Cari Blog Ini

Senin, 26 September 2016

KISAH TSA'LABAH YANG MASYHUR

📕 KISAH TSA'LABAH YANG MASYHUR

KISAH TSA'LABAH TIDAK BENAR.

Berkata seorang ahli tafsir yang bernama As- Suyuthiy dalam tafsirnya ketika menafsirkan ayat:

وَمِنْهُم مَّنْ عَاهَدَ اللَّهَ لَئِنْ آتَانَا مِن فَضْلِهِ لَنَصَّدَّقَنَّ وَلَنَكُونَنَّ مِنَ الصَّالِحِيْن.

Artinya:"Dan diantara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Allah: "Sesungguhnya jika Allah memberikan sebahagian karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah dan pastilah kami termasuk orang-orang yang saleh". (QS. At-Taubah:75).
bahwa yang dimaksud dengannya adalah Tsa'labah bin Hathib.

Al-Qadhy Kan'an mengomentari ucapannya tersebut dengan mengatakan bahwa:
"Ucapannya bahwa: "(dia adalah Tsa'labah, dan seterusnya..)".

Kisah yang dimaksudkan oleh As-Suyuthy ini, dan sebagaimana yang dia katakan bahwa ayat tersebut turun berkaitan dengannya, kisah yang telah tersebar melalui lisan-lisan yang dinukil oleh sebagian ahli tafsir sebagaimana yang diriwayatkan dan tidak diingkari penisbatannya kepada Tsa'labah, seperti Al-Imam Ibnu Katsir dan As-Suyuthy disini dan dalam Ad-Durrul Mantsur dan selain kedua kitab tersebut, serta dinukil oleh yang lainnya dan dikomentari dengan kritikan, dan mereka mengangap mustahil bahwa ayat tersebut turun berkaitan dengan seorang shahabat yang ikut dalam perang Badr ini.

Berkata Al-Haitsamy dalam Majma'uz Zawaid: "Diriwayatkan oleh At-Thabrany, dan didalam (sanad)nya terdapat Ali bin Yazid Al-Alhany, dia matruk (ditinggalkan haditsnya)". Selesai ucapan beliau.

Berkata Al-Imam Ibnu Hajar dalam Takhrij Ahaditsil Kasysyaf:
"Diriwayatkan oleh Ath-Thabrany, Al-Baihaqy dalam Ad-Dala-il dan Asy-Syu'ab, dan juga diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim, Ath-Thabary dan Ibnu Marduyah, semuanya dari jalan Ali bin Yazid, dari Al-Qasim bin Abdirrahman, dari Abu Umamah, dan ini sanad yang dha'if jiddan (sangat lemah)".

Beliau juga mengatakan demikian  dalam kitab beliau Al-Ishabah :
"Dan berkata Al-Qurthuby dalam (kitab) tafsirnya setelah menyebutkan kisah tersebut: "Aku katakan: Tsa'labah adalah seorang badry (yang ikut dalam perang Badr, shahabat) dari kalangan Anshar, termasuk diantara para shahabat yang Allah dan Rasul-Nya mempersaksikan keimanannya, sehingga apa yang diriwayatkan tentang beliau itu tidak benar".

Dan berkata Adh-Dhahhak:
"(Ayat tersebut) turun berkaitan dengan beberapa orang dari kalangan orang-orang munafik, mereka adalah: Nabtal bin Al-Harits, Jaddu bin Qabs, dan Mu'tab bin Qasyir. Dan ayat ini lebih tepat turun berkenaan dengan mereka". Selesai ucapan beliau.

Maka yang benar adalah bahwa (ayat tersebut) tidaklah turun berkenaan dengan Tsa'labah bin Hathib dan tidak pula dengan selain beliau dari kalangan kaum muslimin, kisah tersebut tertolak dan tidak bisa diterima. Jika ayat tersebut telah diturunkan berkaitan dengan beberapa orang tertentu, maka mereka itu pada dasarnya adalah orang-orang munafik.

Dalil untuk itu adalah kandungan beberapa ayat yang menerangkan tentang perbuatan orang-orang munafik. Silakan baca ayat 73-110 (Surat At-Taubah), dan juga nash ayat tersebut. Maka firman Allah:  ْوَمِنْهُم "Dan diantara mereka", yakni diantara mereka orang-orang munafik ketika mereka berjanji kepada Allah, setiap mereka adalah orang munafik dan bukanlah mereka sebelumnya adalah seorang yang beriman lalu kemudian menjadi munafik setelah melanggar janji tersebut.

Dan firman Allah :فَأَعْقَبَهُمْ
"Maka Allah menimbulkan kemunafikan pada hati mereka".
Yakni, orang-orang yang membatalkan janji.
Dan ini maksudnya bahwa mereka itu adalah suatu kelompok, sekiranya cuma satu orang, niscaya akan dikatakan: " فَأَعْقَبه"
"Maka Allah menimbulkan kemunafikan pada hatinya".

Dengan ini, maka menjadi jelaslah bagi kita bahwa ucapan Adh-Dhahhak bin Muzahim rahimahullah lebih kuat, yakni bahwasanya (ayat tersebut) turun berkaitan dengan beberapa orang dari kalangan orang-orang munafik sebagaimana yang telah lewat pembahasannya, dan bahwasanya kisah ini tidak ada kaitannya dengan Tsa'labah maupun dengan salah satu diantara kaum muslimin yang jujur.

*****

✍🏼 Sumber:
Tanbiihaatun Muhimmah 'Alaa Qurratil 'Ainain Watafsiiril Jalaalain, oleh Asy-Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu, cet. Mudiiriyyatul Mathbuu'aat - Makkah, cet. thn. 16/11/1410 H,  hlm 64-66.

Alih bahasa:
Abu Hafsh Muhammad Tasyrif Al-Ambony.

Kendari, 22 Dzul hijjah 1437H / 24 Sept 2016.

⬆ Fawaid Ilmiah dari Grup Telegram "Ikhwan SULTRA Menyapa".

〰〰〰〰〰〰
📚🔰Salafy Kendari || https://telegram.me/salafykendari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar