Cari Blog Ini

Rabu, 18 Mei 2016

SIAPA BILANG SEMUA WANITA HANYA SUKA MADU DAN TIDAK SUKA DIMADU?

"SIAPA BILANG SEMUA WANITA HANYA SUKA MADU DAN TIDAK SUKA DIMADU?"

oleh : Ustadz Abu Said Jember hafizhahullaah

❓Mana ada wanita yang mau dimadu, sebuah kalimat yang tak jarang kita sering mendengarnya. Ternyata tidak sedikit wanita yang ridha, siap bahkan ada sebagian yang mendukung suaminya menikah lagi.

Mungkin ada diantara kita yang bertanya-tanya masa sih ada wanita yang siap untuk di madu…?!
Alasan mereka kira-kira apa yah ?

Insya Allah sebagian kisah-kisah dibawah ini  akan menjawab pertanyaan-pertanyaan anda.

✅Alangkah baiknya kita awali dengan sebuah kisah tentang istri Nabi Ibrahim yang bernama Sarah yang ridha ada selain dirinya, yaitu hajar menjadi pendamping untuk suaminya.
Nabi Ibrahim pun menikah dengan Hajar dan dari pernikahan itu lahirlah seorang anak yang bernama Ismail. Lihatlah bagaimana keridhaan Sarah yang menerima kehadiran seorang wanita (istri yang lain) disamping suaminya.

✅Lalu mari kita beranjak pada sebuah kisah tentang istri-istri Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Salah seorang istri Rasulullah yang bernama Ummu Habibah Binti Abi Sufyan Radhiyallahu ‘anhu berkata :

يَا رَسُولَ اللهِ انْكِحْ أُخْتِي بِنْتَ أَبِي سُفْيَانَ فَقَالَ أَوَتُحِبِّينَ ذَلِكَ فَقُلْتُ نَعَمْ لَسْتُ لَكَ بِمُخْلِيَةٍ وَأَحَبُّ مَنْ شَارَكَنِي فِي خَيْرٍ أُخْتِي فَقَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم إِنَّ ذَلِكَ لاَ يَحِلُّ لِي

“Wahai Rasulullah, nikahilah saudaraku, putri Abu Sufyan.”
Nabi bersabda : “ Apakah engkau senang dengan hal itu?”
Ummu Habibah berkata, “ Ya, (agar) aku tidak bersendirian dengan dirimu. Sesungguhnya orang yang paling aku sukai untuk menemaniku dalam berbuat kebaikan adalah saudariku.”
Nabi bersabda : “Sesungguhnya yang demikian itu tidaklah halal bagiku.”
(HR. Bukhari no 5101 dan Muslim no 3659)

👍🏻Lihatlah wahai saudaraku, Istrinya Rasulullah Ummu Habibah  menawarkan Rasulullah menikah lagi, yaitu dengan saudaranya agar saudaranya mendapatkan kebaikan. Akan tetapi Rasulullah menjelaskan termasuk pernikahan yang dilarang adalah mengabungkan dua saudara.

👍🏻Dan lihatlah kisah istri-istri Rasulullah yang lainnya yang ridha Rasulullah menikah lagi, setelah Rasulullah menikah dengan wanita yang lain (istri yang baru saja dinikahi) para istri yang lama mendoakan keberkahan atas pernikahan tersebut.

📡Atau sebuah kisah salah seorang suami bertanya kepada istrinya,
“ Wahai istriku, apa yang membuat kamu mau untuk dipoligami.”

Istrinya menjawab,
"Karena Aku mencintai Allah, kemudian aku juga mencintai mas, aku ingin mas bahagia. Aku mencintai saudari-saudari  muslimah yang belum pada menikah."

Sang suamipun tertegun mendengar jawaban sang istri. Yang tidak dia sangka akan menjawab dengan jawaban seperti itu.

👆🏿Lihatlah wahai saudaraku bagaimana sikap mereka yang siap, ridha bahkan ada yang mendukung suaminya menikah lagi. Dan dari kisah-kisah tersebut dan kisah-kisah yang lainnya kita bisa ambil pelajaran diantara sebab sebagian wanita menerima, siap dan ridha untuk dipoligami bahkan ada yang mendukung diantaranya adalah :

✔    Ketundukkan mereka yang sempurna terhadap syariat Allah. Kecintaan mereka kepada Allah yang membuat mereka menerima seluruh syari’at Allah, termasuk syari’at poligami

فَانكِحُوا مَا طَابَ لَكُمْ مِنَ النِّسَاءِ مَثْنَى وَثُلاثَ وَرُبَاعَ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تَعْدِلُوا فَوَاحِدَةً

“Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. kemudian jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil, Maka (nikahilah) seorang saja."
(An-Nisa’ : 3)

  ✔  Mencintai suami dan menginginkan kebahagiannya, sebagian istri tahu terhadap kebutuhan sang suami, baik itu yang berkaitan dengan dirinya, atau karena faktor istrinya, atau bukan karena faktor keduanya hanya saja agar suaminya lebih terjaga dari fitnah syahwat yang luar biasa dahsyatnya, dari kesadaran inilah sebagian wanita yang karena mencintai suaminya, ingin suaminya bahagia, tidak ingin suaminya jatuh kepada perbuatan maksiat yang membuat dirinya siap dan ridha suaminya untuk berpoligami.

✔    Menginginkan saudarinya mendapatkan kebaikan dari suaminya, sehingga  dirinya siap, ridha dan mendukung untuk suaminya menikah lagi. Agar temannya atau sahabatnya mendapatkan kebaikan sebagaima yang ia dapatkan, dengan mempunyai suami, hidup bahagia bersama suami yang baik, dan dari  kebaikan-kebaikan yang lainnya.

✔    Kepedulian dan rasa tanggung jawab sebagian wanita, cintanya terhadap saudari-saudarinya yang belum pada menikah atau telat menikah atau terancam tidak pernah merasakan  indahnya pernikahan, atau kepada para janda yang  membuat dirinya tergerak untuk ridha, siap bahkan mendukung dan menganjurkan suaminya untuk poligami.

✔    Dikarenakan sebagian wanita ingin mencari solusi dari problema rumah tangganya, oleh karena itulah sebagian wanita ridha dan siap untuk dipoligami karena dia tahu poligami adalah solusi yang tebaik untuk problema rumah tangganya. Dikarenakan misalnya istri tertimpa penyakit sehingga tidak bisa melayani dengan baik suaminya, atau terkena penyakit kanker rahim sehingga diangkat rahimnya menyebabkan ia tidak bisa punya anak atau problema lainnya.

✔    Dikarenakan Sebagian wanita ingin ikut andil memperjuangkan agama Allah, diantaranya syariat poligami yang mulia ini, membuat mereka siap dan ridha untuk suaminya menikah lagi untuk yang ke 2,3 atau ke 4.

🔴Itu diantara hal-hal yang membuat sebagian wanita menerima, siap dan ridha suaminya menikah lagi.

Sumber:

http://bilahatirindupoligami.wordpress.com/2011/10/13/siapa-bilang-semua-wanita-hanya-suka-madu-dan-tidak-suka-di-madu/

Tentang TOPI

RINGKASAN SOAL JAWAB
••••••••••••••••••••••

❓❔❓❔

SOALAN: 🎩👒
Apakah kita boleh memakai topi untuk sesuatu atau beberapa pekerjaan gunanya untuk melindungi mata? Yang mana topi  kebanyakan dijual dipasar.
Jazaakallahu khair

⛔️❌🚫
JAWABAN:
Ustaz Abu Uthman Kharisman:
Syaikh Muhammad bin Ibrohim Aalusy Syaikh rahimahullah (mufti Saudi sebelum Syaikh Bin Baz) berpendapat bahwa al-barniithoh (topi) adalah tasyabbuh, karena kekhususan orang-orang kafir.

Beliau menyatakan:

وأما البرنيطة فلا يجوز لبسها لأنها من ألبسة الكفار وزيهم الخاص، ففي لبسها تشبه لهم

Fataawa wa Rosaail Muhammad bin Ibrohim (4/60), Maktabah Syamilah)

WA al I'tishom

••••••••••••••••••••••
WA Salafy Singapura 🇸🇬

TAHAPAN-TAHAPAN KEJADIAN HARI KIAMAT

💐📝TAHAPAN-TAHAPAN KEJADIAN HARI KIAMAT:

Syaikh Sholih bin Abdil Aziz Aalus Syaikh rahimahullah menyatakan:

Ini adalah (pembahasan) permasalahan tentang urut-urutan perkara-perkara yang terjadi pada hari kiamat. Ini adalah perkara yang penting. Karena sesungguhnya hal-hal yang terjadi pada hari kiamat berdasarkan alQuran dan Sunnah sangat banyak. Seperti yang disebutkan tentang berdirinya manusia, telaga, timbangan, lembaran-lembaran (catatan amal), hisab, al-Ardl (penampakan amal), membaca (catatan amal), bertebarannya lembaran-lembaran (catatan amal), kitab, ash-Shirath, kegelapan, dan hal-hal yang bermacam-macam. Bagaimanakah urut-urutannya?

📚🔍Pendapat yang nampak (benar) dan disetujui oleh para Ulama Muhaqqiqun (para peneliti) bahwa urut-urutan kejadian pada hari kiamat adalah sebagai berikut:

☑Pertama: Ketika manusia dibangkitkan dan mereka berdiri dari kubur mereka, mereka pergi ke bumi Mahsyar. Kemudian mereka berdiri di bumi Mahsyar sangat lama. Keadaan mereka sangat menderita dan kehausan. Mereka mengalami ketakutan yang sangat karena demikian lamanya masa berdiri dan keyakinan mereka akan adanya hisab (perhitungan amal) dan apa yang akan Allah berikan balasan untuk mereka.

☑Kedua: Pada saat lama berdiri, Allah Azza Wa Jalla mengangkatkan untuk Nabi-Nya (Muhammad) shollallahu alaihi wasallam pertama kali telaga beliau yang akan didatangi (umatnya). Sehingga telaga Nabi shollallahu alaihi wasallam berada di pelataran kiamat ketika sudah sangat lama masa berdiri (manusia di hadapan) Rabb semesta alam pada hari yang kadarnya adalah 50 ribu tahun.

Barangsiapa yang meninggal di atas Sunnah beliau, tanpa merubah, mengada-adakan dan tidak mengganti, akan mendatangi telaga itu dan mendapatkan minum darinya. Sehingga permulaan keamanan baginya adalah mendapatkan minuman dari telaga Nabi kita shollallahu alaihi wasallam. Kemudian setelahnya, untuk setiap Nabi diangkat telaganya, sehingga orang-orang sholih yang menjadi umatnya bisa minum.

☑Ketiga: Kemudian manusia berdiri sangat lama. Kemudian terjadilah asy-Syafaaatul Udzhmaa  syafaat Nabi shollallahu alaihi wasallam- yaitu Allah Azza Wa Jalla menyegerakan hisab bagi para makhluk dalam hadits panjang yang sudah dikenal: bahwa mereka meminta kepada Adam kemudian Nuh kemudian Ibrahim dan seterusnya. Kemudian mereka datang kepada Nabi shollallahu alaihi wasallam dan berkata: Wahai Muhammad, mereka menyebutkan keadaan mereka dan hendaknya manusia berlindung dari kesengsaraan (waktu itu) dengan disegerakannya hisab. Maka Nabi shollallahu alaihi wasallam bersabda setelah permintaan mereka: Berikanlah syafaat untuk kami di sisi Rabbmu. Nabi bersabda: Akulah yang berhak demikian, akulah yang berhak demikian.

Kemudian beliau mendatangi Arsy, kemudian tersungkur (sujud) memuji Allah Azza Wa Jalla dengan pujian-pujian yang dibukakan (diwahyukan) oleh Allah Azza Wa Jalla untuk beliau. Kemudian dikatakan kepada beliau: Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu. Mintalah, engkau akan diberi. Berikan syafaat, niscaya engkau akan diizinkan memberi syafaat. Jadilah hal itu merupakan syafaat yang terbesar dalam menyegerakan (pelaksanaan) hisab 

☑Keempat: Kemudian terjadi al-Ardl (penampakan) amalan-amalan.

☑Kelima: Setelah al-Ardl adalah hisab

☑Keenam: Setelah hisab yang pertama, bertebaranlah lembaran-lembaran (catatan amal).

Hisab yang pertama berada dalam bagian al-Ardl, karena di dalamnya terdapat perdebatan dan penyampaian udzur-udzur (alasan). Kemudian setelah itu bertebaranlah lembaran-lembaran (catatan amal). Ahlul Yamiin mengambil kitab (catatan amal) mereka dengan tangan kanan.

Sedangkan Ahlusy Syimaal mengambil kitab mereka dengan tangan kiri mereka, kemudian pembacaan kitab (catatan amal itu).

☑Ketujuh: Kemudian setelah membaca kitab (catatan amal) terdapat hisab juga untuk menepis alasan-alasan dan penegakan hujjah dengan membaca isi kitab-kitab (catatan amal) itu

☑Kedelapan: Kemudian setelah itu adalah penimbangan (al-Miizaan), sehingga ditimbanglah hal-hal seperti yang telah kami sebutkan

☑Kesembilan: Kemudian setelah al-Miizaan, manusia terbagi menjadi kelompok-kelompok dan azwaaj. Azwaaj artinya adalah sekumpulan orang-orang yang sama bentuknya (sifatnya, pent).

Ditegakkanlah bendera-bendera para Nabi: bendera Muhammad shollallahu alaihi wasallam, bendera Ibrahim, bendera Musa, dan seterusnya. Manusia bermacam-macam mengikuti bendera sesuai jenis mereka. Setiap bentuk bergabung dengan bentuk yang serupa dengannya.
Orang-orang dzhalim dan kaum kafir juga dikumpulkan bersama kelompoknya yang serupa. Sebagaimana firman Allah:

احْشُرُوا الَّذِينَ ظَلَمُوا وَأَزْوَاجَهُمْ وَمَا كَانُوا يَعْبُدُونَ * مِنْ دُونِ اللَّهِ...

Kumpulkanlah orang-orang dzhalim dan teman yang sejawat (serupa, pent) dan sesembahan –sesembahan yang mereka sembah selain Allah (Q.S as-Shoffaat ayat 22-23)

Maksud teman sejawat adalah yang serupa bentuk dan tipe mereka. Ulama-nya kaum musyrikin dikumpulkan dengan Ulama-nya kaum musyrikin. Orang dzhalim dikumpulkan dengan orang dzhalim. Orang yang mengingkari hari kebangkitan dikumpulkan dengan orang yang mengingkari hari kebangkitan. Demikian seterusnya

☑Kesepuluh: Kemudian setelah itu Allah Azza Wa Jalla menimbulkan kegelapan sebelum Jahannam  wal Iyaadzu billaah  sehingga manusia pun berjalan sesuai cahaya yang diberikan kepada mereka. Maka umat ini pun berjalan dan di dalamnya masih terdapat kaum munafik. Kemudian ketika mereka berjalan dengan cahaya mereka, dibuatlah pagar (pemisah) yang sudah dikenal:

فَضُرِبَ بَيْنَهُمْ بِسُورٍ لَهُ بَابٌ بَاطِنُهُ فِيهِ الرَّحْمَةُ وَظَاهِرُهُ مِنْ قِبَلِهِ الْعَذَابُ * يُنَادُونَهُمْ أَلَمْ نَكُنْ مَعَكُمْ قَالُوا بَلَى

Kemudian diadakan di antara mereka pagar (pemisah) yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya terdapat rahmat dan di sebelah luarnya terdapat adzab. Orang-orang munafik itu memanggil mereka (kaum beriman): Bukankah kami dulu bersama kalian? Kaum beriman berkata: Ya.(Q.S al-Hadid ayat 13-14)

Kemudian Allah Azza Wa Jalla memberikan cahaya kepada kaum beriman, sehingga mereka bisa melihat jalan (menuju) as-Shirath. Adapun orang-orang munafik, tidak diberi cahaya. Bahkan mereka menjadi bersama kaum kafir kebingungan di anNaar. Mereka berjalan sedangkan di depannya terdapat Jahannam. Wal iyaadzu billah (semoga Allah melindungi kita dari hal itu)

☑Kesebelas: Kemudian datanglah Nabi shollallahu alaihi wasallam pertama kali dan berada di atas (seberang, pent) as-Shirath, meminta kepada Allah Azza Wa Jalla untuk beliau dan umat beliau dengan berkata: Ya Allah, selamatkanlah. Ya Allah selamatkanlah. Kemudian Nabi shollallahu alaihi wasallam dan umatnya menyeberangi as-Shirath. Masing-masing melintasinya sesuai kadar amalannya. Mereka mendapatkan cahaya juga sesuai kadar amalannya. Maka bisa melintasinya orang-orang yang Allah Azza Wa Jalla mengampuninya dan ada yang berjatuhan ke anNaar, (bahkan terdapat) orang yang mentauhidkan Allah yang Allah adzab sesuai dengan kehendak-Nya (karena dosanya, pent).
Kemudian jika mereka telah melewati anNaar, mereka berkumpul di pelataran Surga yaitu di halaman yang telah Allah Azza Wa Jalla sediakan untuk melaksanakan qishash antar orang-orang yang beriman dan menghilangkan perasaan dendam (antar mereka) sehingga mereka masuk Surga tanpa ada perasaan dendam (sedikit pun, pent).

☑Keduabelas: Kemudian masuk Surga pada giliran awal, setelah Nabi shollallahu alaihi wasallam: kaum faqir Muhajirin, kaum faqir Anshar kemudian kaum faqir (yang lain) pada umat ini. Orang-orang kaya diakhirkan (masuk Surga) karena mereka masih mengalami hisab antara mereka dengan para makhluk dan karena (kesibukan menghadapi) perhitungan mereka terhadap hal itu.
(Demikianlah) hingga akhir kejadian yang disebutkan dalam al-Quran al-Adzhiim..

(Ithaafus Saa-il bimaa fit Thohaawiyyah minal Masaa-il karya Sholih bin Abdil Aziz Aalisy Syaikh (38/4))

Penerjemah: Abu Utsman Kharisman

💡💡📝📝💡💡

WA al-I'tishom

Read full article at http://walis-net.blogspot.com/2016/05/tahapan-tahapan-kejadian-hari-kiamat.html