Cari Blog Ini

Rabu, 05 November 2014

Tentang BERTAHMID MEMUJI ALLAH SESUDAH MAKAN DAN MINUM

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﻟَﻴَﺮْﺿَﻰ ﻋَﻦِ ﺍﻟْﻌَﺒْﺪِ ﺃَﻥْ ﻳَﺄْﻛُﻞَ ﺍْﻷَﻛْﻠَﺔَ ﻓَﻴَﺤْﻤَﺪَﻩُ ﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ ﺃَﻭْ ﻳَﺸْﺮَﺏَ ﺍﻟﺸُّﺮْﺑَﺔَ ﻓَﻴَﺤْﻤَﺪَﻩُ ﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ
“Sesungguhnya Allah betul-betul ridha terhadap seorang hamba yang memakan makanan kemudian memuji-Nya, dan yang meminum minuman lalu memuji-Nya.” (HR. Muslim)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
ﻣَﻦْ ﺃَﻛَﻞَ ﻃَﻌَﺎﻣًﺎﻓَﻘَﺎﻝَ “ ﺍﻟْﺤَﻤْﺪُﻟِﻠَّﻪِ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺃَﻃْﻌَﻤَﻨِﻲ ﻫَﺬَﺍ ﻭَﺭَﺯَﻗَﻨِﻴْﻪِ ﻣِﻦْ ﻏَﻴْﺮِ ﺣَﻮْﻝِ ﻣِﻨِّﻲ ﻭَﻻَ ﻗُﻮَّﺓٍ ” ﻏُﻔِﺮَ ﻟَﻪُ ﻣَﺎ ﺗَﻘَﺪَّﻡَ ﻣِﻦْ ﺫَﻧْﺒِﻪِ
“Barangsiapa memakan makanan dan dia mengatakan, Alhamdulillaahilladzii ath'amanii haadzaa warazaqaniihi min ghauri hauli minnii wa laa quwwah (Segala puji bagi Allah yang telah memberiku makan ini, dan memberiku rizki dengan tanpa ada daya dan kekuatan dariku), maka akan diampuni dosanya.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah. Shahih)

Dalam lafadz lain,
ﻣَﻦْ ﺃَﻛَﻞَ ﻃَﻌَﺎﻣًﺎ ﻓَﻘَﺎﻝَ: ﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠﻪِ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺃَﻃْﻌَﻤَﻨِﻲ ﻫَﺬَﺍ ﺍﻟﻄَّﻌَﺎﻡَ، ﻭَﺭَﺯَﻗَﻨِﻴْﻪِ ﻣِﻦْ ﻏَﻴْﺮِ ﺣَﻮْﻝٍ ﻣِﻨِّﻲ ﻭَﻻَ ﻗُﻮَّﺓٍ؛ ﻏُﻔِﺮَ ﻟَﻪُ ﻣَﺎ ﺗَﻘَﺪَّﻡَ ﻣِﻦْ ﺫَﻧْﺒِﻪِ
“Barangsiapa makan makanan, lalu mengucapkan, Alhamdulillaahilladzii ath'amanii haadzath-tha'aam, warazaqaniihi min ghauri haulin minnii wa laa quwwah (Segala puji bagi Allah yang telah memberikan makanan ini padaku dan merezekikannya untukku tanpa daya dan kekuatan dari diriku), akan diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Abu Dawud no. 4023, dihasankan oleh Al-Imam Al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud)

Abu Umamah radhiallahu anhu meriwayatkan bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam jika telah diangkat hidangan, beliau mengucapkan,
ﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠﻪِ ﺣَﻤْﺪًﺍ ﻛَﺜِﻴْﺮًﺍ ﻃَﻴِّﺒًﺎ ﻣُﺒَﺎﺭَﻛًﺎ ﻓِﻴْﻪِ ﻏَﻴْﺮَ ﻣَﻜْﻔِﻲٍّ ﻭَﻻَ ﻣُﻮَﺩَّﻉٍ ﻭَﻻَ ﻣُﺴْﺘَﻐْﻨًﻰ ﻋَﻨْﻪُ ﺭَﺑَّﻨَﺎ
Alhamdulillaahi hamdan katsiiran thayyiban mubaarakan fiihi ghaira makfiyyin wa laa muwadda'in wa laa mustaghnan anhu rabbanaa (Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, baik dan berkah pada- Nya. Dia tidak membutuhkan pemberian makanan dari makhluk- Nya (karena Dia yang memberikan makanan), tidak ditinggalkan dan tidak ada satu makhluk pun yang merasa tidak membutuhkan-Nya, wahai Rabb kami).” (HR. Al-Bukhari no. 5458)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar