Cari Blog Ini

Senin, 12 September 2016

BOLEHKAH BERPUASA AROFAH ATAU BERPUASA ASYURO BAGI YANG MASIH BERHUTANG RAMADHAN

📗🚩 *BOLEHKAH BERPUASA AROFAH BAGI YANG MASIH BERHUTANG RAMADHAN* ?❓

🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂
#puasa_arofah
#qodho_ramadhan
#muhammad_firkaus
➖➖➖➖➖➖➖➖

Syaikh Muhammad Ali Firkaus alJazairy _hafidzahullah_ dalam cuplikan fatwa beliau setelah menyebutkan dalil tidak bolehnya berpuasa sunnah 6 hari di bulan syawwal bagi yang belum menyelesaikan qodho' ramadhan, beliau menyimpulkan perbedaannya dengan puasa _tathowwu'_ selainnya:

"Adapun semua jenis puasa sunnah yang lainnya, seperti puasa hari arofah, atau asyuro, atau ayyamulbidh (hari ke13,14,15 dari bulan qomariyyah), dan semisalnya maka menurut pendapat paling benar dari sekian pendapat ahlul 'ilm: *BOLEH MELAKSANAKAN IBADAH SUNNAH (tathowwu') SEBELUM PENUNAIAN QODHO' RAMADHAN*, yang merupakan pendapat madzab Hanafiyyah, Syafi'iyyah dan salah satu riwayat dari Imam Ahmad, karena tidak diperoleh dalil syariat yang melarangnya.
Bahkan telah termaktub dalam Nash alQuran yang mengandung faedah bahwa waktu qodho' (ramadhan) disebut secara mutlak (tidak dibatasi) pada Firman Allah Ta'ala:
﴿ﻓَﻌِﺪَّﺓٌ ﻣِﻦْ ﺃَﻳَّﺎﻡٍ ﺃُﺧَﺮَ﴾
"... maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, *pada hari-hari yang lain* ..."
Dimana nash ayat mengakomodir bolehnya mengakhirkan (qodho') ramadhan bagi yang sempat terlewatkan puasa, secara mutlak tanpa mempersyaratkan untuk bersegera menggantinya pada kesempatan pertama. Dan pemutlakan (tidak membatasi) pengganti (qodho') ramadhan adalah pendapat mayoritas (ulama) terdahulu dan era akhir.

Sebagaimana yang juga menunjukkan hal itu, pengakuan nabi _shollallahu 'alaihi wasallam_ terhadap perbuatan 'Aisyah _radhiyallahu 'anha_, yang beliau katakan:
‏« ﻛَﺎﻥَ ﻳَﻜُﻮﻥُ ﻋَﻠَﻲَّ ﺍﻟﺼَّﻮْﻡُ ﻣِﻦْ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﻓَﻤَﺎ ﺃَﺳْﺘَﻄِﻴﻊُ ﺃَﻥْ ﺃَﻗْﻀِﻲَ ﺇِﻟَّﺎ ﻓِﻲ ﺷَﻌْﺒَﺎﻥَ ‏»
"Dulu aku pernah menanggung (qodho') puasa ramadhan yang tidak bisa aku tunaikan kecuali setelah di bulan Sya'ban" 4)

Ibnu Hajar rahimahullah berkata:
"Dan pada hadits ini terdapat dalil diperbolehkannya mengakhirkan penggantian (qodho') ramadhan secara mutlak, baik karena ada udzur atau tanpa udzur. Karena tambahan sebagaimana telah kami jelaskan, adalah mudroj (sisipan ucapan periwayat hadits). 5)
Kalaupun (hadits tersebut) tidak sampai derajat diakui rasulullah (marfu'), pembolehan tetap berlaku dengan sebab darurat. (Walau yang  benar) hadits itu berhukum rofa' (diakui Nabi), karena yang tampak, tentu Nabi shollallahu 'alaihi wasallam telah mengetahuinya. Ditambah kebutuhan para istri beliau untuk bertanya kepada beliau tentang perkara syariat. Jika seandainya yang demikian tidak diperbolehkan, tidak mungkin A'isyah melestarikannya."6)

--------------

4) Riwayat alBukhori dalam _kitab Ashshoum Bab Mata Yuqdho Qodho' Ramadhan_ no. 1950, dan Muslim dalam _kitab AshShiyam_ no. 1146.
5) Maksud beliau, riwayat yang menyebut alasan diakhirkannya penunaian qodho' hingga masuk Sya'ban dikarenakan sibuk melayani Nabi shollallahu 'alaihi wasallam (inilah yang mudroj-pent.)
6) Fathul Bariy karya Ibnu Hajar (alAsqolaniy) rahimahullah 4/191

📚📚📚📚📚📚📚📚

ﺃﻣَّﺎ ﺻﻴﺎﻡ ﺳﺎﺋﺮ ﺍﻟﺘﻄﻮُّﻋﺎﺕ ﺍﻷﺧﺮﻯ ﻛﺼﻴﺎﻡ ﻋﺮﻓﺔ ﺃﻭ ﻋﺎﺷﻮﺭﺍﺀ ﺃﻭ ﺃﻳَّﺎﻡ ﺍﻟﺒﻴﺾ ﻭﻧﺤﻮﻫﺎ ﻓﺈﻧﻪ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺼﺤﻴﺢ ﻣِﻦ ﺃﻗﻮﺍﻝ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻳﺠﻮﺯُ ﺍﻻﺷﺘﻐﺎﻝ ﺑﺎﻟﺘﻄﻮُّﻉ ﻗﺒﻞ ﻗﻀﺎﺀ ﺭﻣﻀﺎﻥ ﻭﻫﻮ ﻣﺬﻫﺐ ﺍﻷﺣﻨﺎﻑ ﻭﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻴﺔ ﻭﺭﻭﺍﻳﺔٌ ﻋﻦ ﺃﺣﻤﺪ ، ﺇﺫ ﻟﻢ ﻳَﺮِﺩْ ﻓﻲ ﺍﻟﺸﺮﻉ ﺩﻟﻴﻞٌ ﻳﻤﻨﻊ ﻣِﻦ ﺫﻟﻚ، ﺑﻞ ﻭﺭﺩ ﻣِﻦ ﺍﻟﻨﺺِّ ﺍﻟﻘﺮﺁﻧﻲِّ ﻣﺎ ﻳﻔﻴﺪ ﺃﻥَّ ﻭﻗﺖ ﺍﻟﻘﻀﺎﺀ ﻣُﻄﻠﻖٌ ﻓﻲ ﻗﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ : ﴿ﻓَﻌِﺪَّﺓٌ ﻣِﻦْ ﺃَﻳَّﺎﻡٍ ﺃُﺧَﺮَ﴾ ‏[ ﺍﻟﺒﻘﺮﺓ : ١٨٤، ١٨٥ ‏] ، ﺣﻴﺚ ﻳﺪﻝُّ ﻧﺺُّ ﺍﻵﻳﺔ ﻋﻠﻰ ﺟﻮﺍﺯ ﺗﺄﺧﻴﺮ ﺭﻣﻀﺎﻥ ﻟﻤﻦ ﺃﻓﻄﺮ ﻣُﻄﻠﻘًﺎ ﻣِﻦ ﻏﻴﺮ ﺍﺷﺘﺮﺍﻁ ﺍﻟﻤﺒﺎﺩﺭﺓ ﺑﺎﻟﻔﻌﻞ ﺑﻌﺪ ﺃﻭَّﻝ ﺍﻹﻣﻜﺎﻥ، ﻭﻣُﻄﻠﻘﻴَّﺔُ ﻭﻗﺖ ﺍﻟﻘﻀﺎﺀ ﻫﻮ ﻣﺬﻫﺐُ ﺟﻤﺎﻫﻴﺮ ﺍﻟﺴﻠﻒ ﻭﺍﻟﺨﻠﻒ،
ﻛﻤﺎ ﻳﺪﻝُّ ﻋﻠﻴﻪ ـ ﺃﻳﻀًﺎ ـ ﺇﻗﺮﺍﺭُ ﺍﻟﻨﺒﻲِّ ﺻﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠَّﻢ ﻟﻔﻌﻞ ﻋﺎﺋﺸﺔ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﺎ ﻗﺎﻟﺖ : ‏« ﻛَﺎﻥَ ﻳَﻜُﻮﻥُ ﻋَﻠَﻲَّ ﺍﻟﺼَّﻮْﻡُ ﻣِﻦْ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﻓَﻤَﺎ ﺃَﺳْﺘَﻄِﻴﻊُ ﺃَﻥْ ﺃَﻗْﻀِﻲَ ﺇِﻟَّﺎ ﻓِﻲ ﺷَﻌْﺒَﺎﻥَ ‏» ‏( ٤ ‏) ، ﻗﺎﻝ ﺍﺑﻦ ﺣﺠﺮٍ ـ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ ـ : ‏« ﻭﻓﻲ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﺩﻻﻟﺔٌ ﻋﻠﻰ ﺟﻮﺍﺯ ﺗﺄﺧﻴﺮ ﻗﻀﺎﺀ ﺭﻣﻀﺎﻥ ﻣُﻄﻠﻘًﺎ، ﺳﻮﺍﺀٌ ﻛﺎﻥ ﻟﻌُﺬْﺭٍ ﺃﻭ ﻟﻐﻴﺮ ﻋُﺬﺭٍ ؛ ﻷﻥَّ ﺍﻟﺰﻳﺎﺩﺓ ﻛﻤﺎ ﺑﻴَّﻨَّﺎﻩ ﻣﺪﺭﺟﺔٌ ‏( ٥ ‏) ، ﻓﻠﻮ ﻟﻢ ﺗﻜﻦ ﻣﺮﻓﻮﻋﺔً ﻟﻜﺎﻥ ﺍﻟﺠﻮﺍﺯ ﻣُﻘﻴَّﺪًﺍ ﺑﺎﻟﻀﺮﻭﺭﺓ؛ ﻷﻥَّ ﻟﻠﺤﺪﻳﺚ ﺣُﻜْﻢَ ﺍﻟﺮﻓﻊ، ﻷﻥَّ ﺍﻟﻈﺎﻫﺮ ﺍﻃِّﻼﻉُ ﺍﻟﻨﺒﻲِّ ﺻﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠَّﻢ ﻋﻠﻰ ﺫﻟﻚ، ﻣﻊ ﺗﻮﻓُّﺮ ﺩﻭﺍﻋﻲ ﺃﺯﻭﺍﺟﻪ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺴﺆﺍﻝ ﻣﻨﻪ ﻋﻦ ﺃﻣﺮ ﺍﻟﺸﺮﻉ، ﻓﻠﻮﻻ ﺃﻥَّ ﺫﻟﻚ ﻛﺎﻥ ﺟﺎﺋﺰًﺍ ﻟﻢ ﺗﻮﺍﻇِﺐ ﻋﺎﺋﺸﺔُ ﻋﻠﻴﻪ ‏» ‏( ٦ ‏)
ــــــــــــ
٤ ‏) ﺃﺧﺮﺟﻪ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ ﻓﻲ ‏« ﺍﻟﺼﻮﻡ ‏» ﺑﺎﺏ : ﻣﺘﻰ ﻳُﻘﻀﻰ ﻗﻀﺎﺀُ ﺭﻣﻀﺎﻥ ‏( ١٩٥٠ ‏) ، ﻭﻣﺴﻠﻢ ﻓﻲ ‏« ﺍﻟﺼﻴﺎﻡ ‏» ‏( ١١٤٦ ‏) .
‏( ٥ ‏) ﻣﻘﺼﻮﺩُﻩ ﺍﻟﺮﻭﺍﻳﺔُ ﺍﻟﺘﻲ ﺃﺧَّﺮﺕْ ﻓﻴﻬﺎ ﺍﻟﻘﻀﺎﺀَ ﺇﻟﻰ ﺷﻌﺒﺎﻥ ﻟﻤﺎﻧﻊ ﺍﻟﺸﻐﻞ ﺑﺎﻟﻨﺒﻲِّ ﺻﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠَّﻢ .
‏( ٦ ‏) ‏« ﻓﺘﺢ ﺍﻟﺒﺎﺭﻱ ‏» ﻻﺑﻦ ﺣﺠﺮ ‏( ٤ / ١٩١ ‏)

http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=154755

➖➖➖➖➖➖➖➖
📋Fatwa senada juga didapatkan dari para ulama, seperti sebagian fatwa Syaikh Abdul Aziz Bin Baz, Syaikh Shalih al'Utsaimin dan Syaikh Shalih alFauzan _rahimahullah man tawaffa mknhum wa hafidza man baqiya_
rujuk link berikut:
http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=133106

📝Abu Abdirrahman Sofian

WA al I'tishom | Kraksaan | 9 Dzulhijjah 1437 H|

Tidak ada komentar:

Posting Komentar