Cari Blog Ini

Selasa, 21 Oktober 2014

Tentang BEROBAT KETIKA SAKIT

Diriwayatkan dari Abud Darda` radhiyallahu ‘anhu secara marfu’:
ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﺧَﻠَﻖَ ﺍﻟﺪَّﺍﺀَ ﻭَﺍﻟﺪَّﻭَﺍﺀَ ﻓَﺘَﺪَﺍﻭَﻭْﺍ ﻭَﻻَ ﺗَﺪَﺍﻭَﻭْﺍ ﺑِﺤَﺮَﺍﻡٍ
“Sesungguhnya Allah menciptakan penyakit dan obatnya. Maka berobatlah kalian, dan jangan berobat dengan sesuatu yang haram.” (HR. Ad-Daulabi. Asy-Syaikh Al-Albani menyatakan sanad hadits ini hasan. Lihat Ash-Shahihah no. 1633)

Juga diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ﻣَﺎ ﺃَﻧْﺰَﻝَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻣِﻦْ ﺩَﺍﺀٍ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺰَﻝَ ﻟَﻪُ ﺷِﻔَﺎﺀً، ﻋَﻠِﻤَﻪُ ﻣَﻦْ ﻋَﻠِﻤَﻪُ ﻭَﺟَﻬِﻠَﻪُ ﻣَﻦْ ﺟَﻬِﻠَﻪُ
“Tidaklah Allah menurunkan satu penyakit pun melainkan Allah turunkan pula obat baginya. Telah mengetahui orang-orang yang tahu, dan orang yang tidak tahu tidak akan mengetahuinya.” (HR. Al-Bukhari. Diriwayatkan juga oleh Al-Imam Muslim dari Jabir radhiyallahu ‘anhu)

Di antara bentuk pengobatan yang sunnah adalah:

1. MADU DAN BERBEKAM

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ﺍﻟﺸِّﻔَﺎﺀُ ﻓِﻲ ﺛَﻠَﺎﺛَﺔٍ : ﺷُﺮْﺑَﺔِ ﻋَﺴَﻞٍ، ﻭَﺷِﺮْﻃَﺔِ ﻣُﺤَﺠِّﻢٍ، ﻭَﻛَﻴَّﺔِ ﻧَﺎﺭٍ، ﻭَﺃَﻧَﺎ ﺃَﻧْﻬَﻰ ﻋَﻦِ ﺍﻟْﻜَﻲِّ – ﻭَﻓِﻲ ﺭِﻭَﺍﻳَﺔٍ: ﻭَﻻَ ﺃُﺣِﺐُّ ﺃَﻥْ ﺃَﻛْﺘَﻮِﻱ
“Obat itu ada pada tiga hal: minum madu, goresan bekam, dan kay dengan api, namun aku melarang kay.” (HR. Al-Bukhari)
Dalam riwayat lain: “Aku tidak senang berobat dengan kay.”
Kay adalah menempelkan besi yang dibakar pada urat yang sakit.

2. AL HABBATUS SAUDA’ (JINTEN HITAM)

Dari Usamah bin Syarik radhiyallahu ‘anhu dia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ﺍﻟْﺤَﺒَّﺔُ ﺍﻟﺴَّﻮْﺩَﺍﺀُ ﺷِﻔَﺎﺀٌ ﻣِﻦْ ﻛُﻞِّ ﺩَﺍﺀٍ ﺇِﻻَ ﺍﻟﺴَّﺎﻡَ
“Al-Habbatus Sauda` (jintan hitam) adalah obat untuk segala penyakit, kecuali kematian.” (HR. Ath-Thabarani. Dikatakan oleh Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullah bahwa sanadnya hasan, dan hadits ini punya banyak syawahid/pendukung)

3. KURMA ‘AJWAH

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
ﻓِﻲ ﻋَﺠْﻮَﺓِ ﺍﻟْﻌَﺎﻟِﻴَﺔِ ﺃَﻭَّﻝُ ﺍﻟْﺒُﻜْﺮَﺓِ ﻋَﻠﻰَ ﺭِﻳْﻖِ ﺍﻟﻨَّﻔَﺲِ ﺷِﻔَﺎﺀٌ ﻣِﻦْ ﻛُﻞِّ ﺳِﺤْﺮٍ ﺃَﻭْ ﺳُﻢٍّ
“Pada kurma ‘ajwah ‘Aliyah yang dimakan pada awal pagi (sebelum makan yang lain) adalah obat bagi semua sihir atau racun.” (HR. Ahmad. Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullah menyatakan hadits ini sanadnya jayyid (bagus). Lihat Ash-Shahihah no. 2000)

4. RUQYAH

Yaitu membacakan surat atau ayat-ayat Al-Qur’an atau doa-doa yang tidak mengandung kesyirikan, kepada orang yang sakit. Bisa dilakukan sendiri maupun oleh orang lain.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
ﻭَﻧُﻨَﺰِّﻝُ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻘُﺮْﺀَﺍﻥِ ﻣَﺎ ﻫُﻮَ ﺷِﻔَﺎﺀٌ ﻭَﺭَﺣْﻤَﺔٌ ﻟِﻠْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ
“Dan Kami turunkan dari Al-Qur`an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (Al-Isra`: 82)
Asy-Syaikh As-Sa’di rahimahullah dalam tafsirnya berkata, “Al-Qur`an itu mengandung syifa` (obat) dan rahmat. Namun kandungan tersebut tidak berlaku untuk setiap orang, hanya bagi orang yang beriman dengannya, yang membenarkan ayat-ayat-Nya, dan mengilmuinya. Adapun orang-orang yang zalim, yang tidak membenarkannya atau tidak beramal dengannya, maka Al-Qur`an tidak akan menambahkan kepada mereka kecuali kerugian. Dan dengan Al-Qur`an berarti telah tegak hujjah atas mereka.”

