Cari Blog Ini

Selasa, 18 Agustus 2015

Tentang MEMBAWA OLEH-OLEH

asy-Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz rohimahulloh


Seorang penanya yang bekerja di Saudi bertanya:
فهل عند عودتي لبلدي لا بد من أخذ هدايا للأهل والأقارب، علماً بأن ذلك الموضوع سوف يكلفني الكثير، وهل إذا لم آخذ هدايا أكون قد ارتكبت إثماً من باب قطيعة الرحم لأهلي؟
Apakah ketika aku pulang ke negaraku aku harus membawa oleh-oleh (hadiah) untuk keluarga dan kerabatku? Dimana hal tersebut sebenarnya sangat memberatkanku, dan apakah jika aku tidak bawa oleh-oleh berarti aku telah berdosa karena memutus silaturahim dengan keluargaku?

Jawaban:
الهدايا غير واجبة؛ لا ما هو بلازم، الهدايا غير واجبة ولا تكن قاطعاً للرحم إذا ما حملت هدايا، فالهدايا باختيارك، إن رأيت أن تأخذ هدايا لخواص أقاربك، فلا بأس، وإلا ليس بلازم، أنت أعرف بالمصلحة، المهم أن تحفظ المال لحاجة البيت وحاجتك وحاجة أهلك، فإذا اشتريت هدية خفيفة للزوجة، أو لأبيك، أو لأمك، أو لإخوانك، فلا بأس، وإن شق عليك ذلك فالحمد لله، ما لزوم هدية، المال احفظه لحاجة البيت لحاجتك، أو لقضاء دينك ، أما الهدايا فهي مستحبة عند اليسر، عند القدرة واليسر، إذا أهديت لإخوانك، الرسول يقول: تهادوا تحابوا
اللهم صلى عليه وسلم، فالهدية طيبة مع القدرة ومع السعة إذا تيسرت من غير تكلف
Bawa oleh-oleh (hadiah) itu tidak wajib dan bukan keharusan. Oleh-oleh hukumnya tidak wajib dan tidak membawa oleh-oleh tidaklah memutus tali silaturahim. Jadi terserah, jika engkau ingin membawakan oleh-oleh untuk keluargamu maka boleh-boleh saja, kalau tidak bawa pun tidak mengapa, engkau lebih tahu maslahatnya.
Yang penting adalah engkau atur keuanganmu untuk keperluan rumah tangga, keperluanmu dan keluargamu. Jika engkau belikan oleh-oleh yang ringan untuk istrimu atau ayah dan ibumu atau untuk saudara-saudaramu maka boleh-boleh saja. Tapi kalau hal itu berat bagimu, maka alhamdulillah bawa oleh-oleh itu bukan keharusan. Uang itu engkau simpan untuk keperluan rumah tanggamu dan keperluanmu atau untuk membayar hutangmu.
Adapun oleh-oleh untuk keluargamu itu hukumnya sunnah mustahab saja jika mudah bagimu, jika ada kemampuan dan kemudahan. Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda:
تهادوا تحابواl
“Saling berilah hadiah, niscaya kalian akan saling mencintai”
Jadi membawakan oleh-oleh itu bagus, jika engkau mampu dan ada kelapangan dan tanpa memberat-beratkan diri.

Sumber: http://www.binbaz.org.sa/mat/13118

Syabab Ashhabus Sunnah

Untuk fawaaid lainnya bisa kunjungi website kami:
www.ittibaus-sunnah.net
أصحاب السنة
✪ASHHABUS SUNNAH✪
WA Lintas Ilmu Shiyam
WALIS

Tentang ZIKIR SETELAH SALAT FARDU

Berkata asy Syaikh Abdul Aziz bin Baaz rahimahullah:
Duduk setelah salam pada shalat-shalat yang fardhu, merupakan waktu yang paling utama dari waktu-waktu yang ada yang padanya turun rahmat Allah azza wa jalla.
MAKA JANGANLAH ENGKAU TERGESA-GESA UNTUK BANGKIT!!
Beristighfarlah!! (Meminta ampun kepada Allah)
Bertasbihlah!! (Mengucapkan Subhanallah)
Dan bertahmidlah!! (Memuji Allah, dengan mengucapkan Alhamdulillah)
Dan bertahlillah!! (Mengucapkan kalimat "La ilaha illallah")
Serta bertakbirlah!! (Mengucapkan Allahu Akbar)
Berkata Ibnu Bathol rahimahullah:
"Barangsiapa yang banyak dosanya dan ia menginginkan agar Allah menghapus dosanya, tanpa harus bersusah payah;
Maka hendaknya ia memanfaatkan untuk tetap di tempat shalatnya, yang ia shalat padanya.
Agar supaya para malaikat memperbanyak doa untuknya dan memintakan ampun untuknya."

Syarh Ibnu Bathol (3/114)

Forum Salafy Purbalingga

Publikasi:
WA Salafy Solo
www.salafymedia.com
14 Muharram 1437 H | 27 Oktober 2015

###

Dzikir Setelah Sholat Fardlu

Berikut ini akan disebutkan bacaan-bacaan dzikir setelah sholat fardlu, kemudian setelah semua disebutkan, akan diuraikan dalil-dalilnya:

1. Istighfar 3x
أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ... أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ... أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ
Artinya: Aku memohon ampunan kepada Allah (3x)

2. Bacaan: Allaahumma antassalaam wa minkas salaam tabaarokta dzal jalaali wal ikroom
اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ تَبَارَكْتَ ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
Artinya: Yaa Allah Engkaulah as-Salaam dan dariMulah keselamatan. Maha Suci Engkau wahai pemilik kemulyaan dan kemurahan

Bacaan 1 dan 2 ini berdasarkan hadits Tsauban riwayat Muslim.

3. Bacaan tahlil berdasarkan hadits Abdullah bin az-Zubair:
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ لَهُ النِّعْمَةُ وَلَهُ الْفَضْلُ وَلَهُ الثَّنَاءُ الْحَسَنُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ
Artinya: Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah satu-satunya tidak ada sekutu bagiNya. Hanya milikNyalah kekuasaan, dan untukNyalah pujian dan Dia Maha berkuasa di atas segala sesuatu. Tiada daya dan kekuatan kecuali atas (pertolongan) Allah. Tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah, kami tidak menyembah kecuali kepadaNya. Ialah pemilik kenikmatan, bagiNya kemulyaan dan pujian yang baik. Tidak ada sesembahan yang haq selain Allah dengan mengikhlaskan agama walaupun orang-orang kafir tidak menyukainya

4. Bacaan tahlil berdasarkan hadits al-Mughiroh bin Syu’bah:
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ اللَّهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلَا يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ
Artinya: Tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah satu-satuNya tiada sekutu bagiNya. MilikNyalah kekuasaan dan bagiNyalah pujian dan Dia Maha berkuasa di atas segala sesuatu. Ya Allah tidak ada yang bisa mencegah apa yang Engkau beri dan tidak ada yang bisa memberi apa yang Engkau cegah. Dan tidak bermanfaat pemilik kekayaan, kemewahan, karena dariMulah kekayaan itu

5. Bertasbih (subhaanallah: Maha Suci Allah), bertahmid (alhamdulillah: Segala puji bagi Allah) dan bertakbir (Allaahu Akbar: Allah yang terBesar). Ada beberapa jenis bacaan dan jumlahnya, yaitu:

a. Tasbih 33 x, tahmid 33 x, dan takbir 33x, diakhiri dengan ucapan: Laa Ilaaha Illallahu wahdahu laa syariika lah. Lahul mulku walahul hamdu wahuwa ‘alaa kulli syai-in qodiir.

b. Subhaanallah walhamdulillah wallaahu akbar 33 x.

c. Tasbih 33x, tahmid 33x, takbir 34x

d. Tasbih 10x, tahmid 10x, takbir 10x

e. Tasbih 25x, tahmid 25x, takbir 25x, dan tahlil (Laa Ilaaha Illallaah) 25x

Bisa memilih salah satu dari jenis-jenis tersebut.

6. Membaca ayat kursi (Q.S al-Baqoroh ayat 255).

7. Membaca surat al-Ikhlash, surat al-Falaq, dan surat anNaas.

8. Khusus untuk setelah sholat Subuh ada tambahan Doa dalam hadits Ummu Salamah riwayat Ibnu Majah:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا
Artinya: Yaa Allah sesungguhnya aku meminta kepadaMu ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik, dan amalan yang diterima.

9. Dan untuk setelah sholat Subuh dan sholat Maghrib ada tambahan Bacaan tahlil pada saat belum merubah posisi duduk selesai salam sebelum berbicara berdasarkan hadits beberapa Sahabat (Abu Dzar, Abu Ayyub, Abud Darda’) dibaca 10 kali:
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Artinya: Tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah satu-satunya tidak ada sekutu bagiNya. MilikNyalah kekuasaan dan bagiNya pujian. Dia Yang Menghidupkan dan Mematikan, dan Dia Maha berkuasa di atas segala sesuatu

Bacaan ini dibaca setelah sholat Subuh dan Maghrib. Keutamaannya: tercatat 10 kebaikan, dihapus 10 keburukan, diangkat 10 derajat, seperti memerdekakan 4 budak, jika dibaca selesai Subuh sebagai penjagaan diri hingga Maghrib, jika dibaca selesai Maghrib sebagai penjagaan diri hingga Subuh.

(dikutip dari buku 'Fiqh Bersuci dan Sholat', Abu Utsman Kharisman)

WA al-I'tishom

###

Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin

Pertanyaan:
Apa dzikir-dzikir yang disyariatkan setelah salam selesai shalat?

Jawaban:
Berdzikir kepada Allah Ta'ala setelah shalat-shalat wajib adalah perkara yang Allah perintahkan, dalam firman-Nya,
فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلاةَ فَاذْكُرُوا اللَّهَ قِيَاماً وَقُعُوداً وَعَلَى جُنُوبِكُم
(Q.S an-Nisaa: 103)
Dzikir tersebut yang Allah perintahkan dengannya secara global, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah menjelaskannya. Sehingga engkau mengucapkan setelah salam:
-استغفر الله استغفر الله استغفر الله
-اللهم أنت السلام ومنك السلام تباركت يا ذا الجلال والإكرام
-لا إله إلا الله وحده لا شريك له، له الملك، وله الحمد، وهو على كل شيء قدير، اللهم لا مانع لما أعطيت، ولا معطي لما منعت، ولا ينفع ذا الجد منك الجد
-لا إله إلا الله، ولا نعبد إلا إياه، له النعمة، وله الفضل، وله الثناء الحسن، لا حول ولا قوة إلا بالله، لا إله إلا الله، ولا نعبد إلا إياه، مخلصين له الدين ولو كره الكافرون
Kemudian bertasbih kepada Allah sebagaimana yang datang dari Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Di antaranya, membaca tasbih, tahmid, dan takbir masing-masingnya 33 kali. Caranya dengan engkau membaca,
سبحان الله والحمد لله ولا إله إلا الله والله أكبر
Sebanyak 33 kali. Kemudian engkau sempurnakan bilangan 100 dengan membaca,
لا إله إلا الله وحده لا شريك له، له الملك وله الحمد وهو على كل شيء قدير
Sama saja engkau membacanya dengan cara menggabungkannya, membaca tasbih, tahmid, takbir sebanyak 33 kali secara bersamaan. Atau engkau membaca tasbih secara tersendiri, tahmid secara tersendiri, takbir secara tersendiri, kemudian menutupnya dengan bacaan,
لا إله إلا الله وحده لا شريك له، له الملك وله الحمد وهو على كل شيء قدير
Demikian pula diperbolehkan membaca tasbih, tahmid, takbir masing-masingnya 10 kali sebagai pengganti dari 33 kali, dengan cara membaca:
سبحان الله 10
الحمد لله 10
الله أكبر 10
Maka ini sebanyak 30 kali sebagaimana yang datang dalam as-Sunnah.
Dan termasuk yang datang dalam as-Sunnah dalam permasalahan ini, dengan membaca:
سبحان الله والحمد لله والله أكبر
Keempat dzikir ini *) diucapkan sebanyak 25 kali berbarengan, sehingga seluruhnya sebanyak 100 kali.
Sehingga, dzikir yang mana saja yang engkau baca, hukumnya diperbolehkan. Karena dalam kaedah syariat, sesungguhnya ibadah-ibadah yang datang dengan cara yang beragam, disunnahkan untuk mengerjakannya dengan seluruh tata cara yang datang. Terkadang beramal dengan cara yang ini, dan terkadang beramal dengan cara yang itu. Dengan tujuan agar seseorang mengamalkan sunnah dengan seluruh tata cara yang ada.
Dan dzikir-dzikir yang aku sebutkan, sifatnya umum pada seluruh shalat wajib. Baik itu shalat Fajar, Dhuhur, 'Ashar, Maghrib dan Isya'. Dan pada shalat Maghrib dan shalat Fajar membaca tahlil sebanyak 10 kali. Demikian pula membaca,
ربي أجرني من النار
sebanyak 7 kali setelah shalat Maghrib dan shalat Isya'.
Wallahul muwaffiq.

Sumber artikel:
Majmu' Fatawa wa Rasa-il asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin 13/251-253

Alih bahasa:
Ust. Abdulaziz Taufiq al-Bantuly حفظه الله

TIS

(*) Aku (abu aufa pekalongan) katakan: yang dimaksud dengan "keempat zikir" adalah subhanallah, alhamdulillah, allahu akbar, dan laa ilaaha illallah. Ini dibaca masing-masing 25 kali. Wallahu a'lam.

###

TAKBIR 3 X SETELAH SELESAI SALAM DALAM SHALAT LIMA WAKTU

Disunnahkan setelah selesai salam dari salat lima waktu untuk mengucapkan takbir, berdasarkan hadits Abdullah Bin Abbas Radhiallahu Anhuma beliau berkata:
مَا كُنَّا نَعْرِفُ انْقِضَاءَ صَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَّا بِالتَّكْبِيرِ
“Tidaklah kami mengetahui selesainya shalat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam kecuali dengan takbir.” (Diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim)

Al-Imam Ibnu Hazm Rahimahullah berdalilkan dengan hadits di atas tentang baiknya mengangkat suara dengan bertakbir seiring dengan selesainya shalat. (lihat Al-Muhalla karya Al-Imam Ibnu Hazm [4/260] dengan perantaraan Al-Maktabah Asy-Syamilah)

Al-Imam Ibnu Rajab Rahimahullah berkata:
“Dalam riwayat Imam Ahmad, dari jalan Sufyan dari Amr dengan sanad sebelumnya (yakni dari Abu Ma’bad maula Ibnu Abbas dari Ibnu Abbas Radhiallahu Anhuma) dan terdapat tambahan: Berkata Amr, saya berkata kepadanya (Abu Ma’bad): “Sesungguhnya kaum muslimin, apabila imam telah selesai salam dari shalat yang wajib mereka bertakbir sebanyak tiga kali.”
Hunail berkata: Saya telah mendengar Abu Abdillah (Imam Ahmad) berkata: Ali Bin Tsabit telah menceritakan kepada kami (dia berkata): Washil telah menceritakan kepada kami (dia berkata): “Saya melihat Abdullah Bin Abbas jika dia shalat dia bertakbir tiga kali.” Saya (Hunail) berkata kepada Ahmad: “(Takbir itu) setelah shalat?” dia menjawab: “Demikianlah” Saya (Hunail) berkata kepadanya: “Haditsnya Amr dari Abu Ma’bad dari Ibnu Abbas: “Dahulu kami mengetahui selesainya shalat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dengan takbir.” Mereka mengambilnya dari hadits ini? Dia (Imam Ahmad) menjawab: “Iya.” Ini disebutkan oleh Abu Bakr Abdul Aziz Bin Ja’far dalam kitabnya ‘Asy-Syafi’. Maka jelaslah dengan ini bahwa makna takbir yang dikerjakan di zaman Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam di belakang shalat wajib adalah tiga kali takbir secara berturut-turut.” (Fathul Bari karya Ibnu Rajab [6/102] dengan perantaraan Al-Maktabah Asy-Syamilah)

Dari uraian di atas menjadi jelaslah bagi kita akan disunnahkannya bertakbir setelah selesai salam dari shalat lima waktu. Wallahu A’lam.

Sumber: http://www.ash-shorowaky.com/ (sunnah yang terabaikan 3), penulis: Abu Athiyyah As-Salafy

Tentang KELUAR DARI MASJID KETIKA SEDANG ITIKAF

HUKUM KELUARNYA SESEORANG KETIKA SEDANG BERI'TIKAF

✹✹✹


🔖Jika ada keperluan seperti buang hajat (BAK, BAB), maka para ulama bersepakat tentang bolehnya hal tersebut. Adapun jika selain buang hajat maka disesuaikan dengan kondisi.

◾Al-Imam Ibnu Qudamah rahimahullah berkata :

“Dan yang termasuk dalam makna hajat adalah kebutuhan seseorang terhadap makanan dan minuman jika tidak didapati seorang pun yang mengantarkan makanan bagi dia, kemudian jika seseorang ingin muntah maka dia harus menjauh dari masjid, dan seluruh perkara yang mau tidak mau harus dia lakukan namun tidak mungkin dia lakukan di masjid, maka boleh bagi dia untuk keluar dari masjid.

👉Yang demikian tidak membatalkan i’tikafnya dengan catatan tidak berlama-lama. Begitu pula keluar untuk melaksanakan apa-apa yang diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala seperti seseorang yang beri’tikaf di masjid yang tidak didirikan shalat jum’at maka dia harus keluar untuk menunaikan shalat jum’at dan tidak membatalkan I’tikafnya.

❗Sedangkan jika keluar tanpa ada keperluan (hajat) maka hal tersebut membatalkan I’tikafnya walaupun sebentar, sebagaimana pendapat Al-Imam Asy-Syafi’i, Al-Imam Malik, dan Al-Imam Abu Hanifah.”

🌳 Sebagian ‘ulama menganjurkan agar i’tikaf dilakukan di masjid yang ditegakkan shalat Jum’at padanya.

◾Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah berkata :

“Adapun keluar dari masjid jika sebagian badannya maka tidak mengapa. Berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari shahabat ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata :

كان النبي صلى الله عليه وسلم يخرج رأسه من المسجد وهو معتكف، فأغسله وأنا حائض – وفي رواية – كانت ترجل رأس النبي صلى الله عليه وسلم وهي حائض

“Dulu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengeluarkan kepalanya dari masjid ketika beliau sedang beri’tikaf. Maka aku (‘Aisyah) mencucinya dalam keadaan aku haidh.”

Dalam riwayat lain : “Aisyah menyisir kepala Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam padahal dia (‘Aisyah) sedang haidh.”


___________________
🔑Kalau keluarnya dengan seluruh badannya, maka ada tiga kondisi :

⚫Pertama : Keluar karena urusan yang tidak bisa tidak, maka secara tabi’at maupun secara syar’i. Seperti buang hajat kencing ataupun buang air besar, wudhu’, mandi janabah, atau selainnya : makan, minum, maka itu semua boleh jika memang tidak mungkin dilakukan di masjid.

☝Namun jika memungkinkan dilakukan di masjid, maka tidak boleh keluar dari masjid. Misalnya, jika di masjid terdapat kamar mandi sehingga memungkinkan baginya untuk buang hajat atau mandi di situ. Atau jika ada orang yang mengantarkan kepadanya makanan dan minumnya. Maka dalam kondisi tersebut tidak boleh keluar dari masjid karena tidak ada hal yang mengharuskannya untuk keluar.

⚫Kedua : Keluar karena urusan ketaatan yang tidak wajib atasnya, seperti menjenguk orang sakit, menghadiri jenazah, dan lainnya maka tidak boleh. Kecuali jika ia mempersyaratkannya sejak awal i’tikafnya. Misalnya jika di keluarnya ada orang sakit yang mesti ia jenguk, atau dikhawatirkan wafat, maka dia mempersyarakat sejak awal i’tikaf bahwa ia hendak keluar untuk keperluan tersebut, maka tidak mengapa baginya keluar.

⚫Ketiga : Keluar untuk sesuatu yang menafikan i’tikafnya, seperti keluar untuk jual beli, berjima’ dengan istrinya, dan semisalnya, maka ini tidak boleh, baik ia mempersyarakat sejak awal maupun tidak. Karena perbuatan tersebut membatalkan i’tikaf dan menafikan tujuannya. “

📝(Majalis Syahri Ramadhan).


✺✸✺

🌐 Sumber:
Dinukil dari http://www.manhajul-anbiya.net/bimbingan-sunnah-tentang-itikaf/

__________________
🔍 مجموعــــــة توزيع الفــــــوائد
📌❂ WA Forum Berbagi Faidah [FBF] | www.alfawaaid.net

✆ WA Lintas Ilmu Shiyam ※ WALIS ✆
✧✧✧✧✧✧✧✧✧✧✧✧✧✧✧✧✧✧✧

Tentang KEWAJIBAN ZAKAT BAGI ANAK YATIM DAN ORANG GILA

AL-LAJNAH AD-DA'IMAH LIL BUHUTS AL-'ILMIYYAH WAL IFTA'


📞 AL-LAJNAH DITANYA:

🎁💰 Apakah harta anak yatim dan orang gila juga terkena wajib zakat?

✅ AL-LAJNAH MENJAWAB

🍃⌛ Harta anak yatim dan orang gila wajib dibayarkan zakatnya, bila anak yatim atau orang gila tersebut seorang muslim yang merdeka dan benar-benar memiliki harta. Berdasarkan hadits riwayat ad-Daruquthni secara marfu' dari Rosululloh Shollallohu 'Alaihi Wasallam bahwa beliau bersabda:

مَنْ وَلِيَ مَال اليَتِيمِ فــَلْيَتْجُرْ بِهِ، وَلا يَتْرُكْهُ حَتّى تَأْكُلَهْ الصّدَقَةُ

"Barangsiapa diserahi mengurus harta anak yatim hendaklah dia kelola harta tersebut, janganlah dia biarkan habis, sampai (harta itu) terkena kewajiban sedekah (zakat)."

❄💐 Dan berdasarkan riwayat Malik dalam kitab al-Muwaththa' dari Abdurrohman bin al-Qosim bahwa ayahnya berkata,

كانَتْ عَائشةُ تَلِينِي وأَخًا لِي يَتِيمَيْنِ في حِجْرِهَا ؛ فَكانَتْ تُخْرِجُ مِن أمْوَالِنَا الزّكاةَ

"Aisyah adalah wali yang mengasuh aku dan seorang saudaraku yang yatim. Beliau mengeluarkan zakat harta kami"
[HR. MALIK DALAM AL-MUWATHTHO', NO 587].

🌿🌷 Dan di antara para ulama yang berpendapat wajibnya zakat pada harta anak yatim dan orang gila adalah 'Ali bin Abi Tholib, Ibnu Umar, Jabir, Aisyah, al-Hasan bin Ali, sebagaimana disebutkan oleh Ibnul Mundzir.

📚 Sumber:
📂📋 اللجنة الدائمة - فتاوى الزكاة، جمع محمد المسند، ص(١١).

📝 Alih Bahasa: Miqdad al-Ghifary hafizhahullaah.

=========================
⭐🌈 WA Riyadhul Jannah As-Salafy
=========================

✆ WA Lintas Ilmu Shiyam ※ WALIS ✆
✧✧✧✧✧✧✧✧✧✧✧✧✧✧✧✧✧✧✧

🛅➠http://walis-net.blogspot.com/p/depan.html

ا ٤٦ هل يزكّى مال اليتيم والمجنون؟

📞السؤل❓

🎁💰 هل تجب الزكاة في مال اليتيم والمجنون؟

✅ الجواب 🌹

🍃⌛ تجب الزكاة في مال كل منهما، إذا كان حرًا مسلمًا تام الملك ؛ لما روى الدارقطني؛ مرفوعًا إلى النبي صلى الله عليه وسلم: مَنْ وَلِيَ مَال اليَتِيمِ فــَلْيَتْجُرْ بِهِ، وَلا يَتْرُكْهُ حَتّى تَأْكُلَهْ الصّدَقَةُ ،

❄💐 ولما روى مالك في ((الموطأ))، عن عبد الرحمن بن القاسم عن أبيه أنه قال : ((كانَتْ عَائشةُ تَلِينِي وأَخًا لِي يَتِيمَيْنِ في حِجْرِهَا ؛ فَكانَتْ تُخْرِجُ مِن أمْوَالِنَا الزّكاةَ)).

🌿🌷 والقول بوجوب الزكاة في مال كل منهما هو قول علي وابن عمر وجابر وعائشة والحسن بن علي رضي الله عنهم، حكاه عنهم ابن المنذر.