Zakat emas dan perak
“Orang-orang yang menyimpan emas dan perak, sementara mereka tidak menginfakkannya di jalan Allah, maka beritakanlah kepada mereka dengan azab yang pedih. Pada hari dipanaskan emas dan perak itu dalam neraka jahannam, lalu dahi-dahi, lambung-lambung dan punggung-punggung mereka diseterika dengannya, seraya diserukan kepada mereka: Inilah balasan dariapa yang kalian simpan untuk diri kalian sendiri, maka rasakanlah akibatnya sekarang.” (at-Taubah: 34-35)
“Tidak ada seorang pun pemilik emas dan perak yang tidak menunaikan haknya, kecuali pada hari kiamat nanti dibuatkan untuknya lempeng-lempeng dari api (yang terbuat dari emas dan perak miliknya sendiri). Kemudian lempeng-lempeng itu dipanaskan dalam neraka jahannam dan dengannya diseterikalah lambung, dahi dan punggungnya. Setiap kali mendingin lempengan itu maka diulangi lagi untuknya. Pada satu hari yang lamanya sebanding dengan 50 ribu tahun, hingga diputuskan di antara hamba-hamba (Allah), maka ia pun akan melihat jalannya menuju surga ataukah menuju neraka.” (HR. Muslim no. 987)
Zakat perhiasan dari emas dan perak
Sesungguhnya ada seorang wanita menemui Rasulullah dan bersamanya putrinya yang mengenakan gelang yang tebal di tangannya. “Apakah kamu telah menunaikan zakatnya?” Wanita itu menjawab, “Belum.” Rasulullah berkata, “Apakah menggembirakan dirimu bahwa dengan sebab dua gelang emas itu Allah akan memakaikan kepadamu dua gelang dari api neraka pada hari kiamat nanti?” Maka wanita itu melepaskan kedua gelang itu dan memberikannya kepada Rasulullah, seraya berkata, “Keduanya untuk Allah dan Rasul-Nya.” (HR. Abu Dawud no. 1563, at-Tirmidzi no. 637, an-Nasaa’i no. 2479, dihasankan al-Albani dalam al-Irwa’ 3/296)
Rasulullah masuk menemuiku dan melihat beberapa cincin perak tak bermata di tanganku, maka beliau berkata, “Apa ini wahai Aisyah?” Aku pun menjawab, “Wahai Rasulullah aku mengenakannya karena berhias untukmu.” Seraya beliau berkata, “Apakah engkau telah mengeluarkan zakatnya?” Aku berkata, “Belum.” Maka beliau berkata, “Cukuplah dia akan menjerumuskanmu kedalam neraka.” (HR. Abu Dawud no. 1565, ad-Daruquthni no. 7547-7548, dan al-Hakim no. 1437, disahihkan al-Hakim, adz-Dzahabi dan al-Albani dalam al-Irwa’ 3/296-297)
Dahulu Ummu Salamah pernah mengenakan beberapa perhiasan emas, kemudian beliau menanyakannya kepada Rasulullah, maka beliau (ummu Salamah) berkata, “Apakah perhiasan itu kanzun?” Rasulullah menjawab, “Yang sampai pada jumlah untuk dizakati (sampai nishab) dan ditunaikan zakatnya maka bukan kanzun.” (HR. Abu Dawud no. 1564, ad-Daruquthni no. 1950, al-Baihaqi no 1201, dishahihkan al-Albani dalam ash-Shahihah no. 559)
Nishab emas adalah 20 dinar (senilai dengan 85 gram emas), dan zakat emas adalah 1/40-nya
“Tidak ada zakat pada dinar yang jumlahnya kurang dari 20 dinar, dan pada 20 dinar zakatnya setengah dinar.” (HR. Ibnu Abi Syaibah no. 9873 dan Abu Dawud no. 1753, dihasankan al-Hafizh dalam Bulughul Maram, dan dishahihkan al-Albani dalam al-Irwa’ 3/290-291)
Nishab perak adalah 200 dirham (senilai dengan 595 gram perak)
“Tidak ada zakat pada perak yang beratnya kurang dari 5 awaq (1 awaq senilai dengan 40 dirham).” (HR. al-Bukhari no. 1405 dan Muslim no. 979)
Zakat perak adalah 1/40-nya
“Pada perak zakatnya seperempatpuluh.” (HR. al-Bukhari no. 1454)
Memberikan zakat kepada yang berhak menerimanya
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf (orang-orang yang baru masuk Islam), untuk (memerdekan) budak, orang-orang yang terlilit hutang, untuk di jalan Allah, dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (At Taubah: 60)
Zakat fitrah sebesar 1 sha' (2.5 atau 3 kg) dari bahan makanan pokok daerah setempat, dan zakat fitrah wajib bagi setiap muslim
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mewajibkan zakat fitrah berupa satu sha’ kurma atau gandum bagi budak, orang merdeka, laki-laki, perempuan, anak kecil dan orang dewasa dari kaum muslimin.” (HR. al-Bukhari no. 1503)
Abu Sa’id al-Khudri berkata, “Kami di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa mengeluarkan zakat fitrah berupa 1 sha’ kurma, 1 sha’ gandum, atau 1 sha’ kismis.” (Muttafaqun ‘Alaihi)
Dalam riwayat yang lain, “…atau 1 sha’ keju.”
Memberikan zakat fitrah kepada fakir miskin
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “…dan sebagai makanan untuk orang-orang miskin.”
Menunaikan zakat fitrah sebelum orang-orang berangkat menuju shalat Id
Abdullah bin Umar berkata, “…dan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan agar zakat fitrah itu ditunaikan sebelum keluarnya orang-orang menuju shalat Id.” (HR. al-Bukhari no. 1503)
Menunaikan zakat fitrah sehari atau dua hari sebelum Idul Fitri
Nafi’ berkata, “…dahulu para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menunaikannya sehari atau dua hari sebelum Idul Fitri.” (HR. al-Bukhari no. 1511)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar