Cari Blog Ini

Senin, 20 Oktober 2014

Tentang BERSUNGGUH-SUNGGUH DALAM BERDOA

Al-Imam Ibnu Majah meriwayatkan di dalam Sunan-nya sebuah hadits dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda,
‏ﻣَﻦْ ﻟَﻢْ ﻳَﺴْﺄَﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻳَﻐْﻀَﺐْ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ‏
“Barangsiapa yang tidak meminta kepada Allah, Dia akan murka kepadanya."

Dan Al-Hakim di dalam Al-Mustadrak meriwayatkan dari Anas bin Malik Radhiallahu ‘annu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam,
”Janganlah kalian lemah di dalam berdo’a. Karena sesungguhnya tidak seorangpun akan binasa bersama do’a.”

Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:
ﻳُﺴْﺘَﺠَﺎﺏُ ﻟِﺄَﺣَﺪِﻛُﻢْ ﻣَﺎ ﻟَﻢْ ﻳَﻌْﺠَﻞْ ﻳَﻘُﻮﻝُ: ﺩَﻋَﻮْﺕُ ﻓَﻠَﻢْ ﻳُﺴْﺘَﺠَﺐْ ﻟِﻲ
“Akan dikabulkan untuk kalian (doa kalian) selama tidak terburu-buru, (dengan mengatakan): ‘Aku sudah berdoa tapi tidak dikabulkan untukku’.” (HR. Al-Bukhari, Kitab Ad-Da’awat dan Muslim Kitab Adz-Dzikri wa Ad-Da’awat)

Al-Auza’i menyebutkan sebuah riwayat dari Az-Zuhri dari Urwah dari ‘Aisyah Radhiallahu ‘anha, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda,
“Sesungguhnya Allah menyukai seorang yang merengek dalam do’anya.”

Di dalam kitab Az-Zuhd karya Al-Imam Ahmad, disebutkan sebuah Atsar dari Qotadah, dari Muwarriq, “Aku tidak mendapati permisalan yang tepat bagi seorang mukmin, kecuali ibarat seseorang yang berada di tengah lautan yang hanya berpegangan satu buah kayu. Lalu ia berdo’a, “Wahai Rabbku, Wahai Rabbku..” Ia berharap Allah akan menyelamatkannya."

Sumber : Al-Jawabul Kaafi hal.11

###

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ أَحَدٍ يَدْعُو بِدُعَاءٍ إِلاَّ آتَاهُ اللهُ مَا سَأَلَ أَوْ كَفَّ عَنْهُ مِنَالسُّوءِ مِثْلَهُ مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيعَةِ رَحِمٍ
“Tidaklah seseorang yang berdoa dengan sebuah doa kecuali Allah akan berikan apa yang dia minta, atau Allah hindarkan dia dari keburukan yang senilai dengannya, selama dia tidak meminta sesuatu yang mengandung dosa atau pemutusan silaturahmi.” (HR. at-Tirmidzi, dinyatakan hasan oleh asy-Syaikh al-Albani)
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ لَهُ فِيهَا إِثْمٌ أَوْ قَطِيعَةُ رَحِمٍإِلاَّ أَعْطَاهُ اللهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثٍ: إِمَّا أنْ يُعجِّلَ لَهُ دَعْوَتَهُ، وَإِمَّاأَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ، وَإِمَّا أَنْ يَكْشِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِمِثْلَهَا. قَالُوا: إِذاً نُكْثِرُ؟ قَالَ: اللهُ أَكْثَرُ
“Tidaklah seorang muslim berdoa dengan sebuah doa yang tidak mengandung dosa atau pemutusan silaturahmi kecuali Allah akan kabulkan dengan salah satu dari tiga hal: Allah akan segerakan pengabulan doanya, Allah akan tabung untuknya di akhirat, atau Allah akan hindarkan dia dari kejelekan yang senilai dengannya.”
Para sahabat lantas berkata, “Wahai Rasulullah, kalau begitu kita memperbanyak doa?!”
Beliau menjawab, “Allah akan lebih banyak.” (HR. at-Tirmidzi, dinyatakan hasan oleh al-Albani dalam Shahih at-Targhib)

Ibnu Batthol Rohimahulloh berkata:
“Sudah seharusnya orang yang berdoa tetap bersungguh-sungguh dalam munajatnya, berharap besar untuk terkabul, tanpa putus asa dari rahmat Allah azza wa jalla sedikitpun, karena ia memohon kepada Dzat Yang Maha Pemurah.” (Fathul Bari karya Ibnu Hajar Rohimahulloh)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar