Cari Blog Ini

Jumat, 19 September 2014

Tentang MAKAN SAHUR DAN BERBUKA PUASA

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bersahurlah kalian, walaupun hanya dengan seteguk air.” (Shahih at-Targhib dari sahabat ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu 'anhuma)

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bersahurlah kalian karena sesungguhnya pada makan sahur terdapat barokah.” (Muttafaqun ‘alaihi dari sahabat Anas bin Malik radhiyallaahu ‘anhu)

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang bersahur.” (HR. Ahmad dari sahabat Abu Sa’id al-Khudri radhiyallaahu ‘anhu)

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Pembeda antara puasa kita dengan puasa Ahlul Kitab adalah (pada puasa kita) ada makan sahur.” (HR. Muslim dari sahabat ‘Amr bin al ‘Ash radhiyallaahu ‘anhu)

‘Aisyah radhiyallaahu ‘anha berkata, “Sesungguhnya Bilal radhiyallaahu ‘anhu mengumandangkan adzan pada malam hari, maka Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Maka makan dan minumlah kalian sampai Ibnu Ummi Maktum radhiyallaahu ‘anhu mengumandangkan adzan, sesungguhnya dia tidak mengumandangkan adzan kecuali setelah terbit fajar.” (HR. al-Bukhari)

Sahabat Anas bin Malik radhiyallaahu ‘anhu meriwayatkan dari sahabat Zaid bin Tsabit radhiyallaahu ‘anhu, ia berkata, “Kami makan sahur bersama Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam kemudian beliau bangkit untuk melaksanakan shalat shubuh, saya (Anas bin Malik) bertanya kepadanya (Zaid), “Berapa jarak antara adzan dengan sahur?” Zaid menjawab, “Kurang lebih sepanjang bacaan lima puluh ayat.” (Muttafaqun ‘alaihi)
Yakni ayat yang dibaca tidak terlalu panjang dan tidak terlalu pendek, dan membacanya tidak terlalu cepat dan tidak pula lambat. (Lihat Fathul Bari)

Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik makanan sahur seorang mu’min adalah tamr (kurma).” (HR. Abu Dawud dan lainnya dari sahabat Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu)

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila malam telah datang dan siang telah pergi serta matahari telah terbenam maka sungguh orang yang berpuasa (telah boleh) berbuka.” (Muttafaqun ‘alaih dari sahabat ‘Umar bin al-Khaththab radhiyallaahu ‘anhu)

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kaum muslimin akan selalu berada dalam kebaikan selama mereka masih menyegerakan berbuka.” (Muttafaqun ‘alaihi dari sahabat Sahl bin Sa’d radhiyallaahu ‘anhu)

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Umatku akan senantiasa di atas sunnahku selama mereka tidak menunda berbukanya sampai munculnya bintang-bintang.” (HR. Ibnu Hibban dari sahabat Sahl bin Sa’d radhiyallaahu ‘anhu)

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Agama ini akan senantiasa tegak selama umat Islam menyegerakan ifthar (berbuka), karena Yahudi dan Nashara mengakhirkannya.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah dari sahabat Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu)

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam ketika berbuka mengucapkan doa:
ﺫَﻫَﺐَ ﺍﻟﻈَّﻤَﺄُ ﻭَﺍﺑْﺘَﻠَّﺖِ ﺍْﻟﻌُﺮُﻭْﻕُ ﻭَﺛَﺒَﺖَ ﺍْﻷَﺟْﺮُ ﺇِﻥْ ﺷَﺎﺀَ ﺍﻟﻠﻪ
“Telah hilang dahaga, telah basah urat-urat dan tercatatlah pahalanya insya Allah.” (HR. Abu Dawud dan al-Hakim dari sahabat ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallaahu ‘anhuma)

Anas bin Malik radhiyallaahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam dahulu berbuka sebelum shalat maghrib dengan beberapa ruthab (kurma setengah masak), jika tidak mendapatinya maka dengan tamr (kurma yang sudah masak), jika tidak mendapatinya maka dengan meneguk air beberapa tegukan.” (HR. Abu Dawud)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar