Cari Blog Ini

Selasa, 10 November 2015

Tentang SALAT ISTIKHARAH KETIKA MENGHADAPI MASALAH

Dalam hal apa solat istikharah dilakukan?
Solat istikharah dilakukan dalam setiap permasalahan yang bersifat mubah, baik itu permasalahan yang penting ataupun permasalahan yang dianggap 'sepele' (remeh), kerana tidak boleh meremehkan sebuah urusan tertentu dalam hal agama ini.

Al-Hafizh Ibnu Hajar asy-Syafi'i رحمه الله mengatakan:
“(Anjuran ini) mencakup setiap permasalahan, baik itu permasalahan yang besar atau remeh, boleh jadi perkara yang remeh tersebut menjadi suatu perkara yang besar.” (Fathul Bari 11/148)

Apakah boleh melakukan solat istikharah untuk sebuah rencana haram atau makruh (perkara yang dibenci oleh Allah)?
Maka tidak boleh melakukan solat istikharah untuk hal tersebut. Kerana perkara yang haram sudah jelas harus ditinggalkan, sedangkan yang makruh selayaknya untuk ditinggalkan kerana hal tersebut dibenci oleh Allah ﷻ dan bukan alasan untuk boleh dilanggar.

Demikian pula dengan perkara yang wajib atau sunnah, maka tidak perlu solat istikharah dalam kedua perkara tersebut.

Diusahakan solat istikharah tidak dilakukan diwaktu-waktu yang terlarang, seperti ketika matahari terbit atau tenggelam matahari dan disaat matahari berada tepat di atas kita. Kecuali dalam kondisi yang tidak dapat untuk ditunda lagi.

Disalin dari Buletin Saku al-Ilmu, edisi 18/1435 H/2014M

WhatsApp طريق السلف
www.thoriqussalaf.com
telegram.me/thoriqussalaf

###

FATWA LAJNAH DAIMAH
Fatwa Nomor 4193

Pertanyaan:
Saya sering mendengar tentang salat hajat dan salat istikharah. Bagaimanakah tata cara melaksanakan kedua salat ini? Apakah ada surah-surah atau ayat-ayat tertentu yang dibaca dalam setiap rakaatnya? Apa doa-doa ma'tsur ketika melaksanakan keduanya?

Jawaban:
Salat istikharah dan tata caranya dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Jamaah al-Muhadditsin (para penyusun al-kutub al-sittah (enam kitab hadits terkenal) ditambah Imam Ahmad) kecuali Muslim, dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu `anhu, dia berkata,  
"Rasulullah Shallallahu `Alaihi wa Sallam mengajari kami istikharah (meminta kepada Allah untuk dipilihkan yang terbaik) dalam segala hal, sama seperti saat beliau mengajarkan kami suatu surat dari Aquran. Beliau Shallallahu `Alaihi wa Sallam bersabda, “Jika seorang dari kalian menghadapi masalah, maka rukuklah (salat) dua rakaat sunnah, kemudian berdoalah,
اللهم إني أستخيرك بعلمك، وأستقدرك بقدرتك، وأسألك من فضلك العظيم، فإنك تقدر ولا أقدر وتعلم ولا أعلم، وأنت علام الغيوب، اللهم إن كنت تعلم أن هذا الأمر خير لي في ديني ومعاشي وعاقبة أمري -أو قال عاجل أمري وآجله- فاقدره لي ويسره لي، ثم بارك لي فيه، وإن كنت تعلم أن هذا الأمر شر لي في ديني ومعاشي وعاقبة أمري -أو قال عاجل أمري وآجله- فاصرفه عني واصرفني عنه، واقدر لي الخير حيث كان، ثم أرضني به
"Ya Allah, aku memohon pilihan kepada-Mu dengan ilmu-Mu dan memohon kemampuan dengan kekuasaan-Mu. Aku memohon karunia-Mu yang Agung. Engkau Maha Kuasa, sedangkan aku tidak. Engkau Maha Mengetahui, sedangkan aku tidak, Engkau Maha Mengetahui hal gaib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa hal ini baik untukku, agamaku, kehidupanku, dan akhir dari urusanku ini --atau beliau bersabda, "urusanku, baik dalam waktu dekat atau jauh"-- maka takdirkanlah untukku dan mudahkanlah. Berkahilah urusanku. (Sebaliknya, ya Allah), jika Engkau mengetahui bahwa hal ini buruk untukku, bagi agamaku, kehidupanku, dan akhir dari urusanku ini --atau beliau bersabda, "urusanku, baik dalam waktu dekat atau jauh"-- maka jauhkanlah hal ini dariku dan jauhkanlah aku darinya. Takdirkanlah untukku hal baik saja, di manapun. Jadikanlah aku ridha dengan ketetapan-Mu itu."
Beliau bersabda, "Orang yang salat istikharah itu lalu menyebutkan keperluannya."
Bacaan salatnya adalah al-Faatihah dan ayat Alquran lainnya, baik satu surah penuh, maupun sebagian.
Adapun yang dinamakan salat hajat, sepengetahuan kami terdapat hadis-hadis daif (lemah) dan munkar yang tidak bisa dijadikan hujah dan tidak bisa dijadikan landasan amal.
Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam

Komite Tetap Riset Ilmiah dan Fatwa

Anggota: Abdullah bin Qu'ud 
Anggota: Abdullah bin Ghadyan 
Wakil Ketua: Abdurrazzaq `Afifi 
Ketua: Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz

http://www.alifta.net/Fatawa/FatawaChapters.aspx?languagename=id&View=Page&PageID=2756&PageNo=1&BookID=3

###

FATWA LAJNAH DAIMAH
Pertanyaan Keempat dari Fatwa Nomor 10666

Pertanyaan:
Apakah doa istikharah itu dibaca sebelum salam, atau setelah salam selesai salat?

Jawaban:
Doa istikharah itu dibacakan selepas salam salat istikharah.
Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam

Komite Tetap Riset Ilmiah dan Fatwa

Anggota: Abdullah bin Ghadyan 
Wakil Ketua: Abdurrazzaq `Afifi 
Ketua: Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz

http://www.alifta.net/Fatawa/FatawaChapters.aspx?languagename=id&View=Page&PageID=2758&PageNo=1&BookID=3

###

FATWA LAJNAH DAIMAH
Pertanyaan Keempat Belas dari Fatwa Nomor 8864

Pertanyaan:
Terkait salat istikharah untuk memilih pekerjaan, hajat tertentu, atau yang lainnya, apakah disyaratkan untuk menghafal doanya yang bersumber langsung dari Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, atau boleh membacanya dari buku saja? Kemudian setelah saya salat, bagaimana saya tahu atau merasakan bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala menunjukkan kepada saya untuk melakukan atau meninggalkan suatu perbuatan? Syekh yang mulia, saya mohon penjelasan.

Jawaban:
Menghafal doa istikharah atau membacanya dari buku boleh-boleh saja. Anda harus bersungguh-sungguh menghadirkan hati, khusyuk karena Allah, dan jujur dalam berdoa. Kemudian, Anda boleh berkonsultasi kepada orang terpercaya yang bijak memberi nasihat dan banyak makan asam garam kehidupan.
Ketika dada Anda terasa lapang untuk salah satu pilihan, maka itu pertanda bahwa Allah telah memilihkan hal tersebut bagi ِِAnda.
Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam

Komite Tetap Riset Ilmiah dan Fatwa

Anggota: Abdullah bin Qu'ud 
Anggota: Abdullah bin Ghadyan 
Wakil Ketua: Abdurrazzaq `Afifi 
Ketua: Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz

http://www.alifta.net/Fatawa/FatawaChapters.aspx?languagename=id&View=Page&PageID=2757&PageNo=1&BookID=3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar