Cari Blog Ini

Sabtu, 13 Desember 2014

Tentang MEMANFAATKAN WAKTU SEBAIK-BAIKNYA

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Demi masa. Sesungguhnya seluruh manusia dalam keadaan merugi. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shalih dan orang-orang yang saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.” (Al-‘Ashr: 1-3)

“Sungguh telah beruntung orang-orang yang beriman. Yaitu orang-orang yang khusyu’ di dalam shalat mereka. Dan orang yang berpaling dari segala yang melalaikan.” (Al-Mu`minun: 1-3)

“Dan bersegeralah kalian menuju pengampunan Rabb kalian dan menuju surga yang luasnya (seluas) langit dan bumi yang dipersiapkan bagi orang-orang yang bertakwa.” (Ali ‘Imran: 133)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Termasuk kebagusan agama seseorang yaitu dia meninggalkan segala yang tidak bermanfaat.” [HR. Al-Imam At-Tirmidzi no. 2318, Ibnu Majah no. 3976]

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Dua nikmat yang kebanyakan orang melalaikannya: Nikmat sehat dan waktu luang.” [HR. Al-Imam Bukhari no. 5933]

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ia berkata: telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam: “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai dari pada mukmin yang lemah, akan tetapi setiap (dari mukmin yang kuat dan lemah) memiliki kebaikan, bersemangatlah untuk melakukan segala yang bermanfaat buatmu dan minta tolonglah kepada Allah dan jangan bermalas-malasan.” [HR. Al-Imam Muslim no. 4816]

Dari Abi Bazrah Al-Aslami radhiyallahu ‘anhu ia berkata: dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak akan tergelincir kedua kaki pada hari kiamat sehingga ditanya: Tentang umurnya di mana dia habiskan, tentang ilmunya apa yang diperbuat, tentang hartanya dari mana dia peroleh dan ke mana dia pergunakan dan tentang jasadnya di mana dia hancurkan.” [HR. Al-Imam At-Tirmidzi no. 2341]

Dari Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhu ia berkata: Rasulullah memegang pundakku lalu berkata:
كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ
"Jadilah kamu di dunia seakan-akan orang asing atau penelusur jalan."
Ibnu Umar berkata:
إِذَا أَمْسَيْتَ فَلَا تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلَا تَنْتَظِرِ الْمَسَاءَ وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ
"Bila kamu berada di sore hari maka jangan kamu menunggu sampai datangnya pagi hari (untuk beramal shalih) dan bila kamu berada di pagi hari jangan menunggu datangnya sore hari dan ambillah/manfaatkanlah (masa) sehatmu sebelum datang (masa) sakitmu dan (manfaatkanlah) hidupmu sebelum datang matimu.” [HR. Al-Imam Bukhari no. 5937]

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menyatakan:
ﺍﻏْﺘَﻨِﻢْ ﺧَﻤْﺴًﺎ ﻗَﺒْﻞَ ﺧَﻤْﺲٍ : ﺷَﺒَﺎﺑَﻚَ ﻗَﺒْﻞَ ﻫَﺮَﻣِﻚَ، ﻭَﺻِﺤَّﺘَﻚَ ﻗَﺒْﻞَ ﺳَﻘَﻤِﻚَ، ﻭَﻏِﻨَﺎﺀَﻙَ ﻗَﺒْﻞَ ﻓَﻘْﺮِﻙَ، ﻭَﻓَﺮَﺍﻏَﻚَ ﻗَﺒْﻞَ ﺷُﻐْﻠِﻚَ، ﻭَﺣَﻴَﺎﺗَﻚَ ﻗَﺒْﻞَ ﻣَﻮْﺗِﻚَ
“Manfaatkanlah lima perkara sebelum datangnya lima perkara yang lain: (Manfaatkan) masa mudamu sebelum datang masa tuamu, masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu, masa kayamu sebelum masa fakirmu, masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, masa hidupmu sebelum datang masa matimu.” (HR. Al-Hakim dan lainnya, dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani sebagaimana dalam tahqiq Iqtidha’ul ‘Ilmi Al-‘Amal)

Dalam Jami’ At-Tirmidzi disebutkan hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu ia berkata: Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:
ﻣَﻦْ ﺧَﺎﻑَ ﺃَﺩْﻟَﺞَ، ﻭَﻣَﻦْ ﺃَﺩْﻟَﺞَ ﺑَﻠَﻎَ ﺍﻟْﻤَﻨْﺰِﻝَ، ﺃَﻻَ ﺇِﻥَّ ﺳِﻠْﻌَﺔَ ﺍﻟﻠﻪِ ﻏَﺎﻟِﻴَﺔٌ، ﺃَﻻَ ﺇِﻥَّ ﺳِﻠْﻌَﺔَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔُ
“Barangsiapa khawatir disergap musuh di waktu sahur, dia akan menghindarkan diri sejak awal malam. Barangsiapa yang berusaha menyelamatkan dirinya sejak awal, ia akan sampai kepada tempat tinggalnya. Ketahuilah, sesungguhnya barang dagangan Allah itu mahal. Ketahuilah, barang dagangan Allah itu adalah surga."

Allah subhanahuwata’ala berfirman:
ﺇِﻥَّ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻫُﻢْ ﻣِﻦْ ﺧَﺸْﻴَﺔِ ﺭَﺑِّﻬِﻢْ ﻣُﺸْﻔِﻘُﻮﻥَ. ﻭَﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻫُﻢْ ﺑِﺂﻳَﺎﺕِ ﺭَﺑِّﻬِﻢْ ﻳُﺆْﻣِﻨُﻮﻥَ. ﻭَﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻫُﻢْ ﺑِﺮَﺑِّﻬِﻢْ ﻟَﺎ ﻳُﺸْﺮِﻛُﻮﻥَ. ﻭَﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳُﺆْﺗُﻮﻥَ ﻣَﺎ ﺀَﺍﺗَﻮْﺍ ﻭَﻗُﻠُﻮﺑُﻬُﻢْ ﻭَﺟِﻠَﺔٌ ﺃَﻧَّﻬُﻢْ ﺇِﻟَﻰ ﺭَﺑِّﻬِﻢْ ﺭَﺍﺟِﻌُﻮﻥَ. ﺃُﻭﻟَﺌِﻚَ ﻳُﺴَﺎﺭِﻋُﻮﻥَ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺨَﻴْﺮَﺍﺕِ ﻭَﻫُﻢْ ﻟَﻬَﺎ ﺳَﺎﺑِﻘُﻮﻥَ
“Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut akan (adzab) Rabb mereka. Dan orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Rabb mereka. Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Rabb mereka (sesuatu apapun). Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Rabb mereka. Mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya.” (Al- Mukminun: 57-6)
Al-Imam At-Tirmidzi dalam Jami’-nya menyebutkan hadits dari ‘Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah shalallahu ’alaihi wa sallam mengenai ayat ini. Aku berkata, “Apakah mereka adalah orang yang meminum minuman keras, berzina, dan mencuri?” Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam menjawab,
ﻻَ ﻳَﺎ ﺑِﻨْﺖَ ﺍﻟﺼِّﺪِّﻳﻖِ، ﻭَﻟَﻜِﻨَّﻬُﻢُ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﻳَﺼُﻮﻣُﻮﻥَ ﻭَﻳُﺼَﻠُّﻮﻥَ ﻭَﻳَﺘَﺼَﺪَّﻗُﻮﻥَ، ﻭَﻳَﺨَﺎﻓُﻮﻥَ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺗُﺘَﻘَﺒَّﻞَ ﻣِﻨْﻬُﻢْ، ﺃُﻭﻟَﺌِﻚَ ﻳُﺴَﺎﺭِﻋُﻮﻥَ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺨَﻴْﺮَﺍﺕِ
“Tidak wahai putri Ash-Shiddiq. Mereka adalah orang-orang yang berpuasa, shalat, bersedekah, namun mereka khawatir kalau amalan yang mereka lakukan itu tidak diterima oleh Allah. Mereka itu orang yang sebenarnya berlomba-lomba berbuat amal kebaikan."

Sa’id bin Jubair rahimahullah berkata: “Setiap hari yang dijalani oleh seorang mukmin adalah ghanimah (kesempatan untuk menambah amal shalih).” (Lihat Jami’ul ‘Ulum wal Hikam, hal. 666)

Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Waktu manusia adalah umurnya yang sebenarnya. Waktu tersebut adalah waktu yang dimanfaatkan untuk mendapatkan kehidupan yang abadi dan penuh kenikmatan dan terbebas dari kesempitan dan adzab yang pedih. Ketahuilah bahwa berlalunya waktu lebih cepat dari berjalannya awan (mendung). Barangsiapa yang waktunya hanya untuk ketaatan dan beribadah pada Allah, maka itulah waktu dan umurnya yang sebenarnya. Selain itu tidak dinilai sebagai kehidupannya, namun hanya teranggap seperti kehidupan binatang ternak. Jika waktu hanya dihabiskan untuk hal-hal yang membuat lalai, untuk sekedar menghamburkan syahwat (hawa nafsu), berangan-angan yang batil, hanya dihabiskan dengan banyak tidur dan digunakan dalam kebatilan, maka sungguh kematian lebih layak bagi dirinya.” (Al Jawabul Kafi, 109)

Tentang MENGHINDARI PEMBICARAAN YANG TIDAK BERMANFAAT

‘Umar bin Abdul ‘Aziz Rahimahullah berkata:
“Barangsiapa beranggapan perkataannya merupakan bagian dari perbuatannya, (niscaya) menjadi sedikit perkataannya, kecuali dalam perkara yang bermanfaat baginya.”

‘Umar bin Qais Al-Mula’i Rahimahullah berkata:
Seseorang melewati Luqman (Al-Hakim) di saat manusia berkerumun di sisinya. Orang tersebut berkata kepada Luqman: “Bukankah engkau dahulu budak bani Fulan?”
Luqman menjawab: “Benar.”
Orang itu berkata lagi, “Engkau yang dulu menggembala (ternak) di sekitar gunung ini dan itu?”
Luqman menjawab: “Benar.”
Orang itu bertanya lagi: “Lalu apa yang menyebabkanmu meraih kedudukan sebagaimana yang aku lihat ini?”
Luqman menjawab: “Selalu jujur dalam berucap dan banyak berdiam dari perkara-perkara yang tiada berfaedah bagi diriku.”

Abu ‘Ubaidah meriwayatkan dari Al-Hasan Al-Bashri Rahimahullah bahwasanya beliau berkata:
“Termasuk tanda-tanda berpalingnya Allah dari seorang hamba adalah Allah menjadikan kesibukannya dalam perkara-perkara yang tidak berguna bagi dirinya.”

Sahl At-Tusturi Rahimahullah berkata:
“Barangsiapa (suka) berbicara mengenai permasalahan yang tidak ada manfaatnya niscaya diharamkan baginya kejujuran.”

Ma’ruf Rahimahullah berkata: “Pembicaraan seorang hamba tentang masalah-masalah yang tidak ada faedahnya merupakan kehinaan dari Allah (untuknya).”

Sumber: asysyariah .com/lakukanlah-hal-yang-bermanfaat/