Cari Blog Ini

Minggu, 30 Agustus 2015

Tentang SUJUD TILAWAH

1. Apa yang Dimaksud dengan Sujud Tilawah?

Jawab:
Sujud yang dilakukan karena membaca atau menyimak (bukan sekedar mendengar) ayat-ayat sujud (sajdah) dalam al-Quran. Sujud tilawah bisa dilakukan di dalam maupun di luar sholat.

2. Apakah Hukum Sujud Tilawah?

Jawab:
Hukumnya sunnah bukan kewajiban. Zaid bin Tsabit pernah membacakan di hadapan Nabi surat anNajm yang terdapat ayat sujud, namun Nabi tidak sujud (H.R al-Bukhari). Demikian juga Umar pernah berkhutbah Jumat dan membaca surat anNahl, ketika sampai ayat sujud beliau turun dari mimbar kemudian sujud, dan para Sahabat lain juga sujud. Jumat berikutnya, beliau membaca lagi ayat sujud, tapi beliau tidak sujud. Beliau berkata:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا نَمُرُّ بِالسُّجُودِ فَمَنْ سَجَدَ فَقَدْ أَصَابَ وَمَنْ لَمْ يَسْجُدْ فَلَا إِثْمَ عَلَيْهِ
Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kita melewati (ayat) sujud. Barangsiapa yang sujud maka ia mendapat pahala, dan barangsiapa yang tidak sujud maka tidak ada dosa baginya (H.R al-Bukhari)

3. Apakah Keutamaan Khusus Sujud Tilawah?

Jawab:
Sujud tilawah menghinakan syaithan (musuh utama kita) dan menyebabkan mereka menangis. Kita diperintah untuk membuat syaithan sengsara dan tidak gembira.
إِذَا قَرَأَ ابْنُ آدَمَ السَّجْدَةَ فَسَجَدَ اعْتَزَلَ الشَّيْطَانُ يَبْكِي يَقُولُ يَا وَيْلَهُ (وَفِي رِوَايَةِ أَبِي كُرَيْبٍ) يَا وَيْلِي أُمِرَ ابْنُ آدَمَ بِالسُّجُودِ فَسَجَدَ فَلَهُ الْجَنَّةُ وَأُمِرْتُ بِالسُّجُودِ فَأَبَيْتُ فَلِي النَّارُ
Jika anak Adam membaca ayat sajdah kemudian sujud syaithan akan menyingkir dan menangis. Ia berkata: Duhai celaka, (dalam riwayat Abu Kuraib: Duhai celaka aku), Anak Adam diperintah sujud ia mau sujud sehingga baginya surga, dan aku diperintah sujud menolak, maka bagiku neraka (H.R Muslim dari Abu Hurairah).
Sedangkan keutamaan lain adalah keutamaan umum sujud, yaitu perintah Nabi untuk memperbanyak sujud bagi orang yang ingin dekat dengan beliau nanti di surga (H.R Muslim dari Robiah bin Ka’ab al-Aslamy), demikian juga dengan keutamaan satu kali sujud menghapus satu dosa dan meningkatkan satu derajat (H.R Muslim dari Tsauban).

4. Apakah yang Dibaca dalam Sujud Tilawah?

Jawab:
Pendapat yang lebih tepat, adalah tidak ada bacaan khusus dalam sujud tilawah. Bacaan dalam sujud tilawah adalah bacaan yang dibaca untuk sujud dalam sholat, sebagaimana pendapat al-Imam Ahmad. Seperti bacaan : Subhaana robbiyal a’la, bisa dibaca dalam sujud tilawah juga.
Sedangkan bacaan: sajada wajhiya lilladzi… adalah bacaan yang dihasankan oleh al-Hafidz Ibnu Hajar dalam Nataaijul Afkaar (2/110) dengan melihat penguat dari hadits Ali untuk sujud secara mutlak (bukan khusus sujud tilawah). Karena itu bisa juga dibaca dalam sujud tilawah dan sujud-sujud biasa dalam sholat.
(dinukil dari buku 'Fiqh Bersuci dan Sholat', Abu Utsman Kharisman)

5. Apa Saja Ayat-ayat Sujud (Sajdah) dalam AlQuran?

Jawab:
Ada 14 tempat dalam alQuran, yaitu:
1. Al-A’raaf ayat 206
2. Ar-Ra’ad ayat 15
3. anNahl ayat 49-50
4. Al-Israa’ ayat 109
5. Maryam ayat 58
6. Al-Hajj ayat 18
7. Al-Hajj ayat 77
8. Al-Furqaan ayat 60
9. anNaml ayat 25
10. as-Sajdah ayat 15
11. Fusshilat ayat 37-38
12. anNajm ayat 62
13. Al-Insyiqaaq ayat 20-21
14. Al-’Alaq ayat 19.
(berdasarkan asy-Syarhul Mumti’ alaa Zaadil Mustaqni’ libni Utsaimin (4/96-97))

6. Apakah Disyaratkan Saat Sujud Tilawah Harus Suci dari Hadats dan Menghadap Kiblat?

Jawab:
Untuk sujud tilawah di luar sholat, tidak ada ketentuan khusus berdasarkan dalil yang shahih akan keharusan suci dari hadats dan menghadap kiblat, menurut pendapat al-Imam asy-Syaukany, namun tentunya jika bisa suci dari hadats dan menghadap kiblat lebih utama.
(dinukil dari buku 'Fiqh Bersuci dan Sholat, Abu Utsman Kharisman)

WA Al Istifadah
WALIS

Tentang PUASA SUNAH TIGA HARI SETIAP BULAN, SALAT DHUHA SETIAP HARI, DAN SALAT WITIR SETIAP SEBELUM TIDUR

1.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ أَوْصَانِي خَلِيلِي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِثَلَاثٍ صِيَامِ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَرَكْعَتَيْ الضُّحَى وَأَنْ أُوتِرَ قَبْلَ أَنْ أَنَامَ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu beliau berkata: Kekasihku (Nabi Muhammad) shollallahu alaihi wasallam berwasiat kepadaku 3 hal: Puasa tiga hari tiap bulan, dua rokaat di waktu Dhuha, dan berwitir sebelum aku tidur. (H.R al-Bukhari dan Muslim)

2.
عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ أَوْصَانِي حَبِيبِي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِثَلَاثَةٍ لَا أَدَعُهُنَّ إِنْ شَاءَ اللَّهُ تَعَالَى أَبَدًا أَوْصَانِي بِصَلَاةِ الضُّحَى وَبِالْوَتْرِ قَبْلَ النَّوْمِ وَبِصِيَامِ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ
Dari Abu Dzar –radhiyallahu anhu- beliau berkata: Orang yang aku cintai (Nabi Muhammad) shollallahu alaihi wasallam berwasiat kepadaku 3 hal yang aku insyaAllah tidak akan meninggalkannya selama-lamanya. Ia mewasiatkan kepadaku dengan sholat Dhuha dan witir sebelum tidur dan puasa 3 hari pada setiap bulan. (H.R anNasaai, dishahihkan al-Albany)

3.
عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ قَالَ أَوْصَانِي حَبِيبِي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِثَلَاثٍ لَنْ أَدَعَهُنَّ مَا عِشْتُ بِصِيَامِ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَصَلَاةِ الضُّحَى وَبِأَنْ لَا أَنَامَ حَتَّى أُوتِرَ
Dari Abud Darda’ radhiyallahu anhu beliau berkata: Orang yang aku cintai (Nabi Muhammad) shollallahu alaihi wasallam berwasiat kepadaku 3 hal yang aku tidak akan meninggalkannya sepanjang hidupku: Puasa 3 hari tiap bulan, sholat Dhuha, dan agar aku tidak tidur hingga aku melakukan witir. (H.R Muslim)