Cari Blog Ini

Minggu, 07 September 2014

Tentang KARTU UNDANGAN, SURAT, BUKU, MAJALAH, SELEBARAN, DAN YANG SEMISALNYA YANG BERTULISKAN AYAT AL-QURAN ATAU NAMA ALLAH

Pertanyaan:

Sebagian orang menuliskan ayat Al-Qur`an atau ucapan bismillahir rahmanir rahim di kartu undangan pernikahan atau yang lainnya. Padahal kartu ini bisa saja dibuang di tempat sampah setelah dibaca, terinjak, atau menjadi mainan anak kecil. Lalu apa nasihat anda dalam hal ini?

Fadhilatusy Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz menjawab:

Si penulis telah melakukan perkara yang disyariatkan yakni menuliskan ucapan tasmiyah (bismillah). Bila ia menyebutkan ayat Al-Qur`an yang sesuai di kartu/surat undangan tersebut maka tidak menjadi masalah. Orang yang menerima kartu/surat undangan tersebut wajib untuk memuliakannya, karena di dalamnya ada ayat-ayat Allah Subhanahu wa ta’ala. Jangan dibuang di tempat sampah atau di tempat hina lainnya.

Kalau sampai kartu/surat undangan bertuliskan ayat Al-Qur`an itu ia hinakan maka ia berdosa. Adapun si penulisnya tidaklah berdosa. Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam sendiri memerintahkan sahabatnya untuk menuliskan ‘Bismillahir rahmanir rahim’ pada surat-surat yang beliau kirimkan. Dan terkadang beliau memerintahkan untuk menulis beberapa ayat Al-Qur`an dalam surat tersebut.

Dengan demikian, orang yang menulis hendaklah menuliskan tasmiyah sesuai dengan yang disyariatkan, dan ia menyebutkan beberapa ayat berikut hadits-hadits ketika dibutuhkan. Sedangkan orang yang menghinakan tulisan tersebut atau surat tersebut, ia berdosa. Semestinya ia menjaganya, atau bila ingin membuangnya (karena sudah tidak terpakai) hendaknya ia bakar atau dipendam. Bila dibuang begitu saja di tempat sampah, menjadi mainan anak-anak, menjadi pembungkus barang atau yang semisalnya, ini tidaklah diperbolehkan.

Sebagian orang menjadikan surat kabar dan lembaran (yang di dalamnya ada ucapan basmalah atau ayat-ayat Al-Qur`an) sebagai alas untuk makanan atau pembungkus.barang yang dibawa ke rumah. Semua ini tidak diperbolehkan karena ada.unsur penghinaan terhadap surat kabar/majalah/lembaran tersebut sementara di dalamnya tertulis ayat-ayat Al-Qur`an dan hadits-hadits Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam. Semestinya lembaran tersebut disimpan di perpustakaannya, atau di tempat mana saja, dibakar atau dipendam di tempat yang baik. Demikian pula mushaf Al-Qur`an bila telah sobek tidak bisa lagi digunakan, maka mushaf tersebut dipendam di tanah yang bersih atau dibakar, sebagaimana dahulu ‘Utsman bin ‘Affan membakar mushaf-mushaf yang tidak lagi diperlukan.

Kebanyakan manusia tidak memperhatikan perkara ini, sehingga harus diberi peringatan. Sekali lagi untuk diingat, lembaran dan surat- surat (yang ada ayat Al-Qur`an) yang tidak lagi dibutuhkan, hendaknya dipendam dalam tanah yang bersih atau dibakar. Tidak boleh digunakan sebagai pembungkus barang atau yang lainnya, dijadikan alas makan, atau dibuang di tempat sampah. Semuanya ini merupakan kemungkaran yang harus dicegah. Apakah boleh disobek-sobek? Maka jawabannya, kalau cuma disobek dikhawatirkan masih tertinggal nama Allah atau nama Ar-Rahman atau nama-nama Allah yang lain, ataupun tertinggal beberapa potong ayat yang tidak ikut tersobek. Apakah boleh debu bekas pembakarannya dibiarkan saja diterbangkan oleh angin? Jawabannya, hal itu tidaklah menjadi masalah. Wallahul musta’an.”

[Fatawa Nurun ‘ala Darb, hal. 389-391]

Tentang MEMASANG APLIKASI MUSHAF AL-QURAN KE DALAM HP, DAN MENJADIKAN SUARA AL-QURAN, ADZAN, DOA, ATAU DZIKIR SEBAGAI NADA DERING ATAU ALARM

Asy-Syaikh Abdullah Al-Bukhary hafizhahullah

Pertanyaan: Apa hukum menginstall suara adzan di handphone untuk mengingatkan suara adzan atau untuk membangunkan dari tidur dan yang semisalnya?

Jawaban: Jangan engkau lakukan! Saya katakan: jangan lakukan hal ini! Adzan adalah ibadah. Terkadang suara adzan muncul dan meninggi, yaitu suara di HP, padahal engkau sedang berada di WC atau kamar kecil atau selainnya. Jika engkau ingin bangun maka jadikanlah sesuatu untuk mengingatkanmu! Kenapa harus dengan suara adzan?! Jelas? Ini merupakan kesalahan, baarakallahu fiikum.
Tidak semua yang berijtihad…
Saya katakan: di sana ada banyak pihak yang kalian ketahui, yaitu para pemilik HP, sampai yang menggunakannya ada yang muslim dan yang selain muslim. Mereka menggunakan program semacam ini dan memasukannya. Di antaranya adalah adzan, dan diantaranya juga adalah Al-Qur’an. Benar kan?! Ada yang mengatakan: “HP ini di dalamnya terdapat mushaf, padanya terdapat mushaf lengkap.” Ini juga tidak sepantasnya untuk dilakukan. Bahkan yang utama dan wajib adalah dengan menghapusnya dari HP. Karena hal itu adalah mushaf, sama saja berada di dalam HP, di sakumu, di wadahmu, di kantongmu, ataupun pada selainnya. Namanya apa?! Namanya mushaf. Engkau bawa keluar masuk ke dalam WC, engkau bawa tidur, engkau letakkan di bawahmu, dan hingga terkadang engkau lupa. Jadi pada tindakan semacam ini terdapat penghinaan terhadap Al-Qur’an. Beberapa ulama di masa ini di antaranya Asy-Syaikh Al-Allamah Rabi’ dan selain beliau berpendapat tidak bolehnya melakukan hal ini, bahkan mereka berpendapat agar menghapusnya dari HP. Dan inilah pendapat yang benar. Jadi wajib untuk memuliakannya. Jika engkau ingin muraja’ah Al-Qur’an, engkau bisa menggunakan mushaf dan bacalah padanya! Kenapa harus di HP?! Termasuk yang tidak boleh adalah adzan juga. Sepantasnya untuk menjaga kemuliaan ibadah yang dituntunkan oleh syari’ah ini sehingga tidak boleh dihinakan. Jika engkau ingin diingatkan waktu shalat maka jadikanlah nada dering yang lain sebelum adzan beberapa menit. Di HP-mu ada beberapa nada dering yang bisa digunakan (selain musik dan suara yang haram lainnya). Benar kan?! Penanya juga mengatakan bagaimana jika digunakan untuk membangunkan dari tidur? Demikian juga hukumnya. Memangnya bagaimana dahulu manusia bangun sebelum adanya HP yang berisi adzan dan muadzinnya?! Bagaimana mereka dahulu bisa bangun?! Laa haula wa laa quwwata illa billah. Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda,
ﺳَﺒْﻌَﺔٌ ﻳُﻈِﻠُّﻬُﻢُ ﺍﻟﻠﻪُ ﻓِﻲْ ﻇِﻠِّﻪِ ﻳَﻮْﻡَ ﻻَ ﻇِﻞَّ ﺇِﻟَّﺎ ﻇِﻠُّﻪُ … ﻭَﺭَﺟُﻞٌ ﻗَﻠْﺒُﻪُ ﻣُﻌَﻠَّﻖٌ ﻓِﻲْ ﺍﻟﻤَﺴَﺎﺟِﺪِ
"Ada 7 golongan yang Allah akan menaungi mereka di bawah naungan-Nya pada hari ketika nanti tidak ada naungan selain naungan-Nya… (di antaranya adalah) seseorang yang hatinya selalu terikat dengan masjid.” (Lihat: Shahih Al-Bukhary no. 660)
Siapa yang mengetahui tingginya nilai hadits yang agung ini dan meresapinya dengan mendalam, maka dia akan mengetahui makna naungan ini.

Alih bahasa: Abu Almass

Sumber: forumsalafy .net

###

FATWA SYAIKH IBRAHIM AR-RUHAILI

Berkata Syaikh Ibrahim Ar-Ruhaili:
ﻣﻤﺎ ﻳُﺨﺸﻰ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻣﻦ ﺍﺗﺨﺎﺫ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﻟﻌﺒﺎً ﻭﻟﻬﻮﺍ، ﻣﺎ ﻭﺟﺪ ﻓﻲ ﺍﻟﻔﺘﺮﺓ ﺍﻷﺧﻴﺮﺓ ﻭﺍﻧﺘﺸﺮ ﻟﻸﺳﻒ ﺑﻴﻦ ﺍﻟﻜﺜﻴﺮ ﻣﻦ ﺍﻷﺧﻴﺎﺭ ﻭﺍﻷﻓﺎﺿﻞ ﺑﻞ ﻧﻘﻮﻝ ﺃﻧﻪ ﻟﺮُﺑﻤﺎ ﻟﻢ ﻳﺴﻠﻢ ﺑﻌﺾ ﻃُﻼﺏ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻣﻦ ﺍﺗﺨﺎﺫ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ ﻓﻲ ﺍﻟﺠﻮﺍﻻﺕ ﻋﻼﻣﺔ ﻋﻠﻰ ﻭﺭﻭﺩ ﺍﻟﻤُﻜﺎﻟﻤﺎﺕ ﻭﻫﻮ ﻣَﻘﻄﻊ ﻟﻮﻗﺖ ﺍﻹﻧﺘﻈﺎﺭ ﻋﻨﺪﻣﺎ ﻳﺘﺼﻞ ﻣُﺘﺼﻞ ﻓﻴﻨﺒﻌﺚ ﻋﻨﺪﻣﺎ ﻳﺘﺼﻞ ﻫﺬﻩ ﺍﻵﻳﺎﺕ ﻣﻦ ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ، ﻓﺈﺫﺍ ﻣﺎ ﺃﺭﺍﺩ ﺍﻟﺮﺩ ﺍﻧﻘﻄﻌﺖ ﺍﻵﻳﺎﺕ ﻭﻛﺄﻥ ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﻠﻪ ﻳُﺘﺨﺬ ﻟﻠﺘﺴﻠﻴﺔ ﻭﺳﻨﺔ ﺍﻟﻨﺒﻲ - ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﻳُﻬﺰﺉ ﺑﻬﺎ ﻭﻳُﺴﺨﺮ ﺑﻬﺎ، ﻭﻧﺤﻦ ﻻ ﻧﻈﻦ ﺑﻤﻦ ﻳﺘﺨﺬ ﻫﺬﺍ ﻣﻦ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺨﻴﺮ ﺃﻧﻪ ﻳُﺮﻳﺪ ﺍﻟﺴُﺨﺮﻳﺔ، ﻭﻟﻜﻦ ﻧﻘﻮﻝ ﺃﻥ ﻣﻘﺎﻡ ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ ﻳَﻨﺒﻐﻲ ﺃﻥ ﻳُﻨﺰﻩ ﻋﻦ ﻫﺬﻩ ﺍﻷﻣﻮﺭ ﻭﺳُﻨﺔ ﺍﻟﻨﺒﻲ - ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﻳَﻨﺒﻐﻲ ﺃﻥ ﺗُﻨﺰﻩ ﻭ ﻛﺬﻟﻚ ﺍﻷﺩﻋﻴﺔ ﺍﻟﺘﻲ ﻳﻘﻮﻡ ﺑﻬﺎ ﺍﻷﺋﻤﺔ ﻻﻳﺠﻮﺯ ﺃﻥ ﺗُﺠﻌﻞ ﻓﻲ ﻫﺬﻩ ﺍﻷﺟﻬﺰﺓ، ﻭﺇﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﻣﻦ ﻳﺘﺨﺬ ﻫﺬﺍ، ﻳﺘﺨﺬﻩ ﻭﻳﻌﺘﻘﺪ ﺃﻧﻪ ﺩﻳﻦ ﻓﺈﻥ ﻫﺬﻩ ﻣﻦ ﺍﻟﺒﺪﻉ ﻭﺇﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﻳﻌﻠﻢ ﺃﻧﻪ ﻟﻴﺲ ﺑـﺪﻳﻦ ﻭﺇﻧﻤﺎ ﻳﻘﻮﻝ ﺍﻵﻳﺎﺕ ﺑﺪﻝ ﺍﻟﻨﻐﻤﺎﺕ ﺍﻟﻤﻮﺳﻴﻘﻴﺔ ﻓﺈﻥ ﻫﺬﺍ ﻣﻦ ﺍﻣﺘﻬﺎﻥ ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﻠﻪ - ﻋﺰ ﻭﺟﻞ - ﻓﻴﻨﺒﻐﻲ ﺃﻥ ﻧﺘﻮﺳﻂ ﺑﻴﻦ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻐﻠﻮ ﻭﺃﻫﻞ ﺍﻟﺘﻨﻄُﻊ ﻭﺑﻴﻦ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻔﺴﻮﻕ ﺃﻳﻀﺎ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﺍﺗﺨﺬﻭﺍ ﺍﻟﻤﻘﺎﻃﻊ ﺍﻟﻤﻮﺳﻴﻘﻴﺔ ﻭﻳُﺆﺫﻭﻥ ﺑﻬﺎ ﺍﻟﻤُﺴﻠﻤﻴﻦ ﺣﺘﻰ ﻓﻲ ﻣﺴﺎﺟﺪﻫﻢ، ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺠﻬﺎﺯ ﻧﻌﻤﺔ ﻣﻦ ﺍﻟﻠﻪ ‏( ﻋﺰ ﻭﺟﻞ ‏) ﻳﻨﺒﻐﻲ ﺃﻥ ﻳُﺴﺘﺨﺪﻡ ﺍﻹﺳﺘﺨﺪﺍﻡ ﺍﻟﺼﺤﻴﺢ، ﻫﻨﺎﻙ ﺃﺟﺮﺍﺱ ﻟﻴﺲ ﻓﻴﻬﺎ ﻣﻮﺳﻴﻘﻰ ﺗُﺠﻌﻞ ﻋﻼﻣﺔ ﻋﻠﻰ ﻭﺭﻭﺩ ﺍﻟﻤُﻜﺎﻟﻤﺔ ﻭﺃﻣﺎ ﺍﻟﻤُﺒﺎﻟﻐﺔ ﻓﻲ ﻫﺬﺍ ﺍﻷﻣﺮ ﺣﺘﻰ ﺃﺻﺒﺢ ﺍﻟﻨﺎﺱ، ﻳﻌﻨﻲ ﺗﺮﻯ ﻣﻨﻬﻢ ﺍﻟﻌﺠﺐ ﻓﻲ ﻫﺬﻩ ﺍﻷﻣﻮﺭ ﺃﺣﻴﺎﻧﺎ ﺃﺻﺒﺤﺖ ﺣﻴﻮﺍﻧﺎﺕ ﺃﺣﻴﺎﻧﺎ ﺃﻃﻔﺎﻝ ﻳﺒﻜﻮﻥ ﺃﻭ ﻳﻀﺤﻜﻮﻥ ﻳﻌﻨﻲ ﺃُﻣﻮﺭ ﻭﺍﻟﻠﻪ ﻣُﻀﺤﻜﺔ ﻣُﺒﻜﻴﺔ، ﻳﻌﻨﻲ ﺗﺼﺪُﺭ ﻣﻦ ﺑﻌﺾ ﻣﻦ ﻳُﻈﻦ ﺑﻬﻢ ﺍﻟﻔﻀﻞ ﻓﻀﻼً ﻋﻦ ﻏﻴﺮﻫﻢ ﻣﻦ ﺍﻟﻌﻮﺍﻡ، ﻓﺪﻳﻦ ﺍﻟﻠﻪ ﻳﻨﺒﻐﻲ ﺃﻥ ﻳُﻨﺰﻩ ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﻠﻪ ﻳُﻨﺰﻩ ﺍﻟﺴُﻨﺔ ﻳﻨﺒﻐﻲ ﺃﻥ ﺗُﻨﺰﻩ ﺍﻟﺪُﻋﺎﺀ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺬﻱ ﺗﺴﻤﻌُﻪ ﻳﻨﺒﻐﻲ ﺃﻥ ﻳُﻨﺰﻩ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻭﺳﻴﻠﺔ ﻟﻮُﺭﻭﺩ ﺍﻟﻤُﻜﺎﻟﻤﺎﺕ ﺃﻭ ﺍﻟﺮﺩ ﻋﻠﻰ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺠﻬﺎﺯ..، ﺍﻧﺘﻬﻰ ﻛﻼﻡ ﺍﻟﺸﻴﺦ -ﺣﻔﻈﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ
"Termasuk yang dikhawatirkan menjadikan agama sebagai permainan dan perbuatan sia-sia, apa yang muncul belakangan ini dan menyebar –sangat disayangkan sekali– di antara banyak dari orang-orang yang mulia dan memiliki keutamaan, bahkan kami katakan: tidak terlepas pula sebagian penuntut ilmu, yang menjadikan al-qur’an di telepon-telepon selular mereka sebagai tanda masuknya deringan telepon (ringtone) yaitu potongan (ringtone) untuk menunggu panggilan tatkala ada yang menghubunginya. Sehingga tatkala tersambung, ayat-ayat dari kitabullah inipun muncul. Tatkala dia ingin menjawabnya, ayat-ayat tersebut terputus, sehingga seakan-akan kitab Allah dijadikan sebagai hiburan semata, dan sunnah Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam diejek dan dihinakan. Kami tidak berprasangka bahwa orang yang menjadikan hal ini dari mereka yang memiliki kebaikan bahwa dia ingin mengejek. Namun kami katakan: Sesungguhnya kedudukan kitab Allah sepantasnya dibersihkan dari hal-hal seperti ini, demikian pula sunnah Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam sepantasnya dibersihkan, demikian pula do’a-do’a yang diucapkan oleh para imam, tidak boleh digunakan untuk alat seperti ini. Jika orang yang menggunakanya itu meyakini bahwa itu agama, maka ini termasuk bid’ah, dan jika dia mengetahui bahwa hal itu tidak termasuk agama, namun dia hanya mengatakan bahwa ayat-ayat tersebut sebagai pengganti ringtone yang bermusik, maka ini termasuk merendahkan kitab Allah Azza Wajalla. Maka sepantasnya kita bersikap pertengahan antara mereka yang berlebihan dan melampaui batas, dengan orang-orang yang fasik yang menggunakan potongan-potongan ringtone musik, dan mengganggu kaum muslimin hingga di masjid-masjid mereka. Alat (HP) ini merupakan nikmat dari Allah Azza Wajalla, sepantasnya digunakan dengan cara yang benar. Ada banyak ringtone yang tidak ada unsur musiknya yang bisa digunakan sebagai tanda masuknya panggilan. Adapun sikap berlebihan dalam perkara ini, sehingga kalian melihat di antara manusia penuh keanehan dalam hal ini, terkadang muncul suara-suara hewan, terkadang anak-anak menangis atau tertawa, demi Allah ini perkara-perkara yang membuat tertawa, menangis, yang muncul dari orang-orang yang kami menyangka mereka memiliki keutamaan, terlebih lagi orang awam. Agama Allah sepantasnya disucikan, kitab Allah sepantasnya disucikan, sunnah sepantasnya disucikan pula, demikian pula do’a, demikian pula ini yang engkau dengarkan sepantasnya dibersihkan dari menjadikannya sebagai alat untuk datangnya panggilan atau menjawabnya melalui alat (HP) ini.

FATWA SYAIKH SALEH AL-FAUZAN HAFIZHAHULLAH
ﻳﻘﻮﻝ ﺍﻟﺴﺎﺋﻞ: ﻣﺎ ﺭﺃﻳﻜﻢ ﻓﻴﻤﻦ ﻳﻀﻊ ﻓﻲ ﺍﻟﺠﻮﺍﻝ ﺑﺪﻻً ﻣﻦ ﺍﻟﻤﻮﺳﻴﻘﻰ ﺃﺫﺍﻥ ﺃﻭ ﻗﺮﺍﺀﺓ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ ﺍﻟﻜﺮﻳﻢ؟ ﺃﺟﺎﺏ ﺍﻟﺸﻴﺦ: ‏( ‏( ﻫﺬﺍ ﺍﻣﺘﻬﺎﻥ ﻟﻸﺫﺍﻥ ﻭﺍﻟﺬﻛﺮ ﻭﻟﻠﻘﺮﺁﻥ ﺍﻟﻜﺮﻳﻢ ﻓﻼ ﻳُﺘﺨﺬ ﻷﺟﻞ ﺍﻟﺘﻨﺒﻴﻪ. ﻣﺎ ﻳُﺘﺨﺬ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ ﻷﺟﻞ ﺍﻟﺘﻨﺒﻴﻪ ﻭﻳﻘﺎﻝ ﻫﺬﺍ ﺧﻴﺮ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﻮﺳﻴﻘﻰ، ﻃﻴﺐ ﺍﻟﻤﻮﺳﻴﻘﻰ ﺃﻧﺖ ﻣﻠﺰﻡ ﺑﻬﺎ؟ ! ﺃﺗﺮﻙ ﺍﻟﻤﻮﺳﻴﻘﻰ. ﺿﻊ ﺷﻲﺀ ﻣﻨﺒﻪ ﻻ ﻓﻴﻪ ﻣﻮﺳﻴﻘﻰ ﻭﻻ ﻓﻴﻪ ﻗﺮﺁﻥ. ﻣﻨﺒﻪ ﻓﻘﻂ. ﻧﻌﻢ.‏) ‏) ﺍﻧﺘﻬﻰ ﻛﻼﻡ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺣﻔﻈﻪ ﺍﻟﻠﻪ
Beliau ditanya: Apa pendapatmu tentang orang yang menjadikan handphone-nya sebagai pengganti musik dengan adzan atau bacaan al-qur’an al-karim?
Beliau menjawab, “Ini termasuk merendahkan azan, zikir, dan al-qur’an al-karim, maka tidak boleh dijadikan sebagai alarm (ringtone). Al-qur’an tidak boleh digunakan sebagai alarm, lalu dikatakan: ini lebih baik dari musik. Apakah anda diharuskan melakukannya? Tinggalkan musik, gunakan alarm yang tidak ada musik padanya dan tidak pula al-qur’an, sekedar pemberi peringatan. Iya.”

Diterjemahkan oleh:
Al-Ustadz Abu Karimah Askari bin Jamal

Sumber: salafybpp .com

###

Asy Syaikh Ubaid bin Abdillah al Jabiry حفظه الله

Pertanyaan:
هل يجوز استخدام أدوات تنبيه في الهواتف لدخول وقت الصلاة كالأذان المسجل في الهواتف؟
Bolehkah menggunakan nada dering dengan suara adzan pada ponsel untuk mengingatkan waktu shalat?

Jawaban:
أكان الأذان كاملًا فأرى أنّه من العبث، وليس من احترام ذكر الله. نعم
Jika adzannya lengkap, maka aku berpendapat ini termasuk perbuatan sia-sia dan justru tindakan yang tidak menghormati dzikrullah. Naam.
أما إذا كان شيء ينبه للصلاة بتكبيرة. نعم
Adapun jika hanya sebatas suara takbir untuk mengingatkan waktu shalat maka naam (tidak mengapa).
والحمد لله ما يحتاج الآن مآذن المسلمين، يعني كانت المدينة الواحدة ليس فيها إلا مؤذن واحد، والآن كل حي فيه عدد من المؤذنين، بل بعض الشوارع الكبيرة فيها عدد من المؤذنين فلا يحتاج إلى هذا ولله الحمد
Dan Alhamdulillah pada saat sekarang ini tidak butuh lagi yang seperti itu, dikarenakan banyak muadzdzin dari tengah kaum muslimin. Yaitu tidak ada satu kotapun melainkan ada muadzdzinnya. Bahkan sekarang setiap desa ada banyak muadzdzin. Dan bahkan sebagian jalan-jalan besar ada juga muadzdzinnya. Maka tidak butuh lagi yang seperti itu, Alhamdulillah.
كذلك التلفاز والإذاعة ولله الحمد الآذان فيها يرفع كل وقت. نعم
Demikian juga televisi dan radio -Alhamdulillah- dikumandangkan adzan setiap waktu shalat. Naam.

Sumber:
ar .alnahj .net/fatwa/46

Alih bahasa: Syabab Forum Salafy

Forum Salafy Indonesia

Tentang BERPARTISIPASI DI DALAM PEMILU

Asy Syaikh Ahmed bin Yahya An Najmi ditanya pertanyaan berikut:

Penanya:
Wahai Syaikh, apa hukumnya umat Islam di Amerika mengambil bagian dalam pemungutan suara dan pemilihan, jika mereka merasa bahwa ini barangkali akan menguntungkan Islam dan kaum Muslimin?

Syaikh:
Sistem pemilu merupakan bid’ah dan tidak diperbolehkan bagi seorang Muslim untuk berpartisipasi di dalamnya bersama orang-orang kafir.

Penanya:
Alasan untuk partisipasi mereka adalah bahwa jika mereka mendukung dan memilih salah satu kandidat dalam posisi tertentu, bahkan jika orang ini adalah kafir, orang ini pada gilirannya akan memberikan tanah bagi umat Muslim untuk membangun sekolah dan masjid.

Syaikh:
Wahai saudaraku, apakah dibolehkan bagi umat Islam untuk masuk ke dalam bid’ah dan bergabung dan bekerja sama dengan orang-orang kafir untuk memperoleh sesuatu yang belum mungkin terjadi! Ini tidak benar menurut saya.

SalafiTalk

Tentang MENJADIKAN NON-MUSLIM SEBAGAI PEMIMPIN

Allahu Ta’aala berfirman,
ﻭَﻟَﻦْ ﺗَﺮْﺿَﻰ ﻋَﻨْﻚَ ﺍﻟْﻴَﻬُﻮﺩُ ﻭَﻻ ﺍﻟﻨَّﺼَﺎﺭَﻯ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﺘَّﺒِﻊَ ﻣِﻠَّﺘَﻬُﻢْ
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.” (Al-Baqarah: 120)

Dan Allahu ‘Azza wa Jalla berfirman,
ﻭَﻻ ﺗَﺮْﻛَﻨُﻮﺍ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻇَﻠَﻤُﻮﺍ ﻓَﺘَﻤَﺴَّﻜُﻢُ ﺍﻟﻨَّﺎﺭُ
“Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka.” (Hud: 113)

Allah Ta’ala berfirman,
لاَ تَجِدُ قَوْماً يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ أُولَئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ الأِيمَانَ وَأَيَّدَهُمْ بِرُوحٍ مِنْهُ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ أُولَئِكَ حِزْبُ اللَّهِ أَلاَ إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari Akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung.” (QS. Al-Mujaadalah: 22)

Allah Subhanahu wata’ala berfirman,
ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﻻ ﺗَﺘَّﺨِﺬُﻭﺍ ﺍﻟْﻴَﻬُﻮﺩَ ﻭَﺍﻟﻨَّﺼَﺎﺭَﻯ ﺃَﻭْﻟِﻴَﺎﺀَ ﺑَﻌْﻀُﻬُﻢْ ﺃَﻭْﻟِﻴَﺎﺀُ ﺑَﻌْﺾٍ ﻭَﻣَﻦْ ﻳَﺘَﻮَﻟَّﻬُﻢْ ﻣِﻨْﻜُﻢْ ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﻣِﻨْﻬُﻢْ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻻ ﻳَﻬْﺪِﻱ ﺍﻟْﻘَﻮْﻡَ ﺍﻟﻈَّﺎﻟِﻤِﻴﻦَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang lalim.” (Al-Maaidah: 51)