Cari Blog Ini

Selasa, 16 Desember 2014

Tentang ADZAN DAN IQAMAH KETIKA SAFAR

Asy-Syaikh Al-Allamah Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin رحمه الله

Pertanyaan no. 195:
ما حكم الأذان في حق المسافرين؟
Apa hukum adzan bagi musafir?

Jawab:
هذه المسألة مَحَل خلافٍ، والصواب وجوب الأذان على المسافرين، وذلك أن النبي صلى الله عليه وسلم قال لمالك بن الحُوَيرث وصحبه رضي الله عنهم: إذا حَضَرت الصلاةُ فليُؤذِّن لكم احدكم، وهم وافدون على رسول الله صلى الله عليه وسلم مسافرون إلى أهليهم، ولأن النبي صلى الله عليه وسلم لم يَدَعِ الأذان ولا الإقامة حضرًا ولا سفرًا، فكان يؤذن فى أسفاره ويأمر بلالاً رضي الله عنه أن يؤذن
Masalah ini terdapat khilaf, tapi yang benar adalah wajibnya adzan bagi musafir, hal tersebut karena Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda kepada Malik bin Al-Khuwairits dan temannya:
إذا حَضَرت الصلاةُ فليُؤذِّن لكم احدكم
"Jika waktu sholat telah tiba hendaklah salah seorang di antara kalian adzan." *)
Dan mereka adalah utusan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam musafir kepada keluarga mereka. Dan juga karena Nabi shallallahu alaihi wasallam tidak pernah meninggalkan adzan tidak pula iqamah ketika hadir/muqim maupun ketika safar/bepergian. Dan di setiap safar beliau dilakukan adzan dan memerintahkan Bilal radhiyallahu anhu untuk adzan.

*) Dikeluarkan oleh Bukhori, kitab adzan, bab siapa yang berkata: hendaklah adzan dalam safar satu orang muadzin, no. 628; dan Muslim, kitab masjid-masjid, bab siapa yang berhak menjadi imam, no. 674.

Sumber:
Fatawa  Arkanil Islam Asy-Syaikh Al-Allamah Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin رحمه الله

Alih bahasa:
Abdullah Waqii' Al-Jawy
Saudi Arabia

TIS (Thalab Ilmu Syar'i)

###

Asy Syaikh Ubaid bin Abdillah al Jabiri hafizhahullah

Soal:
هل يجِب على الْمنْفرد الأَذان والإِقامة؟
Apakah bagi seorang munfarid (yang melakukan shalat sendirian) untuk mengumandangkan adzan dan iqomat?

Jawab:
إِذا كان يَسْمع أَذان البَّلد فلا يُؤذن، والإِقامة يُقيم إذا أَراد أَن يُصلي. لكن إِذا كان لا يَسْمع أَذان البَلد كَأَّن يَكون بَعيدًا أو مُسافِرًا أَذَّن أَقام، كما أَمَر النبي صلى الله عليه وسلم
Apabila dia telah mendengar adzan di suatu negeri (pemukiman), tidak wajib baginya untuk melakukan adzan. Namun disyariatkan baginya untuk melakukan iqomah apabila hendak shalat.
Akan tetapi jika dia tidak mendengar adzan di suatu pemukiman, seperti dikarenakan jaraknya yang jauh atau sedang safar, disyariatkan baginya untuk adzan dan iqomah. Sebagaimana diperintahkan oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam.

Alih bahasa: Ustadz Abu Hatim al Jagiry

Sumber:
ar .alnahj .net/fatwa/132

Forum Salafy Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar