Dzikir pagi: dari setelah sholat Subuh hingga waktu tergelincirnya matahari.
Dzikir sore: dari setelah tergelincirnya matahari hingga tenggelam matahari.
(Fatwa al-Lajnah ad-Daaimah no 20078)
Dzikir pagi: mulai dari terbitnya fajar sampai meningginya matahari pada waktu dhuha.
Dzikir sore: mulai dari menguningnya matahari sampai sekitar pertengahan malam.
(Fadhilatus Syaikh Al Utsaimin rahimahullah, Silsilah Fatawa Nur 'alad Darb, kaset nomor : 350)
Dzikir pagi: dari setelah sholat Subuh hingga waktu terbitnya matahari.
Dzikir sore: dari setelah sholat Asar hingga tenggelam matahari.
(Fadhilatus Syaikh DR. Muhammad Said Ruslan hafizhahullah)
Dari Anas yang dia memarfu’kannya (sampai kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam), “Sungguh aku duduk bersama suatu kaum yang berdzikir kepada Allah setelah shalat shubuh sampai terbitnya matahari lebih aku sukai daripada membebaskan/memerdekakan empat orang dari keturunan Nabi Isma’il (bangsa ‘Arab). Dan sungguh aku duduk bersama suatu kaum yang berdzikir kepada Allah setelah shalat ‘ashar sampai terbenamnya matahari lebih aku sukai daripada membebaskan empat orang (budak).” (HR. Abu Dawud no. 3667 dan dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-Albaniy dalam Shahih Abu Dawud 2/698)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﻣَﻦْ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟْﻔَﺠْﺮَ ﻓِﻲْ ﺟَﻤَﺎﻋَﺔٍ ﺛُﻢَّ ﻗَﻌَﺪَ ﻳَﺬْﻛُﺮُ ﺍﻟﻠﻪَ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻄْﻠُﻊَ ﺍﻟﺸَّﻤْﺲُ ﺛُﻢَّ ﺻَﻠَّﻰ ﺭَﻛْﻌَﺘَﻴْﻦِ، ﻛَﺎﻧَﺖْ ﻛَﺄَﺟْﺮِ ﺣَﺠَّﺔٍ ﻭَﻋُﻤْﺮَﺓٍ، ﺗَﺎﻣَّﺔٍ ﺗَﺎﻣَّﺔٍ ﺗَﺎﻣَّﺔٍ
“Barangsiapa yang shalat shubuh dengan berjama’ah kemudian dia berdzikir kepada Allah Ta’ala sampai terbitnya matahari lalu dia shalat dua raka’at, maka pahalanya seperti pahala berhaji dan ‘umrah, sempurna, sempurna, sempurna.” (HR. At-Tirmidziy no.591 dan dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-Albaniy di dalam Shahih Sunan At-Tirmidziy no.480, Al-Misykat no.971 dan Shahih At-Targhiib no.468)
Dzikir 1. Membaca Ayat Kursi (Pada pagi dan sore)
عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ ، عَنْ أَبِيهِ ، أَنَّهُ كَانَ لَهُ جُرْنٌ مِنْ تَمْرٍ ، فَكَانَ يَنْقُصُ ، فَحَرَسَهُ ذَاتَ لَيْلَةٍ ، فَإِذَا هُوَ بِدَابَّةٍ شِبْهِ الْغُلامِ الْمُحْتَلِمِ ، فَسَلَّمَ عَلَيْهِ ، فَرَدَّ عَلَيْهِ السَّلامَ ، فَقَالَ : مَا أَنْتَ ، جِنِّيٌّ أَمْ إِنْسِيٌّ ؟ ، قَالَ : لا بَلْ جِنِّيٌّ ، قَالَ : فَنَاوِلْنِي يَدَكَ ، فَنَاوَلَهُ يَدَهُ ، فَإِذَا يَدُهُ يَدُ كَلْبٍ ، وَشَعْرُهُ شَعْرُ كَلْبٍ ، قَالَ : هَكَذَا خَلْقُ الْجِنِّ ، قَالَ : قَدْ عَلِمَتِ الْجِنُّ أَنَّ مَا فِيهِمْ رَجُلٌ أَشَدُّ مِنِّي ، قَالَ : فَمَا جَاءَ بِكَ ؟ قَالَ : بَلَغَنَا أَنَّكَ تُحِبُّ الصَّدَقَةَ ، فَجِئْنَا نُصِيبُ مِنْ طَعَامِكَ ، قَالَ : فَمَا يُنْجِينَا مِنْكُمْ ؟ قَالَ : هَذِهِ الآيَةُ الَّتِي فِي سُورَةِ الْبَقَرَةِ : اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ مَنْ قَالَهَا حِينَ يُمْسِي أُجِيرَ مِنَّا حَتَّى يُصْبِحَ ، وَمَنْ قَالَهَا حِينَ يُصْبِحُ أُجِيرَ مِنَّا حَتَّى يُمْسِيَ ، فَلَمَّا أَصْبَحَ أَتَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَ ذَلِكَ لَهُ ، فَقَالَ : صَدَقَ الْخَبِيثُ
Dari Muhammad bin Ubay bin Ka’ab dari ayahnya bahwasanya ia memiliki semangkuk kurma yang berkurang jumlahnya. Maka suatu malam ia menjaganya. Ternyata ada binatang yang sebesar anak remaja baru baligh. Maka ia mengucapkan salam, dan makhluk itu menjawab salamnya. Kemudian Ubay bin Ka’ab bertanya: Apakah engkau ini? Manusia atau Jin? Ia mengatakan: Aku adalah Jin. Ubay berkata: Ulurkan tanganmu. Iapun mengulurkan tangannya. Ternyata tangannya adalah tangan anjing dan bulunya bulu anjing. Ia berkata: Demikianlah perawakan Jin. Para Jin telah mengetahui bahwa tidak ada seorangpun yang lebih kuat dari saya. Ubay bertanya: Apa yang menyebabkan engkau ke sini? Ia berkata: Telah sampai kepada kami bahwa engkau suka bershodaqoh. Maka kami datang untuk mengambil sebagian makananmu. Ubay bertanya: Apa yang bisa menyelamatkan kami dari kalian? Ia mengatakan: Ayat dalam surat al-Baqoroh: Allaahu Laa Ilaaha Illaa huwal Hayyul Qoyyum (ayat kursi), barangsiapa yang membacanya ketika sore, akan dilindungi dari kami hingga pagi. Barangsiapa yang membacanya ketika pagi, akan dilindungi dari kami hingga sore. Pagi harinya Ubay bin Ka’ab menceritakan kejadian itu kepada Rasulullah shollallahu alaihi wasallam dan beliau bersabda: "Telah benar ucapan al-Khobits (Jin syaithan)." (H.R an-Nasaai dan at-Thobarony, dinyatakan sanadnya jayyid (baik) oleh al-Mundziri dan dishahihkan al-Albany)
Dzikir 2. Membaca Sayyidul Istighfar (Pada pagi dan sore)
سَيِّدُ الِاسْتِغْفَارِ أَنْ تَقُولَ
اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ
قَالَ وَمَنْ قَالَهَا مِنْ النَّهَارِ مُوقِنًا بِهَا فَمَاتَ مِنْ يَوْمِهِ قَبْلَ أَنْ يُمْسِيَ فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ وَمَنْ قَالَهَا مِنْ اللَّيْلِ وَهُوَ مُوقِنٌ بِهَا فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ
Sayyidul Istighfar adalah engkau mengucapkan (Ya Allah Engkau adalah Tuhanku Tidak ada sesembahan yang berhaq disembah kecuali Engkau. Engkau menciptakan aku, aku hambaMu, dan aku akan berusaha memenuhi perjanjian denganmu semaksimal mungkin sesuai kemampuanku. Aku berlindung kepadaMu dari keburukan perbuatanku. Aku mengakui seluruh nikmatMu untukku dan aku mengakui seluruh dosaku. Maka ampunilah aku, karena sesungguhnya tidak ada yang bisa mengampuni dosa kecuali Engkau). Barangsiapa yang mengucapkannya di waktu siang dengan yakin, kemudian meninggal di hari itu sebelum sore, maka ia termasuk penduduk al-Jannah. Barangsiapa yang mengucapkannya di waktu malam dengan yakin dan meninggal sebelum pagi, maka ia termasuk penduduk al-Jannah. (H.R al-Bukhari dari Syaddad bin Aus)
Dzikir 3. Membaca Surat al-Ikhlas, al-Falaq, dan an-Naas (3x pada pagi dan sore)
عَنْ مُعَاذِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ خُبَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ أَنَّهُ قَالَ خَرَجْنَا فِي لَيْلَةِ مَطَرٍ وَظُلْمَةٍ شَدِيدَةٍ نَطْلُبُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِيُصَلِّيَ لَنَا فَأَدْرَكْنَاهُ فَقَالَ أَصَلَّيْتُمْ فَلَمْ أَقُلْ شَيْئًا فَقَالَ قُلْ فَلَمْ أَقُلْ شَيْئًا ثُمَّ قَالَ قُلْ فَلَمْ أَقُلْ شَيْئًا ثُمَّ قَالَ قُلْ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا أَقُولُ قَالَ قُلْ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ وَالْمُعَوِّذَتَيْنِ حِينَ تُمْسِي وَحِينَ تُصْبِحُ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ تَكْفِيكَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ
Dari Muadz bin Abdillah bin Khubaib dari ayahnya bahwasanya ia berkata: Kami keluar di malam yang hujan sangat gelap, mencari Rasulullah shollallahu alaihi wasallam untuk sholat bersama kami. Kemudian kami mendapati beliau. Beliau bersabda: Apakah kalian sudah sholat? Aku tidak berkata apapun. Kemudian Nabi berkata: Katakanlah. Aku tidak mengatakan apapun. Kemudian beliau berkata: Katakanlah. Aku tidak mengatakan apapun. Kemudian Nabi berkata: Katakanlah. Maka aku berkata: Wahai Rasulullah apa yang aku katakan? Beliau menjawab: Ucapkanlah Qul huwallahu ahad dan al-Muawwidzatain (al-Falaq dan an-Naas) ketika sore dan ketika pagi 3 kali, hal itu akan mencukupi engkau (perlindungan) dari segala sesuatu. (H.R Abu Dawud, at-Tirmidzi, dihasankan al-Albany)
Dzikir 4. Membaca: Bismillahilladzii laa yadhurru ma'asmihi syai`un fil`ardhi wa laa fis-samaa`i wa huwas-samii'ul-'aliim (3x pada pagi dan sore)
مَا مِنْ عَبْدٍ يَقُولُ فِي صَبَاحِ كُلِّ يَوْمٍ وَمَسَاءِ كُلِّ لَيْلَةٍ
بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
ثَلَاثَ مَرَّاتٍ لَمْ يَضُرَّهُ شَيْءٌ
Tidaklah ada seorang hamba yang mengucapkan di waktu pagi hari atau sore di malam hari: (Dengan Nama Allah yang tidak ada yang memudharatkan bersamaan dengan NamaNya (disebut) segala sesuatu di bumi maupun di langit dan Dia adalah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui) tiga kali, maka tidak ada sesuatupun yang memudharatkan (membahayakannya). (H.R Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasaai, Ibnu Majah, dishahihkan Ibnu Hibban dan al-Albany)
Dzikir 5. Membaca: A'uudzu bikalimaatillahit-taammaati min syarri maa khalaq (3x pada sore)
مَنْ قَالَ إِذَا أَمْسَى ثَلَاثَ مَرَّاتٍ
أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
لَمْ تَضُرَّهُ حُمَةٌ تِلْكَ اللَّيْلَةَ قَالَ فَكَانَ أَهْلُنَا قَدْ تَعَلَّمُوهَا فَكَانُوا يَقُولُونَهَا فَلُدِغَتْ جَارِيَةٌ مِنْهُمْ فَلَمْ تَجِدْ لَهَا وَجَعًا
Barangsiapa yang mengucapkan ketika sore tiga kali (Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari keburukan makhluk), tidak akan memudharatkannya sengatan (binatang) pada malam itu. (Suhail) berkata: Keluarga kami mempelajarinya. Mereka berkata bahwa pernah anak perempuan mereka disengat (binatang) tapi tidak merasa sakit. (H.R at-Tirmidzi, Ahmad, dishahihkan Ibnu Hibban dan al-Albany)
Dzikir 6. Membaca: Subhaanallahi wa bihamdihi 'adada kholqihi wa ridhoo nafsihi wa zinata 'arsyihi wa midaada kalimaatihi (3x pada pagi)
عَنْ جُوَيْرِيَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ مِنْ عِنْدِهَا بُكْرَةً حِينَ صَلَّى الصُّبْحَ وَهِيَ فِي مَسْجِدِهَا ثُمَّ رَجَعَ بَعْدَ أَنْ أَضْحَى وَهِيَ جَالِسَةٌ فَقَالَ مَا زِلْتِ عَلَى الْحَالِ الَّتِي فَارَقْتُكِ عَلَيْهَا قَالَتْ نَعَمْ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَقَدْ قُلْتُ بَعْدَكِ أَرْبَعَ كَلِمَاتٍ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ لَوْ وُزِنَتْ بِمَا قُلْتِ مُنْذُ الْيَوْمِ لَوَزَنَتْهُنَّ
سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ عَدَدَ خَلْقِهِ وَرِضَا نَفْسِهِ وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ
Dari Juwairiyah radhiyallahu anha bahwa Nabi shollallahu alaihi wasallam keluar dari sisinya pada pagi hari ketika sholat Subuh pada saat ia masih di tempat sholatnya, kemudian Nabi kembali setelah masuk waktu Dhuha, Juwairiyah masih duduk. Nabi bertanya: Apakah engkau masih dalam keadaan ini sejak aku meninggalkanmu tadi? Juwairiyah mengatakan: Ya. Nabi shollallahu alaihi wasallam bersabda: Sungguh tadi aku telah mengucapkan 4 kalimat tiga kali yang jika ditimbang dengan apa yang engkau baca sejak hari ini, niscaya akan mencukupinya. Yaitu bacaan (yang artinya): Maha Suci Allah dan aku memujiNya, sebanyak makhluknya, hingga Ia ridha, dan seberat timbangan Arsynya, dan sejumlah Kalimat-KalimatNya. (H.R Muslim)
Dzikir 7. Membaca: Yaa Hayyu Yaa Qoyyumu birohmatika astaghiitsu ashlih lii sya`nii kullahu wa laa takilnii ilaa nafsii thorfata 'ain (Pada pagi dan sore)
وَعَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِفَاطِمَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا مَا يَمْنَعُكِ أَنْ تَسْمَعِي مَا أُوْصِيْكَ بِهِ أَنْ تَقُوْلِي إِذَا أَصْبَحْتِ وَإِذَا أَمْسَيْتِ
يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ أَصْلِحْ لِي شَأْنِي كُلَّهُ وَلَا تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ
Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu beliau berkata: Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda kepada Fathimah radhiyallahu anha: Apa yang mencegahmu untuk mendengar wasiatku kepadamu? Hendaknya engkau membaca saat pagi dan petang: Wahai Yang Maha Hidup dan Menegakkan (segala sesuatu), dengan rahmatMu aku beristighotsah. Perbaikilah keadaanku seluruhnya dan janganlah Engkau menyerahkan (urusan) kepadaku (sendiri, tanpa pertolonganMu) walaupun sekejap mata. (H.R an-Nasaai, dishahihkan al-Hakim dan al-Albany)
Dzikir 8. Membaca: Allahumma faathiros-samawaati wal-`ardhi 'aalimal-ghoibi wasy-syahaadati robba kulli syai`in wa maliikahu asyhadu an laa ilaaha illaa anta a'uudzu bika min syarri nafsii wa syarrisy-syaithooni wa syirkih (Pada pagi dan sore)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ أَبَا بَكْرٍ الصِّدِّيقَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مُرْنِي بِكَلِمَاتٍ أَقُولُهُنَّ إِذَا أَصْبَحْتُ وَإِذَا أَمْسَيْتُ قَالَ قُلْ
اللَّهُمَّ فَاطِرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيكَهُ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِي وَشَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ
قَالَ قُلْهَا إِذَا أَصْبَحْتَ وَإِذَا أَمْسَيْتَ وَإِذَا أَخَذْتَ مَضْجَعَكَ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa Abu Bakr ash-Shiddiq radhiyallahu anhu berkata: Wahai Rasulullah, perintahkan aku dengan kalimat-kalimat yang aku baca jika pagi dan sore. Nabi bersabda: Ucapkanlah: Ya Allah Pencipta langit dan bumi, Yang Maha Mengetahui yang ghaib maupun yang nampak. Tuhan segala sesuatu dan Penguasanya. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq kecuali Engkau. Aku berlindung kepadamu dari keburukan jiwaku, dan dari keburukan syaithan dan ajakannya kepada kesyirikan. Nabi bersabda: Ucapkanlah itu ketika pagi, sore, dan ketika engkau naik ke pembaringan (akan tidur). (H.R Abu Dawud, at-Tirmidzi, dinyatakan sanadnya shahih oleh al-Munawi dan dishahihkan al-Albany)
Dzikir 9. Membaca: Allaahumma innii as`alukal-'afwa wal-'aafiyata fid-dunyaa wal-`aakhiroh. Allaahumma innii as`alukal-'afwa wal-'aafiyata fii diinii wa dunyaaya wa ahlii wa maalii. Allaahummastur 'aurootii wa aamin rou'aatii wahfazhnii min baini yadayya wa min kholfii wa 'an yamiinii wa 'an syimaalii wa min fauqii wa a'uudzu bika an ughtaala min tahtii. (Pada pagi dan sore)
عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ لَمْ يَكُنْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدَعُ هَؤُلَاءِ الدَّعَوَاتِ حِينَ يُمْسِي وَحِينَ يُصْبِحُ
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِينِي وَدُنْيَايَ وَأَهْلِي وَمَالِي اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِي وَآمِنْ رَوْعَاتِي وَاحْفَظْنِي مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ وَمِنْ خَلْفِي وَعَنْ يَمِينِي وَعَنْ شِمَالِي وَمِنْ فَوْقِي وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِي
Dari Ibnu Umar radhiyallahu anhu beliau berkata: Rasulullah shollallahu alaihi wasallam tidak pernah meninggalkan doa ini ketika sore maupun pagi: Ya Allah sesungguhnya aku meminta pemaafan dan afiat di dunia dan akhirat. Ya Allah sesungguhnya aku meminta pemaafan dan afiat pada Dienku, dan kehidupan duniaku, keluargaku, dan hartaku. Ya Allah tutuplah auratku dan berilah perasaan aman dalam hatiku, dan jagalah aku dari arah depan, dari belakang, dari kanan, dari kiri, dari atas, dan aku berlindung kepadaMu dari ditenggelamkan ke dalam bumi dari arah bawah. (H.R Abu Dawud, Ibnu Majah, lafadz sesuai Ibnu Majah, dishahihkan al-Hakim dan al-Albany)
Dzikir 10. Membaca: Ashbahnaa 'alaa fithrotil-`islaami wa 'alaa kalimatil-`ikhlaashi wa 'alaa diini nabiyyinaa muhammadin shollallaahu 'alaihi wa sallama wa 'alaa millati abiinaa ibroohiima haniifan wa maa kaana minal-musyrikiin (Pada pagi dan sore)
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَى عَنْ أَبِيهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ إِذَا أَصْبَحَ وَإِذَا أَمْسَى
أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ الْإِسْلَامِ وَعَلَى كَلِمَةِ الْإِخْلَاصِ وَعَلَى دِينِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى مِلَّةِ أَبِينَا إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَمَا كَانَ مِنْ الْمُشْرِكِينَ
Dari Abdullah bin Abdirrohman bin Abza dari ayahnya bahwasanya Nabi shollallahu alaihi wasallam jika pagi dan jika sore mengucapkan: Kami berada dalam keadaan pagi (atau sore) di atas fitrah Islam dan di atas kalimat Ikhlas dan di atas Dien Nabi kami Muhammad shollallahu alaihi wasallam dan di atas agama ayah kami Ibrohim yang lurus dan beliau bukan termasuk orang-orang musyrikin. (H.R Ahmad, an-Nasaai, dinyatakan sanadnya shahih oleh al-Munawy dan dishahihkan al-Albany)
Dzikir 11. Membaca: Allaahumma bika ashbahnaa wa bika amsainaa wa bika nahyaa wa bika namuutu wa ilaikal-mashiir (Pada pagi). Dan membaca: Allaahumma bika amsainaa wa bika ashbahnaa wa bika nahyaa wa bika namuutu wa ilaikan-nusyuur (Pada sore)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَلِّمُ أَصْحَابَهُ يَقُولُ إِذَا أَصْبَحَ أَحَدُكُمْ فَلْيَقُلْ
اللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا وَبِكَ أَمْسَيْنَا وَبِكَ نَحْيَا وَبِكَ نَمُوتُ وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ
وَإِذَا أَمْسَى فَلْيَقُلْ
اللَّهُمَّ بِكَ أَمْسَيْنَا وَبِكَ أَصْبَحْنَا وَبِكَ نَحْيَا وَبِكَ نَمُوتُ وَإِلَيْكَ النُّشُورُ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwasanya beliau berkata: Rasulullah shollallahu alaihi wasallam mengajari para Sahabatnya. Beliau bersabda: Jika salah seorang dari kalian berada di pagi hari ucapkanlah: Ya Allah denganMulah kami berada di waktu pagi, denganMulah kami berada di waktu sore, dan denganMulah kami hidup, dan denganMulah kami mati, dan kepadaMulah kami kembali. Dan jika berada di waktu sore ucapkanlah: Ya Allah denganMulah kami berada di waktu sore, dan denganMulah kami berada di waktu pagi, dan denganMulah kami hidup, dan denganMulah kami mati dan kepadaMulah kami dibangkitkan. (H.R Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasaai, Ibnu Majah, dihasankan at-Tirmidzi dan dishahihkan al-Albany. Lafadz sesuai riwayat at-Tirmidzi)
Dzikir 12. Membaca: Amsainaa wa amsal-mulku lillaahi wal-hamdu lillaahi wa laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariika lah. Lahul-mulku wa lahul-hamdu wa huwa 'alaa kulli syai`in qodiir. As`aluka khoiro maa fii haadzihil-lailati wa khoiro maa ba'da haa wa a'uudzu bika min syarri haadzihil-lailati wa syarri maa ba'da haa wa a'uudzu bika minal-kasali wa suu`il-kibari wa a'uudzu bika min 'adzaabin-naari wa 'adzaabil-qobr (Pada sore). Dan membaca: Ashbahnaa wa ashbahal-mulku lillaahi wal-hamdu lillaahi wa laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariika lah. Lahul-mulku wa lahul-hamdu wa huwa 'alaa kulli syai`in qodiir. As`aluka khoiro maa fii haadzihil-yaumi wa khoiro maa ba'da haa wa a'uudzu bika min syarri haadzihil-yaumi wa syarri maa ba'da haa wa a'uudzu bika minal-kasali wa suu`il-kibari wa a'uudzu bika min 'adzaabin-naari wa 'adzaabil-qobr (Pada pagi)
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَمْسَى قَالَ
أَمْسَيْنَا وَأَمْسَى الْمُلْكُ لِلَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهَا وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهَا وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْكَسَلِ وَسُوءِ الْكِبَرِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ النَّارِ وَعَذَابِ الْقَبْرِ
وَإِذَا أَصْبَحَ قَالَ ذَلِكَ أَيْضًا أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ
Dari Abdullah (bin Mas’ud) radhiyallahu anhu beliau berkata: Nabi shollallahu alaihi wasallam jika berada di waktu sore berdoa: Kami berada di waktu sore, dan di waktu sore ini kekuasaan hanyalah milik Allah dan pujian hanya milik Allah, tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah satu-satunya tidak ada sekutu baginya. MilikNyalah kekuasaan dan milikNyalah pujian dan Dia Maha berkuasa di atas segala sesuatu. Aku meminta kepadaMu kebaikan malam ini dan kebaikan setelahnya. Dan aku berlindung dari keburukan malam ini dan keburukan setelahnya dan aku berlindung kepadaMu dari kemalasan dan keburukan di masa tua dan aku berlindung kepadaMu dari adzab anNaar dan adzab kubur. Jika berada di waktu pagi juga mengucapkan: Kami berada di waktu pagi pada saat kekuasaan hanya milik Allah dan pujian hanya untuk Allah. (H.R Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi, lafadz sesuai riwayat at-Tirmidzi)
Dzikir 13. Membaca: Subhaanallaah (100x), Alhamdulillaah (100x), Allaahu akbar (100x), Laa ilaaha illallaah wahdahu laa syariika lahu lahul-mulku wa lahul-hamdu wa huwa 'alaa kulli syai`in qodiir (100x) sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam matahari
مَنْ قَالَ سُبْحَانَ الله مِائَةَ مَرَّةٍ قَبْلَ طُلُوْعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوْبِهَا كَانَ أَفْضَل مِنْ مِائَةِ بَدَنَةٍ وَمَنْ قَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ مِائَةَ مَرَّةٍ قَبْلَ طُلُوْعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوْبِهَا كَانَ أَفْضَل مِنْ مِائَةِ فَرَسٍ يُحْمَل عَلَيْهَا فِي سَبِيْلِ الله وَمَنْ قَالَ اللهُ أَكْبَر مِائَةَ مَرَّةٍ قَبْلَ طُلُوْعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوْبِهَا كَانَ أَفْضَل مِنْ عِتْقِ مِائَةِ رَقَبَةً وَمَن ْقاَلَ لَا إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ مِائَةَ مَرَّةٍ قَبْلَ طُلُوْعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوْبِهَا لَمْ يَجِىء يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَحَدٌ بِعَمَلٍ أَفْضَلَ مِنْ عَمَلِهِ إِلاَّ مَنْ قَالَ مِثْلَ قَوْلِهِ أَوْ زَادَ عَلَيْهِ
Barangsiapa yang mengucapkan subhaanallah (Maha Suci Allah) seratus kali sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya, itu lebih utama dibandingkan 100 unta. Barangsiapa yang mengucapkan Alhamdulillah (Segala puji bagi Allah) seratus kali sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya itu lebih utama dibandingkan 100 kuda yang ditunggangi di jalan Allah. Barangsiapa yang mengucapkan Allahu Akbar (Allah Terbesar) seratus kali sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya itu lebih utama dari memerdekakan seratus budak dan barangsiapa yang mengucapkan Laa Ilaaha Illallaah wahdahu laa syariika lah lahul mulku walahul hamdu wahuwa alaa kulli syai-in qodiir seratus kali sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya, tidak ada seorangpun yang datang dengan membawa amalan yang lebih utama kecuali orang yang mengucapkan demikian atau menambahkan lebih dari itu. (H.R an-Nasaai, dihasankan al-Albany)
Dzikir 14. Membaca: Subhaanallaah wa bihamdih (100x pada pagi dan sore)
مَنْ قَالَ إِذَا أَصْبَحَ مِائَةَ مَرَّةٍ وَإِذَا أَمْسَى مِائَةَ مَرَّةٍ سُبْحَانَ الله وَبِحَمْدِهِ غُفِرَتْ ذُنُوْبُهُ وَإِنْ كَانَتْ أَكْثَرَ مِنْ زَبَدِ الْبَحْرِ
Barangsiapa yang mengucapkan ketika pagi 100 kali dan ketika sore 100 kali: Subhanallah wa bihamdihi maka diampuni dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di lautan. (H.R Ibnu Abid Dunya dan al-Hakim, dishahihkan al-Albany)
Dzikir 15. Membaca sholawat atas Nabi:
ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻭَﺳَﻠِّﻢْ ﻋَﻠَﻰ ﻧَﺒِﻴِّﻨَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ
(10x pada pagi dan sore)
مَنْ صَلَّى عَلَىَّ حِيْنَ يُصْبِحُ عَشْرًا وَ حِيْنَ يُمْسِي عَشْرًا أَدْرَكَتْهُ شَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Barangsiapa yang bersholawat atasku ketika pagi 10 kali dan ketika sore 10 kali, maka ia akan mendapatkan syafaatku pada hari kiamat. (H.R at-Thobarony, dihasankan al-Albany dalam Shahih al-Jamius Shaghir)
Dzikir 16. Membaca: Allaahumma 'aafinii fii badanii. Allaahumma 'aafinii fii sam'ii. Allaahumma 'aafinii fii bashorii. Laa ilaaha illaa anta (3x pada pagi dan sore). Dan membaca: Allaahumma innii a'uudzu bika minal-kufri wal-faqri. Allaahumma innii a'uudzu bika min 'adzaabil-qobri. Laa ilaaha illaa anta (3x pada pagi dan sore)
عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنُ أَبِي بَكْرَةَ أَنَّهُ قَالَ لِأَبِيهِ يَا أَبَتِ إِنِّي أَسْمَعُكَ تَدْعُو كُلَّ غَدَاةٍ
اللَّهُمَّ عَافِنِي فِي بَدَنِي اللَّهُمَّ عَافِنِي فِي سَمْعِي اللَّهُمَّ عَافِنِي فِي بَصَرِي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ
تُعِيدُهَا ثَلَاثًا حِينَ تُصْبِحُ وَثَلَاثًا حِينَ تُمْسِي وَتَقُولُ
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ
تُعِيدُهَا حِينَ تُصْبِحُ ثَلَاثًا وَثَلَاثًا حِينَ تُمْسِي قَالَ نَعَمْ يَا بُنَيَّ إِنِّي سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدْعُو بِهِنَّ فَأُحِبُّ أَنْ أَسْتَنَّ بِسُنَّتِهِ
Dari Abdurrahman bin Abi Bakrah bahwasanya ia berkata: Wahai ayahku, sesungguhnya aku mendengar engkau berdoa setiap pagi: Ya Allah berikanlah afiyat pada badanku. Ya Allah berikanlah afiyat pada pendengaranku. Ya Allah berikanlah afiyat pada penglihatanku. Tidak ada sesembahan yang haq kecuali Engkau. Abdurrohman berkata pada ayahnya: Anda mengulanginya 3 kali ketika pagi dan 3 kali ketika sore. Anda juga mengatakan: Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari kekufuran dan kefakiran. Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari adzab kubur. Tidak ada sesembahan yang haq kecuali Engkau. Anda mengulanginya 3 kali ketika pagi dan 3 kali ketika sore. Abu Bakrah menyatakan: Ya wahai anakku, sesungguhnya aku mendengar Nabi shollallahu alaihi wasallam berdoa dengan bacaan ini, maka aku senang jika menjalankan sunnah tersebut. (H.R Ahmad, Abu Dawud, dihasankan al-Albany)
Dzikir 17. Membaca:
ﺭَﺿِﻴْﺖُ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ﺭَﺑًّﺎ، ﻭَﺑِﺎﻟْﺈِﺳْﻼَﻡِ ﺩِﻳْﻨًﺎ، ﻭَﺑِﻤُﺤَﻤَّﺪٍ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻧَﺒِﻴًّﺎ
Dibaca 3x ketika pagi dan sore.
“Barangsiapa yang mengucapkannya tiga kali ketika pagi dan ketika sore maka ada hak atas Allah untuk meridhainya pada hari kiamat.” (HR. Ahmad 4/337, An-Nasa`iy di dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no.4 dan Ibnus Sunniy no.68, Abu Dawud 4/418, At-Tirmidziy 5/465 dan dihasankan oleh Asy-Syaikh Ibnu Baz di dalam Tuhfatul Akhyaar hal.39)