Cari Blog Ini

Jumat, 14 November 2014

Tentang BERWUDHU BAGI ORANG YANG JUNUB JIKA INGIN TIDUR ATAU MAKAN ATAU MINUM

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“Sesungguhnya malaikat tidak akan datang menghadiri jenazah orang kafir dengan kebaikan, dan juga orang yang melumuri dirinya dengan Za’faran, dan orang yang junub.”
Ammar (bin Yasir radhiallahu anhu) berkata, “Beliau memberi keringanan kepada orang yang junub jika ingin tidur, atau makan, atau minum cukup dengan berwudhu.”
(HR. Ahmad, Al-Baihaqi dan Abu Dawud, dihasankan Asy-Syaikh al-Albani)

###

Disunnahkan berwudhu bagi orang junub jika akan makan.
Berwudhunya orang junub jika akan makan bukan wajib, ini disepakati oleh para ulama, tapi yang benar hukumnya sunnah.
Dalilnya:
Hadits Aisyah رضي الله عنها bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم apabila akan makan atau tidur dalam keadaan junub, maka beliau berwudhu seperti wudhu untuk shalat.

Dan disunnahkan untuk orang junub apabila hendak tidur untuk berwudhu.
Dalilnya, hadits Umar رضي الله عنه bahwa dia bertanya,
Ya Rasulullah, apakah kami boleh tidur dalam keadaan junub? Maka beliau menjawab,
نعم، إذا توضأ أحدكم فليرقد وهو جنب. وفي لفظ: توضأ واغسل ذكرك ثم نم
"Ya, apabila berwudhu salah seorang kalian, maka tidurlah dalam keadaan junub."
Dalam riwayat yang lain:
"Berwudhulah dan cucilah zakar kalian kemudian tidurlah."
(HR. Bukhari Muslim)

Dalil di atas menunjukkan 'wajib' (berwudhu), karena beliau menjawab, 
"Ya jika berwudhu."
Menggantungkan sesuatu yang 'mubah' dengan suatu syarat, sama artinya dengan 'tidak mubah kecuali dengan adanya syarat tersebut'.
Sehingga bisa difahami, bahwa berwudhunya orang junub ketika akan tidur itu wajib, dan inilah pendapat 'Adh-Dhahiriyyah' dan mayoritas ulama.

Tapi yang MASYHUR di kalangan ulama fiqih dan para imam yang banyak diikuti, bahwa hal ini dihukumi SUNNAH.
Berdalilkan hadits Aisyah رضي الله عنها :
أن النبي صلى الله عليه وسلم كان ينام وهو جنب من غير أن يمس ماء
"Bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم tidur dalam keadaan junub tanpa menyentuh air."
(HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

Mereka (para ulama)  menjelaskan:
Nabi صلى الله عليه وسلم tidak berwudhu dalam keadaan ini, menunjukkan hukumnya 'boleh', sehingga perintah untuk berwudhu menunjukkan tidak wajib, inilah kaedah yang benar.
Berbeda dengan pendapat:
"Sesungguhnya perbuatan beliau tidak didahulukan dari ucapan beliau, bahkan yang diambil hendaknya dari ucapan beliau, sedangkan perbuatan beliau tidak menunjukkan hukum 'bolehnya'."

Adapun yang nampak bagi saya:
Bahwa orang junub tidak tidur kecuali berwudhu, ini hukumnya sunnah, berdalilkan hadits Aisyah رضي الله عنها, begitu pula ketika akan makan dan minum.

Dari kitab:
Fiqh Al-Mar`ah Al-Muslimah

Penulis:
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin رحمه الله

Diterjemahkan oleh Al-Ustadzah Ummu Abdillah Zainab hafizhahallah pada Selasa, 15 Dzulhijjah 1436 H / 29 September 2015

Nisaa` As-Sunnah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar