Cari Blog Ini

Selasa, 17 Februari 2015

Tentang RAGU-RAGU APAKAH TELAH KELUAR ANGIN, KENCING, MAZI, ATAU YANG LAINNYA

Asy-Syaikh Al-'Allaamah Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin رحمه الله

PERTANYAAN:
فضيلة الشيخ.. أنا أشتكي من عدم تيقن خروج المذي فعندما أفكر بالشهوة لا أدري أخرج مني أم لا هل هناك ضابط في خروجه بارك الله فيك
Fadhilatus syaikh, aku mengeluhkan karena tidak yakin keluarnya madzi, dan ketika aku berpikiran kotor aku tidak tahu apakah telah keluar dariku (madzi) atau tidak, apakah di sana ada batasan-batasan dalam (menentukan) keluarnya madzi -barokallohu fik-?

JAWABAN:
سنعطي الأخ السائل والسامع ضابطا نافعا عليه دليل من السنة: إذا شككت هل خرجت منك ريح أو بول أو مذي أو غيره مما يبطل الوضوء فالأصل الطهارة الدليل: أن الصحابة رضي الله عنهم شكوا إلى النبي صلى الله عليه وعلى آله وسلم أن الرجل يحس في بطنه شيئا ولا يدري أخرج منه شيء أم لا فقال: لا ينصرف حتى يسمع صوتا أو يجد ريحا. يعني: حتى يتيقن فالأمر -والحمد لله- واسع لكن بعض الناس يغلبه الوسواس فإذا شك ذهب ينظر إلى رأس الذكر مثلا ولا حاجة إلى هذا لأن النبي صلى الله عليه وعلى آله وسلم لم يقل: إذا شك أحدكم فليستبرئ ولينظر. بل قال: فلا ينصرف حتى يسمع صوتا أو يجد ريحا. فما دامت المسألة شكا فإننا لا ننقب ولا نذهب ننظر نقول: الحمد لله نتلهى عنه ونتغافل والأصل الطهارة. كذلك يوجد بعض الناس يشك في حلقة الدبر يحس برطوبة ولا يدري أهي عرق أو شيء خارج فماذا نقول الأصل الطهارة وهذا عرق أو نقول الأصل للنجاسة الأصل الطهارة وهذه الرطوبة نحملها على العرق لا سيما إذا كنت تحس بهذا في أيام الحر وتفقده في أيام البرد فإن هذا قرينة واضحة على أنه عرق والأصل الطهارة والحمد لله
Kami akan berikan kepada saudara penanya dan pendengar sebuah batasan yang bermanfaat yang dibangun di atas sebuah dalil dari sunnah:
إذا شككت هل خرجت منك ريح أو بول أو مذي أو عبره مما يبطل الوضوء فالأصل الطهارة
Apabila Anda ragu apakah telah keluar dari diri Anda angin atau kencing atau madzi atau lainnya dari perkara-perkara yang dapat membatalkan wudhu maka hukum asalnya adalah suci, dalilnya:
Bahwa sahabat rodhiallohu 'anhum mereka mengeluhkan kepada Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam bahwa seseorang merasa di dalam perutnya sesuatu dan dia tidak tahu apakah telah keluar darinya sesuatu atau tidak, maka Nabi menyatakan:
لا ينصرف حتى يسمع صوتا أو يجد ريحا
"Jangan berpaling hingga dia mendengar suara atau mendapatkan bau."
Maka selama permasalahannya adalah keraguan maka kita tidak perlu mencari-cari dan tidak pula pergi untuk melihat, kita katakan: alhamdulillah, kita abaikan dia dan kita biarkan karena hukum asalnya ialah thoharoh (suci).
Demikian pula sebagian orang ragu di lingkaran anus, dia merasakan basah namun tidak tahu apakah basah keringat atau sesuatu yang keluar maka apa yang akan kita katakan?
الأصل الطهارة
HUKUM ASALNYA ADALAH SUCI, dan perasaan basah ini kita bawa kepada keringat, terlebih lagi apabila Anda merasakan ini di musim panas dan akan sirna di musim dingin maka ini merupakan qorinah (pendukung) yang nyata yang menunjukkan bahwa dia adalah keringat, dan hukum asalnya adalah suci walhamdulillah.

Sumber: Silsilah Al-Liqo As-Syahri Al-Liqo As-Syahri [54]

Alih Bahasa: Al-Ustadz Muhammad Sholehuddin Abu 'Abduh حفظه الله - [FBF 2]

WA Forum Berbagi Faidah [FBF]

Tentang DOA PANJANG UMUR

Ditanyakan kepada Fadhilatusy Syaikh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin رحمه الله :

Pertanyaan No. 11:
ما حكم قول: أطال الله بقاءك ؛ طال عمرك
Apakah hukum ucapan (Semoga Allah memanjangkan hidupmu) atau (Semoga Allah memanjangkan umurmu)?

JAWAB:
لا ينبغي أن يطلق القول بطول البقاء لأن طول البقاء قد يكون خيرا وقد يكون شرا فإن شر الناس من طال عمره وساء عمله وعلى هذا فلو قال أطال بقاءك على طاعته ونحوه فلا بأس بذلك
"Tidaklah pantas untuk dimutlakkan ucapan seperti ini (Semoga Allah memanjangkan hidupmu) atau (Semoga Allah memanjangkan umurmu), karena umur yang panjang terkadang baik dan terkadang buruk, dan sesungguhnya seburuk-buruk manusia adalah yang panjang umurnya dan buruk amalannya.
Oleh karena itu seandainya dikatakan (Semoga umurmu panjang diatas ketaatan kepada-Nya) atau ucapan yang semisal ini maka tidaklah mengapa yang demikian."

Sumber:
ibnothaimeen .com/all/books/article_16992 .shtml

Alih Bahasa: Abu Bilal Al-Makassari حفظه الله - [FBF 10]

WA Forum Berbagi Faidah [FBF]

###

Ditulis Oleh: (Asy-Syaikh) Abul 'Abbas Yasin bin Ali al-'Adeniy -hafidzahullah-

Malam 15 Ramadhan 1436 H.
بسم الله الرحمن الرحيم
والحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله، وعلى آله وصحبه ومن والاه. أمــــا بعــــد
Sesungguhnya diantara ucapan yang tersebar di waktu lalu dan sekarang adalah perkataan: (حيَّاك الله) Hayyaakalloh sehingga suatu keharusan untuk memahami maknanya dan hukum penggunaannya.

Al-Azhariy dalam kitab Tahdziibul Lughoh (5/ 189) berkata:
"Muhammad bin Mu'adz telah mengabarkan kepadaku dari Hatim bin al-Muzhoffar bahwa ia bertanya kepada Salamah bin 'Ashim tentang ucapan (حيَّاك الله)  "Hayyaakalloh" maka beliau menjawab:
"Sama dengan kedudukan أحياك الله "ahyaakalloh" yaitu: semoga Allah mengekalkanmu. 
Semisal dengan ucapan  كرّم الله  "karromalloh" dan أكرم الله "akromalloh".

Beliau berkata: "dan aku bertanya kepada Abu 'Utsman al-Maaziniy tentang makna "hayyaakalloh" maka beliau menjawab: (yaitu) عمرك الله "ammarokalloh" semoga Allah memanjangkan umurmu." Selesai penukilan.

Abu Hayyan dalam kitab al-Bahrul Muhith (8/ 486) berkata:
حيّاك الله
"hayyaakalloh" 
yaitu أحياك "ahyaaka" semoga Allah menghidupkanmu dan أبقاك mengekalkanmu.
Dan حييتك "hayyaiytuka" yaitu: "Aku mendoakan untukmu semoga Allah menghidupkanmu."

Ibnul Atsir dalam kitab an-Nihaayah berkata:
"Makna حياك "hayyaaka": "Semoga Allah mengekalkanmu dari kehidupan.
Dan disebutkan (dalam pendapat yang lain): yaitu berasal dari menghadap almuhayyaa yaitu (raut) wajah."
Dan dikatakan juga: "Semoga Allah memberimu kuasa dan kegembiraan."
Dan pendapat lainnya: "Semoga Allah memberi kesejahteraan yaitu dari ucapan hormat "as-Salaam"." Selesai penukilan.

Aku katakan:
Yang paling dekat (pada kebenaran) bahwa makna "hayyaakalloh": "Semoga Dia memanjangkan hidupmu", karena dekatnya derivasi/turunan asal kata.

Ar-Roziy dalam kitab at-Tafsirul Kabiir (10/ 161) berkata:
"… "hayyaakalloh" dan derivasinya berasal dari الحياة al-hayaat (kehidupan) seakan-akan ia mendo'akan kebaikan untuknya dengan kehidupan." Selesai penukilan.

HUKUM PENGGUNAANNYA

Apabila engkau telah mengetahui bahwa makna "hayyaakalloh" yaitu :  "Semoga Allah memanjangkan kehidupanmu" maka apakah boleh mendoakan panjang umur?

An-Nasa'iy meriwayatkan dengan sanad yang shahih (no. hadits 1304) dari 'Ammar bin Yaasir –semoga Allah meridhoinya- bahwa Nabi –shalallahu 'alaihi wasallam- bersabda:
اللهم بعلمك الغيب وقدرتك على الخلق، أحيني ما علمت الحياة خيراً لي، وتوفني إذا علمت الوفاة خيراً لي، اللهم
"Ya Allah dengan ilmu ghaib-Mu dan kuasa-Mu atas seluruh makhluk, hidupkanlah aku dengan apa yang Engkau ketahui bahwa kehidupan itu baik untukku. Dan wafatkanlah aku apabila Engkau mengetahui kematian itu lebih baik untukku. Ya Allah…" al-Hadits.

Asy-Syaikh al-'Utsaimin dalam kitab Syarhu Riyaadhish Shaalihiin (1/ 249) berkata:
"Oleh karenanya sepantasnya seorang insan apabila ia mendo'akan orang lain dengan panjang umur untuk mengkaitnya dengan berucap:
أطــــال الله بقاءك على طــــــاعتــــه
"Semoga Allah memanjangkan keberadaanmu (di dunia) di atas keta'atan kepada-Nya."
Sehingga didapati kebaikan dalam kehidupannya yang panjang." Selesai penukilan.

Aku katakan:

Banyak dari ulama yang memakruhkan do'a untuk panjang umur sedangkan sebagian lain memberi rukhshoh. 
Dan sebagian ulama menukil bahwa awal yang memunculkan ucapan (أطال الله بقاءك) "semoga Allah memanjangkan keberadaanmu (di dunia)" adalah orang-orang zindiq (munafiq).
Dan sebagian lain mengkhususkan do'a ini teruntuk ulama dan pemimpin yang adil saja.

Lihat: kitab al-Adzkaar karya an-Nawawiy (hal. 329), al-Futuhaat ar-Rabbaaniyah karya Ibnu 'Allaan (7/ 122 – 123), Zaadul Ma'aad (2/ 473), al-Adaabusy Syar'iyah karya Ibnu Muflih (1/435), dan Ghidza'ul Albaab karya as-Safaariniy (1/ 296).

Oleh sebab ini al-Imam Muhammad al-Amiin asy-Syinqithiy sebagaimana dalam kitab al-'Adzbun Namiir Min majaalis asy-Syinqithiy fit Tafsir (1/ 339) berkata:

"Dan dia –ucapan salam dalam Islam- lebih baik daripada ucapan salam Jahiliyyah yang dahulu mereka berucap "hayyaakalloh". Sehingga "assalaamu 'alaikum lebih baik daripada "hayyaakalloh". Dan tidak lain ia lebih utama daripada ucapan (jahiliyah) itu karena makna "assalaamu 'alaikum": "Semoga Allah menyelamatkan Anda dari segala gangguan dan ketergelinciran."

Adapun makna "hayyaakalloh" tidak lebih ucapan "hayyaakalloh" bermakna "semoga Allah memanjangkan hidupmu".