Cari Blog Ini

Kamis, 26 November 2015

ADAB MAKAN DAN MINUM

Makan dan minum secukupnya dan tidak berlebihan

“Tidak ada bencana yang yang lebih buruk yang diisi oleh manusia daripada perutnya sendiri. Cukuplah seseorang itu mengkonsumsi beberapa suap makanan yang dapat menegakkan tulang sulbinya (tulang punggung). Kalau terpaksa, maka ia mengisi sepertiga perutnya dengan makanan, sepertiga untuk minuman, sepertiga untuk nafasnya.” (HR. Ahmad 4/132 dan yang lainnya)

Boleh makan sambil berjalan dan minum sambil berdiri

Ibnu Umar berkata, “Dahulu di zaman nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kami makan dalam keadaan kami berjalan, dan kami minum dalam keadaan berdiri.” (HR. at-Tirmidzi dan beliau menshahihkannya)

Boleh menyajikan makanan di atas meja, boleh (halal) memakan daging ad-dhab, boleh menolak makanan jika tidak doyan atau merasa jijik untuk memakannya

Sesungguhnya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ketika berada di sisi Maimunah dan bersama beliau ada al-Fadhl bin Abbas dan Khalid bin al-Walid dan seorang wanita lain, pada saat itu didekatkan pada mereka khuwan (meja dari kayu) yang di atasnya terdapat daging. Nabi shallallahu alaihi wasallam sudah akan mengambil makanan tersebut, Maimunah berkata kepada beliau, “Sesungguhnya itu adalah daging ad-dhab (sejenis biawak yang hidup di padang pasir).” Maka Nabi menahan diri (tidak jadi makan). Kemudian beliau bersabda, “Ini adalah daging yang aku belum pernah memakannya.” Kemudian beliau berkata kepada para Sahabat, “Makanlah!” Maka makanlah al-Fadhl, Khalid bin al-Walid, dan seorang wanita. (HR. Muslim)

Boleh makan secara bersama-sama, dan boleh juga makan secara sendiri-sendiri

“Tidak ada dosa bagi kalian makan bersama-sama atau sendiri-sendiri.” (an-Nur: 61)

Halal memakan bangkai binatang laut

“Laut itu suci airnya dan halal bangkainya.” (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasai, Ibnu Majah)

Pada hari Jumat, makan siang dilakukan setelah salat Jumat

Sahl bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhu berkata, “Biasanya kami tidaklah beristirahat siang dan tidak pula makan siang kecuali setelah menunaikan shalat Jum'at pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

ADAB MEMBACA AL QURAN

Memperindah suara ketika membaca Al Quran

“Perindahlah Al Qur’an dengan keindahan suara kalian. Karena suara yang indah dapat menambah keindahan Al Qur’an.” (HR. Al Hakim, lihat Shahihul Jami’ no. 3581)

Boleh membaca Al Quran dalam keadaan berhadats kecil

Adalah Ibnu Umar dan Ibnu Abbas mereka berdua membaca Alquran dalam keadaan mereka tidak di atas wudhu. (Diriwayatkan Abu Nu'aim dari jalan Said bin Jubair dan beliau mensahihkan sanadnya)