Cari Blog Ini

Kamis, 05 Maret 2015

Tentang BERSABAR DI ATAS KEFAKIRAN

Abul Abbas Yasin bin Ali Al-Adeny hafizhohullahu taala

Firman Allah Taalaa:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الأمْوَالِ وَالأنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ. الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ. أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: Inna lillaahi wa innaa ilaihi raajiuun. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. Al-Baqarah ayat 155-157)

Maka orang-orang yang kokoh haruslah Allah uji mereka dengan hal ini.

Telah diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Shahih dari hadist Abu Hurairah -radhiyallahu anhu- ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah keluar pada suatu hari atau suatu malam ketika itu ternyata beliau bersama Abu Bakr dan Umar, kemudian beliau shallallahu alaihi wasallam berkata: Apa yang membuat kalian berdua keluar dari rumah kalian pada saat ini? Mereka berdua berkata: Rasa lapar yaa Rasulullah. Beliau shallallahu alaihi wasallam berkata: Dan saya juga demi jiwaku yang ada di tangan-Nya benar-benar apa yang membuat aku keluar sama seperti apa yang membuat kalian keluar.

Telah berkata Syaikh kami Al-Imam Al-Wadiiy dalam kitab Dzammul Masalah:
فإنني أنصح لأهل السنة أن يصبروا على الفقر، فهي الحال التي اختارها الله لنبيه محمد ﷺ
Maka sungguh aku nasehatkan kepada Ahlus Sunnah untuk senantiasa bersabar dalam keadaan KEFAKIRAN, karena itu adalah keadaan yang Allah pilihkan kepada Nabi-Nya Muhammad shallallahu alaihi wasallam.
(selesai penukilan)

Sesungguhnya ada suatu kaum dari manusia -yang aku dan kalian berlindung kepada Allah dari mereka- mereka mengira bahwa siapa saja yang kokoh di atas kebenaran maka ia tidak akan mendapatkan ujian dan musibah, mengira bahwa manusia akan menerima atasnya, mengira bahwa Bumi akan terhampar untuknya secara tiba-tiba, kemudian ketika dia mendapati mereka tertimpa musibah maka dengan segera mereka tidak meninggalkan kebenaran dan menelantarkan orang-orang yang benar.
Berkata Imam Ahmad bin Hanbal -rahimahullahu-:
الصبر على الفقر مرتبة لا ينالها إلا الأكابر
Sifat sabar di atas kefakiran merupakan martabat yang tidak didapatkan martabat itu kecuali orang-orang yang besar (ilmunya). (selesai penukilan)
(Dari kitab Al Bidayah wan Nihayah 10/363)

Dan terakhir coba ingat kembali kisah Imam tersebut, yaitu Abu Utsman Affan bin Muslim -rahimahullah- ketika beliau kokoh dalam menghadapi fitnah pemakhlukan Al-Quran, kemudian dikatakan kepadanya: Wahai Syaikh sungguh Amirul Mukminin berkata:
Sesungguhnya kamu jika tidak menjawab pertanyaan orang yang menyerumu kepadanya (Al-Quran makhluk) akan dipotong darimu apa yang mengalir di atasmu (harta).
Lalu beliau abaikan menjawab pertanyaan penguasa kepada kebathilan, dan berkata Affan kepada mereka:
وَفِي السَّمَاءِ رِزْقُكُمْ وَمَا تُوعَدُونَ
Dan di langit terdapat rezeki kalian dan apa yang ia janjikan kepada kalian. (QS. Adzariyat: 22)
Dan akhirnya ia diberi setiap bulannya seribu dirham. 
Berkata Imam Adz-Dzahabi dalam kitab Siyar Alaam Nubalaa (10/245):
Cerita ini menunjukan atas kebesaran Affan dan tingginya keadaan Affan bagi daulah, karena sungguh yang lainnya diuji, ditangkap serta dipenjara, sedangkan Affan maka mereka tidak memperlakukannya selain memotong dirham darinya.
(selesai penukilan)
Akan tetapi begitu cepat datangnya kelapangan. Telah dikatakan oleh Al-Khotib Al-Baghdady dalam kitab Tarikh (12/271):
Sesungguhnya Affan bin Muslim ketika pulang ke rumahnya beliau dapati istrinya dan yang berada di dalam rumahnya mencelanya, dan ketika itu di dalam rumahnya terdapat sekitar 40 orang, kemudian terdengarlah ketukan pintu dari seorang pengetuk pintu, lalu masuklah kepadanya seorang pria dan bersamanya kantong yang berisi seribu dirham. Maka si pengetuk pintu tersebut berkata:
Wahai Abu Utsman semoga Allah mengokohkanmu sebagaimana agama ini kokoh. Dan kejadian ini terjadi setiap bulannya.
(selesai penukilan)

ALLAHU AKBAR! ALLAHU AKBAR! Inilah sebuah keringanan yang datang setelah keberatan, kemudahan yang datang setelah kesulitan, dan kelapangan yang datang setelah kesempitan.
رويدك إن بعد الضيق مخرج  ***  وصبرك عنده أبهى وأبهجْ
Pelan-pelanlah kamu karena sungguh akan datang setelah kesempitan jalan keluar *** dan kesabaranmu baginya lebih baik dan lebih membahagiakan.
وكم من كربة عظمت وجلت  ***  وعند حلولها الرحمن فرّجْ
Berapa banyak dari kesusahan membesar dan mengerikan *** dan ketika Allah bebaskan darinya terasa nyaman.

Sumber:
Majmuah Manhajul Anbiya | Al-Ustadz Abu Amr Ahmad Alfian حفظه الله

Alih Bahasa:
Abu Kuraib Bin Ahmad Bandung حفظه الله [FBF 1]

WA Forum Berbagi Faidah [FBF] | alfawaaid .net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar