Cari Blog Ini

Sabtu, 25 Juli 2015

Tentang MEMAKAI CELAK

Pertanyaan:
Bismillah. Afwan Ustadz, ada ikhwah yg bertanya: Kebiasaannya pada waktu sholat sunnah 'Iedul fitri dia selalu memakai celak dan surban. Apakah boleh menggunakan celak bagi laki-laki?
Baarokallahu fiikum.

Dijawab oleh Al Ustadz Syafi'i Al Idrus Ngawi hafidhohulloh:

Na'am, boleh, bahkan itu sunnah jika tujuannya adalah untuk menajamkan pandangan mata dan menumbuhkan rambut. Rasulullah Shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda:
عليكم بالإثمد، فإنه يجلو البصر، وينبت الشعر
"(Pakailah) oleh kalian itsmid, karena sesungguhnya dia itu menajamkan pandangan dan menumbuhkan rambut." Dikeluarkan oleh Ibnu Majah dari sahabat Ibnu Umar radhiyallahu 'anhumaa dan dishahihkan oleh asy-Syaikh al-Albani rahimahullah.
Adapun jika tujuannya utk tajmiil (memperbagus penampilan) maka diperselisihkan oleh para ulama.
Madzhab Hanafiyyah memakruhkannya, sedangkan madzhab Malikiyyah mengharamkannya. Adapun madzhab Syafi'iyyah dan Hanabilah menyatakan mustahab secara mutlak.
Dan yang dhahir dari fatwa asy-Syaikh Ibnu Baz rahimahullah dan asy-Syaikh Fauzan rahimahulloh adalah boleh secara mutlak. Adapun asy-Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah beliau tawaqquf dalam menghukumi celak yg digunakan dalam rangka ziinah (berhias). Berikut ana nukilkan fatwa beliau rahimahullah:
الاكتحال نوعان: أحدهما: اكتحال لتقوية البصر وجلاء الغشاوة من العين وتنظيفها وتطهيرها بدون أن يكون له جمال، فهذا لا بأس به، بل إنه مما ينبغي فعله، لأن النبي صلى الله عليه وسلم كان يكتحل في عينيه، ولاسيما إذا كان بالإثمد. النوع الثاني: ما يقصد به الجمال والزينة، فهذا للنساء مطلوب، لأن المرأة مطلوب منها أن تتجمل لزوجها. وأما الرجال فمحل نظر، وأنا أتوقف فيه، وقد يفرق فيه بين الشاب الذي يخشى من اكتحاله فتنه فيمنع، وبين الكبير الذي لا يخشى ذلك من اكتحاله فلا يمنع
"Bercelak itu ada dua keadaan (ditinjau dari tujuannya):
1. Bercelak dengan tujuan menguatkan pandangan dan menghilangkan kerabunan pada mata, membersihkan serta menjernihkan mata dengan tanpa ada (keinginan) untuk berhias. Maka ini tidak mengapa. Bahkan ini sepantasnya dilakukan, karena Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dahulu bercelak pada kedua mata beliau. Terlebih lagi jika menggunakan itsmid.
2. Untuk tujuan berpenampilan dan berhias. Maka hal ini dihasung bagi kaum wanita, karena kaum wanita tertuntut berhias untuk suaminya. Adapun untuk kaum pria maka perlu diteliti, sedangkan aku secara pribadi tawaqquf dalam masalah ini. Dan dibedakan antara seorang pemuda yang dikhawatirkan dengan bercelaknya dia akan mendatangkan fitnah, maka dicegah, dengan seorang yang sudah lanjut usia yang tidak lagi dikhawatirkan fitnah maka tidak mengapa."
Mashdar: Majmu' Fatawa wa Rasail al-Utsaimin, 11/116.
Wallahu a'lam.

Forum Ahlussunnah Ngawi