Cari Blog Ini

Kamis, 06 Agustus 2015

Tentang QUNUT SUBUH

Asy-Syaikh al-'Allaamah 'Ubaid bin 'Abdillah al-Jaabiry -hafidzahullah-

P E R T A N Y A A N :
ﻳﺴﺄﻝ ﺳﺎﺋﻞ ﻓﻴﻘﻮﻝ ﺃﻋﻠﻢ ﺃﻥ ﺍﻟﻘﻨﻮﺕ ﻓﻲ ﺻﻼﺓ ﺍﻟﻔﺠﺮ ﻻ ﻳﺜﺒﺖ ﻓﻴﻪ ﺷﻲﺀ ﻓﺈﻥ ﻓﻌﻠﻪ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﻫﻞ ﺃُﺗﺎﺑﻌﻪ ﺃﻱ ﺃُﺃَﻣﻦ ﺃﻡ ﺃُﻣﺴﻚ؟
Kata penanya, "Saya mengetahui bahwa qunut di dalam sholat fajar itu tidak ada dalilnya sedikitpun. Jadi kalau seandainya imam melakukannya maka apakah saya harus mengikutinya? Yakni apakah saya harus mengamininya, atau sebaiknya saya diam?"

J A W A B A N :
ﺍﻟـــﺬﻱ ﺃﺭﺍﻩ ﻻ ﺗُﺆَﻣــــِّﻦ ﻭﻟـــــــﻜﻦ ﺗُﺼﻠﻲ ﺑﺼــــــﻼﺗـــــــﻪ
Menurut pandangan saya agar anda TIDAK mengamininya, namun anda tetap sholat bersamanya.

Sumber:
http://ar.alnahj.net/fatwa/101

Alih Bahasa:
Abu Dawud Al-Pasimy -hafidzahullah-

WA Forum Berbagi Faidah [FBF] |
www.alfawaaid.net

###

Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsamin rahimahullah

Pertanyaan:
ماذا يفعل المؤتم إذا قنت الإمام؟ هل يرفع يديه ويقول: آمين، أو يبقي يديه إلى جنبه ويبقى صامتاً ولا يشترك معهم في هذا القنوت؟ أرجو التوجيه مأجورين
Apa yang dilakukan makmum jika imam melakukan qunut (Subuh)? Apakah mengangkat kedua tangannya dan mengucapkan Amin atau tetap kedua tangannya berada di samping badannya dan diam serta tidak ikut serta mereka dalam qunut? Mohon penjelasannya, semoga mendapat balasan.

Jawaban:
على ذلك أن نقول: بل يؤمن على دعاء الإمام ويرفع يديه تبعاً للإمام خوفاً من المخالفة
Kami katakan: bahkan mengamini doa imam dan mengangkat kedua tangannya dalam rangka mengikuti imam karena khawatir perselisihan.
وقد نص الإمام أحمد رحمه الله على أن الرجل إذا ائتم برجل يقنت في صلاة الفجر، فإنه يتابعه ويؤمن على دعائه، مع أن الإمام أحمد رحمه الله لا يرى مشروعية القنوت في صلاة الفجر في المشهور عنه، لكنه رحمه الله رخص في ذلك؛ أي في متابعة الإمام الذي يقنت في صلاة الفجر خوفاً من الخلاف الذي قد يحدث معه اختلاف القلوب
Imam Ahmad rahimahullah menyatakan bahwasannya sesorang jika menjadi makmum orang yang melakukan qunut dalam shalat Subuh, maka dia mengikutinya dan mengamini atas doanya, meskipun Imam Ahmad rahimahullah pada pendapat yang masyhur dari Beliau tidak berpendapat disyariatkannya qunut dalam shalat Subuh, namun Beliau rahimahullah memberi rukhsah pada kondisi itu; yakni mengikuti imam yang melakukan qunut dalam shalat Subuh karena khawatir dari perselisihan yang menyebabkan bersamanya perselisihan hati.
وهذا هو الذي جاء عن الصحابة رضي الله عنهم، فإن أمير المؤمنين عثمان رضي الله عنه في آخر خلافته كان يتم الصلاة في منى في الحج، فأنكر عليه من أنكر من الصحابة، لكنهم كانوا يتابعونه ويتمون الصلاة. ويذكر عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه أنه قيل له: يا أبا عبد الرحمن كيف تصلي مع أمير المؤمنين عثمان أربعاً ولم يكن النبي صلى الله عليه وسلم، ولا أبو بكر، ولا عمر يفعلون ذلك؟ فقال رضي الله عنه: الخلاف شر
Dan hal inilah yang datang dari para sahabat radhiyallahu 'anhum, yakni Amirul mukminin Utsman radhiyallahu 'anhu di akhir kekhalifahannya, menyempurnakan shalat di Mina dalam haji, lalu ada sahabat yang mengingkarinya, namun para sahabat mengikutinya dan menyempurnakan shalat. Dan disebutkan dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu bahwasannya ditanyakan kepadanya: Wahai Aba Abdirrahman bagaimana Anda shalat empat rakaat bersama Amirul Mukminin 'Utsman, padahal Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, Abu Bakr, Umar tidak pernah melakukannya? Beliau radhiyallahu 'anhu menjawab: Perselisihan itu jelek.
(Majmu' Fatawa wa Rasail jilid 14 bab shalat sunnah)

http://www.albaidha.net/vb/showthread.php?t=20194

WHATSAPP AL-UKHUWWAH

WA Al Istifadah 
WALIS
http://walis-net.blogspot.com/p/depan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar