Cari Blog Ini

Senin, 04 April 2016

Hukum Menghadiri Acara Walimah dan Selamatan Kematian

HUKUM MENGHADIRI ACARA WALIMAH DAN SELAMATAN KEMATIAN

Asy-Syaikh Ibnu Baaz -rohimahulloh- berkata :

🍹"Hukum memenuhi undangan acara walimah (resepsi pernikahan) atau acara kematian yang di dalamnya terdapat kemungkaran, jika kamu mampu datang sambil memberitahu mereka dan mengingkari (menghilangkan) kemungkaran maka ini adalah kewajibanmu. Kamu datang menasihatinya dan kamu ingkari kemungkarannya baik di acara jamuan kematian maupun di acara pernikahan.

Jika kamu tidak mampu melakukannya, maka TIDAK MENGAPA KAMU TIDAK MENDATANGINYA.

Jika dengan sebab itu mereka memutus hubungan denganmu, maka merekalah yang berdosa. Adapun kamu, kamu telah menunaikan syariat Alloh dengan tidak mendatangi kemungkaran...

Akan tetapi jika kamu datang dan merasa mampu mengingkari kemungkaran, kamu boleh datang dengan mengingkari kemungkaran dalam jamuan kematian maupun dalam resepsi pernikahan.

🎤 Nyanyian dalam acara walimahan jika dinyanyikan oleh para wanita dan diadakan (di ruangan) khusus undangan wanita, ini tidak mengapa.

Nyanyian yang biasa dilakukan di acara pernikahan yang berisi pujian kepada pengantin laki-laki dan perempuan, pujian untuk keluarga pengantin dan yang semisalnya, yang diiringi tabuhan duff (rebana, terbuat dari kulit berbentuk bulat) dan tanpa menggunakan kecapi, gendang maupun seruling (atau alat musik lainnya yang diharamkan) akan tetapi dengan tabuhan DUFF hal ini tidak mengapa. Hal ini termasuk pengumuman pernikahan. Yang demikian pernah dilakukan di masa Nabi (shollallohu 'alaihi wasallam) dan di masa sahabat.

🌈 Adapun jika dalam acara tersebut terdapat ikhtilath, yaitu bercampurbaurnya laki-laki dan perempuan serta adanya penggunaan alat-alat musik seruling, kecapi/gitar, gendang dan alat musik yang lainnya, maka kamu TIDAK BOLEH HADIR...

Namun jika kamu datang dan mampu menghilangkan kemungkaran -yang mudah-mudahan mereka mau menerimanya- maka kamu WAJIB DATANG dan mengingkari kemungkaran.

🍧Demikian juga dalam acara MA'TAM (selamatan kematian) yang DIADAKAN OLEH KELUARGA MAYIT yang mereka adakan di siang dan malam hari, mereka mengadakan jamuan makan untuk para tamu  maka hal ini adalah kemungkaran yang mereka ketahui. Sesungguhnya hal ini adalah perkara jahiliyyah. Mereka mengetahui bahwa hal ini adalah perkara yang dilarang.

🍲 Akan tetapi DIBOLEHKAN SECARA SYAR'I bagi keluarga si mayit menerima pemberian makanan dari orang lain, seperti jika ada kerabat atau tetangga mereka membuatkan makanan untuk mereka. Makanan ini boleh diterimanya. Hal ini disyariatkan bagi tetangga dan kerabat mereka untuk membuatkan makanan bagi keluarga si mayit karena mereka masih tersibukkan oleh musibah kematian.

Disebutkan dalam hadits yang shohih dari Nabi shollallohu 'alaihi wasallam bahwa beliau memerintahkan kepada keluarga beliau; ketika datang berita tentang kematian Ja'far di perang Mu'tah di di daerah Mu'tah, Syam. Beliau memerintahkannya agar membuatkan makanan untuk keluarga Ja'far karena keluarganya sedang tersibukkan oleh musibah.

Maka jika tetangga dan kerabat ahlulmayyit membuatkan makanan dan mengajak makan tetangga dan kerabat keluarga si mayit, maka yang demikian TIDAK MENGAPA.

☕Tidak mengapa mereka menyuguhkan minuman kopi atau teh untuh para pen-TA'ZIYAH...

Akan tetapi jika mereka berkumpul di rumah ahlul mayit dengan acara (musik) : tabuhan  gendang, nyanyian dan atraksi (yang diharomkan), atau KELUARGA SI MAYIT menyiapkan makanan dengan niat UNTUK SELAMATAN SI MAYIT,  hal ini merupakan kemungkaran, tidak boleh dilakukan.

🍷Adapun jika ada tamu dari jauh yang datang  berta'ziyah kepada mereka, mereka boleh menyuguhkan makanan atau menuangkan minuman kopi untuknya dan untuk mereka, maka yang demikian TIDAK MENGAPA."

🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹

قال الشيخ ابن باز- رحمه الله) :

حكم الذهاب إلى الولائم أو المآتم التي فيها منكرات
إذا استطعت أن تذهب وتعلمهم وتنكر المنكر فهذا هو واجبك، تذهب وتعلم وتنكر المنكر في المآتم وفي الزواجات، وإذا لم تستطع ذلك فلاحرج عليك أن تترك الذهاب إليهم، وإذا قطعوك فهم الآثمون أما أنت فقد فعلت ما شرع الله لك من ترك حضور المنكر، لكن لو حضرت وأنكرت استطعت ذلك تحضر وتنكر المنكر
، في المآتم وفي حفل الزواج، والغناء في الزواج إذا كان من النساء بينهن لا حرج، الأغاني التي يعتادها الناس في الزواج، يمدحون الزوج والزوجة وآل الزوج والزوجة ونحو ذلك بالدف لا بالعود ولا بالطبل ولا بالمزامير ولكن بالدف هذا لا بأس به، وهذا من إعلان النكاح، كان يفعل في عهد النبي - صلى الله عليه وسلم - وعهد الصحابة أما إذا كان فيه الاختلاط اختلاط الرجال بالنساء في الأعراس واستعمال ما حرم الله من المزامير والعود والطبول وأشباه ذلك فإنك لا تحضر، لكن إن استطعت أن تحضر وتنكر لعلهم يستجيبون لك وجب أن تحضر وتنكر المنكر، وهكذا في المآتم إذا كان المأتم من أهل الميت يحيون أياماً وليالي يصنعون طعاماً للناس ويحيون المأتم فهذا منكر يعلمون،أن هذا من أمر الجاهلية، يعلمون أن هذا لا يجوز، ولكن يشرع لهم أن يقبلوا الطعام من غيرهم، إذا صنع لهم أقاربهم وجيرانهم طعاماً يقبلونه، هذا مشروع للجيران والأقارب، أن يصنعوا لأهل الميت طعاماً لأنهم قد شغلوا بميتهم، وقد ثبت عنه - صلى الله عليه وسلم- أنه قال لأهله لما جاء نبأ جعفر يوم مؤتة في مؤتة في الشام، أمر أهله أن يصنعوا لهم طعاماً، فإنه قد آتاهم ما يشغلهم، فإذا صنع لهم الجيران والأقارب لأهل الميت ودعوا إليه من يأكل معهم من جيرانهم وأقاربهم فلا بأس بذلك، ولا بأس أنهم يصبوا قهوة أو شاي لمن جاء يعزيهم لا بأس بذلك، لكن يجتمعون على طبول أو أغاني أو ملاهي أو يصنعون هم طعاماً للناس من أجل الميت هذا هو منكر لا يجوز، أما إذا جاءهم ضيف من بعيد وصنعوا طعاماً له ولهم فلا بأس بهذا، أو صبوا له القهوة، �

www.binbaz.org.sa/noor/710

☕ WA MTDS ASSUNNAH - MALANG

Sumber telegram.me/salafymalangraya

Pada 25.03.2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar