Cari Blog Ini

Selasa, 21 Oktober 2014

Tentang MEMILIH WANITA YANG HENDAK DINIKAHI

Al-Imam Ahmad berkata:
Jika seorang pria melamar seorang wanita, hendaklah menanyakan kecantikannya lebih dahulu. Jika wajahnya cantik baru dia tanyakan tentang agamanya. Kalau agamanya baik hendaklah menikahinya, kalau tidak baik maka dia menolak karena sebab agamanya. Dan jangan sampai dia menanyakan agamanya terlebih dahulu, kalau baik baru menanyakan kecantikannya, lalu kalau ternyata dia tidak cantik dia tolak, sehingga menolaknya karena si wanita tidak cantik, bukan disebabkan karena agamanya yang kurang baik.
(Al-Inshaaf, 12/206)

Berkata Yahya bin Yahya An-Naisaburi:
Suatu ketika aku berada di sisi Sufyan bin Uyainah, tiba-tiba ada seorang lelaki datang lalu berkata, "Wahai Abu Muhammad, aku mengeluhkan kepadamu perihal fulanah (isterinya). Saya orang yang paling hina dan rendah menurutnya." Maka Sufyan diam beberapa saat, lalu mengangkat kepalanya dan berkata, "Jangan-jangan engkau sangat berharap kepadanya sehingga menjadikannya semakin merasa tinggi?" Ia menjawab, "Benar demikian, wahai Abu Muhammad." Berkata Sufyan,
ﻣﻦ ﺫﻫﺐ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻌﺰ ﺍﺑﺘﻠﻲ ﺑﺎﻟﺬﻝ، ﻭﻣﻦ ﺫﻫﺐ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻤﺎﻝ ﺍﺑﺘﻠﻲ ﺑﺎﻟﻔﻘﺮ، ﻭﻣﻦ ﺫﻫﺐ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﻳﺠﻤﻊ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻪ ﺍﻟﻌﺰ ﻭﺍﻟﻤﺎﻝ ﻣﻊ ﺍﻟﺪﻳﻦ
“Siapa yang mencari kemuliaan (dengan nasab keturunan), maka dia akan ditimpa musibah kehinaan. Dan siapa yang mencari harta, maka dia akan ditimpa kemiskinan. Dan siapa yang mencari agama, maka Allah mengumpulkan untuknya kemuliaan, harta, sekaligus agama.”
Lalu Beliau mulai bercerita:
“Kami empat bersaudara; Muhammad, Imran, Ibrahim dan saya sendiri. Muhammad yang tertua di antara kami sedangkan Imran adalah yang bungsu, aku pertengahan di antara mereka. Tatkala Muhammad ingin menikah, dia ingin mencari wanita berketurunan bangsawan, maka diapun menikahi wanita yang lebih mulia nasab keturunannya dibanding dirinya, maka Allah menimpakan musibah kehinaan kepadanya. Adapun Imran menginginkan harta, maka dia menikahi wanita yang lebih kaya darinya, maka Allah menimpakan kemiskinan kepadanya, dimana keluarga wanita itu mengambil semua miliknya dan tidak menyisakan sama sekali untuknya. Akupun memperhatikan keadaan keduanya, lalu datanglah Ma’mar bin Rasyid kepada kami. Maka aku pun meminta pendapatnya sambil aku menceritakan kisah kedua saudaraku. Maka beliau mengingatkan aku hadits Yahya bin Ja’dah dan hadits Aisyah. Adapun hadits Yahya bin Ja’dah, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
ﺗﻨﻜﺢ ﺍﻟﻤﺮﺃﺓ ﻋﻠﻰ ﺃﺭﺑﻊ: ﺩﻳﻨﻬﺎ، ﻭﺣﺴﺒﻬﺎ، ﻭﻣﺎﻟﻬﺎ، ﻭﺟﻤﺎﻟﻬﺎ، ﻓﻌﻠﻴﻚ ﺑﺬﺍﺕ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺗﺮﺑﺖ ﻳﺪﺍﻙ
“Wanita dinikahi karena empat hal; agamanya, keturunannya, hartanya, dan kecantikannya. Pilihlah wanita yang memiliki agama, (jika tidak) maka celaka engkau.”
Dan hadits Aisyah, bahwa Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
ﺃﻋﻈﻢ ﺍﻟﻨﺴﺎﺀ ﺑﺮﻛﺔ ﺃﻳﺴﺮﻫﻦ ﻣﺆﻧﺔ
“Wanita yang paling banyak berkahnya adalah yang paling mudah maharnya.”
Maka aku pun memilih untuk diriku wanita yang memiliki agama dan mahar yang ringan sebagai wujud mengikuti sunnah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Maka Allah Ta’ala menganugerahkan kepadaku kemuliaan, harta sekaligus agama.”
(Tahdzibul Kamal Al-Hafizh Al-Mizzi)

###

Al-Ustadz Abu Ibrahim 'Abdullah bin Mudakir al-Jakarty

Selektif dalam memilih pendamping hidup adalah perkara yang SANGAT PENTING, karena hal ini menyangkut sebab bahagia dan  tidaknya seseorang dalam rumah tangganya, bahkan bagi dunia dan akhiratnya. Setidaknya ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika seseorang hendak menikahi seorang wanita, di antaranya :

1. Memilih wanita yang baik agama dan akhlaknya.

Kriteria memilih seorang wanita yang baik agama dan akhlaknya adalah sebuah kriteria yang sangat penting ketika seseorang hendak menikahi seorang wanita. Tentang hal ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
تنكح المرأة لأربع لمالها ولحسبها وجمالها ولدينها فاظفر بذات الدّين تربت يداك
“Wanita dinikahi karena empat perkara, karena hartanya, nasabnya, kecantikannya, dan karena agamanya dan pilihlah karena agamanya, niscaya kamu akan beruntung.”
(HR. Bukhari dari shahabat Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu)

Jika seseorang hendak menikahi seorang wanita maka pilihlah seorang wanita yang shalihah lagi baik akhlaknya, insya Allah dia akan bahagia. Yaitu seorang wanita yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, hanya beribadah kepada Allah semata dan tidak berbuat syirik (menyekutukan) kepada-Nya. Melaksanakan shalat lima waktu, shaum (puasa) pada bulan Ramadhan, memakai hijab syar’i, berbakti kepada orang tua, rajin menuntut ilmu dien (agama) dan wanita yang melakukan berbagai ketaatan lainnya. Seorang wanita yang memiliki rasa malu, penyabar, jujur, lembut dalam bertutur kata dan dari sifat-sifat mulia yang lainnya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : ” Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah.”
(HR. Muslim dari Abdullah Bin ‘Amr)

2. Memilih wanita yang cantik yang secara wajah dan fisik engkau menyukainya.

Tentu hal ini tanpa sikap berlebih-lebihan dan  juga bukan sikap meremehkan. Karena wanita yang yang cantik yang  secara wajah dan fisik engkau menyukainya akan menumbuhkan rasa cinta yang menjadi sebab harmonisnya rumah tanggamu. Maka dari itu dalam syari’at kita dianjurkan untuk menazhar (melihat) calon pendamping hidup kita. Kalau sesuai dengan kita maka kita melamarnya kalau tidak sesuai tidak mengapa untuk tidak melanjutkan pada proses selanjutnya. Hal ini bertujuan agar terealisasi tujuan seseorang ketika menikah. Seperti terjaga kesucian suami dan tujuan yang lainnya.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu ia berkata : “Aku pernah bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu datang seorang laki-laki memberitahukan bahwa ia hendak menikah dengan seorang wanita dari kalangan Anshar. Kemudian Rasulullah shallalllahu ‘alaihi wasallam bertanya : “Apakah engkau telah melihatnya ?” Ia, berkata : “Belum.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Pergi dan lihatlah, karena di mata orang Anshar itu ada sesuatu.”
(HR. Muslim)

Al Mughirah bin Syu’bah pernah meminang, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepadanya “ Lihatlah wanita tersebut (yang kau pinang –ed) sebab hal itu lebih dapat melanggengkan (cinta kasih) antara kalian berdua.”
(HR. At-Tirmidzi, an-Nasa’i dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani)

3. Memilih wanita al-Waduud (penyayang).

Di antara hal yang perlu diperhatikan ketika memilih pendamping hidup adalah memilih seorang wanita yang penyayang, karena kelak ia akan menjadi istrimu, akan menyayangimu ketika kamu dalam keadaan sehat atau dalam keadaan sakit. Ketika dalam keadaan lapang atau dalam keadaan sempit. Begitu juga akan menyayangi anak-anakmu kelak. Kalau engkau meremehkan hal ini, lalu memilih wanita yang sebaliknya yang kasar, judes lagi bengis maka kesengsaraan kelak yang engkau dapatkan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
تزوّجوا الودود الولود فإنّي مكاثر بكم
“Nikahilah wanita yang penyayang dan banyak anak. Karena sesungguhnya aku bangga dengan banyaknya kalian (sebagai umatku).”
(HR. an-Nasa`i, Abu Dawud dan dishahihkan syaikh al-Albani )

Di antara cara untuk mengetahui seseorang termasuk penyayang atau tidak, yaitu dengan melihat bagaimana mu’amalah kesehariannya dengan anak-anak atau dengan orang yang lebih kecil darinya.

4. Memilih wanita Al-Waluud (dari keturunan yang banyak anak).

Di antara tujuan seseorang menikah adalah ingin memperoleh keturunan, jika seseorang tidak berusaha memilih calon istri yang subur maka kelak ia akan mengalami kehampaan dalam rumah tangganya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
تزوّجوا الودود الولود فإنّي مكاثر بكم
“Nikahilah wanita yang penyayang dan banyak anak. Karena sesungguhnya aku bangga dengan banyaknya kalian (sebagai umatku).” (HR. an-Nasa`i, Abu Dawud dan dishahihkan syaikh al-Albani )

Secara sebab cara mengetahui wanita itu subur atau tidak, bisa dengan melihat saudara-saudara perempuannya yang sudah menikah, apakah saudara-saudaranya termasuk wanita yang subur (banyak anaknya) atau tidak.

5. Mengutamakan wanita yang masih gadis.

Banyak keutamaan ketika seseorang menikahi wanita yang masih gadis, di antaranya :

1. Seorang gadis biasanya akan memberikan kecintaannya secara penuh kepada laki-laki yang pertama kali hadir di kehidupannya, tidak membanding-bandingkannya dengan laki-laki lain.
2. Bisa lebih banyak bercanda dan bermain-main denganmu.
3. Lebih segar (manis) mulutnya.
4. Secara sebab bisa lebih mempunyai peluang untuk banyak anak.
5. Dan lebih rela terhadap pemberian yang sedikit.

Diriwayatkan dalam sebuah hadits bahwa Jabir Radhiyallahu ‘anhu mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan beliau bersabda :
تزوّجت؟
“Apakah kamu sudah menikah?”
Jabir menjawab :
نعم
“Iya.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya :
بكرا أم ثيبا
“Dengan gadis atau janda?”
Maka ia menjawab:
ثيب
“Janda.”
Rasullullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
أفلا جارية تلاعبها وتلاعبك
“Mengapa kamu tidak menikahi gadis, dimana engkau bisa bermain dengannya dan dia bisa bermain denganmu…”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam sebuah hadits Rasullullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
عليكم بالأبكار فإنّهنّ أعذب أفواها وأنتق أرحاما وأرضى باليسير
“Hendaklah kalian memilih gadis-gadis, karena mereka lebih segar (manis) mulutnya, lebih banyak anaknya, dan lebih rela dengan (pemberian) yang sedikit.”
(HR. Ibnu Majah dan dihasankan Syaikh al-Albani)

Hal ini bukan berarti tidak boleh menikahi janda. Berapa banyak orang yang menikah dengan janda dia mendapat kebahagian di dalam kehidupan rumah tangganya.

6. Memilih wanita dari keluarga yang baik-baik.

Diantara perkara yang perlu diperhatikan ketika seseorang hendak memilih seorang wanita untuk menjadi pendamping hidupnya, maka pilihlah seorang wanita dari keluarga dan keturunan yang baik-baik.

7. Wanita yang rajin dan cekatan mengurusi perkerjaan rumah.

Perkara yang  tidak bisa diremehkan ketika seseorang hendak mencari seorang istri adalah mencari seorang wanita yang rajin dan cekatan dalam mengurus rumah tangganya, karena kelak kalau sudah menikah inilah di antara tugas kesehariannya. Berbeda jika seseorang menikah dengan seorang wanita yang tidak pandai dan tidak terbiasa mengurus rumah, memasak dan mengerjakan pekerjaaan rumah lainnya. Hal ini sedikit banyak bisa mempengaruhi  keharmonisan rumah tangganya kelak.

Selesai

www.nikahmudayuk.wordpress.com

Ahlussunnah Jakut
Jum'at, 25 September 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar