Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Terhinalah dia, terhinalah dia, terhinalah dia.” Mereka bertanya, "Wahai Rasulullah! Siapa?" Beliau bersabda, “Orang yang mendapati kedua orang tuanya ketika tua atau salah satu dari keduanya namun dia masuk neraka.” (HR. Muslim/Shahih Adabul Mufrod)
“Di dalam hadits ini ada anjuran untuk berbakti kepada kedua orang tua, dan berbakti kepada kedua orang tua memiliki pahala amat besar. Artinya, bahwa di dalam berbakti kepada keduanya di saat mereka sudah semakin tua dan lemah, baik dengan memberikan khidmat kita kepada mereka ataupun memberikan nafkah kepada mereka menjadi sebab masuk ke dalam surga, maka barangsiapa yang menguranginya berarti dia kehilangan kesempatannya untuk masuk surga dan Alloh akan menghinakan dirinya.” [Syarah an-Nawawi 16/208-209]
"Barangsiapa yang tidak segera mengambil kesempatan untuk berbuat ihsan kepada keduanya terlebih lagi di masa tua mereka maka akan sangat rentan menjadi hina dan rendah keadaannya." [Faidhul Qodir, al-Munawi 4/34]
Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin Rohimahulloh berkata:
“Jika kita perhatikan keadaan umat manusia hari ini, kita akan mendapati kebanyakan dari mereka tidaklah berbakti kepada kedua orang tuanya, bahkan dia berlaku durhaka.
Engkau jumpai dia berlaku baik kepada sahabat-sahabatnya dan tidak merasa jenuh duduk bersama mereka.
Akan tetapi jika dia duduk bersama ayah dan ibunya sesaat saja di waktu siang hari, niscaya engkau dapati dia merasa jenuh, seakan-akan dia berada di atas bara api.
Maka dia bukanlah orang yang berbakti kepada kedua orang tuanya.
Bahkan seorang yang berbakti ialah dia yang:
- lapang dadanya untuk ayah dan ibunya,
- berkhidmat (melayani) untuk menyejukkan kedua mata mereka, dan
- bersemangat dengan sepenuh jiwanya untuk membuat keduanya ridho dengan mengerahkan segala sesuatu yg ia mampu.”
(Syarah Al-Aqidah Al-Wasithiyyah 3/121)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar