Suatu hari ada seorang lelaki lewat di depan rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam, dan para shahabat radhiyallahu `anhum melihat kondisi lelaki tersebut dari kulit tubuhnya dan semangatnya (seperti lelaki pekerja yang tangguh- pen), maka rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam berkata:
ﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﺧﺮﺝ ﻳﺴﻌﻰ ﻋﻠﻰ ﻭﻟﺪﻩ ﺻﻐﺎﺭًﺍ ﻓﻬﻮ ﻓﻲ ﺳﺒﻴﻞ ﺍﻟﻠﻪ، ﻭ ﺇﻥ ﺧﺮﺝ ﻳﺴﻌﻰ ﻋﻠﻰ ﺁﺑﻮﻳﻦ ﺷﻴﺨﻴﻦ ﻛﺒﻴﺮﻳﻦ ﻓﻬﻮ ﻓﻲ ﺳﺒﻴﻞ ﺍﻟﻠﻪ، ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﻳﺴﻌﻰ ﻋﻠﻰ ﻧﻔﺴﻪ ﻳﻌﻔّﻬﺎ ﻓﻬﻮ ﻓﻲ ﺳﺒﻴﻞ ﺍﻟﻠﻪ، ﻭ ﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﺧﺮﺝ ﺭﻳﺎﺀً ﻭﺗﻔﺎﺧﺮًﺍ ﻓﻬﻮ ﻓﻲ ﺳﺒﻴﻞ ﺍﻟﺸﻴﻄﺎﻥ
“Jika dia keluar bekerja untuk anaknya yang masih kecil, maka dia terhitung di jalan Allah, dan jika dia keluar bekerja untuk kedua orang tuanya, maka dia terhitung di jalan Allah, dan jika dia keluar bekerja untuk dirinya sendiri dalam rangka `iffah (menjaga kehormatan diri- pen) maka dia terhitung di jalan Allah, dan jika keluar dalam rangka riya` dan berbangga diri maka dia terhitung di jalan syaithon.”
Hadits tersebut di bawakan Al-Imam Thabrani (13/491).
Sa`id ibnul Musayib Rahimahullahu tatkala meninggalkan beberapa dinar untuk keluarganya. Beliau rahimahullahu berkata:
ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺇﻧﻚ ﺗﻌﻠﻢ ﺃﻧﻲ ﻟﻢ ﺃﺟﻤﻌﻬﺎ ﺇﻻ ﻵﺻﻮﻥ ﺩﻳﻨﻲ ﻭﺣﺴﺒﻲ
“Yaa Allah, sungguh diriMu mengetahui bahwa diriku tidaklah mengumpulkan (harta yang halal -pen), kecuali dalam rangka menjaga agamaku dan keturunanku.”
Yakni beliau rahimahullah mengumpulkan mencari harta dan membelanjakannya semua di jalan yang halal dan dengan tujuan untuk menjaga agama dan keturunannya.
[Abu Nu`aim dalam Al-Hilyah 2/173 dan Al-Baihaqi dalam Asyu`ab 2/449]
Diriwayatkan pula dari jalan Ad-Dainury dalam Al-Mujaalasah nomer 2479 dari Ibnu Hudzaifah berkata:
Orang-orang bertanya kepada Sufyan Ats-Tsaury rahimahullahu: “Yaa Aba Abdillah, sungguh manusia mengingkari perbuatanmu ketika keluar ke yaman." Maka beliau Rahimahullahu menjawab: "Yaa Subhaanalloh! Mereka mengingkari diriku sesuatu yang bukan kemungkaran yang aku lakukan (sikap terheran-heran -pen), keluarku ke negeri yaman adalah rangka mencari sesuatu yang halal (bekerja -pen), dan mencari perkara yang halal itu berat, dan seseorang keluar dalam rangka mencari yang halal itu lebih utama daripada ibadah haji dan perang.”
Berkata Fadhilatusy Syaikh Muhammad bin Abdillah Al-Imam hafizhahullah: "Dan di antara bentuk keutamaan jihad, ialah mencari perkara yang halal (bekerja- pen), bahwasannya bekerja itu termasuk jihad dalam perkara umurnya, dirinya bekerja bukan satu hari, atau setahun, atau sepuluh tahun, akan tetapi seluruh hidupnya (teranggap jihad -pen) sampai dirinya meninggal dunia. Allah memuliakan dan memberi karunia kepadanya dengan jihadnya (bekerja -pen), dan berapa banyak seseorang jihad melawan orang-orang kafir, akan tetapi dirinya lalai dari jihad (bekerja -pen) dari sesuatu yang halal."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar