari lain). Namun, dalam salah satu ceramah pelajaran syarh Zaadil Mustaqni yang tidak termaktub dalam kitab asy-Syarhul Mumti, beliau pernah ditanya tentang seorang wanita yang secara berturut-turut mengalami hamil dan menyusui, sehingga menyulitkan mengganti puasa. Beliau menganjurkan untuk membayar fidyah.

InsyaAllah pendapat yang rajih dalam masalah ini adalah membayar fidyah (memberi makan orang miskin sejumlah hari yang tidak berpuasa). Hal ini berdasarkan atsar 2 Sahabat Nabi yang mulia: Ibnu Abbas dan Ibnu Umar radhiyallahu anhuma.
Ibnu Abbas menyatakan:

إذا خافت الحامل على نفسها والمرضع على ولدها في رمضان قال : يفطران ويطعمان مكان كل يوم مسكينا ولا يقضيان صوما

Jika seorang wanita hamil mengkhawatirkan atas dirinya dan seorang wanita menyusui (mengkhawatirkan) anaknya di (bulan) Ramadhan, maka mereka berdua berbuka (tidak berpuasa) dan memberi makan tiap hari (yang tidak berpuasa) 1 orang miskin. Mereka berdua tidak perlu mengganti puasa (riwayat atThobariy dalam tafsirnya dan dinyatakan sanadnya shahih sesuai syarat Muslim oleh Syaikh al-Albaniy dalam Irwaaul Gholil)

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ: أَنَّهُ رَأَى أمَّ وَلَدٍ لَهُ حَامِلاً أَوْ مُرْضِعًا، فَقَالَ: أَنْتِ بِمَنْزِلَة ِالَّذِي لَا يُطِيْقُهُ، عَلَيْكِ أَنْ تُطْعِمِي مَكَانَ كُلِّ يَوْمٍ مِسْكِينًا، وَلَا قَضَاءَ عَلَيْكِ

Dari Ibnu Abbas bahwasanya ia melihat Ummu Walad (hamba sahaya yang melahirkan anak) miliknya hamil atau menyusui. Maka ia berkata: Engkau kedudukannya seperti orang yang tidak mampu (berpuasa). Hendaknya engkau memberi makan setiap hari (yang tidak berpuasa) 1 orang miskin. Dan engkau tidak harus mengganti (puasa di hari lain) (riwayat atThobariy dalam Tafsirnya)

عن بن عمر : أن امرأته سألته وهي حبلى فقال أفطري وأطعمي عن كل يوم مسكينا ولا تقضي

Dari Ibnu Umar –semoga Allah meridhainya- bahwasanya istrinya pernah bertanya kepadanya saat hamil, dan Ibnu Umar berkata: Berbukalah dan berikan makan setiap hari seorang miskin dan janganlah mengganti (puasa di hari lain) (riwayat ad-Daaraquthniy, Syaikh al-Albaniy menyatakan sanadnya jayyid dalam Irwaul Gholil)

Sebagian Ulama menjelaskan bahwa membayar fidyah (memberi makan) kepada orang miskin bisa dalam bentuk makanan pokok mentah atau masakan matang. Jika makanan pokok, kadarnya adalah setengah sho’ (sekitar 1,5 kg).

Wallaahu A’lam

(Abu Utsman Kharisman)

💡💡📝📝💡💡

WA al I'tishom

Sekaligus juga ralat thd pendapat yg ana sebutkan dalam buku "Ramadhan Bertabur Berkah" cetakan pertama

____________

PERTANYAAN
Utk bentuknya jika kita bayarkan dengan makanan matang (misal nasi bungkus) boleh ust? Walopun tdk sampe setengah sho' (1,5 kg nasi/beras)

JAWABAN
Naam boleh. Nasi bungkus dgn kualitas makanan yg setara dgn rata-rata yg biasa kita makan

Read full article at http://walis-net.blogspot.com/2016/09/wanita-hamil-dan-menyusui-yang-tidak.html

KETENTUAN BERSERIKAT DALAM KURBAN

KETENTUAN BERSERIKAT DALAM KURBAN

PERTANYAAN
Afwan ustadz apakah jika seklompok orang  yang berklompok dalam mmbeli satu sapi tidak mncapai 7 orang hanya 5 orang apakah dperblehkan kurbannya jazzakumullohu khoiron

Afwan dan jika salah satu dalam 5 klompok trsbt uang urunannya lbh bnyak dari yang lainnya apa dperbolehkan

Dgn pembagian urunan apa harus sama rata?

JAWABAN
قال الكاساني في "بدائع الصنائع" (5/71) : "وَلَا شَكَّ فِي جَوَازِ بَدَنَةٍ أَوْ بَقَرَةٍ عَنْ أَقَلَّ مِنْ سَبْعَةٍ ، بِأَنْ اشْتَرَكَ اثْنَانِ أَوْ ثَلَاثَةٌ أَوْ أَرْبَعَةٌ أَوْ خَمْسَةٌ أَوْ سِتَّةٌ فِي بَدَنَةٍ أَوْ بَقَرَةٍ ؛ لِأَنَّهُ لَمَّا جَازَ السُّبْعُ فَالزِّيَادَةُ أَوْلَى ، وَسَوَاءٌ اتَّفَقَتْ الْأَنْصِبَاءُ فِي الْقَدْرِ أَوْ اخْتَلَفَتْ ؛ بِأَنْ يَكُونَ لِأَحَدِهِمْ النِّصْفُ ، وَلِلْآخَرِ الثُّلُثُ ، وَلِآخَرَ السُّدُسُ بعد أن لا ينقص عن السبع

al-Kaasaaniy berkata dalam Badaa-ius Shonaa-i' (5/71): Tidak diragukan lagi bolehnya (berkurban) unta atau sapi kurang dari 7 (orang). (Misalkan) 2 orang, 3 orang, 4 orang, 5 orang, atau 6 orang berserikat (patungan) utk (berkurban) unta atau sapi. Karena jika bagiannya sepertujuh diperbolehkan, maka lebih dari itu tentunya lebih boleh lagi. Sama saja apakah porsi (urunan) sama atau berbeda-beda. (Misalkan) salah seorang (menyumbang) setengah, yg lain sepertiga, dan yg lain seperenam. (Asalkan masing-masing) tidak kurang dari sepertujuh

al-Kaasaaniy nama aslinya adalah Abu Bakr bin Mas'ud bin Ahmad, disebut dgn Alauddin. Beliau seorang Ulama Fiqh Hanafiyyah

_______________
Ustadz Kharisman hafizhahullah

Read full article at http://walis-net.blogspot.com/2016/09/ketentuan-berserikat-dalam-kurban.html

Imam al-Albani rahimahullah Mengkhawatirkan Penyimpangan Atas Diri Beliau Padahal Usia Beliau Telah Mencapai 84 Tahun

💧 *Tahukah Anda Bahwasanya al-Imam al-Albani rahimahullah Mengkhawatirkan Penyimpangan Atas Diri Beliau Padahal Usia Beliau Telah Mencapai 84 Tahun?!!!* 💧
👉🏼 _Apa yang dikatakan oleh Asy-Syaikh al-'Allamah al-Albani rahimahullah tentang diri beliau setelah beliau mencapai usia 84 tahun?!_

📚 Di dalam Shahih Mawariduzh Zham'an (2086) hadits Abu Hurairah radliyallaahu 'anhu beliau berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:

أعمار أمتي ما بين الستين إلى السبيعين ، وأقلهم من يجوز ذلك

(Umur umatku antara 60 sampai 70 tahun. Sedikit sekali yang lebih dari itu.¹)

✅ Berkata Ibnu Arafah:
Dan aku termasuk orang sedikit itu.
❎Lalu asy-Syaikh rahimahullah berkata mengomentari perkataan itu:
" Aku katakan: aku juga termasuk yang sedikit tersebut. Aku telah mencapai usia 84 tahun. Aku memohon pada al-Maula (Allah) Ta'ala agar aku termasuk golongan yang panjang umurnya dan baik amalannya². Bersamaan dengan itu, sungguh hampir-hampir aku mengharapkan kematian. Karena apa yang menimpa kaum muslimin berupa penyimpangan dari agama dan kehinaan yang menimpa mereka bahkan (yang berasal) dari orang-orang yang hina. Akan tetapi aku berlindung (kepada Allah) dari mengharap kematian. Sedangkan hadits Anas seperti yang ada di depanku {yakni hadits Abu Hurairah yang beliau bahas. Karena hadits itu juga diriwayatkan dari Anas} (telah kubaca) semenjak kuku-kukuku masih lunak (yakni sejak muda). Maka tidak ada bagiku (yang bisa kulakukan) kecuali aku hanya berdoa sebagaimana Nabiku ﷺ memerintahkanku:

اللهم أحيني ما كانت الحياة خيراً لي وتوفني إذا كانت الوفاة خيراً لي

(Ya Allah hidupkanlah aku apabila hidup itu lebih baik bagiku dan matikanlah aku apabila mati itu lebih baik untukku.)³

Aku juga berdoa dengan doa yang diajarkan beliau ﷺ:

اللهم متعنا بأسماعنا وأبصارنا وقوتنا ما أحييتنا ، وإجعلها الوارث منا

(Ya Allah, berilah kami nikmat dengan pendengaran, penglihatan, dan kekuatan kami. Dan jadikanlah itu semua sebagai pewaris kami.)⁴

❄ Sungguh Allah telah berbuat baik. Dia mengabulkan (doaku) dan memberi kenikmatan pada semua perkara itu. Inilah aku, terus menerus membahas, mentahqiq, dan menulis dengan semangat yang sedikit sekali yang bisa menandinginya. Aku juga masih melakukan shalat-shalat sunnah dengan berdiri, mengendarai mobil sendiri untuk jarak yang cukup jauh dengan mengebut sehingga sebagian orang yang mencintaiku menasehatiku agar aku lebih pelan. Dalam masalah ini aku mempunyai penjelasan yang diketahui oleh sebagian mereka.

👍🏻 Aku menyebut-nyebut semua perkara di atas dalam bab (mengamalkan Firman Allah):

وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ [الضحى : 11]
"Adapun nikmat Rabb (Tuhan)mu, hendaklah engkau ceritakan" (adh-Dhuha:11)

💧Aku berharap dari sang Maula (Allah) Subhanahu wa Ta'ala agar menambah karunia-Nya padaku. Sehingga semua hal itu menjadi pewarisku. Dan agar Dia mematikanku sebagai seorang muslim di atas sunnah yang aku telah bernadzar (menyerahkan) hidupku untuknya(sunnah), baik itu (dalam bentuk) dakwah maupun tulisan. (Aku juga berharap) agar Dia mengumpulkan aku bersama para syuhada' dan orang-orang shalih. Merekalah sebaik-baik teman. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan.(Selesai)

💧Semoga Allah merahmati al-Imam al-'Allamah al-Muhaddits al-Faqih asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani, mengangkat derajat beliau, dan mengumpulkan kita dengan beliau.

📚 (Dinukil dari) Kitab Shahih Mawariduzh Zham'an Ila Zawaid Ibni Hibban tulisan al-Imam al-'Allamah al-Muhaddits al-Faqih asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani 2/464

🍏 Thuwailibul 'Ilmisy Syar'i (TwIS)

🔎 Muraja'ah: al-Ustadz Kharisman hafizhahullah

🇸🇦 Sumber: Channel Ittiba'us Sunnah

✒ Catatan Kaki:

1. H.R. At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Majah dalam shahihnya, ats-Tsa'labi, al-Qudha'i, al-Hakim, dan al-Khatib. Syaikh al-Albani rahimahullah menyatakan bahwa hadits ini Hasan lidzatih shahih lighairih. Lihat ash-Shahihah no 757

2. H.R. Ahmad dan at-Tirmidzi dari Abdullah bin Busr. Dishahihkan al-Albani rahimahullah dalam Shahihul Jami' 3296

3. Muttafaqun 'alaihi dari Anas

4. H.R. At-Tirmidzi dan al-Hakim dari Ibnu Umar. Dihasankan al-Albani rahimahullah dalam Shahihul Jami' no 1268

=============================

🇸🇦 Arabic

اتباع السنة نجاة:
هل تعلم أن الإمام الألباني يخشى على نفسه الإنحراف وقد بلغ ٨٤ عاما ؟!!!..
ماذا قال الشيخ العلامة الألباني - رحمه الله تعالى - عن نفسه بعد أن تجاوز الرابعة والثمانين ؟!
في صحيح موارد الظمآن ( ٢٠٨٧ ) - حديث أبي هريرة رضي الله عنه قال : قال رسول الله ﷺ :
( أعمار أمتي ما بين الستين إلى السبيعين ، وأقلهم من يجوز ذلك ) .
قال إبن عرفة : وأنا من ذلك الأقل ، فعلق الشيخ - رحمه الله تعالى - قائلاً :
❞ قلت : وأنا أيضاً من ذلك الأقل ، فقد جاوزت الرابعة والثمانين ، سائلاً المولى سبحانه وتعالى أن أكون ممن طال عمره وحسن عمله ومع ذلك فإني أكاد أن أتمنى الموت ، لما أصاب المسلمين من الإنحراف عن الدين والذل الذي نزل بهم حتى من الأذلين ، ولكن حاشا أن أتمنى ، وحديث أنس ماثل أمامي منذ نعومة أظفاري ، فليس لي إلا أن أقول كما أمرني نبيي ﷺ ( اللهم أحيني ما كانت الحياة خيراً لي وتوفني إذا كانت الوفاة خيراً لي ) وداعياً بما علمنيه عليه الصلاة والسلام : ( اللهم متعنا بأسماعنا وأبصارنا وقوتنا ما أحييتنا ، وإجعلها الوارث منا ) ، وقد تفضل سبحانه فأستجاب ومتعني بكل ذلك ، فها أنا ذا لا أزال أبحث وأحقق وأكتب بنشاط قل مثيله ، وأصلي النوافل قائما ، وأسوق السيارة بنفسي المسافات الشاسعة ، وبسرعة ينصحني بعض الأحبة بتخفيفها ، ولي في ذلك تفصيل يعرفه بعضهم !!..
أقول ذلك من باب ( وأما بنعمة ربك فحدث ) ، راجياً من المولى سبحانه وتعالى أن يزيدني من فضله ، فيجعل ذلك كله الوارث مني ، وأن يتوفاني مسلماً على السنة التي نذرت لها حياتي دعوة وكتابة ، ويلحقني بالشهداء والصالحين ، وحسن أولئك رفيقا ، إنه سميع مجيب .
رحم الله الإمام العلامة المحدث الفقيه الشيخ محمد ناصر الدين الألباني ، وأعلى درجته وألحقنا به .
* كتاب صحيح موارد الظمآن إلى زوائد ابن حبان .
بقلم الإمام العلامة المحدث الفقيه الشيخ محمد ناصر الدين الألباني .
المجلد الثاني ، رقم الصفحة ٤٦٤
كتاب مواردالظمآن 2مجلد صحيح_ومجلد1 ضعيف
صحيح موارد وضعيف موارد
••••••••••

الكردي

Read full article at http://walis-net.blogspot.com/2016/09/al-imam-al-albani-rahimahullah.html