Cari Blog Ini

Jumat, 10 Juni 2016

KAPAN MAKMUM MEMBACA LAFAZH "AAMIIN"

❓KAPAN MAKMUM MEMBACA LAFAZH "AAMIIN"❓

⏰ Dahulu al-Imam al-Albani rahimahullaah berfatwa  bahwa ta'min (bacaan "aamiin") makmum di belakang imam pada shalat jahriyyah (shalat yang dikeraskan bacaan al-Qur'annya) hanya dilakukan setelah imam selesai secara sempurna dari ucapannya: "aamiin" dan mensukunkan huruf nun. Kemudian setelah itu barulah makmum berkata:"aamiin."

🔐 Kemudian asy-Syaikh rahimahullaah ruju' dari pendapat itu kepada pendapat bahwasanya makmum mengucapkan "aamiin" ketika imam mulai perkataan "aa." Yakni jika imam telah mengucapkan hamzah al-alif (أَ) dari lafazh "aamiin"barulah makmum mengucapkan "aamiin."

📼 Dan sungguh asy-Syaikh rahimahullaah telah menyebutkan hal ini pada kaset nomer 206, 214, dan 630 dan yang selainnya dari kaset-kaset Silsilatul Huda wan Nuur dan dalam (kitab) as- Silsilah ash-Shahihah nomer 2534.

📝 Alih Bahasa: Abu 'Abdillah

🍋 TwIS

♻ Artikel Bahasa Arab: KHAS*

Simak suara beliau di link: http://is.gd/2ten6H
________________________

🇸🇦

3-وكان - رحمه الله تعالى - يفتي بأن تأمين المأموم خلف الإمام في الصلاة الجهرية إنما يكون بعد فراغ الإمام تماما من قول: (آمين) وتسكين النون!، ثم بعد ذلك يقول المأموم: (آمين) ؛ ثم رجع الشيخ عن ذلك إلى القول بأن المأموم يقول: ( آمين) إذا شرع الإمام بقول (آ) أي : إذا نطق الإمام همزة الألف من(آمين) فإنه يقول: آمين.
وقد ذكر هذا الشيخ في الشريط(206)و(214)و(630) وغيرها من الأشرطة من سلسلة الهدى والنور. وفي الصحيحة(2534).

http://is.gd/2ten6H

* Dengan sedikit pengurangan tanpa merubah makna

🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃

SEPUTAR HUKUM MENGGUNAKAN BIJI 'TASBIH' DALAM BERDZIKIR

🔬⚠SEPUTAR HUKUM MENGGUNAKAN BIJI 'TASBIH' DALAM BERDZIKIR 🚫

⚠Hukum berdzikir dengan Tasbih, ada Tafshil-nya (perinciannya):
1. Menggunakannya dengan keyakinan tertentu, seperti adanya keutaman tersendiri disaat menggunakannya. Maka hal ini termasuk Bid'ah.
2. Tidak ada keyakinan tertentu, hanya untuk memastikan jumlah Dzikir.

🔬Maka dalam hal ini ada perselisihan:
A. Mubah, ini pendapat Asy-Syaikh Utsaimin.
B. Makruh, ini pendapat Asy-Syaikh Abdul Muhsin Al-Abbad.
C. Bid'ah, ini pendapat Asy-Syaikh Al-Albani.
Dan mereka semua telah bersepakat bahwa yang sempurna adalah, berdzikir dengan menggunakan tangan.

📚 Faidah:
Asy-Syaikh Albani & Asy-Syaikh Bakr menyebutkan bahwasanya jumlah Dzikir terbanyak yang ada di dalam sunnah As-Shohihah ialah 100, dan menghitung jumlah ini dengan jari jemari tangan sangatlah mudah, bagi orang yang terbiasa.
Maka pendapat yang rojih adalah pendapatnya Asy-Syaikh Albani, dengan berdalil:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik, bagi kalian (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah"
[QS.Al-Ahzab: 21]
Dan tidak ada satupun dari Sahabat Nabi Radliallahu'anhuma yang berdzikir dengan menggunakan Tasbih.

📝 [Ditulis oleh Abdurrahman Muhammad Bawazir~via WhatsApp Salafy Lintas Negara]

👉 Semoga kita selalu mendapatkan taufiq dari Allah Ta'ala agar senantiasa kokoh diatas Sunnah. Dan Semoga bermanfaat. Wallaahu a'lam.
_______________________
Catatan:
(Pesan ini disebarluaskan oleh BB Dakwah Ahlussunnah)
www.forumdakwahahlussunnah.com