Cari Blog Ini

Sabtu, 25 Oktober 2014

Tentang MENGHADIRI SALAT JUMAT DAN SALAT JAMAAH KETIKA SAFAR

Asy Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin Rahimahulloh

Pertanyaan:
Apakah boleh bagi musafir untuk tidak menghadiri sholat jum’at dan sholat jama’ah?

Jawaban:
TIDAK BOLEH. Bahkan wajib bagi setiap orang yang mendengar adzan untuk memenuhi seruan tersebut, baik dia orang yang mukim atau musafir. Maka seorang musafir yang tinggal (untuk sementara waktu) di sebuah daerah pada hari jum’at kemudian dia mendengar adzan, maka wajib atasnya untuk memenuhi seruan tersebut. Alloh Ta’ala berfirman:
ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﺇِﺫَﺍ ﻧُﻮﺩِﻱَ ﻟِﻠﺼَّﻠَﺎﺓِ ﻣِﻦْ ﻳَﻮْﻡِ ﺍﻟْﺠُﻤُﻌَﺔِ ﻓَﺎﺳْﻌَﻮْﺍ ﺇِﻟَﻰٰ ﺫِﻛْﺮِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ‏
“Wahai orang-orang yang beriman, apabila diseru kepada kalian untuk sholat jum’at maka bersegeralah kalian untuk mengingat Alloh.” (Al Jumu’ah: 9)
Saya bertanya kepada musafir ini, “Apakah engkau orang mu’min atau bukan?” Niscaya dia menjawab, "Iya, saya termasuk orang mu’min." Maka kami katakan, "Apabila engkau seorang mu’min, lantas bagaimana jawabanmu kepada Alloh nanti di hari kiamat dalam keadaan (ayat ini) ditujukan kepadamu?!"
Alloh Ta’ala befirman:
ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﺇِﺫَﺍ ﻧُﻮﺩِﻱَ ﻟِﻠﺼَّﻠَﺎﺓِ ﻣِﻦْ ﻳَﻮْﻡِ ﺍﻟْﺠُﻤُﻌَﺔِ ﻓَﺎﺳْﻌَﻮْﺍ ﺇِﻟَﻰٰ ﺫِﻛْﺮِ ﺍﻟﻠَّﻪِ
“Wahai orang-orang yang beriman, apabila diseru kepada kalian untuk sholat jum’at maka bersegeralah kalian untuk mengingat Alloh.” (Al Jumu’ah: 9)
Adapun kalau keadaannya dia dalam perjalanan dan melintasi suatu daerah di jalan raya-kemudian dia mendengar adzan, maka saya katakan: Tidak wajib atasmu untuk berhenti kemudian sholat, dikarenakan engkau sedang dalam perjalanan.
Adapun orang yang mukim maka wajib baginya untuk menghadiri (sholat jum’at) begitu pula sholat-sholat jama’ah. Dikarenakan Nabi Shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda mengenai sholat jama’ah:
ﻣﻦ ﺳﻤﻊ ﺍﻟﻨﺪﺍﺀ ﻓﻠﻢ ﻳﺠﺐ ﻓﻼ ﺻﻼﺓ ﻟﻪ ﺇﻻ ﻣﻦ ﻋﺬﺭ
“Barangsiapa yang mendengar adzan kemudian tidak memenuhinya maka tidak ada sholat baginya kecuali orang yang memiliki udzur.”
Dan safar bukan termasuk udzur, dengan dalil bahwa Alloh memerintahkan sholat dengan berjama’ah dalam peperangan.

Sumber: Silsilah Liqo Syahri (Liqo 69)

Alih bahasa : Ibrohim Abu Kaysa

###

Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan hafizhahullah

Penanya:
Jika seorang musafir singgah di hotel atau di sebuah rumah dan di sekitarnya terdapat masjid yang ditegakkan shalat jama’ah padanya, bolehkah baginya untuk menjama’ shalat di rumah, terlebih lagi jika dia membutuhkan istirahat?

Asy-Syaikh:
Jika dia membutuhkan istirahat maka boleh baginya untuk menjama’, atau jika dia ingin tidur, misalnya karena dia lelah sehingga ingin tidur dan dia seorang musafir, maka tidak masalah baginya untuk menjama’ di hotel atau di rumah.
Adapun jika dia dalam kondisi semangat atau dia hanya duduk hingga mu’adzin mengumandangkan adzan untuk shalat berikutnya, maka yang afdhal dan lebih hati-hati baginya adalah dengan pergi ke masjid untuk shalat jama’ah.

Alih bahasa: Abu Almass

###

Asy Syaikh Shalih Fauzan bin Abdillah al Fauzan حفظه الله

Pertanyaan:
ماذا على المسافر إذا سمع المنادي ينادي للصلاة؟ هل تلزمه الإجابة أم يترخص برخص السفر؟
Apa yang sebaiknya dilakukan oleh seorang musafir yang mendengar seruan adzan untuk shalat?
Apakah wajib baginya memenuhi panggilan shalat ataukah dia mendapatkan ruksoh (keringanan) safar?

Jawaban:
الإجابة ليست واجبة، إن أراد الأجر يجيب المؤذن، وإن ما جاب المؤذن فليس هذا بواجب عليه سواء كان مسافراً أو مقيماً
Menjawab adzan tidak wajib.
Akan tetapi, kalau dia menginginkan pahala, maka jawablah adzan seorang muadzin.
Adapun kalau dia tidak menjawab adzan, maka ini tidak wajib baginya, sama saja baik dia musafir atau orang yang muqim.

Syaikh berkata:
أو قصده الإجابة الحضور؟
Apakah yang dia maksud adalah menghadiri (shalat jamaah)?

Penanya:
الحضور
Iya, menghadirinya.

Jawaban:
يجب على من سمع النداء وليس له عذر يحضر ويصلي قال صلى الله عليه وسلم: مَنْ سَمِعَ النِّدَاءَ فَلَمْ يَأْتِهِ فَلاَ صَلاَةَ لَهُ إِلاَّ مِنْ عُذْرٍ، قيل وما العذر؟ قيل: خوف أو مرض، بعض الناس إذا كانوا مسافرين ونازلين في بيت مقابل المسجد يقولون نحن مسافرين نريد أن نصلي في بيتنا، لا ما يجوز لكم تصلون وتسمعون الأذان وبجانبكم المسجد، يقولون: نريد أن نقصر، صلوا مع الإمام وأتموا الصلاة أعظم لكم أجرا لا ترحمون أنفسكم من الأجر وإجابة النداء، فإجابة المؤذن يعني: الحضور واجب لمن سمعه وقدر على الحضور سواء كان مسافراً أو مقيماً
Wajib bagi setiap yang mendengar adzan dan dia tidak memiliki udzur untuk menghadiri shalat jamaah.
Sebagaimana sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam:
Barang siapa yang mendengar adzan kemudian dia tidak memenuhinya, maka tidak ada shalat baginya kecuali ada udzur.
Ditanyakan kepada beliau: Apa itu udzur? Beliau berkata: Rasa takut dan sakit.
Sebagian orang yang sedang safar dan dia singgah di sebuah rumah yang berdampingan dengan masjid, mereka berkata: Kami adalah musafir dan kami akan shalat di rumah.
Ini tidak boleh bagi kalian untuk shalat di rumah dalam keadaan kalian mendengar adzan dan di sebelah rumah kalian (terdapat) masjid.
Mereka juga berkata: Kita akan mengqosor shalat.
Akan tetapi, shalatlah kalian bersama imam dan sempurnakanlah shalat kalian sehingga kalian mendapatkan pahala yang besar.
Jangan kalian mengharamkan pahala atas diri kalian dan pahala menjawab panggilan adzan.
Maka menjawab panggilan muadzin -yaitu menghadiri shalat berjamaah- wajib bagi siapa saja yang mendengar adzan tersebut dan dia mampu untuk menghadirinya, sama saja baik dia musafir atau muqim.

Sumber:
alfawzan .af .org .sa/node/14847

Alih bahasa: Syabab Forum Salafy

Forum Salafy Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar