Cari Blog Ini

Sabtu, 29 Agustus 2015

Tentang MEMAKAI PAKAIAN WARNA HITAM DALAM RANGKA BERKABUNG

Syaikh al Allamah Ibnu 'Utsaimin rahimahullah

Tanya:
هل يجوز لبس الثوب الأسود حزناً على المتوفى وخاصة إذا كان الزوج؟
Bolehkah memakai pakaian hitam sebagai bentuk rasa sedih atas meninggalnya seseorang terlebih lagi suami?

Jawab:
لبس السواد عند المصائب شعار باطل لا أصل له... والإنسان عند المصيبة ينبغي له أن يفعل ما جاء به الشرع فيقول: إنا لله وإنا إليه راجعون ، اللهم أجرني في مصيبتي ، وأخلف لي خيراً منها ، فإذا قال ذلك بإيمان واحتساب فإن الله سبحانه وتعالى يؤجره على ذلك ويبدله بخير منها، أما ارتداء لبس معين كالسواد وما شابهه؛ فإنه لا أصل له، وهو أمر باطل ومذموم
Memakai pakaian hitam ketika tertimpa musibah–musibah adalah syiar yang batil, tidak ada tuntunannya.
Hendaknya seseorang bila tertimpa musibah untuk melakukan sebagaimana apa yang dituntunkan oleh syariat, maka dia ucapkan,
إِنَّا لِلّٰهِ وَ إِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ ، اللّٰــهُمَّ أَجُــرْنِيْ فِيْ مُصِيْبَتِيْ وَ اخْلُفْ لِيْ خَيْراً مِنْهَا
"Sesungguhnya kita milik Allah, dan kepadanya lah kita kembali. Ya Allah berilah aku pahala didalam musibah yang menimpaku, dan gantikan untukku dengan yang lebih baik darinya."
Jika dia mengucapkan (doa) tersebut dengan keimanan dan harapan (kepada Allah) maka sungguh Allah subhanahu wa ta'ala akan memberikan pahala kepadanya atas apa yang menimpanya tersebut dan akan menggantikan untuknya dengan susuatu lebih baik dari apa yang menimpanya.
Adapun memakai pakaian hitam atau yang semisalnya, maka hal itu tidak ada tuntunannya, dan itu adalah perkara batil dan tercela.

Abdurrahman Harun

F A W A I D I L M I Y Y A H

WA Al Istifadah
WALIS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar