Cari Blog Ini

Jumat, 14 Agustus 2015

Tentang BANYAK BERTANYA

HADITS:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ صَخْرٍ رَضِيَ الله تَعَالَى عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ: «مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوهُ وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ؛ فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلافُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ» رواه البخاري ومسلم
Dari Abu Hurairah Abdurrahman bin Shakhr radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu ’alaihi wasallam bersabda: “Apa yang aku larang untuk kalian, maka jauhilah. Dan apa yang aku perintahkan kepadamu, maka kerjakanlah sekuat tenaga kalian. Sesungguhnya kebinasaan orang-orang sebelum kalian adalah karena banyaknya pertanyaan mereka (yang tidak berguna) dan penentangan mereka terhadap nabi-nabi mereka.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]

Di antara sebab binasanya umat terdahulu karena banyak bertanya. Maksud dari banyak bertanya di sini adalah pertanyaan yang memberat-beratkan diri sendiri, melecehkan, tidak berfaedah, pertanyaan yang mengada-ada, bertanya sesuatu yang belum terjadi atau bertanya sesuatu yang sudah jelas hanya Allah saja yang mengetahuinya.

Adapun pertanyaan seputar ilmu guna diamalkan dan didakwahkan atau hal-hal yang dibutuhkan, maka hal inilah yang terpuji dan dianjurkan.
Allah Ta’ala berfirman;
فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
“Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.” [QS. An-Nahl:43]

Nabi Shallallahu ’alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya obat kebodohan adalah bertanya.” (HR. Abu Dawud no. 336)

Berkata az-Zuhri rahimahullah: “Ilmu adalah perbendaharaan, sedangkan kuncinya adalah bertanya.”

Dalam sebuah hadits disebutkan:
ﻛَﺎﻥَ ﻳَﻨْﻬَﻰ ﻋَﻦْ ﻗِﻴﻞَ ﻭَﻗَﺎﻝَ ﻭَﻛَﺜْﺮَﺓِ ﺍﻟﺴُّﺆَﺍﻝِ ﻭَﺇِﺿَﺎﻋَﺔِ ﺍﻟْﻤَﺎﻝِ
“Adalah Rasulullah melarang dari ‘katanya dan katanya’, banyak bertanya (yang tidak bermanfaat), dan menyia-nyiakan harta.” (Shahih, HR. Al-Bukhari dari sahabat Al-Mughirah bin Syu’bah)

Berkata Ibnu Batthoh rahimahullahu ta'alaa:
ﺍﻋﻠﻤﻮﺍ ﺇﺧﻮﺍﻧﻲ ﺃﻧﻲ ﻓﻜﺮﺕ ﻓﻲ ﺍﻟﺴﺒﺐ ﺍﻟﺬﻱ ﺃﺧﺮﺝ ﺃﻗﻮﺍﻣﺎ ﻣﻦ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﻭﺍﻟﺠﻤﺎﻋﺔ ﻭﺍﺿﻄﺮﻫﻢ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺒﺪﻋﺔ ﻭﺍﻟﺸﻨﺎﻋﺔ ﻭﻓﺘﺢ ﺑﺎﺏ ﺍﻟﺒﻠﻴﺔ ﻋﻠﻰ ﺃﻓﺌﺪﺗﻬﻢ ﻭﺣﺠﺐ ﻧﻮﺭ ﺍﻟﺤﻖ ﻋﻦ ﺑﺼﻴﺮﺗﻬﻢ ﻓﻮﺟﺪﺕ ﺫﻟﻚ ﻣﻦ ﻭﺟﻬﻴﻦ
Ketahuilah wahai saudaraku sekalian, sesungguhnya aku berfikir pada sebab yang:
- MENGELUARKAN banyak manusia dari sunnah dan jama'ah,
- yang MENYERET mereka kepada keburukan dan bid'ah,
- yang membuka PINTU PETAKA pada hati-hati mereka,
- serta MENUTUP cahaya kebenaran dari pengetahuan mereka.
Maka aku temukan itu pada dua hal:
ﺃﺣﺪﻫﻤﺎ: ﺍﻟﺒﺤﺚ ﻭﺍﻟﺘﻨﻘﻴﺮ ﻭﻛﺜﺮﺓ ﺍﻟﺴﺆﺍﻝ ﻋﻤﺎ ﻻ ﻳﻐﻨﻲ ﻭﻻ ﻳﻀﺮ ﺍﻟﻌﺎﻗﻞ ﺟﻬﻠﻪ ﻭﻻ ﻳﻨﻔﻊ ﺍﻟﻤﺆﻣﻦ ﻓﻬﻤﻪ
YANG PERTAMA:
Meneliti, menggali, dan banyak bertanya untuk sesuatu yang tidak dibutuhkan, untuk sesuatu yang tidak membahayakan seorang yang berakal apabila bodoh tentangnya, dan untuk sesuatu yang tidak bermanfaat bagi seorang mukmin apabila memahaminya.
ﻭﺍﻵﺧﺮ: ﻣﺠﺎﻟﺴﺔ ﻣﻦ ﻻ ﺗﺆﻣﻦ ﻓﺘﻨﺘﻪ ﻭﺗﻔﺴﺪ ﺍﻟﻘﻠﻮﺏ ﺻﺤﺒﺘﻪ
YANG LAINNYA:
Yaitu duduk bersama orang yang tidak aman dari fitnahnya, dan akan merusak hati jika BERTEMAN dengannya.
(Al-Ibanah Al-Kubro libni Batthoh 1/390)