Cari Blog Ini

Kamis, 06 Agustus 2015

Tentang BEBERAPA SUNAH DI DALAM BERHUBUNGAN SUAMI ISTRI

1. Bersikap lemah lembut kepada istri tatkala hendak berhubungan.
Disunnahkan untuk suami jika hendak berhubungan dengan istrinya untuk bersikap lemah lembut pada istrinya seperti terlebih dahulu mendahuluinya dengan minum atau yang lainnya.

2. Meletakkan tangan di atas kepala istri dan berdoa untuknya.
Seyogyanya bagi suami untuk meletakkan tangannya di atas bagian depan kepala istri tatkala hendak berhubungan, dan hendaknya menyebut nama Allah dan berdoa agar mendapat barokah.

3. Berdoa ketika hendak berhubungan.
Seyogyanya jika hendak mendatangi istri berdoa terlebih dahulu dengan doa yang disyariatkan.
ﺑﺴﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺟﻨﺒﻨﺎ ﺍﻟﺸﻴﻄﺎﻥ ﻭﺟﻨﺐ ﺍﻟﺸﻴﻄﺎﻥ ﻣﺎ ﺭﺯﻗﺘﻨﺎ
(Dengan menyebut nama Alloh. Ya Allah jauhkanlah kami dari syaithon dan jauhkan syaithon kepada apa yang Engkau berikan pada kami.)

4. Boleh bagi suami untuk mendatangi istrinya pada kemaluan istri dari arah yang dia kehendaki dari belakangnya, depannya, berdasarkan firman Alloh Ta'ala:
"Istri - istri kalian seperti ladang tempat kamu bercocok tanam maka datangilah istri kalian dari arah yang kalian kehendaki."

5. Haram hukumnya mendatangi istri lewat dubur.

6. Wudhu di antara 2 jimak.
Bila mendatangi istri pada tempat yang disyariatkan kemudian berniat untuk mengulanginya maka hendaknya berwudhu terlebih dahulu.

7. Mandi lebih utama daripada wudhu.
Ketahuilah bahwasanya mandi lebih utama daripada wudhu ketika hendak mengulangi hubungan dengan istri.
Hal yang demikian berdasarkan hadits Abu Rofi' radiyallohu anhu bahwasanya Rasululloh shollallohu alaihi wasallam suatu hari pernah berhubungan dengan istrinya kemudian beliau sebelum mengulangi hubungan kembali beliau mandi. Maka saya bertanya pada Rasululloh: Wahai Rasululloh kenapa engkau tidak menjadikan satu kali mandi saja? Kemudian beliau menjawab: Yang demikian lebih suci, dan lebih baik.

8. Suami istri mandi secara bersamaan.
Boleh bagi suami istri mandi secara bersamaan kendati keduanya saling melihat aurotnya.

Sumber:
Mathwiyah Mukhtasor Adabi Zifaf Syaikh Al Albani Rohimahullohu ta'ala

FIK {Forum Ilmiyah Karanganyar}

Tidak ada komentar:

Posting Komentar