Cari Blog Ini

Jumat, 18 September 2015

Tentang KESALAHAN DALAM MELAFALKAN TAKBIR

Ada beberapa kesalahan pengucapan lafadz takbir yang bisa merubah makna dan terhitung sebagai kesalahan fatal. Di antaranya adalah:

- menambahkan huruf hamzah al-istifhaam di awal lafdzhul jalaalah: اللّه sehingga dibaca panjang di awal, menjadi آللّه

- memasukkan hamzah al-istifham di awal lafadz ‘akbar’, sehingga dibaca: اللهُ آكْبَر (Allaahu Aakbar). Kalau ini diucapkan, yang seharusnya berarti: "Allah Yang Terbesar" (sebuah pernyataan secara yakin) menjadi sebuah pertanyaan: "Apakah Allah besar?" Ini menunjukkan keraguan dan merupakan kekufuran dalam bentuk ucapan.

- memanjangkan bacaan huruf ba’ pada أَكْبَرُ menjadi أَكْبَارُ mengakibatkan perubahan makna dari "Yang Terbesar" menjadi "Gendang/bedug". (bisa dilihat penjelasan Asy-Syaikh Masyhur Hasan Salmaan dalam kitabnya alQoulul Mubiin fii akhtoo-il Musholliin hal 228 terbitan Daaru Ibnil Qoyyim tahun 1993 M/1413 H)

- membaca huruf laam (ل ) pada lafadz الله dengan tipis (tarqiiq) (lihat Qowaaid Tajwid karya AlQoori hal 82). Bacaan semacam ini mirip dengan yang diucapkan orang nashrani dengan menyebut tuhan A-lah.

Dinukil dari e-book:
MEMAHAMI MAKNA BACAAN SHOLAT
Sebuah Upaya Menikmati Indahnya Dialog Suci dengan Ilahi
Oleh: Abu Utsman Kharisman
Penerbit Pustaka Hudaya