Cari Blog Ini

Selasa, 26 Mei 2015

Tentang MENYAMBUT BULAN RAMADAN

Tak terasa, kita akan memasuki bulan Ramadhan yang mulia. Saat bulan yang penuh barokah ini tiba, umat Islam di seluruh penjuru dunia menyambutnya dengan hati gembira. Kebahagiaan bercampur kerinduan yang mendalam mewarnai rumah-rumah kaum muslimin. Jiwa-jiwa mereka pun siap menyongsongnya.

Di antara persiapan yang paling baik untuk menyongsong bulan Ramadhan adalah mempelajari hukum-hukum yang berkaitan dengan berbagai ibadah di bulan suci tersebut. Agar amalan yang akan dilakukan bisa lebih bermakna.

Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan al-Qur'an. Sebagaimana firman Allah: "Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang batil)." [al-Baqarah: 185]

Melalui lisan Nabi-Nya tersampaikan pula bahwa pada bulan yang mulia ini, para setan dibelenggu, pintu surga (al-Jannah) dibuka, dan pintu neraka (an-Nar) ditutup. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, "Bila datang Bulan Ramadhan dibukalah pintu-pintu Jannah, ditutuplah pintu-pintu neraka, dan dibelenggulah para setan." (HR. al-Bukhari no. 1899 dan Muslim no. 1079 dari Abu Hurairah)

Kita sebagai manusia yang banyak terjatuh dalam perbuatan dosa baik yang disengaja maupun tidak, namun kita berharap bisa terampuni dengan ibadah puasa Ramadhan ini. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam  bersabda, "Barang siapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan penuh harap, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. al-Bukhari no. 38 dan Muslim no. 760 dari Abu Hurairah)

Ibadah puasa memiliki kedudukan yang mulia dalam agama Islam. Allah akan memberikan pahala yang berlipat ganda sesuai kualitas puasa yang dikerjakan seorang hamba. Semakin tinggi kualitas puasanya, semakin melimpah pahala yang akan didapat. Yaitu, puasa yang tak hanya sekedar menahan lapar dan dahaga.

Setiap muslim harus membangun ibadah puasanya di atas iman kepada Allah serta meneladani sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Karena puasa merupakan ibadah yang sangat dicintai oleh Allah. Nabi shallallahu alaihi wasallam  bersabda, "Setiap amalan anak Adam diIipat gandakan pahalanya, satu kebaikan akan berlipat menjadi 10 kebaikan sampai 700 kali lipat. Allah berfirman: Kecuali puasa, maka Aku yang akan membalas orang yang menjalankannya karena dia telah meninggalkan syahwat dan makanannya karena Aku." (HR. Muslim no. 1151 dari Abu Hurairah)

Hadits di atas juga menunjukkan betapa agungnya nilai ibadah puasa. Allah melipat gandakan balasan bagi orang yang berpuasa bukan sekedar 10 atau 700 kali lipat, namun akan dibalas sesuai dengan kehendak-Nya.

Hikmah dari perkara ini adalah bahwasanya orang yang berpuasa telah meninggalkan makan dan minum karena Allah. Dia begitu ikhlas menjalankan ibadah dengan menahan lapar dan dahaga, sementara di sekitarnya terdapat makanan dan minuman.

Di samping itu, dia juga menahan hawa nafsunya dari semua hal yang bisa membatalkan puasa, mulai terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari. Semua itu dilakukan karena mengharapkan keridhaan dari Allah semata.

Sesungguhnya puasa itu akan menumbuhkan akhlak-akhlak yang mulia. Melatih jiwa untuk menjadi seorang hamba yang terbiasa menjalankan ketaatan kepada Rabb semesta alam.

Orang yang berpuasa hendaknya menjaga anggota badannya dari segala yang diharamkan oleh Allah. Bukan berarti ketika tidak sedang berpuasa diperbolehkan melakukannya. Namun, perbuatan maksiat bila dilakukan di bulan yang mulia ini dapat menghapus pahala puasa pelakunya.

Semestinya seorang hamba menjaga lisannya dari dusta, ghibah, namimah (adu domba), berkata kasar kepada orang tua, dan selainnya. Hendaknya pula menjaga pandangannya dari memandang lawan jenis yang bukan mahramnya. Baik secara langsung, maupun di dunia maya seperti Facebook dan semisalnya. Karena tidak bisa dipungkiri lagi bahwa efek negatif dari Facebook sangatlah besar. Juga menjaga telinga, tangan, kaki, dan anggota badan yang lain dari hal-hal yang diharamkan oleh Allah ketika berpuasa. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan yang mengandung kedustaan, maka Allah tidak butuh untuk dia meninggalkan makan dan minumnya." (HR. al-Bukhari no. 1903 dari Abu Hurairah)

Demikian pula, hendaknya bagi orang yang berpuasa untuk lebih bersabar dalam menahan diri dan tidak membalas kejelekan yang ditujukan kepadanya. Apabila seorang hamba dapat menahan diri dari membalas kejelekan, maka tentunya dia akan dijauhkan dari memulai melakukan kejelekan kepada yang lain.

Hal ini berdasarkan hadits Abu Hurairah bahwasanya Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda, "Puasa adalah perisai. Maka apabila salah seorang dari kalian sedang berpuasa janganlah dia berkata kotor dan berbuat keributan dengan mengangkat suara. Jika dia dicela atau disakiti, maka katakanlah saya sedang berpuasa." (HR. al-Bukhari no. 1904 dan Muslim no. 1151)

Salah satu keutamaan ibadah puasa adalah adanya prosesi makan sahur, meskipun hanya minum seteguk air. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, "Sahurlah kalian, karena sesungguhnya di dalam sahur terdapat barokah." (HR. al-Bukhari no. 1923 dan Muslim no. 1095 dari Anas bin Malik)

Rasullullah shallallahu alaihi wasallam  mengakhirkan makan sahur hingga mendekati terbit fajar kedua (mendekati waktu Shubuh). Adapun hukum makan sahur adalah sunnah.

Al-Imam an-Nawawi berkata, "Para ulama telah bersepakat tentang sunnahnya makan sahur dan bukan suatu kewajiban." (Syarh Shahih Muslim 7/ 206)

Al-Hafizh Ibnu Hajar menjelaskan bahwa barokah dalam sahur dapat diperoleh dalam beberapa bentuk; (di antaranya) mengikuti sunnah Nabi shallallahu alaihi wasallam, menyelisihi Ahlul Kitab, menambah kemampuan untuk beribadah, mencegah akhlak yang buruk karena pengaruh lapar, serta berkesempatan untuk berdzikir dan berdoa pada waktu mustajab. (Fathul Bari 4/140)

Kebahagiaan yang tak terhingga akan dirasakan oleh orang yang berpuasa, tatkala tiba saat berbuka bersama keluarga. Lapar dan dahaga menjadi sirna dengan berbagai hidangan yang ada. Semoga umat Islam di seluruh dunia turut merasakannya. Kaum muslimin di Palestina yang dijajah oleh bangsa Yahudi, di Suriah yang tersudutkan oleh Jabhatun Nushrah, di Irak yang terancam oleh ISIS dan al-Qaedah. Demikian pula kaum muslimin di Yaman yang menjadi sasaran milisi pemberontak Syi'ah Hautsi dan tentunya di berbagai negara lainnya. Amin Ya Mujibas sailin.

Kebaikan akan selalu meliputi umat Islam selama mereka menyegerakan berbuka (ifthar). Hendaknya bagi setiap muslim bersegera dalam berbuka. Tidak boleh menundanya meski dia merasa masih kuat untuk berpuasa. Hal ini demi meneladani Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan menyelisihi Ahlul Kitab yang mengakhirkan berbuka hingga tampak bintang-bintang di langit. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, "Agama ini akan senantiasa tampak selama manusia bersegera dalam berbuka puasa, karena Yahudi dan Nashrani mengakhirkan berbuka." (HR. Abu Dawud no. 2006 dari Abu Hurairah, lihat Shahih Sunan Abi Dawud 2/58)

Hadits ini menunjukkan bahwa penopang agama yang lurus adalah dengan menyelisihi Yahudi dan Nashrani. Karena sikap selalu mencocoki mereka adalah keretakan dalam agama. (Syarhu ath-Thiibi 5/1589)

Dari Sahl bin Sa'd Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Senantiasa manusia dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka." (HR. al-Bukhari no. 1957 dan Muslim no. 1098)

Al-Imam Ibnu Daqiqil 'led berkata, "Dalam hadits ini terdapat bantahan terhadap kaum Syi'ah yang mengakhirkan berbuka puasa hingga tampak bintang-bintang." (Fathul Bari 4/199)

Pembaca yang dimuliakan Allah, tentunya besar harapan dalam jiwa akan dapat kembali memasuki Bulan Ramadhan. Menghapus jejak-jejak penuh luka, menutup lembaran lama. Semoga Allah memudahkan kita untuk dapat berpuasa, memperbanyak shalat, bacaan al-Qur'an, shadaqah, dzikir, doa dan berbagai amalan ibadah lainnya. Amin.

Marhaban Ya Ramadhan...
Selamat datang Bulan suci Ramadhan...

Wallahu a'lam bish shawab.

Penulis: Ustadz Muhammad Hadi

Buletin Al Ilmu Edisi No. 30/VIII/XIII/1436 H

###

Asy Syaikh Fauzan bin Abdillah al Fauzan hafizhahullah

Pertanyaan:
ما نصيحتكم للمسلمين بمناسبة اقتراب شهر رمضان؟
Apa nasehat anda kepada kaum muslimin terkait telah dekatnya bulan Ramadhan?

Jawaban:
الواجب على المسلم يسأل الله أن يبلغه رمضان وأن يعينه على صيامه وقيامه، والعمل فيه، لأنه فرصة في حياة المسلم: مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ، مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ، فهو فرصة في حياة المسلم قد لا يعود عليه مرة ثانية
Wajib bagi kaum muslimin untuk memohon kepada Allah agar dia bisa sampai ke bulan Ramadhan, dan diberi kemampuan untuk berpuasa serta melaksanakan shalat tarawih padanya, dan juga bisa beramal saleh pada bulan Ramadhan. Dikarenakan bulan tersebut merupakan kesempatan besar di kehidupan seorang muslim.
Barang siapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan dikarenakan keimanan dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosanya yang terdahulu. (H.R al-Bukhari)
Barang siapa yang shalat malam pada bulan Ramadhan dikarenakan keimanan dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosanya yang terdahulu. (H.R al-Bukhari)
Maka ini merupakan kesempatan besar bagi setiap muslim -untuk beramal- yang mungkin saja dia tidak bisa mendapatkan kesempatan kedua setelahnya.
فالمسلم يفرح بقدوم رمضان ويستبشر به، ويستقبله بالفرح والسرور، ويستغله في طاعة الله ليله قيام، ونهاره صيام وتلاوة للقرآن والذكر فهو مغنم للمسلم، أما الذين إذا أقبل رمضان يعدون البرامج الفاسدة والملهية والمسلسلات والخزعبلات والمسابقات ليشغلوا المسلمين فهؤلاء جند الشيطان، الشيطان جندهم لهذا، فعلى المسلم أن يحذر من هؤلاء ويحذر منهم، رمضان ما هو وقت لهو ولعب ومسلسلات وجوائز ومسابقات وضياع للوقت
Maka seorang muslim hendaknya bergembira dan merasa senang dengan datangnya bulan Ramadhan, menyambutnya dengan penuh kegembiraan, menggunakan kesempatan pada bulan tersebut untuk memperbanyak ketaatan. Shalat di malam hari dan pada siang harinya berpuasa, membaca Al-quran dan berdzikir, yang mana ini semua merupakan ghanimah bagi setiap muslim.
Adapun orang-orang yang menyambut bulan Ramadhan dengan mempersiapkan berbagai kegiatan-kegiatan yang negatif, seperti acara musik, acara drama yang bersambung, acara-acara lawakan atau perlombaan kuis, yang semua ini melalaikan kaum muslimin -dari ibadah-, maka mereka ini adalah bala tentara Syaithan.
Maka wajib bagi setiap muslim untuk berhati-hati dari mereka, dan mentahzir mereka.
Bulan Ramadhan bukanlah waktu untuk bermain-main atau perkara sia-sia seperti kuis-kuis dan semisalnya yang semua ini menyia-nyiakan waktu.

Sumber:
alfawzan .af .org .sa/node/14849

Alih bahasa: Syabab Forum Salafy

Forum Salafy Indonesia