Obat (syifa`) yang terkandung dalam Al-Qur`an bersifat umum. Bagi hati/jiwa, Al-Qur`an adalah obat dari penyakit syubhat, kejahilan, pemikiran yang rusak, penyimpangan, dan niat yang jelek. Sedangkan bagi jasmani, dia merupakan obat dari berbagai sakit dan penyakit.
Dari Abu Abdillah Utsman bin Abil ‘Ash radhiyallahu ‘anhu:
ﺃَﻧَّﻪُ ﺷَﻜَﺎ ﺇِﻟَﻰ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻭَﺟَﻌًﺎ ﻳَﺠِﺪُ ﻓِﻲ ﺟَﺴَﺪِﻩِ، ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻟَﻪُ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ: ﺿَﻊْ ﻳَﺪَﻙَ ﻋَﻠﻰَ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻳَﺄْﻟَﻢُ ﻣِﻦْ ﺟَﺴَﺪِﻙَ ﻭَﻗُﻞْ : ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠﻪِ - ﺛَﻠَﺎﺛًﺎ - ؛ ﻭَﻗُﻞْ ﺳَﺒْﻊَ ﻣَﺮَّﺍﺕٍ: ﺃَﻋُﻮﺫُ ﺑِﻌِﺰَّﺓِ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﻗُﺪْﺭَﺗِﻪِ ﻣِﻦْ ﺷَﺮِّ ﻣَﺎ ﺃَﺟِﺪُ ﻭَﺃُﺣَﺎﺫِﺭُ
Dia mengadukan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang rasa sakit yang ada pada dirinya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya: “Letakkanlah tanganmu di atas tempat yang sakit dari tubuhmu, lalu bacalah: ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠﻪِ (tiga kali), kemudian bacalah tujuh kali:
ﺃَﻋُﻮﺫُ ﺑِﻌِﺰَّﺓِ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﻗُﺪْﺭَﺗِﻪِ ﻣِﻦْ ﺷَﺮِّ ﻣَﺎ ﺃَﺟِﺪُ ﻭَﺃُﺣَﺎﺫِﺭُ
(Aku berlindung dengan keperkasaan Allah dan kekuasaan-Nya, dari kejelekan yang aku rasakan dan yang aku khawatirkan).” (HR. Muslim)

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjenguk sebagian keluarganya (yang sakit) lalu beliau mengusap dengan tangan kanannya sambil membaca:
ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺭَﺏَّ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﺃَﺫْﻫِﺐِ ﺍﻟْﺒَﺄْﺱَ، ﺍﺷْﻒِ، ﺃَﻧْﺖَ ﺍﻟﺸَّﺎﻓِﻲ ﻻَ ﺷِﻔَﺎﺀَ ﺇِﻻَّ ﺷِﻔَﺎﺀُﻙَ، ﺷِﻔَﺎﺀً ﻻَ ﻳُﻐَﺎﺩِﺭُ ﺳَﻘَﻤًﺎ
“Ya Allah, Rabb seluruh manusia, hilangkanlah penyakit ini. Sembuhkanlah, Engkau adalah Dzat yang Maha Menyembuhkan. (Maka) tidak ada obat (yang menyembuhkan) kecuali obatmu, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit.” (Muttafaqun ‘alaih)

Atau berobat dengan cara-cara yang mubah, misalkan berobat ke dokter atau orang lain yang memiliki keahlian dalam pengobatan yang tidak bertentangan dengan syariat.

Adapun berobat kepada tukang sihir atau dukun, atau dengan cara-cara perdukunan semacam mantera yang mengandung unsur syirik, atau rajah-rajah yang tidak diketahui maknanya, maka haram hukumnya, dan bisa menyebabkan seseorang keluar (murtad) dari Islam. Dari Mu’awiyah ibnul Hakam radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Aku berkata:
ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ، ﺇِﻧِّﻲ ﺣَﺪِﻳﺚُ ﻋَﻬْﺪٍ ﺑِﺎﻟْﺠَﺎﻫِﻠِﻴَّﺔِ ﻭَﻗَﺪْ ﺟَﺎﺀَ ﺍﻟﻠﻪُ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﺑِﺎﻟْﺈِﺳْﻼَﻡِ ﻭَﻣِﻨَّﺎ ﺭِﺟَﺎﻟًﺎ ﻳَﺄْﺗُﻮﻥَ ﺍﻟْﻜُﻬَّﺎﻥَ. ﻗَﺎﻝَ: ﻓَﻼَ ﺗَﺄْﺗِﻬِﻢْ
“Wahai Rasulullah, aku baru saja meninggalkan masa jahiliah. Dan sungguh Allah telah mendatangkan-Islam. Di antara kami ada orang-orang yang mendatangi para dukun." Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Janganlah engkau-mendatangi mereka (para dukun).” (HR. Muslim)
Dari Shafiyyah bintu Abi ‘Ubaid, dari sebagian istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ﻣَﻦْ ﺃَﺗَﻰ ﻋَﺮَّﺍﻓًﺎ ﻓَﺴَﺄَﻟَﻪُ ﻋَﻦْ ﺷَﻲْﺀٍ ﻓَﺼَﺪَّﻗَﻪُ ﻟَﻢْ ﺗُﻘْﺒَﻞْ ﻟَﻪُ ﺻَﻼَﺓٌ ﺃَﺭْﺑَﻌِﻴﻦَ ﻳَﻮْﻣًﺎ
“Barangsiapa mendatangi peramal, kemudian dia bertanya kepadanya tentang sesuatu lalu dia membenarkannya, maka tidak akan diterima shalatnya selama 40 hari.” (HR. Muslim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar