Cari Blog Ini

Kamis, 18 Desember 2014

Tentang BERSUNGGUH-SUNGGUH DI DALAM BERIBADAH PADA SEPULUH HARI TERAKHIR BULAN RAMADAN

Pertanyaan kedelapan dari fatwa no. 2392:
Bagaimana cara menghidupkan Lailatul Qadar apakah dengan shalat atau membaca Al-Quran, membaca sejarah nabi, membaca nasihat-nasihat dan bimbingan serta mengadakan perayaan hal itu di masjid?

Jawaban:

Yang pertama: 
Dahulu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir di bulan ramadhan, yang tidak pernah bersungguh-sungguh pada waktu selainnya dengan melakukan shalat malam, membaca Al-Quran dan doa.
Al-Bukhary dan Muslim meriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu anha: Bahwasanya Nabi shallallahu alaihi wasallam dahulu jika memasuki sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, beliau menghidupkan malam-malamnya, membangunkan istri-istrinya dan mengencangkan sarungnya (menjauhi bergaul dengan istri-istrinya).
Dan dalam riwayat Ahmad dan Muslim: Adalah Nabi sangat bersungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir (ramadhan) yang tidak pernah bersungguh-sungguh pada selainnya.

Yang kedua:
Nabi shallallahu alaihi wasallam menganjurkan untuk menghidupkan lailatul qadar karena keimanan dan mengharap pahala. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: Barang siapa yang melakukan shalat malam pada lailatul qadar karena keimanan dan mengharap pahala, dia diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (HR jamaah selain Ibnu Majah)
Hadits ini menunjukkan atas disyariatkannya menghidupkan lailatul qadar dengan shalat malam.

Yang ketiga:
Di antara doa yang paling bagus yang dibaca pada lailatul qadar adalah doa yang Nabi ajarkan kepada Aisyah radhiyallahu anha. At-Tirmidzy meriwayatkan hadits dan beliau menshahihkannya dari Aisyah radhiyallahu anha, dia berkata: Aku bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana menurut anda, seandainya saya tahu, suatu malam itu adalah lailatul qadar, apa yang mesti saya baca padanya?
Beliau menjawab: Bacalah olehmu:
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
Ya Allah sesungguhnya Engkau itu Maha Pemaaf, dan mencintai sifat pemaaf, maka maafkanlah diriku.

Yang keempat:
Adapun mengkhususkan suatu malam dari ramadhan bahwasanya itu adalah lailatul qadar, maka ini butuh kepada dalil yang menentukan (kalau itu lailatul qadar) bukan malam lainnya. Akan tetapi malam-malam ganjil sepuluh terakhir itu lebih pantas dari selainnya. Dan malam ke-27 itu yang lebih pantas untuk lailatul qadar dari selainnya. Berdasarkan beberapa hadits yang menunjukkan apa yang telah kami sebutkan.

Yang kelima:
Dan adapun melakukan bidah maka ini tidak boleh, baik di bulan ramadhan ataupun di luar ramadhan. Telah tetap dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
Barang siapa yang mengada-ada dalam urusan kami ini suatu perkara yang bukan darinya maka hal itu tertolak.
Dalam riwayat lain: Barang siapa yang beramal suatu amalan yang tidak ada perintahnya dari kami, maka amalan tersebut tertolak.
Maka apa yang dilakukan pada sebagian malam ramadhan berupa perayaan maka kami tidak mengetahui kalau itu ada asalnya. Dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi shallallahu alaihi wasallam dan sejelek-jelek perkara adalah yang diada-adakan.

Wabillahit taufiq. Semoga shalawat dan salam terlimpah kepada Nabi kita Muhammad, keluarganya dan shahabatnya.

Dewan Tetap untuk Penelitian Ilmiyah dan Fatwa
Anggota: Abdullah bin Quud
Ketua: Abdulaziz bin Abdullah bin Baaz

Sumber: alifta .com

Alih Bahasa:
Ustadz Abu Hafs Umar al Atsary

forumsalafy .net

###

Asy Syaikh Shalih Fauzan bin Abdillah al Fauzan حفظه الله

Pertanyaan:
أرجو الإفادة عن فضائل العشر الأواخر من رمضان؟
Saya mengharap penjelasan tentang keutamaan sepuluh hari terakhir Ramadhan?

Jawaban:
فضائل العشر الأواخر عظيمة وذلك لأن النبي صلى الله عليه وسلم كان يجتهد فيها أكثر من اجتهاده في أول الشهر فكان عليه الصلاة والسلام يجتهد في التهجد في هذه الليالي أكثر من تهجده في أول الشهر. وكان عليه الصلاة والسلام يعتكف في العشر الأواخر من رمضان بمعنى أنه يمكث في المسجد لذكر الله وللعبادة ولا يخرج منه إلا لحاجة الإنسان طيلة العشر الأواخر مما يدل على مزيتها وفضيلتها. كذلك فإن أكثر ما يُرْجَى مُصَادفة ليلة القدر في هذه العشر الأواخر؛ لأن النَّبي صلى الله عليه وسلم أخبر أنها ترجى في العشر الأواخر خاصة فكان صلى الله عليه وسلم يجتهد في هذه العشر طلباً لليلة القدر
Keutamaan sepuluh hari terakhir Ramadhan sangatlah besar, dikarenakan Nabi shallallahu alaihi wasallam beliau sangat bersungguh-sungguh (di dalam beribadah) pada sepuluh hari terakhir Ramadhan, lebih dari kesungguhan beliau pada awal bulan Ramadhan.
Dan beliau alaihi sholaatu wasallam sangat bersungguh-sungguh di dalam shalat malam pada sepuluh malam terakhir Ramadhan, lebih dari kesungguhan beliau pada awal malam bulan Ramadhan.
Dan beliau shallallahu alaihi wasallam beritikaf pada sepuluh hari terakhir Ramadhan, yaitu beliau tinggal di dalam masjid untuk berdzikir kepada Allah dan beribadah. Beliau tidak keluar kecuali untuk sebuah kebutuhan yang mendesak selama sepuluh hari terakhir Ramadhan.
Ini semua menunjukkan keistimewaan dan keutamaan sepuluh hari terakhir Ramadhan.
Dan juga kemungkinan besar, di sepuluh hari terakhir Ramadan itulah diharapkan untuk didapatkannya malam lailatul qodr, dikarenakan Nabi shallallahu alaihi wasallam mengabarkan bahwa malam lailatul qodr bisa diharapkan di sepuluh malam terakhir Ramadhan secara khusus.
Maka beliau shallalahu alaihi wasallam sangatlah bersungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir Ramadhan ini dalam rangka mendapatkan malam lailatul qodr.

Sumber:
www .alfawzan .af .org .sa/node/14891

Alih bahasa: Syabab Forum Salafy

Forum Salafy Indonesia

###

Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin

Beliau rahimahullah berkata, "Di antara yang menunjukkan keutamaan 10 terakhir Ramadhan adalah bahwa Nabi dulu membangunkan keluarga beliau (isteri-isteri beliau) pada malam tersebut, untuk shalat dan dzikir, demi mendapatkan keuntungan besar pada malam-malam yang dibarakahi tersebut, yang sangat ditekankan untuk diisi dengan ibadah. Karena memang itu kesempatan dan ghanimah besar dalam umur bagi barangsiapa yang diberi taufiq oleh Allah 'Azza wa Jalla. Maka tidak sepantasnya bagi seorang yang berakal untuk terluput dari kesempatan yang sangat mahal ini, untuk dirinya dan keluarganya. Sementara, itu hanya beberapa malam saja. Namun, bisa jadi dalam waktu yang singkat itu, dia mendapatkan anugerah besar dari Rabb-nya Ta'ala, sehingga itu menjadi kebahagian untuknya di dunia dan di akhirat. Sehingga, suatu kerugian yang sangat besar dan berat, ternyata kamu lihat kebanyakan dari kaum muslimin menghabiskan waktu yang sangat mahal ini untuk hal-hal yang tidak bermanfaat bagi mereka." (Majmu' Fatawa wa Rasa'il 20/339)

Majmuah Manhajul Anbiya

Sumber: manhajul-anbiya .net

###

Asy Syaikh Shalih Fauzan bin Abdillah al Fauzan حفظه الله

Pertanyaan:
ما هو الدعاء الذي يستجاب في ليلة القدر وإذا الإنسان صادف هذه الليلة ما الدعاء المشروع؟
Apa doa yang mustajab dan disyariatkan ketika seseorang menghadapi malam lailatul qodr?

Jawaban:
سألت عائشة رضي الله عنها رسول الله صلى الله عليه وسلم، إذا أدركت ليلة القدر ما ذا تقول قال قولي (اللهم انك عفو تحب العفو فاعفو عني)، ويكرر هذا الدعاء وما تيسر معهُ من الأدعية الصالحة والأدعية كثير والحمد لله، الأدعية القرآنية والأدعية النبوية أو ما يسر الله لهُ من الدعاء الموافق من الكتاب والسنة
Aisyah radiyallahu anha pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam: Jika saya menjumpai malam lailatul qadr doa apa yang harus saya ucapkan?
Beliau menjawab: Ucapkanlah Allohumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwaa fa'fu'anni
Dan hendaknya dia mengulang-ulang doa ini dan juga berdoa dengan doa-doa yang mudah baginya dari doa-doa yang baik, dan alhamdulillah doa-doa (yang baik) itu sangat banyak baik doa yang bersumber dari Al Quran atau dari hadits Nabi shallallahu alaihi wasallam atau doa yang sesuai dengan al Kitab dan Sunnah.

Sumber:
www .alfawzan .af .org .sa/print/15614

Alih bahasa: Syabab Forum Salafy

Forum Salafy Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar