Cari Blog Ini

Selasa, 09 September 2014

Tentang YANG PALING BERHAK MENJADI IMAM SHALAT

Kriteria seorang muslim yang berhak menjadi imam telah dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam sebuah hadits secara berurutan. Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
ﻳَﺆُﻡُّ ﺍﻟْﻘَﻮْﻡَ ﺃَﻗْﺮَﺅُﻫُﻢْ ﻟِﻜِﺘَﺎﺏِ ﺍﻟﻠﻪِ، ﻓَﺈِﻥْ ﻛَﺎﻧُﻮﺍ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻘِﺮَﺍﺀَﺓِ ﺳَﻮَﺍﺀً ﻓَﺄَﻋْﻠَﻤُﻬُﻢْ ﺑِﺎﻟﺴُّﻨَّﺔِ، ﻓَﺈِﻥْ ﻛَﺎﻧُﻮﺍ ﻓِﻲ ﺍﻟﺴُّﻨَّﺔِ ﺳَﻮَﺍﺀً ﻓَﺄَﻗْﺪَﻣُﻬُﻢْ ﻫِﺠْﺮَﺓً، ﻓَﺈِﻥْ ﻛَﺎﻧُﻮﺍ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻬِﺠْﺮَﺓِ ﺳَﻮَﺍﺀً ﻓَﺄَﻗْﺪَﻣُﻬُﻢْ ﺳِﻠْﻤًﺎ، ﻭَﻟَﺎ ﻳَﺆُﻣَّﻦَّ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞُ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞَ ﻓِﻲ ﺳُﻠْﻄَﺎﻧِﻪِ ﻭَﻟَﺎ ﻳَﻘْﻌُﺪْ ﻓِﻲ ﺑَﻴْﺘِﻪِ ﻋَﻠَﻰ ﺗَﻜْﺮِﻣَﺘِﻪِ ﺇِﻟَّﺎ ﺑِﺈِﺫْﻧِﻪِ
“Yang berhak menjadi imam shalat untuk suatu kaum adalah yang paling pandai dalam membaca al-Qur’an. Jika mereka setara dalam bacaan al-Qur’an, (yang menjadi imam adalah) yang paling mengerti tentang sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. Apabila mereka setingkat dalam pengetahuan tentang sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, (yang menjadi imam adalah) yang paling pertama melakukan hijrah. Jika mereka sama dalam amalan hijrah, (yang menjadi imam adalah) yang lebih dahulu masuk Islam.” (HR. Muslim no. 673 dari Abu Mas’ud al-Anshari radhiyallahu ‘anhu). Dalam riwayat lain, ada tambahan lafadz,
ﻓَﺈِﻥْ ﻛَﺎﻧُﻮﺍ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻬِﺠْﺮَﺓِ ﺳَﻮَﺍﺀً ﻓَﻠْﻴَﺆُﻣَّﻬُﻢْ ﺃَﻛْﺒَﺮُﻫُﻢْ ﺳِﻨًّﺎ
“Jika mereka sama dalam amalan hijrah, (yang menjadi imam adalah) yang paling tua di antara mereka.”

Dengan demikian, yang paling berhak menjadi imam shalat secara berurutan adalah;
1. Yang paling pandai membaca al-Qur’an. Jika sama-sama pandai,
2. Yang paling mengerti tentang sunnah Nabi radhiyallahu ‘anhu. Jika sama-sama mengerti,
3. Yang paling pertama melaksanakan hijrah. Jika sama dalam hal hijrah,
4. Yang lebih dahulu masuk Islam. Jika bersama masuk Islam,
5. Yang lebih tua.

Selanjutnya, yang dimaksud dengan al-aqra’, apakah yang paling baik bacaannya ataukah yang paling banyak hafalannya? Jawabannya adalah yang paling baik bacaannya. Maknanya, yang bacaannya sempurna dengan pengucapan huruf sesuai dengan makhrajnya. Adapun keindahan suara bukanlah syarat. Jika ada dua orang;
1. Bacaan al-Qur’annya sangat baik.
2. Bacaannya baik, namun tidak sebaik orang pertama, hanya saja ia lebih menguasai fikih tentang shalat dibandingkan dengan orang pertama.
Dalam hal ini, orang kedua lebih berhak untuk menjadi imam shalat.
Pembahasan ini tidak berlaku jika pada pelaksanaan shalat berjamaah di sebuah masjid telah ditunjuk imam tetap, maka imam tetap tersebut yang paling berhak selama tidak ada uzur.

Sumber: asy-Syarhul Mumti’, Ibnu Utsaimin

###

Asy Syaikh Shalih Fauzan bin Abdillah al Fauzan حفظه الله

Pertanyaan:
هل يحق لشارب الدخان أن يؤم المصلين في الصلاة وهو أحسن منهم في التلاوة والقراءة؟
Apakah boleh seorang perokok menjadi imam sholat dalam keadaan cuma dia yang terbaik bacaannya di antara yang lain?

Jawaban:
لا، يقدم أذا كان هناك اختيار للإمام فلا يختارون شارب الدخان لأن معه معصية ظاهرة ولأنه قدوة وربما يقتدون به ويختارون أحسن منه
Jangan! Jika masih memungkinkan untuk memilih imam yang lain, maka jangan memilih seorang perokok sebagai imam dikarenakan dia melakukan maksiat yang sifatnya dzhohir (nampak), dan posisi dia sebagai imam merupakan panutan yang mungkin saja ada yang meniru perbuatan dia. Maka sebaiknya para jamaah memilih imam yang lebih baik dari dia.

Sumber:
alfawzan .af .org .sa/node/15496

Alih bahasa: Syabab Forum Salafy

Forum Salafy Indonesia

###

Fatwa Lajnah Daimah

Pertanyaan 12 dari fatwa lajnah no. 6391:
رجل يحفظ القرآن ولكن ليس له لحية وآخر يحفظ منه قليلا وله لحية، أيهما يقدم إماما في الصلاة؟
Manakah yang lebih dikedepankan menjadi imam, seorang penghafal al-Quran yang memotong jenggot ataukah seorang yang sedikit hafalannya tapi memelihara jenggotnya?

Jawaban:
يقدم للإمامة في الصلاة من كان له لحية مع حفظه القليل من القرآن على من يحلق لحيته مع حفظه القرآن؛ لأن الأول غير آثم بقلة حفظه، والثاني آثم بحلق لحيته. وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
Harus mengedepankan seorang yang memelihara jenggotnya walaupun hafalannya sedikit daripada seorang penghafal yang mencukur jenggot, dikarenakan jenis pertama (yang tidak mencukur jenggot) tidak melakukan dosa. Adapun jenis kedua telah terjatuh dalam dosa karena perbuatannya mencukur jenggot.
Dan hanya milik Allah taufiq dan semoga shalawat dan salam kepada nabi kita Muhammad, dan seluruh keluarga dan sahabatnya.
Komite fatwa dan pembahasan ilmu
bertanda tangan:
Wakil ketua: Abdurozzak afifiy
Ketua: Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz rohimahulloh

Sumber:
Forum al-Barokah Maa Akaabirikum

Alih bahasa: Syabab Forum Salafy

Forum Salafy Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar