Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdillah Al-Fauzan hafizhahullah
Dari kitab:
Tanbiihat 'ala Ahkaamin Takhtashshu bil Mu`minat
Boleh juga (bagi wanita ketika akan ihram) memakai minyak penyegar di tubuhnya, asalkan bau harumnya tidak terlalu kuat.
Dalilnya:
Hadits Aisyah radhiallahu anha :
كنا نخرج مع رسول الله صلى الله عليه وسلم فنضمد جباهنا بالمسك عند الإحرام فإذا عرقت إحدانا سال وجهها فيراها النبي صلى الله عليه وسلم فلا ينهانا
"Kami keluar (haji) bersama Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, maka kami mengoleskan minyak misk di dahi kami ketika akan ihram, jika salah seorang kami berkeringat, maka mengalirlah minyak itu di wajahnya, maka Nabi shallallahu alaihi wasallam melihat itu dan beliau tidak melarang kami."
(HR. Abu Dawud dan Ahmad)
Imam Asy-Syaukani berkata dalam Nailul Authar (5/12):
"Diamnya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menunjukkan bolehnya hal itu, karena beliau tidak pernah diam jika melihat yang bathil."
Keterangan penerjemah:
Minyak misk, adalah minyak wangi khusus untuk wanita, di zaman Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang biasa dipakai ummahatul mu'minin dan para shahabiyah, bentuknya:
(a) Krim lembut (memakainya dengan cara dioleskan ke tubuh)
(b) Berwarna merah
(c) Bau harumnya lembut
Adapun di zaman sekarang, minyak misk yang berwarna merah hampir tidak ada, yang ada sekarang berwarna putih, cair agak kental (bukan berbentuk krim), dan baunya masih tetap lembut.
Diterjemahkan oleh Al-Ustadzah Ummu Abdillah Zainab hafizhahallah pada hari Rabu, 4 Dzulqa'dah 1436 H / 19 Agustus 2015 M
WA Nisaa` As-Sunnah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar