Cari Blog Ini

Jumat, 14 November 2014

Tentang ZAKAT PERHIASAN EMAS DAN PERAK

Pendapat yang benar dalam masalah ini adalah bahwa perhiasan yang terbuat dari emas dan perak wajib dikeluarkan zakatnya. Pendapat ini dikuatkan oleh asy-Syaikh Ibnu Baz bersama anggota al-Lajnah ad-Daimah, asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, asy-Syaikh al-Albani, dan asy-Syaikh Muqbil al-Wadi’i rahimahumullah, bahwa kedua logam mulia tersebut wajib dizakati secara mutlak sekalipun dalam bentuk perhiasan seperti cincin, kalung, gelang, anting-anting, atau giwang.

Pendapat ini sangat kuat dan benar karena berdasarkan tiga alasan.

Pertama, ayat dan hadits yang menunjukkan kewajiban zakat pada emas dan perak secara mutlak (umum) apapun bentuknya, baik berupa lempengan ataupun perhiasan. Sementara tidak ada dalil yang shahih dan sharih (jelas) yang mengecualikan bahwa perhiasan emas dan perak tidak ada kewajiban zakat.

Dalam al-Qur’an Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman (yang artinya):
“Orang-orang yang menyimpan emas dan perak, sementara mereka tidak menginfakkannya di jalan Allah, maka beritakanlah kepada mereka dengan azab yang pedih. Pada hari dipanaskan emas dan perak itu dalam neraka jahannam, lalu dahi-dahi, lambung-lambung dan punggung-punggung mereka diseterika dengannya, seraya diserukan kepada mereka, “Inilah balasan dari apa yang kalian simpan untuk diri kalian sendiri, maka rasakanlah akibatnya sekarang.” (at-Taubah: 34-35)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَامِنْصَاحِبِذَهَبٍوَلَافِضَّةٍ، لَايُؤَدِّيمِنْهَاحَقَّهَا، إِلَّاإِذَاكَانَيَوْمُالْقِيَامَةِ، صُفِّحَتْلَهُصَفَائِحُمِنْنَارٍ، فَأُحْمِيَعَلَيْهَافِينَارِجَهَنَّمَ، فَيُكْوَىبِهَاجَنْبُهُوَجَبِينُهُوَظَهْرُهُ، كُلَّمَابَرَدَتْأُعِيدَتْلَهُ، فِييَوْمٍكَانَمِقْدَارُهُخَمْسِينَأَلْفَسَنَةٍ، حَتَّىيُقْضَىبَيْنَالْعِبَادِ، فَيَرَىسَبِيلَهُ، إِمَّاإِلَىالْجَنَّةِ،وَإِمَّاإِلَىالنَّارِ
“Tidak ada seorang pun pemilik emas dan perak yang tidak menunaikan haknya, kecuali pada hari kiamat nanti dibuatkan untuknya lempeng-lempeng dari api (yang  terbuat dari emas dan perak miliknya sendiri).  Kemudian lempeng-lempeng itu dipanaskan dalam neraka jahannam dan dengannya diseterikalah lambung, dahi dan punggungnya. Setiap kali mendingin lempengan itu maka diulangi lagi untuknya. Pada satu hari yang lamanya sebanding dengan 50 ribu tahun, hingga diputuskan di antara hamba-hamba (Allah), maka ia pun akan melihat jalannya menuju surge ataukah menuju neraka." (HR. Muslim no. 987)

Kedua, terdapat hadits-hadits yang shahih dan sharih (tegas) yang menunjukkan kewajiban zakat pada perhiasan emas dan perak. Hadits-hadits tersebut sebagai berikut,

1. Hadits Amr bin Syu’aib dari ayahnya, dari kakeknya (yaitu Abdullah bin Amr bin al ‘Ash radhiyallahu ‘anhum), beliau berkata,
أَنَّامْرَأَةًأَتَتْرَسُولَاللهِصَلَّىاللهُعَلَيْهِوَسَلَّمَوَمَعَهَاابْنَةٌلَهَا، وَفِييَدِابْنَتِهَامَسَكَتَانِغَلِيظَتَانِمِنْذَهَبٍ، فَقَالَلَهَا: «أَتُعْطِينَزَكَاةَهَذَا؟» ،قَالَتْ: لَا،قَالَ: «أَيَسُرُّكِأَنْيُسَوِّرَكِاللهُبِهِمَايَوْمَالْقِيَامَةِسِوَارَيْنِمِنْنَارٍ؟» ،قَالَ: فَخَلَعَتْهُمَا، فَأَلْقَتْهُمَاإِلَىالنَّبِيِّصَلَّىاللهُعَلَيْهِوَسَلَّمَ، وَقَالَتْ: هُمَالِلهِعَزَّوَجَلَّوَلِرَسُولِهِ
Sesungguhnya ada seorang wanita menemui Rasulullah dan bersamanya putrinya yang mengenakan gelang yang tebal di tangannya. Maka beliau berkata kepadanya, "Apakah kamu telah menunaikan zakatnya?" Wanita itu menjawab, “Belum.” Rasulullah berkata, ”Apakah menggembirakan dirimu bahwa dengan sebab dua gelang emas itu Allah akan memakaikan kepadamu dua gelang dari api neraka pada hari kiamat nanti?" Maka wanita itu melepaskan kedua gelang itu dan memberikannya kepada Rasulullah, seraya berkata, “Keduanya untuk Allah dan Rasul-Nya.” (HR. Abu Dawud no. 1563, at-Tirmidzi no. 637, an-Nasaa’i no. 2479. Hadits ini dikuatkan oleh al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah dalam Bulughul Maram dan dihasankan oleh asy-Syaikh al-Albani rahimahullah dalam al-Irwa’ 3/296)

2. Hadits Aisyah radhiyallahu ‘anha,
دَخَلَعَلَيَّرَسُولُاللهِصَلَّىاللهُعَلَيْهِوَسَلَّمَفَرَأَىفِييَدَيَّفَتَخَاتٍمِنْوَرِقٍ، فَقَالَ: «مَاهَذَايَاعَائِشَةُ؟» ،فَقُلْتُ: صَنَعْتُهُنَّأَتَزَيَّنُلَكَيَارَسُولَاللهِ، قَالَ: «أَتُؤَدِّينَزَكَاتَهُنَّ؟» ،قُلْتُ: لَا، أَوْمَاشَاءَاللهُ، قَالَ: «هُوَحَسْبُكِمِنَالنَّارِ»
Rasulullah masuk menemuiku dan melihat beberapa cincin perak tak bermata di tanganku, maka beliau berkata, “Apa ini wahai Aisyah?" Aku pun menjawab, “Wahai Rasulullah aku mengenakannya karena berhias untukmu." Seraya beliau berkata, “Apakah engkau telah mengeluarkan zakatnya?" Aku berkata, “Belum." Maka beliau berkata, “Cukuplah dia akan menjerumuskanmu kedalam neraka.” (HR. Abu Dawud no. 1565, ad-Daruquthni no. 7547-7548, dan al-Hakim no. 1437, beliau rahimahullah berkata, “Hadits shahih menurut syarat al-Bukhari dan Muslim," dibenarkan oleh al-Imam adz-Dzahabi dan al-Albani rahimahullah dalam al-Irwa’ 3/296-297)

3. Hadits Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha,
كُنْتُأَلْبَسُأَوْضَاحًامِنْذَهَبٍ، فَقُلْتُ: يَارَسُولَاللَّهِ، أَكَنْزٌهُوَ؟ فَقَالَ: «مَابَلَغَأَنْتُؤَدَّىزَكَاتُهُ، فَزُكِّيَفَلَيْسَبِكَنْزٍ
Dahulu Ummu Salamah pernah mengenakan beberapa perhiasan emas,  kemudian beliau menanyakannya kepada Rasulullah, maka beliau (ummu Salamah) berkata, “Apakah perhiasan itu kanzun?" Rasulullah menjawab, “Yang sampai pada jumlah untuk dizakati (sampai nishab) dan ditunaikan zakatnya makan bukan kanzun.” (HR. Abu Dawud no. 1564 dan ad-Daruquthni no. 1950, al-Baihaqi no 1201. Hadits ini dengan adanya syahid (penguat dari riwayat lain) dishahihkan oleh al-Albani rahimahullah dalam ash-Shahihah no. 559)

Ketiga, adapun hadits yang marfu’ (disandarkan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam),
لَيْسَفِيالحُلِيِّزَكَاةٌ
“Tidak ada zakat pada perhiasan.” (HR. Ibnul Jauzi rahimahullah dalam at-Tahqiq dari sahabat Jabir radhiyallahu ‘anhu)
Hadits ini adalah batil tidak ada asalnya, sebagaimana yang dihukumi oleh al-Baihaqi dalam Ma’rifat as-Sunan wal Atsar dan juga al-Albani rahimahullah dalam al Irwa’ no. 817.

Penulis: Ustadz Arif hafizhahullah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar