Cari Blog Ini

Minggu, 21 Juni 2015

Tentang BATALNYA PUASA KARENA MIMPI BASAH

Soal:
Apabila seorang yang berpuasa mengalami ihtilam (mimpi basah) ketika siang hari di bulan Ramadhan, apakah puasa batal? Apakah wajib baginya untuk menyegerakan mandi janabah?

Jawaban:
lhtilam (mimpi basah) tidak membatalkan puasa karena terjadi di luar kehendak orang yang berpuasa dan wajib baginya untuk mandi janabah jika keluar air mani.
Misalnya, ada seseorang mengalami mimpi basah setelah shalat fajar/subuh dan menunda mandi janabah sampai masuk waktu shalat dzuhur, maka yang demikian tidak apa-apa.
Demikian pula seorang suami yang berjima' dengan istrinya pada malam hari di bulan Ramadhan dan menunda mandi janabahnya sampai masuk waktu fajar/subuh, yang demikian tidak apa-apa. Karena sesungguhnya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah berjima' dengan istri beliau pada malam hari dan masih dalam keadaan junub di waktu subuh, kemudian beliau mandi janabah dan menjalankan puasa. (HR. al-Bukhari no. 1926)
Demikian juga wanita yang haid dan nifas, apabila keduanya suci/bersih pada waktu malam (setelah habis waktu shalat Isya') maka boleh baginya menunda mandinya sampai waktu shubuh kemudian berpuasa. Tetapi tidak boleh bagi keduanya menunda mandi janabah atau shalat sampai terbitnya matahari. Wajib baginya bersegera mandi janabah setelah masuk waktu subuh dan menjalankan shalat tepat pada waktunya. Dan wajib bagi kaum pria untuk bersegera mandi janabah sebelum tiba waktu subuh agar tetap bisa melaksanakan shalat berjama'ah (di masjid).
[Lihat Majmu' Fatawa lbnu Baaz 15/277-278]

Sumber:
Buletin Al Ilmu Edisi No. 32/VIII/XIII/1436 H

Tentang BANYAK TIDUR KETIKA BERPUASA

Soal:
Apa hukum bagi seorang yang menjalankan puasa Ramadhan akan tetapi dia tidur di sepanjang siang? Seseorang yang tidur dan bangun hanya untuk menjalankan perkara yang wajib kemudian tidur kembali?

Jawaban:
Ada dua keadaan dalam soal:
1. Seseorang yang tidur di sepanjang siang pada bulan Ramadhan dalam keadaan dia berpuasa, yang demikian tidak diragukan lagi bahwa dia telah berbuat kejahatan pada dirinya sendiri dan berbuat maksiat kepada Allah dengan meninggalkan shalat tepat pada waktunya. Apabila dia termasuk ahlul jamaah (orang yang diwajibkan untuk menjalankan shalat berjamaah di masjid) maka dirinya telah meninggalkan jamaah dan itu adalah haram. Wajib baginya bertaubat kepada Allah dan menjalankan shalat lima waktu tepat pada waktunya dengan berjamaah di masjid.
2. Seseorang yang tidur pada bulan Ramadhan dan bangun hanya untuk menjalankan shalat yang difardhukan tepat pada waktunya dengan berjamaah, yang demikian tidak berdosa akan tetapi dia telah terluput dari amal kebaikan yang banyak.
Hendaknya orang yang berpuasa menyibukkan dirinya dengan shalat, dzikir, doa dan membaca al-Quran sehingga terkumpul dalam puasanya ibadah-ibadah yang lainnya. Sesungguhnya orang yang berpuasa apabila dia membiasakan dan melatih dirinya untuk mengerjakan dan memelihara amalan ibadah maka amal-amal ibadah tersebut akan mudah dia jalankan. Sebaliknya apabila dia membiasakan dirinya dalam kemalasan, kelemahan, dan bersantai-santai maka akan mendapatkan dirinya dalam keadaan sulit dan malas untuk menjalankan amalan ibadah. Saya nasehatkan agar tidak menghabiskan waktu puasanya dengan tidur akan tetapi bersemangat dalam beribadah.
[Lihat Majmu' Fatawa al-'Utsaimin, 19/170-171]

Sumber:
Buletin Al Ilmu Edisi No. 32/VIII/XIII/1436 H

###

Asy Syaikh Muqbil bin Hadi al Wadii رحمه الله

Pertanyaan:
عندنا عادة وهي أنهم ينامون نهار رمضان من بعد الشروق إلى أذان العصر وبعضهم إلى قبيل المغرب فما حكم الشرع في ذلك؟
Di tempat kami ada sebuah kebiasaan. Orang-orang tidur pada siang hari Ramadhan sejak waktu syuruq hingga adzan ashar. Bahkan, sebagian orang tidur sampai sesaat sebelum maghrib. Apa hukum syariat terhadap hal ini?

Jawab:
الواجب عليهم أن يقوموا ويؤدوا الصلاة في وقتها وهي صلاة الظهر، والصلاة هي أعظم من الصوم، فالصلاة تاركها يعتبر كافراً، والصوم يعتبر فاسقاً آثماً إلا إذا كان جاحداً فإنه يكفر، فالواجب أن يقوم لوقت الظهر ويصلي، وإذا لم يأخذ كفايته من النوم لا باس أن ينام بعد الظهر، على أن من بعد طلوع الشمس إلى الظهر هو نوم كافٍ
Mereka wajib untuk bangun dan menunaikan shalat pada waktunya, yaitu shalat zhuhur. Shalat lebih agung daripada puasa. Orang yang meninggalkan shalat teranggap kafir, sedangkan orang yang tidak berpuasa teranggap fasik dan berdosa. Yang wajib ialah dia bangun dan menunaikan shalat zhuhur.
Apabila tidurnya belum cukup, tidak mengapa dia tidur setelah shalat zhuhur, meski tidur sejak terbit matahari hingga masuk waktu zhuhur (sebenarnya) sudah mencukupi.

Sumber: 
www .muqbel .net/fatwa .php?fatwa_id=1708

Alih bahasa: Syabab Forum Salafy

Forum Salafy Indonesia

###

Asy Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz رحمه الله

Pertanyaan:
هناك يا سماحة الشيخ من يسهرون إلى الفجر ثم ينامون بعد أداء هذه الصلاة حتى دخول وقت صلاة الظهر فيؤدونها ليعودوا للنوم حتى العصر وهكذا حتى يحين وقت الإفطار فما حكم الإسلام في هذا السلوك؟
Wahai samahatusy syaikh, di sana ada sebagian orang yang begadang sampai fajar kemudian setelah menunaikan shalat ini (shubuh) ia tidur sampai masuk waktu shalat Zhuhur. Lalu ia bangun menunaikan shalat Zhuhur untuk kemudian kembali tidur sampai Ashar. Dan demikian seterusnya sampai mendekati waktu berbuka. Apa hukum Islam tentang perilaku semacam ini?

Jawaban:
لا حرج في النوم نهاراً وليلاً إذا لم يترتب عليه إضاعة شيء من الواجبات ولا ارتكاب شيء من المحرمات، والمشروع للمسلم سواء كان صائماً أو غيره عدم السهر بالليل والمبادرة إلى النوم بعد ما ييسر الله له من قيام الليل، ثم القيام إلى السحور إن كان في رمضان؛ لأن السحور سنة مؤكدة وهو أكلة السحر؛ لقول النبي صلى الله عليه وسلم: ((تسحروا فإن في السحور بركة)) متفق على صحته. وقوله صلى الله عليه وسلم: ((فصل ما بين صيامنا وصيام أهل الكتاب أكلة السحر)) رواه مسلم في صحيحه. كما يجب على الصائم وغيره المحافظة على جميع الصلوات الخمس في الجماعة والحذر من التشاغل عنها بنوم أو غيره. كما يجب على الصائم وغيره أداء جميع الأعمال التي يجب أداؤها في أوقاتها للحكومة أو غيرها. وعدم التشاغل عنها بنوم أو غيره. وهكذا يجب عليه السعي في طلب الرزق الحلال الذي يحتاج إليه هو ومن يعول وعدم التشاغل عن ذلك بنوم أو غيره. والخلاصة أن وصيتي للجميع من الرجال والنساء والصوام وغيرهم هي تقوى الله جل وعلا في جميع الأحوال، والمحافظة على أداء الواجبات في أوقاتها على الوجه الذي شرعه الله، والحذر كل الحذر من التشاغل عن ذلك بنوم أو غيره من المباحات أو غيرها. وإذا كان التشاغل عن ذلك بشيء من المعاصي صار الإثم أكبر والجريمة أعظم. أصلح الله أحوال المسلمين وفقههم في الدين وثبتهم على الحق وأصلح قادتهم إنه جواد كريم
Tidak mengapa tidur di siang dan malam hari selama tidak membuat lalai dari kewajiban-kewajibannya dan tidak membuatnya melakukan sesuatu yang diharamkan. Dan yang disyariatkan bagi setiap muslim baik yang sedang berpuasa ataupun tidak ialah tidak begadang di malam hari dan bergegas tidur setelah menunaikan qiyamul lail yang telah Allah mudahkan untuknya. Kemudian bangun untuk bersahur, apabila ia berada di bulan Ramadhan. Karena sahur adalah sunnah yang amat ditekankan. Nabi shallallahu alaihi was salam bersabda:
تسحروا فإن في السحور بركة
Bersahurlah kalian karena pada sahur itu terdapat barakah. (Muttafaqun alaihi) [HR. al-Bukhari di ash-Shaum bab barakatus sahur no. 1923 dan Muslim di ash-Shiyam bab fadhlus sahur no. 1095]
Dan sabda Nabi shallallahu alaihi was salam:
فضل ما بين صيامنا وصيام أهل الكتاب أكلة السحر
Kelebihan (keutamaan) puasa kita dengan puasa ahli kitab adalah makan sahur. (HR. Muslim di dalam shahihnya) [HR. Muslim di ash-Shiyam bab fadhlus sahur no. 1096]
Sebagaimana wajib bagi orang yang berpuasa dan selainnya untuk menjaga semua shalat lima waktu secara berjamaah dan berhati-hati supaya tidak terlalaikan darinya baik karena tidur atau sebab lainnya.
Sebagaimana juga wajib bagi orang yang berpuasa dan selainnya menunaikan seluruh amalan yang wajib dikerjakan tepat pada waktunya baik untuk pemerintah maupun selainnya. Demikian juga wajib baginya mencari rizki yang halal yang dibutuhkan oleh diri dan keluarganya serta tidak menelantarkan itu semua dengan tidur atau selainnya.
Kesimpulannya bahwa wasiatku kepada semuanya baik laki-laki, perempuan, orang-orang yang berpuasa, maupun selain mereka untuk senantiasa bertakwa kepada Allah dalam segala kondisi, menjaga penunaian kewajiban tepat pada waktunya dengan cara yang telah disyariatkan Allah, dan benar-benar waspada dari tiap perkara yang dapat melalaikannya baik itu karena tidur, maupun perkara-perkara mubah lainnya, ataupun selain itu. Apabila ia terlalaikan dari itu semua dengan perkara-perkara maksiat maka dosanya menjadi lebih besar dan kejahatannya menjadi lebih parah.
Semoga Allah memperbaiki keadaan kaum muslimin, memberikan taufik kepada mereka di dalam perkara agamanya, mengokohkan mereka di atas kebenaran, serta memperbaiki keadaan pemimpin mereka, sesungguhnya Dia yang maha pemurah lagi maha mulia.

Sumber: 
www .binbaz .org .sa/node/548

Alih bahasa: Syabab Forum Salafy

Forum Salafy Indonesia

Tentang WAKTU IMSAK

Pertanyaan:
Di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini beredar jadwal lmsakiyyah Ramadhan. Jadwal ini khusus berisi waktu-waktu shalat. Namun, dalam jadwal tersebut ditetapkan bahwa waktu imsak (menahan diri dari makan dan minum) adalah 10 menit sebelum adzan shubuh. Apakah seperti ini memiliki dasar dalam ajaran Islam?

Jawaban:
Saya tidak mengetahui adanya dalil tentang penetapan waktu imsak 10 menit sebelum adzan shubuh.
Bahkan yang sesuai dengan dalil al-Qur'an dan as-Sunnah, imsak (yaitu menahan diri dari makan dan minum) adalah mulai terbitnya fajar shadiq (tanda masuknya waktu shubuh). Dasarnya adalah firman Allah (yang artinya), “Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar.” (QS. al-Baqarah: 187)
Juga dasarnya adalah sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam, “Fajar ada dua macam: [Pertama] fajar yang diharamkan untuk makan dan dihalalkan untuk shalat (yaitu fajar shadiq, fajar masuknya waktu shubuh), dan [Kedua] fajar yang diharamkan untuk shalat shubuh dan dihalalkan untuk makan (yaitu fajar kadzib, fajar yang muncul sebelum fajar shadiq).” (HR. Ibnu Khuzaimah dan al-Hakim, shahih, lihat ash-Shahihah no. 693)
Dasarnya lagi adalah sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam, ”Bilal biasa mengumandangkan adzan di malam hari. Makan dan minumlah sampai kalian mendengar adzan Ibnu Ummi Maktum.” (HR. al-Bukhari no. 623 dan Muslim no. 1092)
Seorang periwayat hadits ini mengatakan bahwa Ibnu Ummi Maktum adalah seorang yang buta dan beliau tidaklah mengumandangkan adzan sampai ada yang memberitahukan padanya, “Waktu shubuh telah tiba, waktu shubuh telah tiba.”
Hanya Allah lah yang memberi taufiq.
[Lihat Majmu' Fatawa lbnu Baaz, 15/281-282]

Sumber:
Buletin Al Ilmu Edisi No. 32/VIII/XIII/1436 H

###

Asy Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin رحمه الله

Pertanyaan:
Kami melihat sebagian jadwal pada bulan ramadhan, tertera padanya jadwal IMSAK, yaitu sebelum waktu shalat fajar sekitar 10 menit atau seperempat jam.
Apakah yang seperti ini ada asalnya dari As sunnah ataukah termasuk bidah?
Berilah fatwa kepada kami, semoga Allah membalas anda kebaikan.

Jawaban:
Ini termasuk KEBIDAHAN, dan tidak ada asalnya dari sunnah. Bahkan as sunnah menyelisihi yang demikian.
Dikarenakan Allah taala berfirman dalam kitab-Nya yang Mulia:
وَكُلُواْ وَاشْرَبُواْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ثُمَّ أَتِمُّواْ الصِّيَامَ إِلَى الَّيْلِ وَلاَ تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ تِلْكَ حُدُودُ اللهِ فَلاَ تَقْرَبُوهَا كَذالِكَ يُبَيِّنُ اللهُ آيَاتِهِ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ
Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beritikaf dalam masjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa. (QS Al Baqarah: 187)
Dan Nabi shallallahu alaihi wasallam juga bersabda:
إن بلالاً يؤذن بليل، فكلوا واشربوا حتى تسمعوا أذان ابن أم مكتوم، فإنه لا يؤذن حتى يطلع الفجر
Sesungguhnya Bilal adzan di malam hari (sebelum fajar shadiq), maka makan dan minumlah kalian sampai kalian mendengar adzannya Ibnu Ummi Maktum, sesungguhnya tidaklah ia mengumandangkan adzan sampai telah terbit fajar shadiq.
Dan permasalahan imsak yang dibuat oleh sebagian manusia, merupakan tambahan atas apa yang telah Allah azza wa jalla wajibkan, maka ini menjadi perkara yang bathil.
Ini termasuk bentuk berlebihan-lebihan dalam agama.
Dan sungguh Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
هلك المتنطعون، هلك المتنطعون، هلك المتنطعون
Celaka orang-orang yang berlebih-lebihan (dalam agama), celaka orang-orang yang berlebih-lebihan (dalam agama), celaka orang-orang yang berlebih-lebihan (dalam agama).

Sumber: Majmu al Fatawa (19/291)

Alih bahasa: Ibrahim Abu Kaysa

Forum Salafy Indonesia