Cari Blog Ini

Senin, 09 November 2015

Tentang MENGUCAPKAN SALAM KETIKA MASUK KE MAJELIS DAN MENGUCAPKAN TAHMID KETIKA BERSIN DI MAJELIS

Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin رحمه الله

Pertanyaan:
إذا دخل إنسان مجلس علم أو عطس في مجلس العلم نفسه هل يلقي السلام بصوت مرتفع أو يحمد الله بصوت مرتفع أم بصوت منخفض؟
Jika seorang masuk  atau bersin sendirian di majelis ilmu, apakah ia mengucapkan salam dan bertahmid (mengucapkan alhamdulillah) dengan suara yang keras atau pelan?

Jawaban:
إذا كان يشوش على الحاضرين فلا يرفع صوته، يجلس وإذا انتهى المجلس يسلم، وإن كان لا يشوش بمعنى: أن الناس اعتادوا هذا، وأنه إذا سلم رد عليه أحدهم فلا بأس
Apabila salam atau pun ucapan tahmid itu mengganggu orang-orang yang hadir maka jangan mengeraskan suara, hendaknya ia duduk lalu ketika majelisnya selesai ia ucapkan salam. Namun ketika tidak mengganggu yang berarti orang terbiasa dengan hal ini dan ketika ia mengucapkan salam salah satu dari mereka pun menjawab salamnya maka tidak masalah.
وكذلك العطاس لا أرى أن يحرج القوم فيحمد الله برفع صوته؛ لأنه سيحرجهم، إن قلنا: بأن تشميت العاطس فرض عين معناه: كل الناس ـ ألف نفر مثلا يستمعون ـ كلهم يقولون: - إذا قلنا إنه فرض عين - يرحمك الله، ألف صوت، وهذا محرج ومسبب لتشويش المجلس، يحمد الله خفية، ويثيبه الله عز وجل على حمده
Begitu pula seorang yang bersin menurutku akan menyempitkan suatu kaum jika ia mengucapkan tahmid dengan suara yang keras sebab akan menyulitkan mereka.
Jika kita berpendapat bahwa tasymiyah (mendoakan orang yang bersin dengan yarhamukallah) itu fardhu 'ain yang berarti setiap orang --contohnya seribu orang yang mendengarkan--- semuanya mengucapkan ---jika kita berpendapat fardhu 'ain--- yarhamukallah seribu suara, tentunya hal ini menyulitkan dan menyebabkan terganggunya majelis.
Hendaknya ia mengucapkan tahmid dengan pelan dan Allah تعالي akan memberi pahala atas tahmidnya.

Liqaul Babil Maftuh (21/255)

WHATSAPP AL-UKHUWWAH

Turut Mempublikasikan :
WA TIC  (Tholibul Ilmi Cikarang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar