Cari Blog Ini

Senin, 16 November 2015

ADAB-ADAB BERDOA

Menghadirkan hati dan khusyuk dalam berdoa

“Ketahuilah bahwasanya Allah tidak akan menerima do’a dari hati yang lalai dan kosong.” (HR. At-Tirmidzi, dishahihkan Al-Albani)

Mengangkat tangan ketika berdoa

“Sesungguhnya Rabb kalian tabaraka wa ta'ala Maha Pemalu dan Maha Pemurah. Dia malu dari hamba-Nya yang mengangkat kedua tangannya (memohon) kepada-Nya lalu menurunkan keduanya dalam keadaan kosong (tidak mendapatkan rahmat-Nya).” (HR. Abu Daud 1488 dan at-Tirmidzi 3566)

Berdoa dengan terus menerus dan dengan suara yang lembut

“Berdo’alah kepada Rabb kalian dengan terus menerus dan suara lembut. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (Al A’raf: 55)

Berdoa ketika safar, berdoa dengan mengucapkan Yaa Rabb… atau Rabbi… atau Rabbana… di awal doa, mengulang-ulang doanya, dan mencari rezeki dengan cara yang baik lagi halal

“Sesungguhnya Allah Ta’ala itu Maha berbuat baik. Dia tidak akan menerima sesuatu melainkan yang baik pula. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin sebagaimana Dia memerintahkannya kepada para rasul-Nya dengan firmannya, “Wahai Para Rasul makanlah yang baik-baik dan beramal shalihlah.” Dan Dia berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman makanlah yang baik-baik dari apa yang Kami rizkikan kepada kalian.” Kemudian beliau menceritakan tentang seseorang yang melakukan perjalan jauh dalam keadaan kumal dan berdebu. Dia mengangkat kedua tangannya ke langit seraya berkata, ‘Wahai Rabbku, wahai Rabbku.’ Padahal makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram dan kebutuhannya dipenuhi dari sesuatu yang haram, maka (jika begitu keadaannya) bagaimana doanya akan dikabulkan.” (HR. Muslim)

Berdoa dengan mengucapkan Yaa Allah… atau Allahumma di awal doa, dan menangis ketika berdoa

Nabi shallallahu alaihi wasallam membaca firman Allah Azza Wa Jalla tentang Ibrahim, “Wahai Tuhanku, sesungguhnya mereka telah menyesatkan kebanyakan manusia. Barangsiapa yang mengikutiku sesungguhnya ia termasuk (golongan)ku.” (Ibrahim: 36)
Dan Isa ‘alaihissalam berkata, “Jika Engkau mengadzab mereka, sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba-Mu. Dan jika Engkau ampuni mereka, sesungguhnya Engkau adalah Yang Maha Perkasa lagi Maha Hikmah.” (al-Maaidah: 118)
Kemudian Nabi mengangkat kedua tangannya dan berdoa, “Ya Allah, umatku… umatku….” Kemudian beliau menangis. Allah berfirman, “Wahai Jibril pergilah ke Muhammad –dan Tuhanmu Maha Mengetahui– dan tanyakan kepadanya mengapa dia menangis.” Kemudian Jibril alaihissalam mendatangi Nabi dan bertanya kepada beliau, lalu beliau mengkhabarkan kepada Jibril. Kemudian Allah berfirman kepada Jibril, “Wahai Jibril pergilah ke Muhammad dan katakan bahwa Kami akan membuatmu ridha terhadap umatmu dan tidak akan berbuat buruk terhadapmu.” (HR. Muslim)

Berdoa dengan tawasul dengan nama-nama Allah yang baik dan sifat-sifat-Nya yang tinggi

“Dan hanya milik Allah nama-nama yang baik. Maka berdo’alah kalian dengan (wasilah) nama-nama tersebut.” (Al A’raaf: 180)

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengajarkan sebuah doa,
اللهُمَّ بِعِلمِكَ الْغَيْبَ وَ قُدْرَتِكَ على الْخَلْقِ أَحْيِنِي مَا عَلِمْتَ الحَيَاةَ خَيْرًا لي وَتَوَفَّنِي إَذَا كَانَتِ الوَفَاةُ خَيْرًا لي
“Ya Allah dengan ilmu-Mu tentang yang ghaib dan kekuasaan-Mu terhadap makhluk-Mu, hidupkanlah aku yang Engkau telah ketahui bahwa hidup itu lebih baik bagiku dan matikanlah aku jika kematian itu lebih baik bagiku.” (HR. An Nasa’i dan Al Hakim serta dishohihkan Al Albani dalam Shohih An Nasa’i no. 1304)

Berdoa dengan tawasul dengan amalan saleh yang pernah dilakukannya

Rasulullah mengkisahkan cerita panjang tentang tiga orang dari kaum terdahulu terperangkap di sebuah gua karena tertutup batu besar. Salah satu di antara mereka bertawasul dengan amalan berbakti kepada kedua orang tuanya. Yang kedua bertawasul dengan terjaganya kehormatan dia dari perbuatan zina dan yang ketiga bertawasul dengan penunaian amanahnya. (Muttafaqun alaihi)

Berdoa dengan tawasul dengan keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya

Allah berfirman,
رَبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادَيًا يُنَادِي لِلإِيْمَانِ أَنْ آمِنُوْا بِرَبِّكُمْ فَآمَنَّا رَبَّنَا فَاغْفِرْلَنَا ذُنُوْبَنَا وَ كَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَ تَوَفَّنَا مَعَ الأَبْرَارِ
“Wahai Rabb kami sesungguhnya kami telah mendengar seruan orang yang menyeru (Muhammad) kepada keimanan yaitu: Berimanlah kalian kepada Rabb kalian. Maka kami pun beriman. Wahai Rabb kami, ampunilah dosa-dosa kami, hapuskanlah kesalahan-kesalahan kami dan wafatkanlah kami bersama orang-orang yang baik.” (Ali Imran: 193)

Berdoa dengan tawasul dengan keadaannya yang sangat membutuhkan sesuatu kepada Allah

Nabi Zakariya berdoa,
قَالَ رَبِّ إِنِّي وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّي وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَلَمْ أَكُنْ بِدُعَائِكَ رَبِّ شَقِيًّا
“Wahai Rabbku sesungguhnya tulangku telah melemah, rambutku telah ditumbuhi uban dan aku belum pernah kecewa dalam berdo’a kepada-Mu, wahai Rabbku.” (Maryam: 4)

Tawasul dengan doa orang yang saleh kepada Allah

Anas bin Malik menceritakan tentang tawasul orang Arab Badui dengan do’a Nabi agar Allah menurunkan hujan ketika terjadi kekeringan dan menahan hujan ketika terjadi banjir. (Muttafaqun alaihi)

Umar bin Khatthab pernah bertawasul dengan do’a Abbas bin Abdul Mutthalib agar Allah menurunkan hujan. (Diriwayatkan al Bukhari dalam Shahih-nya)

Menutup doa dengan bersalawat kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam

“Setiap doa tertutup hingga bershalawat kepada nabi.” (HR. Ad Dailami, dan dihasankan Al Albani)

Berdoa setelah selesai azan

Seseorang berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya para muadzin telah mendahului kami dalam keutamaan.” Maka Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Ucapkan sebagaimana ucapan mereka (para muadzin), dan jika telah selesai (adzan), maka berdoalah, niscaya engkau akan diberi (oleh Allah).” (HR. Abu Dawud, an-Nasai, Ibnu Hibban, dinyatakan hasan shahih oleh al-Albani)

Berdoa di akhir tasyahud (ketika salat)

“Jika salah seorang kalian shalat, maka hendaklah dia memulai dengan memuji Allah dan mengagungkan-Nya, kemudian bershalawat atas Nabi, lalu berdoa dengan apa yang dia kehendaki.” (HR. At Tirmidzi, Abu Dawud, An Nasai, dan dishahihkan oleh Asy Syaikh Muqbil dalam Al Jami’ Ash Shahih, 2/124)

Berdoa ketika turun hujan

“Dua doa yang tidak akan ditolak: doa ketika adzan dan ketika turunnya hujan.” (HR. al-Hakim, dihasankan al-Albani dalam Shahih al-Jami’ 3078)

Berdoa di waktu lapang

“Barangsiapa yang senang Allah mengabulkan doanya ketika ditimpa kesulitan dan kesusahan, maka perbanyaklah berdoa ketika di waktu lapang.” (HR. at-Tirmidzi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar