Cari Blog Ini

Jumat, 22 Januari 2016

ISIS ADALAH PELAKSANA PROYEK ZIONIS,  SEBUAH RENUNGAN (HANYA BAGI ORANG-ORANG YANG CERDAS SAJA)

ISIS ADALAH PELAKSANA PROYEK ZIONIS,  SEBUAH RENUNGAN
(HANYA BAGI ORANG-ORANG YANG CERDAS SAJA)


ISIS, nama ini yang muncul di hadapan kita secara tiba-tiba tanpa pendahuluan. Kelompok ini tiba-tiba mengancam seluruh dunia (menurut media).

Pertanyaannya, kenapa ISIS merubah namanya menjadi “Negara Islam”?!
Jawabannya: agar   chanel-chanel berita dan media massa internasional bisa mengkritik Islam dan negara-negara muslim tanpa merasa bersalah. Jadi makna “negara Islam” sifatnya umum dan itulah tujuannya dan itu yang akan melekat dalam ingatan generasi-generasi mendatang bahwa semua negara Islam adalah “teroris”.

Berikut ini bukti-bukti yang lain yang menegaskan bahwa ISIS melaksanakan proyek Zionis:
1⃣ Dahulu kelompok ISIS dan sebagian orang-orang yang menyerukan jihad menyerang negara-negara Teluk dan memprovokasi rakyat untuk melawan mereka dengan dalih bahwa negara-negara tersebut merintangi mereka dan menghalangi mereka menuju Palestina untuk memerangi Zionis. Ucapan ini awalnya mendapatkan sedikit penerimaan di kalangan para pemuda. Namun Allah menghendaki tersingkapnya sikap main-main mereka dan jelasnya kedustaan mereka ketika terjadi revolusi Suriyah. Ini dia buktinya, sekarang ketika Suriyah membuka perbatasannya dan terhubung dengan perbatasan bumi yang dicaplok (Palestina), dan tidak ada pihak yang menghalangi orang-orang yang ingin memerangi Zionis, dan tidak ada yang mengurangi mereka kecuali karena memang tidak adanya niat yang jujur.

Namun ternyata apa yang terjadi?!
Apakah orang-orang yang mengkoar-koarkan jihad dan mengaku mencintai Masjid al-Aqsha dari kalangan ISIS melakukan persiapan untuk memerangi Zionis setelah lenyapnya apa yang dianggap sebagai penghalang itu, yaitu karena negara-negara Teluk melarang mereka?!
Jawabannya: tidak.

Kenapa?!
Karena di sana ada sebab lain yang memang diada-adakan untuk membenarkan ketidakmauan mereka menghadapi Yahudi. Yaitu harus terlebih dahulu membebaskan Jazirah Arab (dari para rezimnya, menurut mereka, baca; memberontak -pent), baru setelah itu membebaskan al-Quds (Masjid al-Aqsha)!!

Pertanyaannya: Apakah berkelit dan mencari-cari berbagai alasan semacam ini untuk meninggalkan jihad memerangi Zionis bisa diterima menurut syari'at, akal, dan ucapan, bagi siapa saja yang memang benar-benar ingin berjihad, dalam keadaan perbatasan terbuka dan jalan menuju al-Quds tidak ada yang merintanginya kecuali tekat membaja dan tawakkal kepada Allah serta kejujuran niat yang semua inilah yang sebenarnya tidak mereka miliki?!

2. Ketika Yahudi mencabik-cabik Ghaza dan membunuh anak-anak dan para wanita di bulan Ramadhan, ISIS ketika itu berada di Suriyah, namun kita tidak menyaksikan sedikitpun perlawanan untuk menolong anak-anak Ghaza, atau minimalnya untuk mengalihkan perhatian Zionis dari anak-anak itu, padahal tidak ada sesuatupun yang menghalangi mereka untuk masuk ke bumi yang dicaplok tersebut.

Di sini terkumpullah dua hal:

Pertama: Hilangnya apa yang dianggap sebagai penghalang, karena tidak ada pemerintah Arab yang melarang mereka, karena Suriyah dalam situasi revolusi.

Kedua: Adanya alasan insidentil untuk membenarkan, yaitu permusuhan terhadap Ghaza. Walaupun demikian, tidak ada seorangpun dari mereka yang tergerak untuk berjihad atau untuk melancarkan kegiatan-kegiatan melawan Zionis.

Pertanyaannya: Mengapa ISIS tidak menolong anak-anak Ghaza pada waktunya?! Apakah anak-anak itu tidak berhak mendapatkan pertolongan sebagai balasan atas penjajahan Zionis?! Ataukah tidak boleh menolong mereka kecuali setelah “membebaskan” Jazirah Arab dan memecah belah rakyatnya yang mereka adalah kaum Muslimin?!
Sungguh aneh keadaan mereka!!

3⃣ ISIS mengumumkan di pemberitaan mereka bahwa sesungguhnya mereka berperang di Yaman, Libya, Iraq, Mesir, Sinai, dan Suriyah, dan mereka membanggakan hal itu. Namun jika Anda bertanya kepada mereka, “Jika kalian siaga di tempat-tempat tersebut, maka mengapa kalian hanya meloncati Zionis dan tidak mendekati mereka?!”

Setelah pertanyaan ini Anda menurut mereka akan dianggap musuh yang sangat berbahaya.

4⃣ Kelompok ISIS mengklaim memiliki pasukan dan kekuatan dan mencaplok beberapa bagian dari wilayah Iraq dan Syam dan mereka mendirikan negara, kemudian mereka mengumumkan siap untuk membebaskan (memberontak -pent) Jazirah Arab.

Pertanyaannya: Jika kalian benar-benar memiliki kekuatan dan kemampuan, mengapa kalian tidak menggulingkan Basysyar Asad dan kalian mengistirahatkan saudara-saudara kalian kaum Muslimin dari kejahatan permusuhannya?!

Bukankah hal ini lebih utama menurut syari'at karena mereka sangat mendesak untuk dikeluarkan dari penderitaan berat ini, terkhusus anak-anak dan para wanita serta orang-orang yang tertindas dari kaum Muslimin di Suriyah?!

Manakah yang lebih utama, kepala Basysyar ataukah menggulingkannya atau mengancam negara-negara yang tenang dan rakyatnya dalam keamanan?!

Jika membebaskan Palestina dan menggulingkan Basysyar bukan prioritas menurut ISIS, maka mengapa mereka tidak menggulingkan Pemerintah Iraq yang berhaluan Syi'ah tidak dan mencabutnya hingga ke akar-akarnya?! Bukankah mereka adalah musuh-musuh ISIS?!

Bukankah ini lebih utama dibandingkan mengancam rakyat muslim yang berpegang teguh dengan as-Sunnah di negara-negara Teluk?!

Jika mereka benar-benar memiliki kemampuan personil dan materi, maka mengapa mereka tidak menolong Ahlus Sunnah di Ahwaz yang dijajah oleh Iran dan membebaskan mereka dari para mullah dan kekuasaannya?!

Bukankah ini lebih utama dibandingkan usaha membebaskan pihak-pihak yang tidak perlu untuk kalian bebaskan sebagaimana yang kalian klaim?!

Semua ini merupakan prioritas penting menurut syari'at dan akal bagi siapa saja yang tujuan mereka benar-benar jujur untuk meninggikan kalimat Allah.

5⃣ Dari waktu ke waktu ISIS mengumumkan bahwa mereka menyerang dan membunuh Syi'ah di Iraq dan menyebarkan pembunuhan di tengah-tengah mereka sebagai bentuk pembelaan agama, tetapi anehnya kita tidak menyaksikan para milisi Syi'ah bergerak untuk memerangi ISIS dan bergabung dengan pasukan sekutu untuk menghentikan kejahatan mereka terhadap Syi'ah yang merupakan bangsa mereka.

Pertanyaannya: Apakah masuk akal mereka benar-benar membunuh Syi'ah, sementara kita tidak menyaksikan milisi Syi'ah seperti milisi Muqtada as-Shadr minimilnya yang mau bangkit meredam kejahatan mereka, dan kita tidak menyaksikan cuplikan video yang jelas yang tidak menyisakan keraguan?!

6⃣ Di saat ISIS mengancam negara-negara Teluk dengan pembebasan yang mereka klaim itu dan mereka menutup mata dari prioritas-prioritas utama yang telah lalu penjelasannya, kita menjumpai ancaman-ancaman ini tidak tertuju kepada negara-negara lain yang dihantam angin propaganda The Arab Spring, dan mereka sama sekali menyebutnya kecuali untuk menggoncang rasa aman dan menimbulkan ketidaktenangan.

Pertanyaannya: Apakah ini maksudnya adalah bahwasanya negara-negara yang rezimnya digulingkan pada masa revolusi The Arab Spring telah bebas dan tidak perlu lagi dibebaskan oleh ISIS, ataukah yang dimaksud adalah pembebasan dari Islam menuju sekulerisme sebagaimana yang terjadi di Tunisia?!


⚠ SELESAI ALHAMDULILLAH ⚠

🌍 Saluran telegram “Rudud Manhajiyyah”


🔆👣🔆👣🔆👣🔆👣🔆
💣 Anti Terrorist Menyajikan Bukti & Fakta Yang Nyata 
📇 Klik ➡JOIN⬅ Channel Telegram: http://bit.ly/tukpencarialhaq
🌎 http://tukpencarialhaq.com || http://tukpencarialhaq.wordpress.com

PURA-PURA TIDAK MENGETAHUI KESALAHAN ORANG LAIN

💡✋🏻🔥🌺 PURA-PURA TIDAK MENGETAHUI KESALAHAN ORANG LAIN 

📂 Asy-Syaikh Badr bin Muhammad al-Badr al-Anzy hafizhahullah

 الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وآله وصحبه ومن واﻻه وبعد

✋🏻 Sesungguhnya pura-pura tidak mengetahui ketergelinciran orang lain termasuk sifat utama dan terpuji. Pura-pura tidak mengetahui kesalahan orang lain adalah berpaling dari perkara buruk yang muncul dari saudara atau orang lain yang tertuju kepadamu seakan-akan engkau tidak mendengarnya.  Pura-pura tidak mengetahui kesalahan orang lain merupakan akhlak mulia dan termasuk sifat orang-orang yang mulia.

📑 Diriwayatkan dari al-Hasan al-Bashry rahimhullah beliau berkata:

“Senantiasa pura-pura tidak mengetahui kesalahan orang lain termasuk perbuatan orang-orang yang mulia.”

📑 Dan juga diriwayatkan dari Sufyan rahimahullah beliau berkata:

“Senantiasa pura-pura tidak mengetahui kesalahan orang lain termasuk sifat orang-orang yang mulia.”

Allah Ta'ala berfirman:

ﻭَﺇِﺫْ ﺃَﺳَﺮَّ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲُّ ﺇِﻟَﻰٰ ﺑَﻌْﺾِ ﺃَﺯْﻭَﺍﺟِﻪِ ﺣَﺪِﻳﺜًﺎ ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﻧَﺒَّﺄَﺕْ ﺑِﻪِ ﻭَﺃَﻇْﻬَﺮَﻩُ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻋَﺮَّﻑَ ﺑَﻌْﻀَﻪُ ﻭَﺃَﻋْﺮَﺽَ ﻋَﻦ ﺑَﻌْﺾٍ ۖ ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﻧَﺒَّﺄَﻫَﺎ ﺑِﻪِ ﻗَﺎﻟَﺖْ ﻣَﻦْ ﺃَﻧﺒَﺄَﻙَ ﻫَٰﺬَﺍ ۖ ﻗَﺎﻝَ ﻧَﺒَّﺄَﻧِﻲَ ﺍﻟْﻌَﻠِﻴﻢُ ﺍﻟْﺨَﺒِﻴﺮ.

“Dan ingatlah ketika Nabi merahasiakan sebuah ucapan kepada salah satu istrinya, lalu ketika dia memberitahukan ucapan rahasia tersebut dan Allah menampakkannya kepada Nabi, maka Nabi memberitahukan sebagian dan berpaling dari sebagiannya. Lalu ketika Nabi memberitahukan hal itu, salah satu istrinya tersebut bertanya, 'Siapakah yang memberitahukan kepada Anda?' Nabi pun menjawab, 'Yang telah memberitahukan kepadaku adalah al-Alimul Khabir (Allah)'.” (QS. At-Tahrim: 3)

🔘 Al-Imam al-Qurthuby rahimahullah berkata: “Al-Hasan (al-Bashry -pent) berkata, 'Orang yang mulia itu tidak pernah merinci habis kesalahan orang sedetail-detailnya, karena Allah saja berfirman (ketika menceritakan akhlak Rasulullah shallallahu alaihi was sallam -pent): “Nabi memberitahukan sebagian dan berpaling dari sebagiannya.”
(Tafsir al-Qurthuby, XVIII/188)

🔘 Al-Hafizh al-Mizzy rahimahullah berkata: “Ibnul Jauzy rahimahullah berkata, 'Senantiasa pura-pura tidak mengetahui kesalahan orang lain termasuk sifat tertinggi dari orang-orang yang mulia.'”
(Tahdzibul Kamal, IXX/230)

☝🏻 Jadi sesungguhnya manusia itu tabiat dasarnya sering tergelincir dan melakukan kesalahan, sehingga jika seseorang suka mempermasalahkan setiap ketergelinciran dan kesalahan, maka dia akan lelah dan membuat lelah orang lain. Orang yang berakal dan cerdas tidak akan merinci secara detail semua kesalahan baik yang kecil maupun yang besar dalam pergaulannya bersama keluarganya, orang-orang tercinta, teman-teman, dan para tetangganya.

Oleh karena inilah al-Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah mengatakan:

“Sembilan puluh persen akhlak mulia itu terletak pada sikap pura-pura tidak mengetahui kesalahan orang lain.”

💡 Maka sepantasnyalah bagi seorang muslim untuk berhias dengan sifat yang mulia ini dan hendaknya dia pura-pura tidak mengetahui keburukan saudara-saudaranya terhadap dirinya dan memaafkan mereka serta berlapang dada.

✒ Ditulis oleh: Badr bin Muhammad al-Badr al-Anzy
📆 5 Syawwal 1436 H

🌍 Sumber: Saluran telegram asy-Syaikh Badr bin Muhammad al-Badr al-Anzy

⚪ WhatsApp Salafy Indonesia || http://forumsalafy.net
⏩ Channel Telegram || http://bit.ly/ForumSalafy

▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