Cari Blog Ini

Kamis, 16 Oktober 2014

Tentang SUNNAH SAAT DUDUK TASYAHUD

1. Duduk di atas kaki kiri dan menegakkan kaki kanan (duduk iftirasy)

2. Jika dalam shalat ada dua kali duduk tasyahud, maka duduk iftirasy (duduk di atas kaki kiri dan menegakkan kaki kanan) pada rakaat kedua dan duduk tawarruk (mengedepankan kaki kiri dan menegakkan kaki kanan serta duduk di atas pantat) pada rakaat yang terakhir

Sahabat Abu Humaid radhiyallahu ‘anhu menyatakan,
ﺃَﻧَﺎ ﻛُﻨْﺖُ ﺃَﺣْﻔَﻈُﻜُﻢْ ﻟِﺼَﻼَﺓِ ﺭَﺳُﻮْﻝِ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﻓِﻴْﻪِ ﻗَﺎﻝَ: ﻓَﺈِﺫَﺍ ﺟَﻠَﺲَ ﻓِﻲ ﺍﻟﺮَّﻛْﻌَﺘَﻴْﻦِ ﺟَﻠَﺲَ ﻋَﻠَﻰ ﺭِﺟْﻠِﻪِ ﺍﻟْﻴُﺴْﺮَﻯ ﻭَ ﻧَﺼَﺐَ ﺍﻟْﻴُﻤْﻨَﻰ ﻭَ ﺇِﺫَﺍ ﺟَﻠَﺲَ ﻓِﻲ ﺍﻟﺮَّﻛْﻌَﺔِ ﺍﻵﺧِﺮَﺓِ ﻗَﺪَّﻡَ ﺭِﺟْﻠَﻪُ ﺍﻟْﻴُﺴْﺮَﻯ ﻭَ ﻧَﺼَﺐَ ﺍ ﺧْﺄﻟََﺮَﻯ ﻭَ ﻗَﻌَﺪَ ﻋَﻠَﻰ ﻣَﻘْﻌَﺪَﺗِﻪِ
“Aku paling hafal di antara kalian tentang shalat Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam.” Dan dalam hadits tersebut Abu Humaid mengatakan, “Apabila duduk dalam rakaat kedua, beliau duduk di atas kaki kirinya dan menegakkan kaki yang kanan. Apabila beliau duduk pada rakaat yang terakhir, beliau mengedepankan kaki beliau yang kiri dan menegakkan kaki yang lain (kaki kanan) serta duduk di atas pantat beliau.” (HR. al-Bukhari no. 828)

3. Meletakkan telapak tangan kiri di antara paha kiri dan lutut kiri, dan meletakkan ujung lengan kanan di atas paha kanan

Wa’il bin Hujr radhiallahu anhu berkata, “Aku melihat cara shalat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Aku melihat beliau shallallahu alaihi wasallam berdiri untuk shalat, kemudian takbir dengan mengangkat kedua tangannya sejajar dengan kedua telinganya. Lantas beliau shallallahu alaihi wasallam meletakkan tangan kanannya di atas telapak kirinya, juga di atas pergelangan tangannya, dan meletakkannya di atas lengannya. Ketika hendak ruku’ beliau shallallahu alaihi wasallam mengangkat kedua tangannya sama seperti tadi (sejajar dengan kedua telinganya). Beliau shallallahu alaihi wasallam meletakkan kedua tangannya di kedua lututnya, kemudian mengangkat kepalanya sambil mengangkat kedua tangannya, sejajar dengan kedua telinganya, kemudian sujud dan meletakkan kedua tangannya sejajar dengan kedua telinganya, kemudian duduk di atas kaki kiri. Beliau juga meletakkan telapak tangan kiri di antara paha dan lutut kiri. Lalu beliau shallallahu alaihi wasallam meletakkan ujung lengan kanan di atas paha kanan. Kemudian ia menggenggam dua jarinya serta membentuk lingkaran, lantas mengangkat jarinya. Aku melihat beliau shallallahu alaihi wasallam menggerak-gerakkannya dan berdoa dengannya.”
HR. an Nasai (889), Ibnu Majah (1/354), Ibnu Hibban (5/170), dan dishahihkan oleh al Albani di dalam kitab Irwa al Ghalil (367).

4. Boleh juga dengan meletakkan tangan kiri di atas lutut kiri dan tangan kanan di atas paha kanan

Abdullah bin Az-Zubair radhiyallahu anhuma berkata,
ﻭَﻭَﺿَﻊَ ﻳَﺪَﻩُ ﺍﻟْﻴُﺴْﺮَﻯ ﻋَﻠَﻰ ﺭُﻛْﺒَﺘِﻪِ ﺍﻟْﻴُﺴْﺮَﻯ ﻭَﻭَﺿَﻊَ ﻳَﺪَﻩُ ﺍﻟْﻴُﻤْﻨَﻰ ﻋَﻠَﻰ ﻓَﺨِﺬِﻩِ ﺍﻟْﻴُﻤْﻨَﻰ ﻭَﺃَﺷَﺎﺭَ ﺑِﺈِﺻْﺒَﻌِﻪِ
“Beliau shallallahu alaihi wasallam meletakkan tangan kiri di atas lutut kiri dan tangan kanan di atas paha kanan, dan memberi isyarat dengan jari telunjuknya.” (HR. Muslim)

5. Boleh juga dengan meletakkan kedua tangannya di atas kedua lututnya

Dari Nafi’ beliau berkata:
ﻛَﺎﻥَ ﻋَﺒْﺪُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺑْﻦُ ﻋُﻤَﺮَ ﺇِﺫَﺍ ﺟَﻠَﺲَ ﻓِﻰ ﺍﻟﺼَّﻼَﺓِ ﻭَﺿَﻊَ ﻳَﺪَﻳْﻪِ ﻋَﻠَﻰ ﺭُﻛْﺒَﺘَﻴْﻪِ ﻭَﺃَﺷَﺎﺭَ ﺑِﺈِﺻْﺒَﻌِﻪِ ﻭَﺃَﺗْﺒَﻌَﻬَﺎ ﺑَﺼَﺮَﻩُ ﺛُﻢَّ ﻗَﺎﻝَ ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ - ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ‏« ﻟَﻬِﻰَ ﺃَﺷَﺪُّ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥِ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺤَﺪِﻳﺪِ ‏». ﻳَﻌْﻨِﻰ ﺍﻟﺴَّﺒَّﺎﺑَﺔَ
Abdullah bin ‘Umar apabila duduk di dalam shalat meletakkan kedua tangannya di atas kedua lututnya dan memberi isyarat dengan jarinya, dan menjadikan pandangannya mengikuti jari tersebut, kemudian beliau berkata: "Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Ini lebih keras bagi syetan daripada besi," yaitu jari telunjuk.” (HR. Ahmad, dan dihasankan oleh Syaikh Al Albani)

6. Tangan kanan menggenggam dua jarinya (yakni jari manis dan kelingking), serta membentuk lingkaran (dengan jempol dan jari tengah), lantas mengangkat jarinya (yakni jari telunjuk)

Berkata Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah:
ﺍﻟﺴﻨﺔ ﻟﻠﻤﺼﻠﻲ ﺣﺎﻝ ﺍﻟﺘﺸﻬﺪ ﺃﻥ ﻳﻘﺒﺾ ﺃﺻﺎﺑﻌﻪ ﻛﻠﻬﺎ ﺃﻋﻨﻲ ﺃﺻﺎﺑﻊ ﺍﻟﻴﻤﻨﻰ ﻭﻳﺸﻴﺮ ﺑﺎﻟﺴﺒﺎﺑﺔ ﻭﻳﺤﺮﻛﻬﺎ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﺪﻋﺎﺀ ﺗﺤﺮﻳﻜﺎ ﺧﻔﻴﻔﺎ ﺇﺷﺎﺭﺓ ﻟﻠﺘﻮﺣﻴﺪ ﻭﺇﻥ ﺷﺎﺀ ﻗﺒﺾ ﺍﻟﺨﻨﺼﺮ ﻭﺍﻟﺒﻨﺼﺮ ﻭﺣﻠﻖ ﺍﻹﺑﻬﺎﻡ ﻣﻊ ﺍﻟﻮﺳﻄﻰ ﻭﺃﺷﺎﺭ ﺑﺎﻟﺴﺒﺎﺑﺔ ﻛﻠﺘﺎ ﺍﻟﺼﻔﺘﻴﻦ ﺻﺤﺘﺎ ﻋﻦ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ
Yang sesuai dengan sunnah bagi orang yang shalat ketika tasyahhud adalah menggenggam semua jari kanannya dan memberi isyarat dengan jari telunjuknya dan menggerakkannya ketika berdoa dengan gerakan yang ringan sebagai isyarat kepada tauhid, dan kalau dia mau maka bisa menggenggamkan jari kecil dan jari manis kemudian membuat lingkaran antara jempol dengan jari tengah, dan memberi isyarat dengan jari telunjuk, kedua cara ini telah shahih dari Nabi shallallahu alaihi wasallam.
(Majmu Fatawa Syaikh Bin Baz 11/185)

7. Memberikan isyarat dengan menunjukkan jari telunjuknya ke kiblat dan mengarahkan pandangan ke jari tersebut atau ke sekitarnya semenjak awal duduk

Dalam sebuah hadist disebutkan:
ﻋَﻦْ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺑْﻦِ ﻋُﻤَﺮَ ﺃَﻧَّﻪُ ﺭَﺃَﻯ ﺭَﺟُﻠًﺎ ﻳُﺤَﺮِّﻙُ ﺍﻟْﺤَﺼَﻰ ﺑِﻴَﺪِﻩِ ﻭَﻫُﻮَ ﻓِﻲ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓِ ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﺍﻧْﺼَﺮَﻑَ ﻗَﺎﻝَ ﻟَﻪُ ﻋَﺒْﺪُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻟَﺎ ﺗُﺤَﺮِّﻙْ ﺍﻟْﺤَﺼَﻰ ﻭَﺃَﻧْﺖَ ﻓِﻲ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓِ ﻓَﺈِﻥَّ ﺫَﻟِﻚَ ﻣِﻦْ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥِ ﻭَﻟَﻜِﻦْ ﺍﺻْﻨَﻊْ ﻛَﻤَﺎ ﻛَﺎﻥَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳَﺼْﻨَﻊُ ﻗَﺎﻝَ ﻭَﻛَﻴْﻒَ ﻛَﺎﻥَ ﻳَﺼْﻨَﻊُ ﻗَﺎﻝَ ﻓَﻮَﺿَﻊَ ﻳَﺪَﻩُ ﺍﻟْﻴُﻤْﻨَﻰ ﻋَﻠَﻰ ﻓَﺨِﺬِﻩِ ﺍﻟْﻴُﻤْﻨَﻰ ﻭَﺃَﺷَﺎﺭَ ﺑِﺄُﺻْﺒُﻌِﻪِ ﺍﻟَّﺘِﻲ ﺗَﻠِﻲ ﺍﻟْﺈِﺑْﻬَﺎﻡَ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻘِﺒْﻠَﺔِ ﻭَﺭَﻣَﻰ ﺑِﺒَﺼَﺮِﻩِ ﺇِﻟَﻴْﻬَﺎ ﺃَﻭْ ﻧَﺤْﻮِﻫَﺎ ﺛُﻢَّ ﻗَﺎﻝَ ﻫَﻜَﺬَﺍ ﺭَﺃَﻳْﺖُ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳَﺼْﻨَﻊُ
Dari Abdullah bin Umar radhiallahu anhuma, dia melihat seorang laki-laki menggerak-gerakkan kerikil dengan tangannya saat shalat. Setelah selesai, Abdullah berkata kepadanya, “Janganlah kamu menggerak-gerakkan kerikil saat shalat, sesungguhnya itu perbuatan setan. Berbuatlah sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.” la berkata, “Bagaimana cara Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melakukannya?” Aku menjawab, “Beliau meletakkan tangan kanan di atas paha kanan, lalu menunjukkan jari telunjuknya ke kiblat dan mengarahkan pandangan ke jari tersebut atau ke sekitarnya.” Kemudian ia berkata, “Begitulah cara Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melakukannya.”
HR. An Nasa’i (1160), Ibnu Khuzaimah (1/355), Ibnu Hibban (5/273), dan dishahihkan oleh al Albani di dalam Shahih an Nasa’i.

Berkata Al-Mubarakfuri,
ﻇَﺎﻫِﺮُ ﺍﻟْﺄَﺣَﺎﺩِﻳﺚِ ﻳَﺪُﻝُّ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﺈِﺷَﺎﺭَﺓِ ﻣِﻦْ ﺍِﺑْﺘِﺪَﺍﺀِ ﺍﻟْﺠُﻠُﻮﺱِ
“Dhahir hadist-hadist menunjukkan.bahwa isyarat dilakukan semenjak awal duduk.” (Tuhfatul Ahwadzi 2/185, Darul Fikr)

8. Menggerak-gerakkan jari telunjuk saat berdoa pada tasyahud

Asy-Syaikh Muhammad bin Sholih Al-‘Utsaimin rahimahullah menerangkan bahwa menggerakkan telunjuk dikerjakan pada saat berdoa, bukan pada semua tasyahud. Apabila berdoa maka jari telunjuk digerakkan sebagaimana disebutkan dalam hadits-hadits. Dan tempat berdoa ketika tasyahud adalah ketika membaca:
ﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻴﻚ ﺃﻳﻬﺎ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﻭﺭﺣﻤﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺑﺮﻛﺎﺗﻪ
ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻴﻨﺎ ﻭﻋﻠﻰ ﻋﺒﺎﺩ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺼﺎﻟﺤﻴﻦ
Semoga keselamatan terlimpah kepadamu wahai Nabi dan rahmat Allah serta berkah-Nya
Semoga keselamatan bagi kami dan bagi hamba-hamba Allah yang sholih
ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺻﻞ ﻋﻠﻰ ﻣﺤﻤﺪ ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻝ ﻣﺤﻤﺪ
ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺑﺎﺭﻙ ﻋﻠﻰ ﻣﺤﻤﺪ ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻝ ﻣﺤﻤﺪ
Ya Allah, berilah sholawat atas Muhammad dan keluarganya
Ya Allah, berkahilah Muhammad dan keluarganya
ﺃﻋﻮﺫ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﻣﻦ ﻋﺬﺍﺏ ﺟﻬﻨﻢ
ﻭﻣﻦ ﻋﺬﺍﺏ ﺍﻟﻘﺒﺮ
ﻭﻣﻦ ﻓﺘﻨﺔ ﺍﻟﻤﺤﻴﺎ ﻭﺍﻟﻤﻤﺎﺕ
ﻭﻣﻦ ﻓﺘﻨﺔ ﺍﻟﻤﺴﻴﺢ ﺍﻟﺪﺟﺎﻝ
Aku berlindung kepada Allah dari adzab Jahannam;
Dari siksa kubur;
Dari fitnah saat hidup dan mati;
Dari fitnah al-Masih ad-Dajjal.
Juga jika berdoa dengan doa lainnya maka hendaklah ia menggerakkan jarinya, karena kaidahnya hendaknya menggerakkan jari saat berdoa.
(Lihat Majmu’ Fatawa Arkanil Islam, soal no. 254)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar